Oleh
M. Rizky Pratama Putra Kusuma
NIT :
72011930024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
Rahman-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini
dalam rangka memnuhi salah satu syarat untuk memenuhi tugas sebelum wisuda
pada bidang prodi Non Diploma Penerbang Sayap Tetap di Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi. Saya menyadari bahwa, tanpa bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa belum terbang sampai menyusun makalah ini, tidaklah mudah
bagi saya untuk menyusun makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada:
2. Capt. Arya Yuda Prawira, selaku Chief Operation Pesawat Sayap Tetap API
Banyuwangi.
3. Capt. Biyan Barlian, selaku Chief Intructor Single Engine Jurusan Pesawat
Sayap Tetap API Banyuwangi.
4. Capt. Imam Fadila E.J selaku Chief Instructor Multi Engine Jurusan Pesawat
Sayap Tetap API Banyuwangi.
5. Capt. Demmy Setyo Wiyono H.K, selaku Quality Control Akademi Penerbang
Indonesia Banyuwangi.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
makalah ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
UCAPAN TERIMAKASIH....................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................6
1.3 Tujuan penelitian............................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................7
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................7
2.1 Pengertian vulkanisir pada pesawat terbang..................................................7
2.2 Dampak keamanan vulkanisir/retreading pada pesawat terbang................16
2.3 Standar khusus untuk MRO/Industri yang bisa melakukan vulkanisir pada
pesawat terbang......................................................................................................18
2.4 Data seberapa efisien penggunaan vulkanisir pada pesawat terbang...........20
2.5 Apakah dengan sistem vulkanisir/retread pada pesawat terbang akan
membangun para industri vulkanisir diIndonesia?...................................................22
2.6 Bagaimana proses repair?............................................................................23
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................32
3.1 Kesimpulan...................................................................................................32
3.2 Saran............................................................................................................32
Daftar Pustaka........................................................................................................33
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmatNya, akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Lembar ini ditujukan
bagi semua pihak, mulai dai keluarga sampai sahabat, yang telah mendukung dan
membantu saya selama proses pembuatan skripsi ini.
1. Special thanks to my family, Mama & Papa yang tidak pernah lelah untuk
mendukung, membimbing, serta mendoakan saya kapanpun dan dimanapun.
2. Special thanks to Elva Restiana yang selalu mendukung dan menghibur saya
saat jenuh dengan makalah. Semoga moment ini menjadi titik awal kebangkitan
untuk mencapai kesuksesan abadi. Aamiin ya Robbal alamin.
3. , Special thanks to Jonathan, Al, Irvan. Semua penghuni kamar 207 yang selalu
ada mendengarkan segala curhatan saya, yang rela menemani dan menghibur saat
saya mentok dengan makalah ini. Terimakasih banyak.
4. Sahabat-sahabat batch 20 dan 21 terimakasih banget udah mau menghabiskan
kegilaannya sama-sama. Pengalaman satu atap bersama kalian ga akan pernah
terlupakan. Thanks for you guys.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
kalian yang telah membantu dan mendoakan saya dalam menyelesaikan makalah
ini. Terimakasih banyak buat semuanya dan mohon maaf apabila ada nama-nama
yang belum tersebut. Semoga kita semua menjadi orang sukses dan berguna
dimanapun kapapun. Aamiin
iv
ABSTRAK
setelah dipakai sekian take off dan landing, Vulkanisir ban pesawat dapat
dilakukan antara 3-5 kali tergantung pada tingkat keausan lapisan ban. Jumlah
total pesawat yang beroperasi di Indonesia adalah 1259 menurut data dari
DKPPU, dan data dari INACA 'Indonesia Aviation Outlook 2017' jumlah pesawat
berbadan lebar sebanyak 36 dan Narrow Body adalah 414. Dari data tersebut, ban
dengan populasi terbesar dan ukuran yang sama adalah pesawat ban B737-
800/900/ER dan A320-200/300 dengan jumlah ban pada Nose Landing Gear/NLG
adalah 806 EA dan di Main Landing Gear/MLG adalah 1612 EA. Informasi yang
tersedia menyatakan bahwa kebutuhan untuk vulkanisir ban untuk semua pesawat
Jet di Indonesia sekitar USD 13 juta per tahun. Sekitar 80% atau sekitar USD 10,4
juta per tahun dihabiskan untuk vulkanisir ban pesawat untuk B737-800/900/ER
dan A320-200/300. Angka ini merupakan peluang besar bagi MRO Indonesia
Namun, MRO (Maintenance Repair & Overhaul) Indonesia tidak bisa mengambil
kesempatan ini karena masih belum memiliki kemampuan vulkanisir pesawat ban.
