Anda di halaman 1dari 13

Peran Abdullah Thufail ....

(Miftahul Janah Hidayati) 427

PERAN ABDULLAH THUFAIL SAPUTRA DALAM MENDIRIKAN


MAJLIS TAFSIR AL-QUR’AN DI SURAKARTA TAHUN 1960-1992

THE ROLE OF ABDULLAH THUFAIL SAPUTRA IN MAJLIS TAFSIR


AL-QUR’AN FOUNDED IN SURAKARTA AT 1960-1992

Oleh: Miftahul Janah Hidayati, Prodi Ilmu Sejarah, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, miftataul123@gmail.com
Abstrak
Keinginan Abdullah Thufail Saputra dalam membentuk suatu wadah dakwah di
Surakarta terwujud dengan didirikannya Majlis Tafsir Al-Qur’an. Menjadi seorang
pedagang permata yang terus melakukan perjalanan untuk berdagang, membuat
Abdullah Thufail Saputra melihat bagaimana kegiatan peribadatan masyarakat yang
masih menggabungkan antara budaya dan juga agama. Praktek keagamaan yang masih
mengikuti perkataan nenek moyang juga turut dipertontonkan dalam kehidupan
beragama. Jauhnya masyarakat dari tuntunan Alquran dan Sunnah memberikan dorongan
tersendiri bagi Abdullah Thufail Saputra untuk mendirikan Majlis Tafsir Al-Qur’an.
Majlis Tafsir Al-Qur’an menjadi sarana bagi tersebarnya gerakan puritan serta dakwah yang
disampaikan oleh Abdullah Thufail Saputra. Beberapa cara dilakukan Abdullah Thufail
Saputra dalam menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat, diantaranya adalah
menyampaikan langsung lewat mimbar-mimbar, brosur, tulisan-tulisan atau lewat radio-
radio. Dengan adanya Majlis Tfsir Al-Qur’an, Abdullah Thufail Saputra berharap bahwa
masyarakat mampu menjalankan serta mengamalkan agama sesuai dengan tuntunan
Alquran dan Sunnah.

Kata kunci: Abdullah Thufail Saputra, Majlis Tafsir Al-Qur’an, Peran, Surakarta

Abstract
Majlis Tafsir Al-Qur’an was established on account of Abdullah Thufail
Saputra’s longing for an Islamic lecture place, dakwah, in Surakarta. Being a jewel trader,
who continues to travel for trade, makes him know how the community still blend their
culture and religion into their worshipping ways. Their ancestors’ religious activities were
reflected in their religious life. Qur’an and sunnah were not applied in the community which
triggered Abdullah Thufail Saputra to establish Majlis Tafsir Al-Qur’an. Later, Majlis Tafsir
Al-Qur’an became the means for the spread of Puritan movements and dakwah for Abdullah
Thufail Saputra. His ways of delivering his dakwah to the community were a direct forum,
brochures, writings, and radio broadcasts. Through Majlis Tafsir Al-Qur’an, Abdullah
Thufail Saputra hoped that the community would be able to carry out and apply the Qur’an
and sunnah.

