NIM : 044123762
PRODI : S1 Manajemen
1
Sonny Harry B. Harmadi, Pengantar Ekonomi Makro, ed. 4, Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, hlm 1.9
muncul. Permintaan dan penawaran berdasarkan hokum say (Jean Baptise
Say) yang mengatakan bahwa “setiap barang yang diproduksikan selalu ada
yang membutuhkannya” (supply creates its own demand). Baik pasar
produk maupun pasar input tenaga kerja, perekonomian selalu dalam
keadaan equilibrium pada kondisi full employment/ketenagakerjaan, full
utility atau segala sesuatu yang digunakan secara keseluruhan dan tidak ada
sisa. Dikatakan juga bahwa ekonomi klasik yang beranggapan invisble hand
( pasar yang digerakan oleh tangan-tangan tidak kelihatan seperti pedagang
kaki lima dll ) akan bertindak secara otomatis untuk menyeimbangkan
pasar.
b. Mazhab Modern atau Mazhab Keynes.
Keynes yang dinilai para ahli ekonomi sebagai ekonomi modern. Keynes
menyatakan bahwa mekanisme pasar bebas tidak secara otomatis
menciptakan stabilitas dan keseimbangan ekonomi karena adanya kekakuan
dalam berbagai sektor ekonomi oleh sebab itu untuk menciptakan stabilitas
dan keseimbangan ekonomi diperlukan peranan pemerintah secara aktif
atau government intervention yang meliputi kebijakan fiskal (fiscal policy)
dan kebijakan moneter (monitery policy). Dalam kebijakan fiskal,
pemerintah dapat mengubah penerimaan dan pengeluaran negara demi
mencapai stabilitas ekonomi, memperluas kesempatan kerja, serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dalam bukunya tersebut, “The General Theory of Employment, Interest and
Money”, Keynes melontarkan pendapatnya untuk memperbaiki keadaan
depresi ekonomi yang berlangsung di banyak negara dunia ini. General
Theory yang diungkapkan Keynes terdiri dari dua hal pokok, yakni :
a) kritik terhadap kelemahan Teori Klasik yang mengenai asumsi
pasar, dan terlalu ditekankannya masalah ekonomi pada sisi
penawaran.
b) usulan untuk pemulihan perekonomian dengan memasukkan peran
Pemerintah dalam perekonomian sebagai langkah untuk
menstimulir sisi permintaan.
Kedua pokok pikiran Keynes inilah yang kemudian membawa pembaruan
radikal dalam ilmu ekonomi. Adapun pembaharuan ilmu ekonomi tersebut
meliputi :
2
Posma Sariguna Johnson Kennedy, Modul Ekonomi Makro, Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Indonesia, 2018, hlm 2-6.
Peran pemerintah menurut Musgrave (1984) adalah peran alokasi, peran
distribusi, dan peran stabilisasi. Peran alokasi ialah dengan mengusahakan agar
alokasi sumber-sumber ekonomi dilaksanakan secara efisien karena sistem
pasar yang tidak dapat menyediakan semua kebutuhan masyarakat. Peran
distribusi sebagai alat distribusi pendapatan dan kekayaan dengan
menyerimbangkan antara efisiensi dan pemerataan dalam alokasi sumber daya
dengan menggunakan instrumen pajak, jaminan sosial dan pelayanan publik
untuk memengaruhi distribusi pendapatan. Sedangkan peran stabilisasi
dimaksudkan untuk menciptakan stabilitas ekonomi suatu negara.3
Jadi, peran pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan yang tepat dalam
memerangi wabah ini tentunya menjadi sangat penting untuk keberlangsungan
hidup seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terdampak
pandemi dari sisi perekonomian. Bagaimana pemerintah mampu berperan
menjaga ketidakstabilan yang mengguncang perekonomian di saat-saat wabah
ini menyerang dengan kebijakan-kebijakan yang efektif yang diharapkan bisa
membangkitkan perekonomian kembali.
Dengan kebijakan fiskal ataupun moneter yang dilakukan pemerintah dapat
merubah kondisi masyarakat sehingga sesuai dengan distribusi pemasukan yang
diharapkan warga. Salah satu kebijakannya yaitu dengan mengubah distribusi
pemasukan baik secara langsung dan tidak langsung. Distribusi pendapatan
secara langsung dapat dilakukan oleh pemerintah melalui pajak yang progresif
dan juga subsidi bagi golongan masyarakat miskin. Merubah distribusi
pendapatan secara tidak langsung dapat dilakukan oleh pemerintah melalui
kebijakan pegeluaran pemerintah untuk golongan masyarakat tertentu, misalnya
pengadaan rumah untuk golongan masyarskat tertentu, subsidi pupuk untuk
petani, subsidi BBM untuk non industri, dan sebagainya.
3
Nurul Hanifa, Ladi Wajuba Perdini Fisabilillah, Peran Dan Kebijakan Pemerintah
Indonesia Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Ilmu Ekonomi, Jawa Timur: Universitas Negeri
Surabaya, Vol 2, 2021.
4. Penerapan Perhitungan PDB Di Indonesia
Perhitungan PDB umumnya hanya dilakukan dengan menggunakan dua
pendekatan, yaitu perhitungan PDB dengan pendekatan pengeluaran dan
dengan pendekatan nilai tambah. Di Indonesia peendekatan pendapatan tidak
dilakukan karena adanya kesulitan dalam penghimpunan data. Kecenderungan
yang ditunjukkan pelaku ekonomi adalah cenderung tidak jujur dalam
mengungkapkan nominal pendapatannya, sehingga jika perhitungan PDB
dilakukan dengan pendekatan ini, nilai yang diperoleh tidak akan mampu
menggambarkan kinerja ekonomi yang sebenarnya.
4
Sonny Harry B. Harmadi, Pengantar Ekonomi Makro, ed. 4, Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, hlm 2.18