Bab 7

PENENTUAN HARGA
PELAYANAN SEKTOR
PUBLIK
Kelompok 7
Arfah Habib Saragih 1809000039
Haikal Firmansah 437093
Kharisa Rachmi K. 437096
 PENDAHULUAN
PEMBERIAN PELAYANAN PUBLIK
DIBIAYAI MELALUI DUA SUMBER YAITU :

1. PAJAK
SETIAP WAJIB PAJAK
HARUS MEMBAYAR TANPA 2. PEMBEBANAN
MEMPERDULIKAN APAKAH LANGSUNG KEPADA
YANG BERSANGKUTAN MASYARAKAT (CHARGING
MENIKMATI SECARA FOR SERVICE)
LANGSUNG JASA PUBLIK
TERSEBUT SECARA
LANGSUNG.
 A. PELAYANAN PUBLIK YANG DAPAT
DIJUAL
BEBERAPA PELAYANAN PUBLIK YANG DAPAT DIBEBANKAN TARIF
PELAYANAN MISALNYA :

1. PENYEDIAAN AIR BERSIH. 7. PENDIDIKAN.

2. TRANSPORTASI PUBLIK. 8. JALAN TOL.
3. JASA POS DAN 9. IRIGASI.
TELEKOMUNIKASI. 10. JASA PEMADAM KEBAKARAN.
4. ENERGI DAN LISTRIK. 11. PELAYANAN KESEHATAN.
12. PENGOLAHAN SAMPAH/LIMBAH
5. PERUMAHAN RAKYAT.
6. FASILITAS REKREASI.
PEMBEBANAN TARIF PELAYANAN PUBLIK KEPADA KONSUMEN
DAPAT DIBENARKAN KARENA BEBERAPA ALASAN, YAITU :

1. ADANYA BARANG PRIVAT DAN BARANG PUBLIK

TERDAPAT 3 (TIGA) JENIS BARANG YANG MENJADI KEBUTUHAN MASYARAKAT, YAITU :
• BARANG PRIVAT
BARANG-BARANG KEBUTUHAN MASYARAKAT YANG MANFAAT BARANG ATAU JASA TERSEBUT
HANYA DINIKMATI SECARA INDIVIDUAL OLEH YANG MEMBELINYA, SEDANGKAN YANG TIDAK
MENGKONSUMSI TIDAK DAPAT MENIKMATI BARANG/JASA TERSEBUT.
CONTOH : MAKANAN, LISTRIK, TELEPON DSB.
• BARANG PUBLIK
BARANG-BARANG KEBUTUHAN MASYARAKAT YANG MANFAAT BARANG ATAU JASA DINIKMATI
OLEH SELURUH MASYARAKAT SECARA BERSAMA-SAMA.
CONTOH : PERTAHANAN NASIONAL, PENGENDALIAN PENYAKIT DSB.
• CAMPURAN ANTARA BARANG PRIVAT DAN BARANG PUBLIK
BARANG-BARANG KEBUTUHAN MASYARAKAT YANG MERUPAKAN CAMPURAN ANTARA BARANG
PRIVAT DAN BARANG PUBLIK.
CONTOH : PENDIDIKAN, PELAYANAN KESEHATAN DSB.
PADA TATARAN PRAKTEK, TERDAPAT KESULITAN DALAM MEMBEDAKAN
ANTARA BARANG PRIVAT DENGAN BARANG PUBLIK TERSEBUT ANTARA
LAIN:

1. BATASAN ANTARA BARANG PUBLIK DAN BARANG PRIVAT SULIT

UNTUK DITENTUKAN.
CONTOH : TRANSPORTASI DAN PERUMAHAN.
2. TERDAPAT BARANG DAN JASA YANG MERUPAKAN BARANG/JASA
PUBLIK, TAPI DALAM PENGGUNAANNYA (KONSUMSINYA) TIDAK DAPAT
DIHINDARI KETERLIBATAN BEBERAPA ELEMEN PEMBEBANAN
LANGSUNG.
CONTOH : BIAYA PELAYANAN MEDIS, TARIF OBAT-OBATAN DSB.
3. TERDAPAT KECENDERUNGAN MEMBEBANKAN TARIF PELAYANAN
DARI PADA MEMBEBANKAN PAJAK KARENA PEMBEBANAN TARIF LEBIH
MUDAH PENGUMPULANNYA.
4. PELAYANAN PUBLIK YANG TIDAK HARUS DILAKUKAN OLEH
PEMERINTAH NAMUN DAPAT DITANGANI OLEH SWASTA.
JIKA MANFAAT DIRASAKAN SECARA PERSEORANGAN MAKA
UNTUK MEMPEROLEH MASYARAKAT BIASANYA DIBEBANI DENGAN
TARIF.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYEDIAAN

