Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN STUDI ISLAM SERTA

PENDEKATAN STUDI ISLAM MELALUI ILMU


PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

LOGO

Disusun oleh :
1. A
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta nikmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN STUDI ISLAM SERTA PENDEKATAN
STUDI ISLAM MELALUI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah …, berkeinginan untuk membantu para pembaca menambah wawasan serta lebih mudah
memahami bagaimana studi islam berkembang melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu penyelesaian makalah ini. Jika
terdapat kekuranga atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap
belajar. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnan makalah
ini.

Batam, 2 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………...ii
BAB I……………………………………………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………1
BAB II………………………………………………………………………………………………….....2
A. Sejarah perkembangan studi islam………………………………………………………………..2
B. Pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan studi islam……………. ……………………4
BAB III…………….……………………………………………………………………………………...6
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………..7

ii
BAB I

A. Latar Belakang
 Studi Islam adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keislaman. Secara
spesifikasi pengertian terminologis mengenai studi Islam terkait hal ini, yakni memahami dengan
menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok ajaran Islam,
sejarah Islam, maupun realitas pelaksanaannya dalam kehidupan.

Dalam mempelajari beberapa dimensi dari agama Islam diperlukan metode dan pendekatan
yang secara operasional konseptual dapat memberikan pandangan bahwa Islam itu cukup luas. Tentu
saja untuk menemukan dan menguji pendekatan-pendekatan tersebut dilakukan melalui sebuah
penelitian ilmiah. Penelitian merupakan upaya sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu masalah
dan menemukan prinsip-prinsip universal.

Penelitian agama bukan meneliti kebenaran teologis atau filosofis, namun bagaimana agama itu
ada dalam kebudayaan dan sistem sosial dengan berdasarkan pada fakta atau realitas sosial-budaya.
Dalam bahasa ilmiahnya, dikenal dengan mengkaji Islam secara scientific. Untuk melakukan suatu
penelitian, dibutuhkan sebuah metode. Ilmu yang mempelajari metode itu disebut dengan metodologi.
Jadi, dalam studi Islam juga akan dikaji mengenai metode-metode, pendekatan-pendekatan, yang
digunakan dalam melakukan penelitian terhadap beberapa hal yang berkaitan dengan Islam.
Islam sangat mendukung umatnya untuk menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi (Iptek). Dalam hal pengembangan Iptek, umat Islam dapat mempelajarinya dari orang-
orang no-Islam, disamping juga dapat mengembangkan Iptek dari spirit ajaran Islam sendiri. Oleh
karena produk keilmuan yang datang dari orang-orang non-Islam –secara umum- bersifat sekuleristik,
maka setelah dipelajari, sebelum diadopsi dan diterpkan di dunia Islam, penting untuk terlebih dahulu
diberikan nilai-nilai keislaman, agar tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran hukum Islam. Ajaran
hukum Islam secara normatif dan empirik sangat memulyakan orang-orang yang beriman dan berilmu
dengan beberapa derajat. Dalam ajaran hukum Islam, ditegaskan bahwa tidak sama antara orang yang
berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Orang yang berilmu jelas lebih baik dan lebih utama daripada
orang yang tidak berilmu. Dengan demikian, pengembagan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
ragam modelnya (misal dengan bahasa Islamisasi Iptek) sangat dianjurkan oleh ajaran hukum Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah awal perkembangan studi islam?
2. Apa saja pendekatan studi islam?
3. Bagaimana pendekatan studi islam dengan iptek?

1
BAB II

A. SEJARAH PERKEMBANGAN STUDI ISLAM

Indonesia merupakan negara yang mayoritas masyarakatnya beragama muslim, maka dari itu
Indonesia tidak akan terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam didalamnya. Studi Islam
sendiri memiliki keterkaitan dengan adanya proses pendidikan Islam, oleh karenanya perlu dipahami
dahulu tentang pengertian pendidikan. Pendidikan adalah proses pembentukan manusia ke arah yang
dicita-citakan. Sedang arti dari studi Islam sendiri adalah kajian manusia tentang hal-hal mengenai
keislaman atau dapat dikatakan sebagai “Usaha mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama
Islam”. Ketika pertama kali agama Islam masuk dan mulai diterima oleh masyarakat Indonesia, Islam
semakin luas persebarannya ke seluruh penjuru negeri kepulauan Nusantara melalui berbagai macam
cara atau jalur seperti jalur pendidikan, seni budaya, pernikahan, perdagangan, tasawuf, dan dakwah.
Dengan demikianlah, pendidikan Islam telah mendapat perananya dimulai dari awal proses Islamisasi
yang berlangsung di Indonesia.