Keyword: Abdullah Thufail Saputra, Majlis Tafsir Al-Qur’an, Role, Surakarta


428Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 4 No. 3 Tahun 2019

A. Pendahuluan Di Indonesia, gerakan


Gerakan purifikasi Islam sering pemurnian Islam telah berlangsung sejak
diartikan sebagai suatu gerakan abad ke-19, yaitu ketika Haji Miskin dan
memurnikan pengamalan ajaran agama kawan-kawannya pulang dari Makkah
yang sesuai dengan tuntunan Alquran membawa paham pemurnian ajaran
dan Sunnah. Selain itu, gerakan ini juga Islam. Hingga dari sinilah muncul
berkeinginan untuk membebaskan kaum beberapa gerakan pemurnian Islam
Muslim dari sinkretisme.1 Gerakan seperti di Minangkabau yang dipelopori
purifikasi hadir sebagai antitesis oleh Tuanku Nan Tao, tokoh Paderi dari
terhadap praktik keagamaan kaum Koto Tuo Ampek Candung (1803 M).
muslim yang dalam praktik Gerakan tersebut semakin berkembang
beragamanya menggabungkan agama saat muncul semangat berhaji dan
dengan budaya, tradisi, dan segala sesuatu menuntut ilmu di Makkah pada awal
yang dinilai bukan berasal dari aturan abad ke-20.3 Gerakan purifikasi lambat
Alquran dan Sunnah. Secara historis, laun mulai merebak berbagai daerah di
gerakan pemurnian Islam lebih dikaitkan Indonesia. Salah satu daerah yang
dengan ekspresi dan aktualisasi Islam mendapat pengaruh dari gerakan
pada masa Nabi Muhammad Saw dan purifikasi adalah Surakarta.
para sahabatnya yang dinilai sebagai Surakarta dikenal sebagai salah
sumber, pengamalan dan contoh bagi satu kota yang memiliki peran penting
kehidupan yang paling ideal, murni, dan dalam kajian sejarah di Indonesia, baik
belum tercampur serta terpengaruh pergerakan Islam maupun pergerakan
dengan budaya apapun.2 nasional. Salah satu organisasi Puritan
yang mulai berkembang adalah Majlis
Tafsir Al-Qur’an. Majlis Tafsir Al-
1
Sutiyono, Benturan Budaya Qur’an (MTA) merupakan gerakan
Islam: Puritan dan Sinkretis, (Jakarta: PT.
purifikasi Islam yang sejak awal
Kompas Media Utama, 2010), hlm.
5. berdirinya mendedikasikan diri sebagai
2
Abdur Rahman, “Gerakan gerakan dakwah yang bertujuan untuk
Pemurnian Islam di Surakarta: Studi mengembalikan ajaran Islam yang murni
tentang Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
tahun 1972-1992 M”, Tesis,
Imam Tholkhah, “Gerakan
3
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
Islam Salafiyah di Indonesia”, dalam
2015), hlm. 1.
Jurnal Edukasi, (Volume I. No. 3, Juli-
September 2003), hlm. 35.
Peran Abdullah Thufail .... (Miftahul Janah Hidayati) 429

dan mengikis setiap pengamalan Islam keselamatan. Kondisi tersebut kemudian


yang dianggap tidak berlandaskan menumbuhkan pemikiran Abdullah
kepada Alquran dan Sunnah. Majlis Thufail Saputra dalam mengajak umat
Tafsir Al-Qur’an didirikan oleh Islam untuk kembali kepada sumber
Abdullah Thufail Saputra (1973-1999) ajaran Islam yaitu Alquran dan Sunnah.
pada tanggal 19 September 1972 sebagai Majlis Tafsir Al-Qur’an menjadi sebuah
awal gerakan pemurniannya di seluruh wadah dakwah yang mengajak umat
Indonesia. Abdullah Thufail Saputra, Islam untuk mengkaji Alquran dan
merupakan seorang pedagang batu Sunnah secara istiqomah sesuai dengan
permata yang dalam kegiatan cita-cita pendirinya, walaupun dalam awal
berdagangnya menyebarkan dakwah pendiriannya hanya terdapat tujuh orang
Islam yang berlandaskan Alquran dan siswa yang mengikuti pengajian yang
Sunnah.4 diselenggarakan di Kauman sebelah
Mayoritas masyarakat Surakarta utara Masjid Agung Surakarta.5
saat itu masih mempercayai kekuatan Penelitian ini akan membahas
yang datang dari roh nenek moyang dan terkait peranan Abdullah Thufail
benda-benda keramat serta sesajen yang Saputra dalam pendirian Majlis Tafsir
diperuntukkan sebagai pengusir roh Al-Qur’an tahun 1960-1992. Penelitian
jahat. Adanya benturan budaya lokal ini diambil dengan harapan mampu
dengan peribadatan keagamaan, serta meluruskan pemahaman lama terkait
banyaknya pemujaan terhadap orang- keberadaan, pendirian dan arah gerak
orang yang dihormati sebagai wali Majlis Tafsir Al-Qur’an ditengah
menjadi hal yang begitu umum di masyarakat selama ini.
masyarakat. Puncak dari penyimpangan
ajaran agama adalah penggunaan jimat- B. Metode Penelitian
jimat yang sebenarnya merusak syahadat Hakikat dari metode penelitian
dan akidah, sebuah benda yang dianggap sejarah adalah suatu petunjuk
mampu melindungi dan memberi pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang
bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian

