WWW.MPKP.FEB.UI.AC.ID
OPTIMAL PUBLIC GOODS
OPTIMAL FISCAL FEDERALISM
C. No Externalities/Spillover
Model Tiebout mengasumsikan bahwa penyediaan public goods hanya memberikan dampak pada kota yang
menyediakan barang tersebut dan tidak meluas pada kota lainnya.
JIka terjadi eksternalitas/spillover, maka ada kemungkinkan penyediaan publics good oleh pemerintahan yang
lebih tinggi atau hibah yang memsubsidi pembelian lokal.
Pada Model Tiebout, suatu kota memutuskan untuk menyediakan public goods atau tidak didasarkan atas
preferensi masyarakat di kota tersebut dan tidak mempertimbangkan preferensi masyarakat di kota lain. Sehingga
ketika ada penduduk kota lain yang menikmati public goods di kota tersebut, maka hal tersebut menunjukkan
adanya free rider.
Pada kenyataannya, banyak public goods yang memiliki eksternalitas/spillover.
C. EVIDENCE ON THE TIEBOUT MODEL (1/2)
Resident Similarity Across Areas
Tiebout model --> masyarakat yang tinggal di sebuah komunitas lokal, memiliki preferensi yang mirip/sama
mengenai barang publik.
Berdasarkan hasil tes, implikasi dari Tiebout model adalah ketika masyarakat yang memiliki lebih banyak pilihan
lingkungan tempat tinggal/komunitas (misalnya masyarakat commuter), preferensi terhadap penyediaan barang
publik relatif mirip/sama dibandingkan dengan masyarakat yang hidup di lingkungan dimana mereka tidak memiliki
banyak pilihan lingkungan tempat tinggal.
Supportive evidence dari Gramlich and Rubinfeld (1982): Michigan households on their demand for public goods.
Di kawasan metropolitan, dimana masyarakat memiliki pilihan lingkungan/komunitas tempat tinggal yang
beragam, preferensi barang publik relatif lebih mirip diantara penduduk di kota tersebut dibandingkan
dengan penduduk di kawasan kecil (bukan metropolitan) dimana masyarakatnya tidak punya pilihan lingkungan
tempat tinggal mereka.
Di kawasan perkotaan, penduduk jauh lebih puas dengan pengeluaran yang mereka keluarkan untuk
barang publik, dibandingkan dengan penduduk di non-perkotaan.
Bergstrom et al. (1986): estimasi mengenai permintaan barang publik di Michigan suburbs --> penyediaan barang
publik lokal di suburban Michigan ternyata efisien, dimana marginal cost sama dengan jumlah marginal rates
of substitution dari penduduk yang ada di suburban tersebut.
C. EVIDENCE ON THE TIEBOUT MODEL (2/2)
Capitalization of Fiscal Differences into House Prices
Penentuan tempat tinggal bagi sebagian besar individu tidak ditentukan oleh tingkat penyediaan barang
publik. Bahkan sebagian besar penduduk tidak mengetahui mekanisme pajak dan pengeluaran yang
dibutuhkan untuk penyediaan barang publik.
Dalam mekanisme Tiebout, masyarakat bukan hanya memberikan suara (vote), namun juga mereka memilih
sesuai dompet mereka dalam bentuk harga rumah.
Tiebout model memprediksi bahwa setiap daya tarik fiskal sebuah kota akan dikapitalisasi ke dalam harga
rumah. Harga rumah mencerminkan biaya (termasuk pajak properti) dan benefit (termasuk ketersediaan
barang publik) untuk tinggal di rumah tersebut.
Oleh karena itu, kota dengan level penyediaan barang publik yang tinggi (dibandingkan dengan pajak yang
harus dibayar), akan memiliki perumahan yang lebih mahal.
Sebaliknya, kota dengan pajak properti yang tinggi (jika dibandingkan dengan ketersediaan barang publik),
akan memiliki perumahan yang lebih murah.
Masyarakat akan membayar lebih untuk rumah di kota yang penyediaan barang publiknya efisien
(efisien --> pajak yang dibayarkan sebanding dengan public goods yang diterima/bisa diakses).
D. OPTIMAL FISCAL FEDERALISM
Federalisme fiskal yang optimal, yang ditentukan oleh model Tiebout, memiliki implikasi normatif terhadap
desain penyediaan barang publik di berbagai tingkatan pemerintahan. Model ini menyiratkan bahwa
penyediaan barang publik di tingkatan pemerintah mana yang seharusnya melaksanakan ditentukan oleh tiga
faktor.
Pertama, keterkaitan antara pajak dan manfaat, dimana barang dengan hubungan manfaat pajak yang kuat,
seperti jalan lokal, harus disediakan di tingkat lokal. Barang dengan hubungan manfaat pajak yang lebih
lemah, seperti pembayaran kesejahteraan untuk penduduk berpenghasilan rendah, harus disediakan di
tingkat negara bagian atau federal.
Faktor kedua adalah tingkat eksternalitas positif dari barang publik, di mana pemerintah di tingkat yang lebih
tinggi dapat mendorong penyediaan barang publik yang memiliki efek limpahan (spillover) yang besar.
Faktor ketiga adalah skala ekonomi dari barang publik, dimana barang publik yang memiliki skala ekonomi
besar (seperti pertahanan) harus disediakan di tingkat yang lebih tinggi untuk efisiensi yang lebih baik.
E. TIEBOAT MODEL IN INDONESIA AND TIEBOAT
MODEL PRACTICE IN SEVERAL COUNTRIES
Dalam konteks Tiebout Model, otonomi daerah memberikan insentif kepada
pemerintah daerah untuk mengoptimalkan alokasi pengeluaran sesuai dengan
preferensi lokal. Peningkatan proporsi pengeluaran daerah menunjukkan
respons terhadap kebutuhan dan preferensi masyarakat di masing-masing
daerah. Adanya pergeseran ini mencerminkan upaya pemerintah daerah dalam
mencapai efisiensi dan responsivitas lokal, sesuai dengan prinsip-prinsip Tiebout.
Meskipun pemerintah pusat masih memegang peran signifikan, peningkatan
proporsi pengeluaran daerah mencerminkan penerapan konsep desentralisasi
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara lokal.