PELAYANAN PUBLIK ADALAH :
a. IDENTIFIKASI BARANG/JASA YANG MENJADI KEBUTUHAN
MASYARAKAT. (TERMASUK BARANG PUBLIK ATAU PRIVAT).
b. PIHAK YANG LEBIH KOMPETEN (LEBIH EFISIEN) UNTUK
MENYEDIAKAN KEBUTUHAN PUBLIK TERSEBUT (PEMERINTAH
ATAU SWASTA).
c. KEMAMPUAN PENYEDIAAN PELAYANAN PUBLIK TERTENTU
KEPADA SEKTOR SWASTA DAN SEKTOR KETIGA.
d. PELAYANAN PUBLIK YANG TIDAK HARUS DILAKUKAN OLEH
PEMERINTAH NAMUN DAPAT DITANGANI OLEH SWASTA.
 HUBUNGAN SEKTOR PUBLIK,
SEKTOR SWASTA & SEKTOR KETIGA

UNIT
UNIT BISNIS
BISNIS UNIT-UNIT
UNIT-UNIT
PEMERINTAH PEMERINTAH
PEMERINTAH PELAYANAN
PELAYANAN
PEMERINTAH
(BUMN/BUMD)
(BUMN/BUMD) PEMERINTAH
PEMERINTAH

PELAYANAN
PELAYANAN
PUBLIK
PUBLIK

NONPEMERINTAH
NONPEMERINTAH ::
SWASTA,
SWASTA, VOLUNTARY,
VOLUNTARY, LSM
LSM
GABUNGAN
GABUNGAN (KONTRAK & KERJA SAMA)
(KONTRAK & KERJA SAMA)
2. EFISIENSI EKONOMI
KETIKA SETIAP INDIVIDU BEBAS MENENTUKAN BANYAKNYA
BARANG DAN JASA YANG MEREKA INGIN KONSUMSI ,
MEKANISME HARGA MEMILIKI PERAN PENTING DALAM
MENGALOKASIKAN SUMBER DAYA MELALUI :
a. PENDISTRIBUSIAN PERMINTAAN, PIHAK YANG MENDAPATKAN
MANFAAT PALING BANYAK HARUS MEMBAYAR LEBIH BANYAK
PULA.
b. PEMBERIAN INSENTIF UNTUK MENGHINDARI PEMBOROSAN.
c. PEMBERIAN INSENTIF PADA SUPLIER BERKAITAN DENGAN
SKALA PRODUKSI.
d. PENYEDIAAN SUMBER DAYA PADASUPPLIER UNTUK
MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN PERSEDIAAN JASA
(SUPPLY OF SERVISE)
3. PRINSIP KEUNTUNGAN.

 Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang,

pembebanan langsung kepada mereka yang menerima
jasa tersebut dianggap “wajar” bila didasarkan prinsip
bahwa yang tidak menikmati manfaat tidak perlu
membayar. Jadi pembebanan hanya dikenakan kepada
mereka yang diuntungkan dengan pelayanan tersebut.
 Pemerintah tidak boleh melakukan maksimasi
keuntungan, bahkan lebih baik menetapkan harga
dibawah full cost, memberikan subsidi atau
memberikannya secara gratis.
 Fee adalah biaya atas perijinan atau lisensi yang
diberikan pemerintah
B. ARGUMEN TERHADAP PEMBEBANAN TARIF
PELAYANAN
Alasan Pembebanan Tarif
Pelayanan
Tidak semua orang menikmati layanan

Pelayanan membutuhkan sumber daya yang mahal atau langka

Adanya variasi kebutuhan dari masing-masing individu

Suatu pelayanan digunakan untuk operasi komersial

Untuk mengetahui arah permintaan publik jika pelayanan tidak dapat

ditentukan secara tegas
B. ARGUMEN TERHADAP PEMBEBANAN TARIF
PELAYANAN
Argumen yang Menentang Pembebanan
Tarif Pelayanan
Terdapat kesulitan
administrasi dalam
menghitung biaya
pelayanan