4
Mutohharun Jinan,
“Kepemimpinan Imamah dalam
Gerakan Purifikasi Islam di Pedesaan
(Studi tentang Perluasan Majlis Tafsir
Al-Quran)”, Disertasi, (Yogyakarta:
5
Universitas UIN Sunan Kalijaga, 2013), Abdur Rahman, op.cit., hlm.
hlm.66-68. 96.
430Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 4 No. 3 Tahun 2019

sejarah.6 Kemudian beberapa ahli sumber primer dan sumber sekunder.


mendefinisikan lagi secara lebih Sumber primer adalah kesaksian dari
terperinci mengenai metode sejarah seorang saksi yang melihat dengan mata
dalam sebuah penelitian. Menurut kepala sendiri suatu peristiwa atau bisa
Helius Sjamsuddin terdapat empat dikatakan sebagai saksi pertama.10
langkah dalam penelitian sejarahm yakni Sumber sekunder adalah apa yang ditulis
heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan oleh sejarwan sekarang atau sebelumnya
historiografi.7 berdasarkan pada sumber pertama atau
Tahap pertama adalah heuristik primer.11 Sumber sekunder juga dapat
yang merupakan sebuah proses yang dikatakan sebagai kesaksian yang bukan
dilakukan peneliti untuk mengumpulkan berasal dari saksi pertama atau bisa
sumber-sumber sejarah yang tersebar disebut sebagai saksi yang tidak melihat
secara acak.8 Heuristik dalam sejarah peristiwa secara langsung.12
tidak berbeda hakikatnya dengan Tahap kedua setelah heuristik
kegiatan bibliografis yang lain yang adalah kritik sumber. Pada dasarnya
menyangkut buku-buku yang tercetak. kedua langkah, pengumpulan (heuristik)
Namun perlu diingat bahwa sejarawan dan kritik (verifikasi) sumber, bukanlah
membuhkan sumber lain yang tidak merupakan dua langkah kegiatan yang
tercetak dalam buku seperti sumber terpisah secara ketat yang satu dengan
lisan, arsip, artefak, saksi peristiwa, yang lain. Dilapangan sendiri, banyak
dokumen dll.9 Menurut jenisnya, sumber peneliti melakukan dua kegiatan tersebut
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu secara bersama-sama. Bersama dengan
ditemukannya sumber sekaligus
6
Dadung Abdurrahman, Metode melakukan uji validasi sumber
Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1999), hlm 44. (verifikasi).13 Kritik sumber dilakukan
7
Helius Sjamsuddin, terhadap sumber yang dibutuhakan,
Metodologi Sejarah, (Yogyakarta:
Ombak, 2012), hlm. 17. 10
Ibid., hlm 43.
8 11
Suhartono W. Pranoto, Teori Helius Sjamsuddin, op.cit.,
& Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: hlm. 83.
Graha Ilmu, 2010), hlm. 29.
12
Lous Gottchalk, loc.cit.
9
Louis Gottschalk, Mengerti
Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto, 13
A Daliman, Metode
(Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, Penelitian Sejarah, (Yogyakarta,
2008), hlm 42. Ombak, 2012), hlm. 65.
Peran Abdullah Thufail .... (Miftahul Janah Hidayati) 431

kritik ini menyangkut verifikasi sumber sarana mengkomunikasikan hasil-hasil


yaitu pengujian megenai keontentikan penelitian yang diungkap, diuji
sumber tersebut. Kritik sumber (verifikasi) dan intepretasi.16
dibedakan menjadi dua yaitu kritik
intern dan kritik ekstern. Kritik intern C. Hasil Penelitian Dan
digunakan untuk menilai isi sumber atau Pembahasan
validasi data yang terdapat dalam 1. Gerakan Purifikasi Islam
sumber. Sedangkan kritik ekstern di Surakarta
digunakan untuk melakukan verifikasi Surakarta menjadi tempat tumbuh
atau pengujian terhadap aspek-aspek dan berkembangnya banyak organisasi-
14
luar dari sumber sejarah. organisasi besar di Indonesia. Sarekat
Tahap ketiga adalah penafsiran Islam menjadi organisasi yang lahir di
atau intepretasi. Interpretasi dianggap Surakarta Serikat Dagang Islam
yang paling penting. Setelah merupakan organisasi yang pada awal
ditemukannya sumber dan di uji penbentukannya bernama Rekso
validasinya barulah peneliti bisa Roemekso, kelompok ronda yang di
melakukan historiografi atau penulisan prakarsai oleh para pedagang batik
sejarah. Interpretasi adalah kegiatan Laweyan yang didirikan oleh Haji
menafsirkan atau memberikan makna Samanhudin pada tahun 1911 di Solo.17
pada fakta atau bukti sejarah yang Organisasi ini dimaksudkan untuk
merupakan bagian tidak terpisahkan dari menbantu pedagang-pedagang bangsa
keseluruhan proses penelitian sejarah.15 Indonesia dalam menghadapi saingan
Fakta-fakta sejarah yang berhasil orang-orang Cina. Sarekat Dagang Islam
dikumpulkan belum banyak bercerita. juga menjadi benteng bagi orang-orang
Fakta-fakta tersebut harus disusun dan Indonesia yang umumnya terdiri dari
digabungkan satu sama lain sehingga pedagang-pedagang batik di Solo
membentuk cerita peristiwa sejarah.