Kajian tentang pendidikan Islam di Indonesia sendiri bisa dibagi menjadi tiga fase. Fase
pertama, yaitu ketika masa awal masuknya agama Islam di Indonesia. Fase kedua, yaitu studi kajian
Islam pada fase penjajahan, serta fase ketiga yaitu mulai pada fase setelah kemerdekaan Indonesia.

a. Studi Kajian Islam Pada Fase Masuknya Agama Islam di Indonesia


Pada awalnya kajian Islam di Indonesia berlangsung secara tidak formal, hal ini
dikarenakan bahwa para ulama serta masyarakat pada masa itu dinilai kurang memiliki
kontak antara satu dengan yang lainnya. Lalu timbul beberapa masalah seperti tidak
adanya waktu, terbatasnya tempat, serta instrumen yang akan digunakan untuk
menyebarkan dan menggali secara lebih dalam studi kajian-kajian pendidikan Islam.

b. Studi Kajian Islam Pada Fase Penjajahan


Seperti yang telah disebutkan tadi bahwa tahap awal adanya kajian Islam di
Indonesia adalah mulai masuknya agama Islam di Indonesia oleh para pedagang yang
bersinggungan langsung dengan masyarakat setempat yang bentuknya lebih kepada
kajian Islam yang tidak formal. Lalu setelah itu, berdirilah kerajaan-kerajaan Islam dan
masuklah para penjajah Barat dengan misi awal yaitu memonopoli perdagangan yang
ada di Indonesia. Namun, terbesit didalam misinya adalah untuk menyebarkan agama
mereka serta memisahkan kajian pendidikan Islam dan pendidikan Barat. Pada masa ini
seharusnya setiap pendidikan kerajaan memiliki kebijakan tersendiri dalam mengatur
pelaksanaan pemerintahan dan mengontrol setiap pendidikan yang ada didalamnya.

c. Studi Kajian Islam Pada Fase Setelah Kemerdekaan


Dari sinilah studi Islam formal di Indonesia semakin berkembang, apalagi
setelah adanya usulan agar memasukkan mata pelajaran keislaman ke sekolah formal
begitupun sebaliknya. Masuknya mata pelajaran keislaman di sekolah-sekolah formal
awalnya dipelopori oleh menteri agama pada masa orde baru 1971 yang bernama
Abdullah Mukti Ali atau yang biasa dipanggil Mukti Ali.

2
Beliau merupakan menteri agama yang juga menyandang predikat Bapak Studi
Islam di Indonesia. Dari beliaulah studi Islam yang formal di Indonesia dimulai, dan
dari beliau juga kita tahu bahwa penelitian agama itu mampu diteliti secara objektif
dengan tanpa embel-embel tertentu walaupun pada saat itu agama cenderung posi-
tivisme atau segala sesuatu yang menyangkut agama itu positive dan selalu benar. Ada
2 terobosan yang digagas oleh Mukti Ali yaitu yang pertama adalah majelis. Majelis
merupakan tempat untuk berkumpul komunitas-komunitas keagamaan atau himpunan-
himpunan keagamaan. Yang kedua, yaitu wadah musyawarah antar agama, yang dalam
majelis tersebut diperlukan ruang musyawarah mengenai agama masing-masing dengan
mengumpulkan para tokoh masing-masing agama untuk berkumpul dalam satu wadah
kemudian saling memperkenalkan diri agar tidak timbul rasa curiga.

Selain Abdullah Mukti Ali, Bapak Studi Islam di Indonesia juga disandang oleh
seorang akademisi, intelektual, pemikir, filusuf, dan tokoh muslim Indonesia yang
bernama Prof. Dr. Harun Nasution. Beliau merupakan seorang ahli filsafat Islam dan ia
merupakan penerus dari gagasan Mukti Ali. Pengembangan studi Islam Harun Nasution
di Indonesia memiliki banyak pemikiran. Harun Nasution juga memiliki banyak peran
yaitu :
1. Perombakan kurikulum yang berlaku pada masa itu seperti ilmu kalam,
tasawuf, dan lain-lain yang menurutnya terlalu bertele-tele.
2. Membuat pembaharuan pendidikan Islam, hal ini dilakukan dalam beberapa hal
yaitu :
a. Tujuan, tujuan pendidikan Islam untuk bertaqwa kepada Allah SWT
b. Bahan,bahan-bahan ajarannya seperti kurikulum pada saat ini yang
didasarkan pada pemikiran Harun Nasution pada masa itu.
c. Metode, metode yang digunakan oleh Harun adalah metode contoh,
yaitu memberikan contoh yang baik, nasehat yang baik, serta diskusi
atau dialog.
d. Sumber daya manusia, sumber daya manusia yang berkualitas maka
pendidikan Islam di Indonesia juga berkualitas. Ia banyak sekali
menggagas beasiswa untuk mahasiswa di perguruan tinggi pada masa
itu.