Yang miskin tidak

mampu membayar

Adanya eksternalitas,
merit good dan
persyaratan legal
 C. PRINSIP DAN PRAKTIK PEMBEBANAN
• Identifikasi barang privat dan barang public sulit dilakukan
sehingga sulit pula menentukan tarif pembebanan
pelayanan.
• Kesalahan dalam menetapkan tarif pelayanan public
menyebebkan deficit anggaran.
• Dalam praktiknya, pelayanan yang gratis secara nominal
cenderung memiliki kualitas yang rendah.
D. Kegunaan Pembebanan dalam
Praktik
Sumber penerimaan pemerintah:
1. Perpajakan
2. Charging for services
3. Laba BUMN/BUMD
4. Penjualan aset milik pemerintah
5. Utang
E. Penetapan Harga Pelayanan:
Berapa harga yang harus dibebankan
Adanya kesulitan dalam menghitung biaya total:
- berapa full cost,
- jumlah barang yang dikonsumsi,
- perhitungan kemampuan masyarakat,
- biaya lainnya

Penggunaan marginal cost pricing sebaiknya memperhitungkan:

- variable operating cost,
- semi variable overhead cost,
- replacement cost,
- additional/incremental cost
F. Permasalahan Marginal Cost Pricing
- Sulit memperhitungkan dengan tepat marginal cost
- Sulitnya penentuan apakah jangka pendek atau
panjang
- Marginal Cost Pricing bukan berarti full cost recovery
- Konsep kewajaran
- Eksternalitas konsumsi
- Pertimbangan ekuitas
G. Kompleksitas Strategi Harga
Mencakup:
- Two part tariffs
- Peak load tariffs
- Price discrimination
- Full cost recovery
- Price over marginal cost
H. Taksiran Biaya
Pertimbangan:
- Opportunity cost
- Opportunity cost of capital
- Accounting price for input
- Pooling
- Inflation allowance
Article :
Macro-, Meso- and Microeconomic Considerations in the
Delivery of Social Services
 Article :
Macro-, Meso- and Microeconomic Considerations in the
Delivery of Social Services
• Objective • Background
 In the wake of public service  Except for the health
liberalisation in many sector, there is a lack of
Organisation for Economic Co-
operation and Development consistent research on
(OECD) countries, economic the interrelationships
interventions into the purpose between the standard
and implementation of social economics toolkit and
policies have gained a lot of
interest in recent years. The
the delivery of public
prime aim of this paper is to services. Yet the two are
describe the nature of these profoundly intertwined.
interventions. The paper The paper helps
examines the reasons for distinguish these
pursuing elusive efficiency
objectives in the conduct of relationships by putting
together elements of
Article :
Macro-, Meso- and Microeconomic Considerations in the
Delivery of Social Services
• Relevant Theory • Research Method
As soon as services are contracted out, The paper breaks the analysis of public
much of the relationships between policy down to three layers of economic
government agencies and service interventions: macroeconomics (allocative
providers fall into the classic problem efficiency, intervention rationales and
known as the principal-agent model. In this macroeconomic environment),
model, a principal (the purchaser) mesoeconomics (economics of delivery in
contracts an agent (the provider) to “social industries”) and microeconomics
conduct some duties on his/her behalf. The (agent behaviour, contracting, pricing and
agent being closer to the activity evaluation). Each level of economic
performed quickly acquires an intervention is illustrated with examples,
informational advantage over the mainly taken from Australian public policy
principal. For instance, employment and mainstream social economic research
agencies will know a lot more about the
adequacy of a job
placement and the likelihood of long-term
success than the government funding
agency.
Article :
Macro-, Meso- and Microeconomic Considerations in the
Delivery of Social Services
Results Conclusions

The quest to price public services:
- Nominal or decreed pricing
- Setting the price by CCT
- Setting the price by non-market
approximations
The main objective of this research
was to isolate the main strands of
economic theory that are of relevance
to the delivery of social services in the
public sector.

Cost-benefit analysis and services In doing so we stressed the

valuation:
- Cost-feasibility analysis (CFA)
- Cost-effectiveness analysis
- Cost-utility analysis
- Shadow pricing
importance of incorporating
economic considerations into the
design and delivery of
government services, isolating the
macro-, meso- and microeconomic
factors that are of most relevance
to service delivery.
TERIMAKASIH