Tahap terakhir adalah penulisan.


16
Hitoriografi merupakan tahap akhir dari M. Dien Madjid dan Johan
Wahyudi, Ilmu Sejarah Sebuah
penelitian sejarah.Historiografi menjadi
Pengantar, (Jakarta, Prenada Media
Grub, 2014), hlm. 231.
14
Helius Sjamsuddin, op.cit.,
17
hlm. 104. Budi Santoso, Identitas dan
Postkolonialitas di Indonesia,
15
A. Daliman, op.cit., hlm. 81. (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 20.
432Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 4 No. 3 Tahun 2019

terhadap orang-orang Cina dan putra pendidikan. Terinspirasi ketika melewati


bangsawan.18 alun-alun Mangkunegaran, K.H. Ahmad
Sarekat Islam memilih agama Dahlan melihat anak-anak muda
sebagai pengikat sosial yang efektif, berseragam anggota Javannche
sehingga berhasil dalam menarik rakyat Padvinde Organisatie berbaris rapi, dan
bawah yakni petani dan buruh pabrik. melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan
Rasa keagamaan menguat secara besar- yang dilakukan Javannche Padvinde
besaran, setimen nasional dan membina Organisatie meninggalkan kesan
untuk solidaritas yang efektif dan tersendiri bagi K.H. Ahmad Dahlan,
mencakup aktifitas golongan. Sarekat lantaran berbagai kegiatan yang
Islam sangat mudah diterima oleh dilakukan Javannche Padvinde
masyarakat pedesaan dan mengalami Organisatie terlihat disipin dan juga
perkembangan yang sangat pesat dengan tegap tegas dalam menjalankan setiap
menggunakan ideologi Islam yang perintah pelatihnya.19
dibawanya. Pada perkembangannya, Sekembalinya di Yogyakarta, K.H.
Sarekat Islam sebagai organisasi yang Ahmad Dahlan memanggil beberapa
memilih basis masa mayoritas dari guru Muhammadiyah untuk membahas
masyarakat mampu mengangkat metode baru dalam membina anak-anak
masalah-masalah tentang kegelisahan muda Muhammadiyah, baik di sekolah-
masyarakat atas berbagai kebijakan sekilah maupun di masyarakat umum.
pemerintahan kolonial. K.H. Ahmad Dahlan mengusulkan
Organisasi selanjutnya adalah bahwa Muhammadiyah perlu mendirikan
Hizbul Wathan. Bermula dari perjalanan Javannche Padvinde Organisatie sendiri
dakwah yang dilakukan K. H. Ahmad untuk mendidik anak-anak muda agar
Dahlan ke Surakarta pada tahun 1920, memiliki badan yang sehat serta jiwa yang
berdirinya Hizbul Wathan merupakan luhur untuk mengabdi kepada Allah yang
sebuah inovasi yang dibangun K. H. kemudian diberi nama Hizbul Wathan.
Ahmad dalam untuk mengembangkan Melalui kegiatan HW siswa dididik
kreatifitas, sarana membina anak-anak untuk
muda dalam kegiatan keagamaan dan memiliki sikap religious, mandiri,