Untuk itu penulis melakukan analisis kelayakan untuk pembangunan ban pesawat
(Return On Investment) 29,6% dan PBP (Pay Back Period) 4,8 tahun.
v
Manufacturer/OEM, mencari mitra strategis, meminta dukungan dari Pemerintah
vi
BAB I PENDAHULUAN
1
menaikan efisiensi bahan bakar yang lebih baik dan cengkeraman basah, oil
melunakan karet, antioxidant penghambat oksidasi karet, sulphur memberikan
karet elastisitas yang lebih besar dan vulcanization accelerator membantu
membangun ikatan silang antara karet dan belerang. Polyester digunakan sebagai
bahan body ply pada ban penumpang, Rayon digunakan sebagai bahan ply body
pada ban penumpang, Baja digunakan sebagai bahan dari beads dan beltsbaja di
ban penumpang. Ban vulkanisir dapat dikategorikan menjadi vulaknisir panas dan
vulkanisir dingin. Keduanya dibedakan berdasarkan berdasarkan porses
pembuatannya. Lebih lanjut porses pembuatan ban vulkanisir panas,
1. Ban tiba di bengkel, dibersihkan dengan air sehingga kotoran, debu, dan
lumpur harus dihilangkan secara efektif,
2. Ban dibiarkan beberapa saat agar kering atau kering dapat digunakan
untuk tujuan ini,
3. Pemeriksaan awal dilakukan untuk memverifikasi bahwa casing dapat
diterima untuk proses vulkanisir atau tidak. Ini benar-benar memeriksa
dalam dan luar dan ditandai dengan krayon berwarna kuning,
4. Penggosok: - Tujuan utama penggosok adalah mempersiapkan permukaan
ban yang aus untuk menerima vulkanisir. Desain tapak asli dan beberapa
tapak bawah juga dilepas untuk memberikan casing dengan dimensi dan
tekstur permukaan yang diperlukan. Dengan kata lain itu meningkatkan
koefisien gesekan permukaan ban yang belum dibaca sehingga dapat
memegang dengan kuat bantal dan sol tapak baru,
5. Ban terus berputar dan kedalaman sikat lukis dalam pelarut karet
vulkanisasi ditempatkan di atas permukaan ban. Dengan cara ini menyebar
secara seragam. Ambil lagi pelarut jika diperlukan. Setelah penerapan
pelarut yang cukup, strip bantalan diperbaiki dan ban diputar perlahan
sehingga lingkar ban tertutup dan kompon tapak tidak diawetkan
diekstrusi atau diaplikasikan sebagai strip.
6. Ban ditempatkan di cetakan dan tekanan udara dipertahankan sehingga
memperluas bahan tidak diawetkan mengambil posisi suhu cetakan 150. C
tapak dan setelah beberapa waktu cetakan dibuka dan ban diambil dari
cetakan. Cetakan ini digunakan dalam pembuatan ban baru. Untuk setiap
2
ukuran ban diperlukan cetakan baru sehingga merupakan proses yang
mahal dan hampirusang.
