Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Miftahur Rohman

NIM : 044123762
PRODI : S1 Manajemen

Tugas 1 Pengantar Ekonomi Makro

1. Dua Hal Mendasar Dalam Ilmu Ekonomi


a. Kelangkaan (Scarcity)
Adanya ‘scarcity’ yaitu masalah ‘kelangkaan’ atau ‘kekurangan’ akibat
ketidakseimbangan antara (kebutuhan masyarakat dengan faktor-faktor
produksi yang tersedia dalam masyarakat. Disatu pihak keinginan
masyarakat relatif tak terbatas sementara dilain pihak sumber-sumber daya
atau faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan
barang tersebut relatif terbatas.
b. Pilihan-pilihan (Choices)
Seseorang selalu di hadapkan dengan berbagai pilihan hidup. Ilmu ekonomi
adalah suatu studi bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat
pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber
daya yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk
menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya
untuk keperluan konsumsi, sekarang dan dimasa datang, kapada berbagai
orang dan golongan masyarakat.1

2. Perbedaan Pandangan Mazhab Klasik Dan Mazhab Keynes Terhadap


Perekonomian
a. Teori Klasik atau Mazhab Klasik
Mazhab Klasik menunjukan bahwa suatu negara tidak boleh intervensi atau
tidak adanya intervensi dari pemerintah mengakibatkan kesimbangan
ekonomi (No Intervention) yang berasumsi bahwa yang terbaik akan

1
Sonny Harry B. Harmadi, Pengantar Ekonomi Makro, ed. 4, Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, hlm 1.9
muncul. Permintaan dan penawaran berdasarkan hokum say (Jean Baptise
Say) yang mengatakan bahwa “setiap barang yang diproduksikan selalu ada
yang membutuhkannya” (supply creates its own demand). Baik pasar
produk maupun pasar input tenaga kerja, perekonomian selalu dalam
keadaan equilibrium pada kondisi full employment/ketenagakerjaan, full
utility atau segala sesuatu yang digunakan secara keseluruhan dan tidak ada
sisa. Dikatakan juga bahwa ekonomi klasik yang beranggapan invisble hand
( pasar yang digerakan oleh tangan-tangan tidak kelihatan seperti pedagang
kaki lima dll ) akan bertindak secara otomatis untuk menyeimbangkan
pasar.
b. Mazhab Modern atau Mazhab Keynes.
Keynes yang dinilai para ahli ekonomi sebagai ekonomi modern. Keynes
menyatakan bahwa mekanisme pasar bebas tidak secara otomatis
menciptakan stabilitas dan keseimbangan ekonomi karena adanya kekakuan
dalam berbagai sektor ekonomi oleh sebab itu untuk menciptakan stabilitas
dan keseimbangan ekonomi diperlukan peranan pemerintah secara aktif
atau government intervention yang meliputi kebijakan fiskal (fiscal policy)
dan kebijakan moneter (monitery policy). Dalam kebijakan fiskal,
pemerintah dapat mengubah penerimaan dan pengeluaran negara demi
mencapai stabilitas ekonomi, memperluas kesempatan kerja, serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam bukunya tersebut, “The General Theory of Employment, Interest and
Money”, Keynes melontarkan pendapatnya untuk memperbaiki keadaan
depresi ekonomi yang berlangsung di banyak negara dunia ini. General
Theory yang diungkapkan Keynes terdiri dari dua hal pokok, yakni :
a) kritik terhadap kelemahan Teori Klasik yang mengenai asumsi
pasar, dan terlalu ditekankannya masalah ekonomi pada sisi
penawaran.
b) usulan untuk pemulihan perekonomian dengan memasukkan peran
Pemerintah dalam perekonomian sebagai langkah untuk
menstimulir sisi permintaan.
Kedua pokok pikiran Keynes inilah yang kemudian membawa pembaruan
radikal dalam ilmu ekonomi. Adapun pembaharuan ilmu ekonomi tersebut
meliputi :

a) Mulai diperhatikannya dimensi global atau Agregat (Makro) dalam


analisis ilmu ekonomi. Hal inilah yang memicu perkembangan ilmu
ekonomi menjadi ilmu ekonomi Makro.
b) Dimasukkannya peranan pemerintah ke dalam analisis ilmu
ekonomi sehingga hal ini telah menimbulkan asumsi terhadap
pentingnya peranan analis kebijakan (Policies Analysis).
c) Diperlukannya analisis kebijakan, maka diperlukan pula studi-studi
empiris terkait, dalam hal ini adalah terkait kajian kebijakan
ekonomi makro.