19
“Hizbul Wathan”,
18
Deliar Noer, Gerakan Islam di http://m.muhammadiyah.or.id/id/content
Indonesia 1900-1942, (Jakarta, LP3ES, -85-det-hizbul-wathan.html, diakses 6
1996), hlm. 115-116. Agustus 2019, pukul. 20:50.
Peran Abdullah Thufail .... (Miftahul Janah Hidayati) 433

bertanggung jawab, kreatif, berani, rela Musyawarah Ulama setempat di Pasar


berkorban, solider, menepati janjai, seti Kliwon tahun 1927, yang memutuskan
pada NKRI dan lain-lain. Tujuan jangka bahwa umat Islam tidak perlu berafiliasi
panjangnya adalah siswa yang terlatih dalam organisasi tertentu, namun cukup
melalui HW, karakternya akan dengan ikrar bahwa dirinya umat Islam,
bermanfaat ketika mereka sudah lulus sebagaimana terungkap dalam
dari sekolah Muhammadiyah, dan ketika pernyataan yang terkenal waktu itu,
terjun ke masyarakat.20 HW merupakan “umat Islam ora kudu nyang NU utawa
wadah untuk menghimpun pemuda. nyang Muhammadiyah cukup temmbung
Pemuda adalah generasi penerus. umat Islam” (umat Islam tidak harua ke
Badannya harus sehat baik jasmani NU atau Muhammadiyah cukup dengan
maupun rohani, dan harus memiliki umat Islam). Inisiasi ini dilatarbelakangi
mental yang kuat, serta bertaqwa. 21 inkonsistensi peserta musyawarah
Selanjutnya adalah Al-Islam, terhadap kesepakatan bersama, karena
Al-Islam adalah organisasi Islam yang pasca mesyawarah mereka kembali
didirikan di Surakarta pada 27 bergiat di organisasinya masing-
Ramadhan 1346 H – bertepatan dengan masing.22
19 Maret 1928 oleh K. Imam Ghazali
bin Hasan Ustadz, K. Abdushomad, K. 2. Abdullah Thufail Saputra
Abdul Manaf dan K. Khumen Batu. Peranannya dalam
Pada awal pendiriannya, Al-Islam bukan Purifikasi
organisasi tetapu suatu gerakan yang
Abdullah Thufail Saputra lahir
ingin menjebatani pertentangan antara
di Pacitan, Jawa Timur pada tanggal 19
kelompok modernis dan tradisionalis di
September 1927, Ayahnya bernama
wilayah Surakarta. Gerakan ini
Thufail Muhammad seorang pedagang
menganalisis keputusan dalam
asal Pakistan dan ibunya bernama
Fatimah, putri seorang wedana/camat
20
Muhammad Ridwan, asal Pacitan, Jawa Timur. Abdullah
Melangkah untuk Maju, (Jawa Barat:
Edu Publisher, 2019), hlm. 86.
Sulthan M. Nashier, “Negara,
22
21 Ulama, dan Gerakan Pembaharuan
Sasjardi, Kiai Haji
Fakhruddin, (Jakarta, Departemen Islam: Latar Belakang Munculnya
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Gerakan Al-Islam di Surakarta pada
Sejarah dan Nilai Tradisional, 1992), Tahun 1926-1930”, Skripsi,
hlm. 18. (Yogyakarta: UGM, 1992), hlm. 95-96.
434Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 4 No. 3 Tahun 2019

Thufail Saputra merupakan anak merintis dakwah dan bisnis batu


pertama dari 2 bersaudara, saudara permata. Abdullah Thufail Saputra
23
perempuannya bernama Khadidjah. memang dikenal sebagai pebisnis batu
Berasal dari keluarga yang permata, keahlian yang dimiliki
sudah mengerti dengan tuntunan agama, ayahanda mengantarkan Abdullah
masa kecil hingga remaja Abdullah Thufail Saputra untuk ikut menjadi
Thufail Saputra dihabiskan dengan pebisnis batu permata.25
mempelajari agama Islam. Pengajaran Berasal dari keluarga yang
juga diberikan langsung oleh ayahnya kental dengan kehidupan yang
yang telah lama menganut Tarekat berlandaskan agama Islam, membuat
Naqsyabandiyah. Pendidikan formal Abdullah Thufail Saputra membawa
yang bernafaskan Islam dimulai ketika misi dakwah disetiap perjalanannya
Abdullah Thufail Saputra berumur 10 berdagang batu permata.
tahun dengan belajar di Sekolah Dasar Akhirnya setelah 15 tahun
Muhammadiyah di Batu. Kemudian ia menjalankan bisnisnya, Bali menjadi
melanjutkan ke jenjang Menengah kota terakhir yang dikunjunginya dalam
Pertama dan Menengah Atas di Al- profesinya sebagai pedagang. Kondisi
Irsyad Surakarta. Sempat pula Abdullah ini kemudian mendorong Abdullah
Thufail Saputra mengenyam pendidikan Thufail Saputra untuk kembali dan
di bangku perkuliahan tepatnya di menetap di Solo serta melanjutkan
Universitas Cokroaminoto tetapi tidak dahwah dan bisnisnya.26
tamat kerena mengembangkan bisnis Kepulangan Abdullah Thufail
dan dakwah di masyarakat.24 Saputra ke Solo menandai perubahan
Memasuki usia dewasa (umur pola bisnis yang selama ini dilakukan,
24 tahun), Abdullah Thufail Saputra yaitu berpindah dari satu kota ke kota
menikah dengan Salmah Bibi (20 tahun) yang lainnya menjadi menetap di Solo.
yang kemudian dikaruniai 10 orang Hal ini berimbas pada terputusnya
anak, 7 perempuan dan 3 laki-laki. jaringan bisnis yang sudah dirintis.
Bersamaan dengan upaya membina Secara ekonomi, hal ini mempengaruhi
keluarga, Abdullah Thufail Saputra terus sumber pemasukan nafkah keluarga