1. Ban tiba di bengkel, dibersihkan dengan air sehingga kotoran, debu, dan
lumpur harus dihilangkan secara efektif,
2. Ban dibiarkan beberapa saat agar kering atau kering dapat digunakan
untuk tujuan ini,
3. Pemeriksaan awal dilakukan untuk memverifikasi bahwa casing dapat
diterima untuk proses vulkanisir atau tidak. Ini benar-benar memeriksa
dalam dan luar dan ditandai dengan krayon berwarna kuning,
4. Penggosok: - Tujuan utama penggosok adalah untuk mempersiapkan
permukaan tapak ban yang aus untuk menerima vulkanisir. Desain tapak
asli dan beberapa tapak bawah juga dihilangkan untuk memberikan casing
dengan dimensi dan tekstur permukaan yang diperlukan. Dengan kata lain
itu meningkatkan coefisien gesekan permukaan ban yang belum dibaca
sehingga dapat memegang dengan kuat bantal dan sol tapak baru,
5. Ban terus berputar dan kedalaman sikat lukis dalam pelarut karet
vulkanisasi ditempatkan di atas permukaan ban. Dengan cara ini menyebar
secara seragam. Ambil lagi pelarut jika diperlukan. Setelah pengaplikasian
pelaru secukupnya, strip bantalan diperbaiki dan ban diputar perlahan
sehingga lingkar ban tertutup dan senyawa tapak yang tidak diawetkan
diekstrusi atau diaplikasikan sebagai strip dengan panjang yang cukup
langsung ke casing,
6. Sekarang ban diturunkan dari mesin dan digantung di gantungan. Sampul
ban di bawah penutup sehingga dalam proses pra-cetak bantal yang tidak
diawetkan harus divulkanisir sementara tapakpracetakan harus dijaga
posisinya. Ban dari gantungan digerakkan oleh kerekan dan rantai dan
ditempatkan pada posisi tetap di Autoclavehorizontal (Autoclave adalah
jenis tungku). Ujung nozzle tekanan udara terhubung ke tekanan udara
amplop dipertahankan dan tutup tungku ditutup. Sebuah tombol ditekan.
Suhu 99oC dipertahankan selama 3-4 jam. Tindakan ini menciptakan aksi
rekatan atara lapisan, bantalan bantal dan sol tapak yang divulkanisir.
3
Setelah 4 jam, pasokan listrik dimatikan dan biarkan dingin di tungku
selama 1 hingga 2 jam. Ban dilepas dari tungku dan dibiarkan dingin
sampai operator dapat melepaskan sampul,
7. Pemeriksaan akhir: - Untuk memastikan bahwa semua cacat yang
ditemukan sebelum proses telah dihilangkan atau tidak. Jika ban lolos dari
pemeriksaan akhir, maka ban tersebut disimpan di gudang untuk keperluan
persediaan.
Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting
dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan
ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta
memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan
percepatan dan mempermudah pergerakan. Sebagian besar ban yang ada sekarang,
terutama yang digunakan untuk kendaraan bermotor, diproduksi dari karet
sintetik, walaupun dapat juga digunakan dari bahan lain seperti baja. Ban pesawat
terbang dirancang secara khusus untuk mampu menahan beban yang berat,
memberikan rasa nyaman pada penumpang, dan bertahan ketika pesawat bergerak
di landasan dengan kecepatan yang cukup tinggi.
4
Gambar 1.2 Proses Vulkanisir
Sebenarnya, ukuran ban pesawat terbang hampir sama dengan ukuran ban
mobil. Memang ukuran ini tampak kecil bila dibandingkan dengan ukuran
pesawat. Mengapa dipilih ban kecil, sebab ban dengan ukuran yang terlalu besar
menyulitkan ban tersebut menahan torsi berat pesawat. Ban pesawat bukan ban
yang padat. Di dalamnya ada gas/udara dengan tekanan yang cukup besar,
sekitar enam kali lebih besar dari tekanan ban mobil penumpang. Tekanan
sebesar ini dibutuhkan untuk menahan berat pesawat yang besar. Kelenturan
atau deflection (perbedaan tinggi ban sebelum dan sesudah dipasang) ban
pesawat sekitar 2 – 3 kali lebih besar dari ban mobil.
