Hadis Hadis Tentang Distrbusi Dan Konsum
Hadis Hadis Tentang Distrbusi Dan Konsum
Disusun oleh :
S1 PERBANKAN SYARIAH
2017
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang memiliki keunikan tersendiri dalam hal syari’ah, sangat
komprehensif dan universal. Komprehensif berarti merangkum seluruh aspek kehidupan baik
ritual maupun sosial (mu‟amalat). Universal berarti dapat diterapkan setiap waktu dan
tempat.
Sedangkan konsumsi dianggap sebagai suatu yang baik, selama tidak membahayakan
diri maupun orang lain. Islam mendorong manusia untuk mengkonsumsi sesuatu yang baik
lagi halal untuk mewujudkan tujuan dari penciptaan manusia itu sendiri, yaitu untuk
beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah di muka bumi.
1
Dede Rodin, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang : CV. Karya Abadi Jaya, 2015, hlm. 126.
PEMBAHASAN
2
Idri, Hadis Ekonomi, Jakarta : Prenamedia Group, cet ke-2 , 2016, hlm. 128
3
Rodin, Tafsir..., hlm. 127
4
Idri, Hadis..., hlm. 129
( ) اہ ◌ ام
Dari Abu Hurairah berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda :” Siapa saja
yang melakukan penimbunan untuk mendapatkan harga yang paling tinggi,
dengan tujuan mengecoh orang Islam maka termasuk perbuatan yang salah”.
(HR Ahmad)
9
Idri, Hadis..., hlm. 132
10
Ibid, hlm. 133
11
Ibid.
Ibnu Abbas mengartikan Hadiru Libadi dengan broker atau perantara yang
mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya. Adapun tempat yang dilarang mencegat
kafilah adalah luar pasar atau tempat menjual barang, karena akan merugikan pedagang
dipasar dan juga konsumen.
12
Ibid.
Didalam distribusi jenis kedua ini akan dipaparkan mengenai hadis tentang
zakat dan shadaqah, beserta warisan.
13
Ilfi, hadis..., hlm. 66
Jadi, dari hadits ini sudah jelas bahwa zakat merupakan salah satu dari rukun
Islam yang wajib di bayarkan bagi orang-orang yang mampu. Dan zakat akan
memberikan keselamatan bagi pelakunya apabila dilakukan dengan jujur dan
lillahita‟ala.
“Tangan yang diatas itu lebih mulia daripada tangan dibawah” maksudnya
yaitu orang yang memberi lebih baik daripada yang menerima, karena pemberi
berada diatas penerima, maka tangan dialah yang lebih tinggi sebagaimana
disabdakan oleh Rasulullah saw. Namun ini bukan berarti bahwa orang yang
diberi tidak boleh menerima pemberian orang lain. Bila seseorang memberi
hadiah kepadanya, maka dia boleh menerimanya.
2. Warisan
Hukum waris merupakan suatu aturan yang sangat penting dalam mengurangi
ketidakadilan distribusi kekayaan. Hukum waris merupakan alat penimbang yang
sangat kuat dan efektif untuk mencegah pengumpulan kekayaan di kalangan tertentu
dan pengembangannya dalam kelompok-kelompok besar dalam masyarakat. Dengan
demikian waris bertujuan untuk menyebarluaskan pembagian kekayaan dan mencegah
penimbunan harta dalam bentuk apapun.14
14
Ibid, hlm. 67
15
Rodin, Tafsir..., hlm. 138
لِ ع ل س ل: ع لأ ِ لع له لا ن ّع ل ل ْ ل ي له لع ه ل
لا ى لا ح َ ل ْ ل ا ى لا ح ا ل ْ ل ه ل:ه ل ىَ له ل ع ل ل س ىَ ل ل
لف لا ى لل ا ّ ِ لف ل، أ م ل م ِ لَ ل ع ل ى ل ث ْ لم لا ن ى
لَ ى اع ل، ل م ل ع لِ لا ّ ِل ل ع لِ لا ح ا، اس َأ لِ ن ل ع ض
لأ َ ل ا ىل لل ك لم ِ لم لأ َ ل ا ى ل، ع لح لا ح ل ش لأ ل ع لف
م له لم ح م لأ َ ل ا ى لِ لا ج س ل للل م ض غ لا ال ل ح ل ل ح لا ج س ل
ُ ّ ل ا ل الف س لف س لا ج س لُ ّ ل لل أ َ ل ِ لا ل ل
( َل مس ) ل ا لا
Dari Abu Abdillah Nu‟man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata, Saya
mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara
keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak
diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti
dia telah menyelamatkan agamanya dan kehormatannya. Dan siapa yang
terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara
yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan
gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka
lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki
larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah
bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah
seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah
bahwa dia adalah hati “. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesuatu yang halal artinya sesuatu yang telah terlepas dari ikatan bahaya
duniawi dan ukhrawi. Di dalam Islam perintah untuk mengkonsumsi sesuatu
termasuk makanan harus memenuhi kriteria yang halal dan baik (tayyib). Dalam
16
Ibid, hlm. 139
ّ ح ى ن ل ل لع لا ِلا ح
ِلح ى ن لمح ى ل لح لح ى ِلأم لع ل
لاَل ىَ ى
لاَلعل ل أم لأَى لِع لا ا ل لمع ل ل ل◌ِع ل س ى
س ىَل لم لمِلأ م ل ع ءلَالم ل ط لحس لاْ م ل ل ل ل ل ل
ف لغل لاْ م ى ل س لفثل ل ىلطع ل ل ل ىلْا ل ل ل لنى سل
Telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Abdul Malik Al Himshi] telah
menceritakan kepada kami [Muhammad bin Harb] telah menceritakan
kepadaku [Ibuku] dari [Ibunya] bahwa dia berkata; saya mendengar [Al
Miqdam bin Ma'dikarib] berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah anak Adam memenuhi tempat yang
lebih buruk daripada perutnya, ukuran bagi (perut) anak Adam adalah
beberapa suapan yang hanya dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika
jiwanya menguasai dirinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minum dan sepertiga untuk bernafas."
17
Ibid.
18
Ibid, hlm. 144
( ) ا لا
Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada
kami [Syu'bah] dari ['Aun bin Abu Juhaifah] berkata, aku melihat [bapakku]
membeli seorang budak sebagai tukang bekam lalu aku tanyakan kepadanya
maka dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang harga
(uang hasil jual beli) anjing, darah dan melarang orang yang membuat tato
dan yang minta ditato dan pemakan riba' dan yang meminjam riba serta
melaknat pembuat patung". (HR Bukhori)
Secara bahasa, distribusi berasal dari bahasa Inggris distribution yang berarti
penyaluran dan pembagian, yaitu penyaluran, pembagian atau pengiriman barang atau jasa
kepada beberapa orang atau tempat. Distribusi adalah suatu proses penyaliran atau
penyampaian barang atau jasa dari produsen kepada konsumen dan pemakainya mempunyai
peran penting dalam kegiatan produksi dan konsumsi. Distribusi pendapatan yang dianjurkan
oleh Nabi ada dua, yaitu : Distribusi barang dan jasa yang berupa penyaluran atau
penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, Distribusi
sebagaian harta kepada orang-orang yang membutuhkan sebagai wujud solidaritas sosial.
Nur Diana, Ilfi, Hadis – Hadis Ekonomi, Malang : SUKSES Offset, cet. ke-1, 2008.
Rodin, Dede, Tafsir Ayat Ekonomi, Semarang : CV. Karya Abadi Jaya, cet. ke-1, 2015