Pada dasarnya sasaran penelitian atau kajian dalam studi Islam terdiri dari 5 hal. Pertama, yaitu
penelitian terhadap adanya sebuah simbol dari sumber ajaran seperti Alqur’an dan Hadist. Selanjutnya
yang kedua yaitu adanya guru, kyai, atau pemuka agama yang memberikan sikap keteladanan bagi para
umat pengikutnya. Yang ketiga yaitu kegiatan ibadah seperti sholat, puasa, pernikahan, dan sebagainya.
Keempat, yaitu adanya sebuah wadah atau sarana untuk mengimplementasikan hal-hal yang didapat
dari studi Islam itu sendiri melalui wadah seperti masjid, langgar, musholla dan lain-lain. Kelima, yaitu
munculnya organisasi-organisasi Islam sebagai tempat untuk berkumpul serta berperan serta dalam
segala aspek tentang keislaman. Pada masa ini, kajian studi Islam lebih difokuskan kepada sekolah-
sekolah keagamaan seperti madrasah, pondok pesantren, dan terutama juga pada Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam (PTAI).

3
B. PENDEKATAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN STUDI ISLAM

Pendekatan studi islam yaitu cara kerja agar seseorang mudah memahami islam dengan
menyeluruh. Dan pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam bidang studi
ilmu yang digunakan untuk memahami agama. Yaitu pendekatan yang menekankan pada aspek norma
norma ajaran islam. Adapun pendekatan studi islam antara lain:
1. Pendekatan normatif
Yaitu pendekatan yang menekankan pada aspek norma norma ajaran islam. Sebagaimana
terdapat dalam al-quran dan sunnah.
2. Pendekatan antropologis
Yaitu upaya dalam memahami agama dengan cara melihat  keagamaan yang bertumbuh dan
berkembang pada masyarakat
3. Pendekatan sosiologis
Yaitu upaya dalam memahami agama dengan cara meningkatkan kemampuan manusia untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
4. Pendekatan teologis
Yaitu sebuah upaya untuk memahami eksistensi tuhan, dan sebagai konsep nilai-nilai ketuhanan
yang terkontruksi dengan baik sehingga terjadi sebuah agama atau aliran kepercayaan.
5. Pendekatan fenomenologis
Pendekatan agama dengan cara membandingkan  berbagai macam gejala dari bidang yang sama
antara berbagai macam agama.
6. Pendekatan filosofis
Filosofis yaitu proses studi tentang kependidikan yang didasari dengan nilai-nilai ajaran islam
menurut konsep cinta terhadap kebenaran.
Filosofis (arti rasional) ukuran benar dan salahnya ditentukan dengan penilaian akal, apakah
bisa diterima oleh akal atau tidak.
7. Pendekatan hitoris (sejarah)
Yaitu upaya memahami agama dengan menumbuhkan perenungan untuk memperoleh hikmah
dengan cara mempelajari sejarah nilai-nilai islam yang berisikan kisah dan perumpamaan.
8. Pendekatan politis
Upaya memahami agama dengan cara menanamkan nilai-nilai agama pada lembaga sosial, agar
timbul keinginan untuk meraih kesejahteraan serta perdamaian masyarakat.
lmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses
yang disebut metode ilmiah (scientific method). Sedang teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan
yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan
iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan
mengembangkan iptek.
Peran Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terbagi menjadi dua. Yaitu
pertama bahwa Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan yang seharusnya dimiliki umat
Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Yang kedua adalah menjadikan Syariah
Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-
hari.

4
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat satu
abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia (Nahadi, M., Sarimaya, F., &
Rosdianti, S. R. 2011).
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek
modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi
sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya (Zahro, 2015).
Menurut (Hasibuan, 2014) bahwa peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah
Islam harus dijadikan standar dalam pemanfaatan dan perkembangan  iptek  Ketentuan halal-haram (hukum-
hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, karena Iptek yang boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Menurut Ali Ashrap dalam bukunya “New Horizon in Muslim Education” sebagaimana yang
dikutip oleh Noeng Muhajir bahwa: Orinetasi iptek harus diberangkatkan dari moral al-Qur‟an. Juga ia
menganjurkan agar konsep iptek didasarkan pada ketentuan mutlak yang ditetapkan dalam alQur‟an.
Sebagai contoh, Nabi Adam AS adalah bapak sains dalam peradaban manusia dan memperkenalkan ilmu
dan pengetahuan. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah:31.