Kelenturan yang tinggi ini membuat penumpang pesawat lebih nyaman
ketika pesawat hendak mendarat. Ban pesawat juga diharapkan mampu bertahan
ketika pesawat bergerak dengan kecepatan sekitar 340 km/jam atau sekitar dua
kali kecepatan maksimum mobil. Jadi, jangan lihat kecilnya, tapi lihat
kemapuannya.
5
Ban pesawat terbang dirancang secara khusus untuk mampu menahan
beban yang berat, memberikan rasa nyaman pada penumpang,dan bertahan
ketika pesawat bergerak di landasan dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Sebenarnya ukuran ban pesawat terbang hampir sama dengan ukuran ban mobil.
Memang ukuran ini tampak kecil bila dibandingkan dengan ukuran pesawat.
Mengapa dipilih ban kecil, sebab ban dengan ukuran yang terlalu besar
menyulitkan ban tersebut menahan torsi berat pesawat. Ban pesawat bukan ban
yang padat. Di dalamnya ada gas/udara dengan tekanan yang cukup besar,
sekitar enam kali lebih besar dari tekanan ban mobil penumpang. Tekanan
sebesar ini dibutuhkan untuk menahan berat pesawat yang besar. Kelenturan
atau deflection (perbedaan tinggi ban sebelum dan sesudah dipasang) ban
pesawat sekitar 2-3 kali
lebih besar dari ban mobil. Kelenturan yang tinggi ini membuat penumpang
pesawat lebih nyaman ketika pesawat mendarat. Ban pesawat juga diharapkan
mampubertahan ketika pesawat bergerak dengan kecepatan sekitar 340 km/jam
atau sekitar dua kali kecepatan maksimum mobil.
6
1.3 Tujuan penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat
digunakan oleh akademi pendidikan penerbangan untuk senantiasa
meningkatkan kualitas pengetahuan.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk
penelitian berikutnya dan menambah teori-teori baru untuk
penelitian yang sejenis.
BAB 2 PEMBAHASAN
Vulkanisir ban
Istilah vulkanisir mengacu pada metode rekontruksi ban yang aus dengan
memperbarui area tapak atau dengan memperbaharui area tapak ditambah
7
satu atau kedua dinding samping. Perbaikan termasuk dalam proses
vulkanisir ban/retreading tire.
8
Dan ini contoh ban pesawat yang aus:
Bahaya ban tipis atau aus adalah fungsi cengkeram hilang. Pada kondisi
ini biasanya rawan terjadi kecelakaan karena telat saat mengerem. Bukan
orangnya yang telat menginjak pedal rem, tapi karena reaksi ban yang
sudah tidak memiliki daya cengkram, sehingga titik pengereman begeser
drastis, atau bisa membuat brake cepat aus. Jadi mengapa sangat penting
untuk menanggulangi keausan pada ban pesawat dengan cara
vulkanisir/retreading.
9
Vulkanisir tingkat-R adalah proses yang digunakan untuk
memverifikasi bahwa populasi ban vulkanisir cocok untuk masa
perawatan.
b) Load Rating.
Load rating adalah beban maksimum yang diizinkan untuk spesifik
tekanan tertentu. Rated load yang digabungkan dengan rated inflation,
dari penggabungan itu akan dapat tekanan yang bisa dipakai untuk
pengaplikasian ke pesawat dan untuk pengetesan performa yang
dibutuhkan.
c) Ply rating.
Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi seberapa beban
maksimum yang direkomendasikan dan tekanan untuk ban tertentu. Ini
adalah indeks kekuatan ban.
d) Speed rating.
Speed rating adalah maksimum kecepatan take off untuk menjaga ban
pesawat yang sudah melakukan tes.
e) Bias tire.
Bias tire adalah sebuah ban pneumatik di mana kabel lapis memanjang
ke manik-manik dan diletakkan disudut bergantian secara substansial
kurang dari 90 derajat ke garis tengah tapak.