25
Ibid., hlm. 79-81.
23
Mutaharrun Jinan, op.cit.,
26
hlm. 74. Sumayyah, wawancara di
24
Ibid., hlm. 75. Surakarta, 16 Mei 2019.
Peran Abdullah Thufail .... (Miftahul Janah Hidayati) 435

sehingga kondisi ekonomi keluarga 3. Majlis Tafsir Al-Qur’an


mengalami kesulitan.27 Ketika keadaan Masa Abdullah Thufail
ekonomi sedang tidak stabil seperti yang Saputra
dirasakan Abdullah Thufail Saputra dan Keinginan Abdullah Thufail
keluarga selepas pulang dari Bali, Saputra dalam mendirikan wadah
Salmah Bibi menggunakan perhiasan dakwah di Surakarta terealisasikan
serta uangnya untuk berdakwah dan dengan berdirinya Majlis Tafsir Al-
28
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Qur’an dengan Akta Yayasan Majlis
Banyak aktivitas yang dilakukan Tafsir Al-Qur’an tertanggal 23 Januari
Abdullah Thufail Saputra dalam 1974, Nomer 23, dibuat di hadapan Raden
menjalankan dakwahnya. Selain sebagai Soegondo Notodisoerjo, Notaris
pengisi di pengajian MDI, Abdullah 29
Surakarta. Di awal perintisan,
Thufail Saputra juga aktif dalam pengajian yang diselenggarakan hanya
kegiatan di Partai Golkar. Keterlibatan diikuti oleh tujuh orang siswa yang pernah
Abdullah Thufail Saputra dalam partai mengikuti pengajian Angkatan Muda
Golkar adalah untuk memberikan rasa Islam di Nahdhatul Muslimat di Kauman
aman dalam setiap kegiatan dakwah 30
sebelah utara Masjid Agung Surakarta.
yang dilakukan Abdullah Thufail Terkesan dengan apa yang disampaikan
Saputra. oleh Abdullah Thufail Saputra, ketujuh
Selain mengisi pengajian lewat murid tersebut meminta pengajian
mimbar-mimbar, Abdullah Thufail diselanggarakan secara rutin dan
Saputra juga aktif menulis dalam bentuk istiqomah. Pada pecan-pekan berikutnya
brosur atau buku-buku khusus yang pengajian dilanjutkan dan diikuti oleh
bersisi materi pengajian ataupun beberpa peserta yang bersungguh- sungguh
tuntunan beribadah dalam kehidupan mempelajari Alquran dan
sehari-hari. Sunnah.31

29
Raden Soegondo
Notodisoerjo, Akta Pendirian Majlis
Tafsir Al-Qur’an Tanggal 23 Januari
1974 No. 23.
27 30
Mutaharrun Jinan, op.cit., Mugijatna, wawancara di
hlm. 82. Surakarta, 24 Februari 2019.
28 31
Sumayyah, wawancara di Mutaharrun Jinan, op.cit.,
Surakarta, 16 Mei 2019. hlm. 74.
436Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 4 No. 3 Tahun 2019