ٓ
‫ض ُه ْم َع َلى ْٱل َم ٰ َلِئ َك ِة َف َقا َل َأ ۢن ِبـُٔونِى‬
َ ‫َو َعلَّ َم َءادَ َم ٱَأْلسْ َمٓا َء ُكلَّ َها ُث َّم َع َر‬
‫ِين‬
َ ‫ص ِدق‬َ ٰ ‫ِبَأسْ َمٓا ِء ٰ َٓهُؤ ٓاَل ِء ِإن ُكن ُت ْم‬
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu
jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!".
Zaman nabi Nuh AS pula telah ada pengetahuan dan teknologi untuk membuat kapal. Seba-
gaimana telah dijelaskan dalam QS Hud: 37.
َ‫ك بَِأ ْعيُنِنَا َو َوحْ يِنَا َواَل تُ ٰ َخ ِط ْبنِى فِى ٱلَّ ِذينَ ظَلَ ُم ٓو ۟ا ۚ ِإنَّهُم ُّم ْغ َرقُون‬
َ ‫َوٱصْ ن َِع ْٱلفُ ْل‬
Artinya : Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah
kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan
ditenggelamkan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Islam dikembangkan dalam kerangka tauhid atau
teologi. Teologi yang bukan semata-mata meyakini adanya Allah SWT dalam hati, mengucapkannya
dengan lisan dan mengamalkannya dengan tingkah laku, melainkan teologi yang menyangkut aktivitas
mental berupa kesadaran manusia yang paling dalam perihal hubungan manusia dengan Tuhan,
lingkungan dan sesamanya. ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Islam hendaknya dikembangkan
dalam rangka bertakwa dan beribadah kepada Allah SWT.
Hal ini penting ditegaskan, karena dorongan al-Qursan untuk mempelajari fenomena alam dan
sosial tampak kurang diperhatikan, sebagai akibat dan dakwah Islam yang semula lebih tertuju untuk
memperoleh keselamatan di akhirat. Hal ini mesti diimbangi dengan perintah mengabdi kapada Allah
SWT dalam arti yang luas, termasuk mengembangkan Iptek.
Ilmu pengetahuan dan teknologi harus dikembangkan oleh orangorang Islam yang memilki
keseimbangan antara kecerdasan akal, kecerdasan emosional dan sepiritual yang dibarengi dengan
kesungguhan untuk beribadah kepada Allah SWT dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini sesuai dengan
apa yang terjadi dalam sejarah di abad klasik, dimana para ilmuwan yang mengembangkan ilmu
pengetahuan adalah pribadi#pribadi yang senantiasa taat beribadah kepada Allah SWT.
Ilmu pengetahuan dan teknologi harus dikembangkan dalam kerangka yang integral, yakni
bahwa antara ilmu agama dan ilmu umum walaupun bentuk formalnya berbeda-beda, namun hakikatnya
sama, yaitu sama-sama sebagai tanda kekuasaan Allah SWT. Dengan pandangan yang demikian itu,
maka tidak ada lagi perasaan yang lebih unggul antara satu dan lainnya.

5
BAB III
A. Kesimpulan
Studi Islam mempelajari segala sesuatu yang mengenai tentang kajian agama Islam, dan hal
tersebut juga dapat dijadikan sebuah instrumen perekat bagi bangsa Indonesia sebagai alat persatuan
dan kesatuan atas dasar ukhwah islamiyah.
Konsep hubungan pengembangan iptek dan islam ada 4 yaitu, ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam Islam dikembangkan dalam kerangka tauhid atau teologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
Islam hendaknya dikembangkan dalam rangka bertakwa dan beribadah kepada Allah SWT. Ilmu
pengetahuan dan teknologi harus dikembangkan oleh orang-orang Islam yang memilki keseimbangan
antara kecerdasan akal, kecerdasan emosional dan sepiritual. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus
dikembangkan dalam kerangka yang integral.

6
DAFTAR PUSTAKA
Fikri Amirudin. 2020. “Perkembangan studi islam”. https://www.fikriamiruddin.com/2020/10/pengertian-studi-
islam.html . Diakses 2023.
Al Quddus Noviandri Eko Sucipto Dwijo, Pengembangan Iptek dalam Tinjauan Hukum Islam, Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Vol 2, Mei 2014.
Afrida Zumaili. 2021. “Sejarah perkembangan studi islam”.
https://kumparan.com/afridaazzanar2/perkembangan-kajian-studi-islam-di-indonesia-1v0883BC7pI/full.
Diakses 2023.
Kompasiana. 2019. https://www.kompasiana.com/wardatutwardatut0398/5dbfec22d541df35a17074f4/
pendekatan-study-islam?page=all#section1. Diakses 2023.
Laeli Fitriyati. 2022. “Peran islam dalam perkembangan iptek”
https://www.kebumenupdate.com/opini/peran-islam-dalam-dalam-perkembangan-ilmu-pengetahuan/ Diakses
2023.
Faiq Ilham Rosyadi, Pendekatan Iptek dalam Pengkajian Islam. Jurnal academia.edu. April 2023.

Anda mungkin juga menyukai