10
Gambar 2.3 Ban tipe bias
f) Radial tire.
Radial tire adalah ban pneumatik di mana kabel lapis memanjang ke
manik-manik dan diletakkan secara substansial pada 90 derajat ke
garis tengah tapak, selubung distabilkan oleh sabuk melingkar yang
pada dasarnya tidak dapat diperpanjang.
11
Gambar 2.4 Ban tipe radial
g) Casing
Casing adalah suatu bagian dari ban
12
Gambar 2.5 Casing ban
Untuk pemilihan casing juga tidak sembarangan, Casing ban baru harus disetujui
oleh FAA. Kecuali kalau jika tidak dibatasi oleh produsen ban atau FAA, ban
yang memenuhi syarat dapat di-vulkanisir asalkan memenuhi kriteria pembatasan
inspeksi dan cacat, dan telah memenuhi eskalasi tingkat-R kriteria inspeksi dan
pengujian yang ditetapkan di stasiun perbaikan bersertifikat FAA dan vulkanisir
Spesifikasi yang disetujui FAA.
a) Inspection
Berikut ini adalah teknik NDI yang umum tersedia yang harus
digunakan bila perlu dan sebagaimana ditentukan dalam dokumen ini.
1. Visual
Semua ban harus diperiksa secara visual di tapak, dinding
samping, bead, dan liner area untuk kondisi yang perlu diperbaiki
atau yang mengharuskan ban dibuang.
2. Air Injection
Ban tubeless dapat disuntikkan udara dengan gas yang disaring
kering (udara dan nitrogen) untuk memeriksa casing untuk ventilasi
yang tepat, pemisahan, kondisi bead dan liner, dll.
13
3. NDI (Non-Desdructive Inspection)
Holography, shearography, ultrasonic, X-ray,dan metode NDI
lainnya harus digunakan seperlunya dan jika dapat diterapkan.
h) Compatible Casing.
Compatible Casing adalah Casing yang kompatibel untuk vulkanisir
adalah yang mampu melewati semua kriteria penerimaan vulkanisir
untuk ukuran itu, dari segi lapisan dan segi kecepatan.
i) Skid Depth.
Skid Depth adalah Jarak antara permukaan tapak dan alur terdalam
yang diukur dalam cetakan.
14
Gambar 2.6 Skid depth
15
2.2 Dampak keamanan vulkanisir/retreading pada pesawat terbang
16
Gambar 2.9 Logo BRIDGESTONE
Di Indonesia sendiri
17
2.3 Standar khusus untuk MRO/Industri yang bisa melakukan vulkanisir pada
pesawat terbang.
Spesification reuirements
2. Operator (Manpower).
18
Gambar 2.11 Pekerja Vulkanisir
19
untuk persetujuan FAA oleh Repair station dan operator yang
diidentifikasi dalam dokumen ini.
c) Penerapan (Applicability).
Untuk vulkanisir ban bias dan ban radial pesawat yang diproduksi
di bawah TSO-C62, spesifikasi dan persyaratan yang ditentukan di sini
harus dikembangkan dan dipatuhi oleh repair station dan operator untuk
semua ban yang diperbaiki dan divulkanisir setelah tanggal efektif AC
(Advisory Circular) ini. Bias ban yang diproduksi dengan standar TSO
sebelumnya dapat diperbaiki sesuai dengan instruksi pemeliharaan yang
diidentifikasi di dokumen AC 145-4, tanggal 27 September 1982.
20
Gambar 2.13 Tabel Pendapatan 5 tahun
21
Gambar 2.14 Tabel Perhitungan ROI
Tentu saja iya, untuk saat ini seluruh maskapai penerbangan Indonesia
menggunakan ban vulkanisir, alasannya kekuatan dan kualitasnya sama
bagusnya dengan ban baru tetapi memiliki harga yang lebih murah, tentunya
ada batasan pemakaian yakni sebanyak tiga kali.