Dari sejarah inilah, Keynes kemudian dikenal sebagai “Bapak” Ilmu


Ekonomi Makro sekaligus sebagai ekonom perintis.2

3. Kebijakan Ekonomi Pemerintah Masa Pandemi Covid-19


Secara umum bahwa peran pemerintah dapat dibedakan dalam 3 (tiga)
bentuk yaitu sebagi pengatur, sebagai produsen, dan juga sebagai konsumen.
Dalam menjalankan peran sebagai pengatur (regulator), pemerintah dapat
menetapkan kebijakan-kebijakan yang umumnya bertujuan akhir pada
kesejahteraan masyarakat, misalnya kebijakan fiskal. Sedangkan peran
pemerintah sebagai produsen dengan menyediakan sarana prasarana dan
layanan umum yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Untuk peran
pemerintah sebagai konsumen, pemrintah dapat membeli barang ataupun jasa
yang disediakan oleh pasar yang bisa bersumber dari rumah tangga individu
atau perusahaan yang bertindak sebagi produsen (Khusaini, 2019).

2
Posma Sariguna Johnson Kennedy, Modul Ekonomi Makro, Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Indonesia, 2018, hlm 2-6.
Peran pemerintah menurut Musgrave (1984) adalah peran alokasi, peran
distribusi, dan peran stabilisasi. Peran alokasi ialah dengan mengusahakan agar
alokasi sumber-sumber ekonomi dilaksanakan secara efisien karena sistem
pasar yang tidak dapat menyediakan semua kebutuhan masyarakat. Peran
distribusi sebagai alat distribusi pendapatan dan kekayaan dengan
menyerimbangkan antara efisiensi dan pemerataan dalam alokasi sumber daya
dengan menggunakan instrumen pajak, jaminan sosial dan pelayanan publik
untuk memengaruhi distribusi pendapatan. Sedangkan peran stabilisasi
dimaksudkan untuk menciptakan stabilitas ekonomi suatu negara.3
Jadi, peran pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan yang tepat dalam
memerangi wabah ini tentunya menjadi sangat penting untuk keberlangsungan
hidup seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terdampak
pandemi dari sisi perekonomian. Bagaimana pemerintah mampu berperan
menjaga ketidakstabilan yang mengguncang perekonomian di saat-saat wabah
ini menyerang dengan kebijakan-kebijakan yang efektif yang diharapkan bisa
membangkitkan perekonomian kembali.
Dengan kebijakan fiskal ataupun moneter yang dilakukan pemerintah dapat
merubah kondisi masyarakat sehingga sesuai dengan distribusi pemasukan yang
diharapkan warga. Salah satu kebijakannya yaitu dengan mengubah distribusi
pemasukan baik secara langsung dan tidak langsung. Distribusi pendapatan
secara langsung dapat dilakukan oleh pemerintah melalui pajak yang progresif
dan juga subsidi bagi golongan masyarakat miskin. Merubah distribusi
pendapatan secara tidak langsung dapat dilakukan oleh pemerintah melalui
kebijakan pegeluaran pemerintah untuk golongan masyarakat tertentu, misalnya
pengadaan rumah untuk golongan masyarskat tertentu, subsidi pupuk untuk
petani, subsidi BBM untuk non industri, dan sebagainya.

3
Nurul Hanifa, Ladi Wajuba Perdini Fisabilillah, Peran Dan Kebijakan Pemerintah
Indonesia Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Ilmu Ekonomi, Jawa Timur: Universitas Negeri
Surabaya, Vol 2, 2021.
4. Penerapan Perhitungan PDB Di Indonesia
Perhitungan PDB umumnya hanya dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan, yaitu perhitungan PDB dengan pendekatan pengeluaran dan
dengan pendekatan nilai tambah. Di Indonesia peendekatan pendapatan tidak
dilakukan karena adanya kesulitan dalam penghimpunan data. Kecenderungan
yang ditunjukkan pelaku ekonomi adalah cenderung tidak jujur dalam
mengungkapkan nominal pendapatannya, sehingga jika perhitungan PDB
dilakukan dengan pendekatan ini, nilai yang diperoleh tidak akan mampu
menggambarkan kinerja ekonomi yang sebenarnya.

Di Indonesia, perhitungan PDB dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)


setiap tiga bulan sekali dimulai dengan kuartal I (periode Januari-Maret),
kuartal II (periode April-Juni), kuartal III (periode Juli-September), dan kuartal
IV (Oktober Desember), Setiap akhir tahun, BPS melakukan perhitungan PDB
tahunan dengan cara merekapitulasi data PDB kuartalan yang telah ada4

4
Sonny Harry B. Harmadi, Pengantar Ekonomi Makro, ed. 4, Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, hlm 2.18

Anda mungkin juga menyukai