Awal tahun 1973, bertempat di Tahun 1974 gedung tersebut diresmikan


emper sempit rumah bapak Sholeh di penggunaannya oleh Dandim 0735
daerah Kampung Simanggi, Pasar Surakarta.
Kliwon, pengajian angkatan pertama Sebagaimana telah dijelaskan,
terus dirintis dengan peserta yang juga bahwa Abdullah Thufail Saputra
bertambah dari mulai tetangga hingga merupakan penggagas sekaligus pendiri
keluarga Abdullah Thufail Saputra tunggal gerakan dakwah ini. Periode ini
sendiri.32 Tiga bulan pengajian berjalan, berlangsung selama kurang lebih 20
dibukalah pengajian gelombang kedua tahun, yaitu antara tahun 1972-1992.
melalui pemancar-pemancar radio Sepuluh tahun pertama, yakni sampai
amatir di Surakarta. Melalui tahun 1980 dapat dikatakan sebagai
pengumuman tersebut jumlah orang tahap pendirian, peletakan, dan
yang mengikuti pengajian semakin penyusunan dasar-dasar etika gerakan.
banyak. Semakin banyaknya jumlah Layaknya sebuah gerakan yang baru
peserta, tempat yang digunakan sebagai berdiri tentu dirintis dengna usaha dan
pengajian kemudian berpindah ke pengorbanan yang tidak sedikit. Hampir
Masjid Marwah.33 seluruh kegiatan pengajian yang menadi
Setelah dirasa bahwa peminat ruh gerakan dilakukan dan dipimpin
pengajian semakin banyak, Abdullah sendiri oleh Abdullah Thufail Saputra
Thufail Saputra membeli tanah di daerah dengan gigih dan tanpa kenal lelah.
Semanggi dengan uang pribadinya dan Pengetahan dan keluasan wawasan dari
dibantu oleh Hj. Nur Jannah beserta pengalaman berdagang menjadikan
keluarganya. Dari sebidang tanah wibawanya semakin kokoh dan menjadi
tersebut dibangunlah sebuah gedung pusat seluruh penyelesaiian persoalan
yang memadai untuk kegiatan pengajian. yang dihadapi oleh warganya.34
Pelaksanaan pembangunan gedung Selanjutnya pada dasawarsa
tersebut dipimpin oleh H. Mathori. kedua tahun 1980-1990 tahap
pengembangan MTA ke beberapa
32
Sumayyah, wawancara di daerah di sekitar Surakarta seperti
Surakarta, 16 Mei 2019.
Boyolali, Sragen, Karanganyar, Klaten,
33
Novi Yulyastika, “Yayasan Wonogiri, dan Sukoharjo. Di daerah-
Majlis Tfsir Al-Qur’an (MTA) Surakarta
(Studi Tentang Dkwah Islamiyah
34
Organisasi Kebangkitan Islam di Mutaharrun Jinan, op.cit.,
Surakarta Tahun 1999-2009), hlm. 43. hlm. 97.
Peran Abdullah Thufail .... (Miftahul Janah Hidayati) 437

daerah tersebut berdiri cabang rata-rata dikeluarkan oleh Presiden ke-2,


tahun 1980-an dengan jumlah warga Soeharto tentang Asas Tunggal
yang masih terbilang sangat sedikit. menimbulkan banyak polemik terhadap
Perkembangan keluar daerah tergolong organisasi-organisasi Islam di Indonesia,
masih relatif sulit lantaran gerakannya baik dari Al-Irsyad, NU,
yang tegas menolak berbagai tradisi Muhammadiyah ataupun Persatuan
lokal yang dinilai tidak bersumber Islam (PERSIS). Dari kebijakan
kepada Alquran dan Sunnah. tersebut, Al-Irsyad mengalami
Di kalangan murid-muridnya, goncangan dalam tubuh internalnya
Abdullah Thufail Saputra dikenal hingga berujung pada perpecahan.35
sebagai sosok yang tegas, rasional, Dalam diri Muhammadiyah juga sempat
ilmiah, dan dalam menyampaikan mengalami penolakan adanya asas
dakwahnya mudah difahami oleh peserta tunggal dari anggota-anggotanya hingga
pengajian. Diawal berdirinya MTA diselenggarakanlah Sidang Tanwir untuk
bukannya tanpa hambatan, dari mulai memutuskan perkara tersebut. Hasil dari
kondisi ekonomi dalam pembentukan Sidang Tanwir tersebut, Muhammadiyah
majlis ini sampai pada reaksi dari akhirnya memasukkan asas tunggal
masyarakat terhadap syiar Islam yang Pancasila dalam anggaran dasarnya.36
dibawa Abdullah Thufail Saputra. Tidak Langkah ini juga dilakukan oleh NU dan
sedikit diantara masyarakat yang PERSIS yang kemudian memasaukkan
melempari batu ke arah tempat Asas Tunggal dalam anggaran dasar
pengajian. Terjadi pula pembaikotan (Qanun Asasi sebutan di PERSIS).37
yang dilakukan oleh masyarakat
terhadap warga yang mengaji di MTA. Miftahuddin, “Krisis Identitas
35