22
Gambar 2.15 Logo GMF AeroAsia
Tahun 2019 lalu pihak PT. GMF AeroAsia bekerjasama dengan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam rangka merealisasikan
untuk proses perawatan vulkanisir ban pesawat di tipe Boeing 737-800.
23
dan ban radial, seperti yang diidentifikasi dalam Lampiran diatas dan
perbaikan tambahan yang diidentifikasi oleh operator vulkanisir.
Uji kualifikasi
a. General.
1. Prosedur pengujian yang dijelaskan di sini dimaksudkan untuk
memastikan kompatibilitas antara casing ban asli dan vulkanisir
baru. Tes kualifikasi ini diperlukan dengan yang pertama (R-1)
penerapan tapak baru dan sebagaimana ditentukan lain dalam AC
ini. Vulkanisir seharusnya tidak gagal tes dinamometer yang
berlaku yang ditentukan di sini juga tidak memiliki tanda-tanda
struktural kerusakan selain dari keausan normal yang diharapkan
kecuali ketika siklus lepas landas kelebihan beban adalah jalankan
terakhir. Casing yang dipilih untuk tes vulkanisir harus memiliki
setidaknya 80 persen dari kedalaman selip ban cetakan baru yang
dihilangkan karena keausan (yaitu, aus karena penggunaan pesawat
terbang).
24
keseluruhan kinerja. Siklus 61-dinamometer harus terdiri dari 50 siklus
lepas landas, 8 siklus taksi dibeban pengenal, siklus 2 taksi dengan
beban pengenal 1,2 kali, dan siklus lepas landas 1 kelebihan beban
mulai dari 1,5 kali beban terukur. Kondisi tapak ban yang baik tidak
diperlukan setelah beban berlebih selesai siklus lepas landas jika
dijalankan terakhir. Urutan siklus adalah opsional. Namun, jika
kelebihan beban siklus lepas landas tidak berjalan terakhir, ban tidak
boleh menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang dapat dideteksi
setelah penyelesaian siklus, selain abrasi permukaan tapak normal
yang diharapkan. Spesimen ban tunggal harus digunakan untuk
menyelesaikan siklus ini.
c. Tes Rekualifikasi.
Ban vulkanisir yang telah diubah, dan yang memiliki
perubahan dalam bahan, desain dan/atau proses manufaktur yang dapat
mempengaruhi kinerja secara merugikan dan keandalan ban, harus
dikualifikasi ulang ke uji dinamometer. Contoh perubahan tersebut
termasuk, tetapi tidak terbatas pada perubahan konstruksi tread, seperti
jumlah atau komposisi penguat tread dan/atau lapisan pelindung,
formulasi kompon tapak, jumlah dan letak alur tapak, dan peningkatan
kedalaman selip dan/atau pengukur tapak. Kualifikasi ulang
berdasarkan kesamaan, seperti yang dibahas dalam ayat (1) dan (2) di
bawah ini, berlaku untuk semua ban bias yang kompatibel dengan
tapak baru perubahan desain dan/atau material. Namun, kualifikasi
ulang berdasarkan kesamaan untuk ban radial hanya berlaku untuk ban
dengan desain yang sebanding oleh satu pabrikan. Kualifikasi ulang
berdasarkan kesamaan bukanlah diperbolehkan untuk ban radial dari
pabrikan yang berbeda.
25
Keandalan sistem vulkanisir
Tread area
Sidewall
Bead area
Bead seal
Bead face and bead heel
Bead toe
26
Chafer strip
Innerliner
Areas with exposed cord
27
Mengapa dipilih ban kecil, sebab ban dengan ukuran yang terlalu
besar menyulitkan ban tersebut menahan torsi berat pesawat. Ban pesawat
bukan ban yang padat. Di dalamnya ada gas/udara dengan tekanan yang
cukup besar, sekitar enam kali lebih besar dari tekanan ban mobil
penumpang. Tekanan sebesar ini dibutuhkan untuk menahan berat pesawat
yang besar. Kelenturan atau deflection (perbedaan tinggi bansebelum dan
sesudah dipasang) ban pesawat sekitar 2-3 kali
lebih besar dari ban mobil. Kelenturan yang tinggi ini membuat
penumpang pesawat lebih nyaman ketika pesawat mendarat. Ban pesawat
juga diharapkan mampubertahan ketika pesawat bergerak dengan
kecepatan sekitar 340 km/jam atausekitar dua kali kecepatan maksimum
mobil.
MARKING.
a. Vulkanisir identifikasi
28
Informasi minimum berikut harus muncul secara permanen tanda
antara permukaan aus dan tepi karet yang baru direpair.
b. Identifikasi casing.
Pemrosesan vulkanisir dapat merusak sebagian atau seluruh casing
identifikasi. Informasi berikut harus dikembalikan jika dihapus selama
vulkanisir:
1. Tanda kepatuhan kelaikan udara (hanya mengembalikan ke
arah aslinya produsen casing);
2. Ukuran dan peringkat beban;
3. nama atau merek dagang pembuat casing;
4. Peringkat lapisan;
5. Kode pabrik pembuat casing;
6. Tanggal pembuatan;
7. Nomor seri;
8. Peringkat kecepatan;
9. Nomor bagian produsen selubung; dan
10. Jenis ban. Ban yang membutuhkan tabung dalam
pengoperasiannya harus ditandai dengan kata-kata"Tube type."
Prosedur vulkanisir.
29
2. Jika peringkat lapisan, peringkat beban, dan tanda peringkat kecepatan
selubung tidak sesuai dengan status kualifikasi vulkanisir, mereka
harus digosok dan tanda yang benar diterapkan.
3. Nomor bagian produsen casing tidak boleh diubah tanpa yang asli
persetujuan produsen casing.
4. Setiap peningkatan peringkat kecepatan atau peringkat beban, atau
perubahan ukuran ban dari ukuran ban baru yang memenuhi syarat
akan dianggap sebagai produk baru.
30
6. Part 43, Maintenance, Preventive Maintenance, Rebuilding,
and Alteration.
7. Part 145, Repair Stations.
d) Industry Documents.
2.7 Tujuan.
Advisory Circular (ini memberikan panduan untuk pengembangan,
kualifikasi, dan persetujuan vulkanisir ban pesawat bias dan radial,
perbaikan dan spesifikasi prosesnya, dan penggunaan teknik inspeksi tak
rusak khusus (NDI). Materi ini tidak wajib atau bersifat peraturan dan
bukan merupakan peraturan. Ini menggambarkan cara yang dapat diterima,
tetapi bukan satu-satunya cara, untuk mengembangkan spesifikasi yang
akan diserahkan ke Penerbangan Federal yang tepat Administrasi (FAA)
kantor untuk persetujuan. FAA akan mempertimbangkan metode
demonstrasi lainnya kepatuhan bahwa pemohon dapat memilih untuk
hadir. Istilah seperti "harus" dan "harus" hanya digunakan dalam arti
memastikan penerapan metode kepatuhan khusus ini ketika metode
kepatuhan yang dijelaskan dalam dokumen ini digunakan.
31
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Strategi yang dilakukan agar pembangunan fasilitas vulkanisir ban
pesawat terbang tersebut berjalan lancar, antara lain adalah melakukan
kerjasama/strategic partnership antara MRO Indonesia dan OEM
(Original Equipment Manufacture) seperti Dunlop, Bridgestone,
Goodyear, Michellin dll. Juga meminta dukungan pemerintah untuk
menjadikan proyek pembangunan fasilitas vulkanisir ban pesawat
terbang tersebut masuk dalam Proyek Strategis Nasional/PSN dan
dicantukan dalam Roadmap Industri Dirgantara Nasional/RIDN.
3.2 Saran
32
Daftar Pustaka
https://www.dunlopaircrafttyres.co.uk/technical/retreading-process/
Advisory_Circular/AC_145-4A_CHG_1.pdf
https://www.bridgestone.com/
STRATEGY.
33