Reaksi berlebihan juga ditunjukkan dari Kaum Hadrami: Sejarah Pergulatan


Pergerakan Al-Irsyad Era Reformasi
kalangan agama, banyak Kyai yang Indonesia”, Disertasi, (Yogyakarta:
merasa jamaahnya diambil oleh Universitas Sunan Kalijaga, 2013), hlm.
7.
Abdullah Thufail Saputra, namun pada
kenyataannya jamaah memilih belajar
36
Miftahuddin, dkk., “Politik
Islam Baru: Studi Sikap Organisasi
Islam yang bersumber pada Alquran dan Islam Atas Kebijakan Pemerintah
Sunnah. Soeharto”, Laporan Penelitian
Kelompok, (Yogyakarta: UNY, 2013),
Berkaitan hubungan dengan hlm. 34.
MTA dengan pemerintah, tidak dapat
37
Dadan Wildan Anas, dkk.,
dipungkiri bahwa kebijakan yang Anatomi Gerakan Persatuan Islam,
438Jurnal Prodi Ilmu Sejarah Vol. 4 No. 3 Tahun 2019

D. Kesimpulan Raden Soegondo Notodisoerjo, Akta


Pendirian Majlis Tafsir Al-
Sarekat Islam, Hizbul Wathan
Qur’an Tanggal 23 Januari
dan Al-Islam menjadi organisasi Islam 1974 No. 23.
yang lahir di Surakarta dan membawa
Buku
banyak dampak dalam masyarakat.
A Daliman, Metode Penelitian Sejarah,
Tersampaikannya dakwah Islam dalam Yogyakarta, Ombak, 2012.
masyarakat membuat tertatanya hiduap
Budi Santoso, Identitas dan
dalam masyarakat. Selain itu Majlis Postkolonialitas di Indonesia,
Tafsir Al-Qur’an sebgai organisasi Islam Yogyakarta: Kanisius, 2003.
yang sedang naik daun sekarang ini Dadung Abdurrahman, Metode
menjadi gerakan purifikasi yang selalu Penelitian Sejarah, Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1999.
berusaha menyampaikan dalil-dalil Deliar Noer, Gerakan Islam di
sesuai dengan Alquran dan Sunnah Indonesia 1900-1942, Jakarta,
LP3ES, 1996.
Polemik hingga adanya
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah,
perpecahan di tubuh beberapa organisasi
Yogyakarta: Ombak, 2012.
Islam di Indonesia akibat kebijakan Asas
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah,
Tunggal nyatanya tidak dialami oleh
Terj. Nugroho Notosusanto,
MTA. Kubu MTA sendiri sebelum Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia, 2008.
adanya kebijakan Asas Tunggal telah
melakukan terlebih dahulu kegiatan M. Dien Madjid dan Johan Wahyudi, Ilmu
Sejarah Sebuah Pengantar,
pengenalan Pedoman Penghayatandan Jakarta, Prenada Media Grub,
Pengamalan Pancasila (P4) yang 2014.
diselenggarakan oleh DANREM dan Muhammad Ridwan, Melangkah untuk
DANDIM se Solo Raya tahun 1979. Maju, Jawa Barat: Edu
Publisher, 2019.
Dari pihak MTA dihadiri salah satunya
oleh Prof. Yoyok Mugijatno38 Sasjardi, Kiai Haji Fakhruddin, Jakarta,
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Sejarah
Daftar Pustaka dan Nilai Tradisional, 1992.
Arsip Suhartono W. Pranoto, Teori &
Metodologi Sejarah,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
(Tanggerang Selatan: Amana, 2005),
hlm. 175. Sutiyono, Benturan Budaya Islam:
Puritan dan Sinkretis, (Jakarta:
38
Mugijatna, wawancara di PT. Kompas Media Utama,
Surakarta, 21 April 2019. 2010.
Peran Abdullah Thufail .... (Miftahul Janah Hidayati) 439

Anda mungkin juga menyukai