RPPH Sosem
RPPH Sosem
TK AL GONTORY
TAHUN AJARAN 2022/2023
Spiritual paradigm : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah SWT bagi orang yang berakal” (Q.S Ali Imran:190)
Karakter : Mengelola emosi, empati, membina hubungan
● terbiasa menunjukkan
aktifitas mau berbagi
● melakukan kegiatan
yang menunjukkan
anak mau menunggu
giliran
● mampu memecahkan
masalah sederhana
yang di hadapi
● Memberi motivasi/
dorongan terutama saat
anak cenderung pasif
saat bermain
Pijakan Setelah main
● Mempersilahkan anak
mengembalikan mainan
ketempat semula
● Menanyakan perasaan
anak hari ini
● Mengulas kembali
kegiatan main
● Berbagi cerita
● Memperkuat perilaku
positif anak
Penutup : (15 menit)
● Makan
● Berdo’a persiapan
pulang
● Penerapan SOP
penutupan
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Centra
KHUSNA HIKMASARI
Indikator pelatihan/pembelajaran :
PENDAHULUAN : Bermain merupakan dunia anak. Karena melalaui bermain anak usia dini akan belajar mengenai
banyak hal. Melalui kegiatan bermain yang menyenangkan anak dapat memperoleh berbagai ketrampilan baru.
Bermain juga bisa berfungsi sebagai media belajar yang menyenangkan bagi anak. Mengingat kegiatan bermain
merupakan dunia anak, penting bagi pendidik untuk mengetahui teori permainan yang sesuai dengan tahapan
perkembangan anak dan cara bermain yang menyenangkan bagi anak.
KEGIATAN INTI :1. Dalam materi kali ini, di awal guru akan memahami konsep memdidik anak sesuai tahapan
perkembanganya. Memahami materi mengenai teori bermain dan menerapkannya pada saat mengajar. 1.1)
Teori Psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Bermain seperti fantasi atau lamunan
yang memiliki peranan penting pada perkembangan emosi anak. 1.2) Dikemukakan oleh Erik Erikson (1902-1994)
bermain mempunyai fungsi membangun ego yang sehat. Melalui bermain, anak memperoleh berbagai
ketrampilan fisik maupun sosial sehingga berdampak pada terbentuknya harga diri yang positif. 2.1) Teori Kognitif
bermain dianggap sebgai alat untuk memfasilitasi perkembangan intelektual anak. Jean Piaget (1896-1980).
Perkembangan kognitif berlangsung melampaui tahapan tertentu, sampai pada akhirnya proses berfikir anak
akan menyamai orang dewasa. Ketika bermain anak akan melalukukan kegiatan sesuai dengan perkembangan
kognitif nya. misalkan, anak usia 3-6 tahun akan terlibat di dalam kegiatan bermain khayal. Kegiatan bermain
yang lebih majemuk belum mampu mereka lakukan karena keterbatasnya perkembangan kognitif dan
perkembangan sosial anak. 2.2) Lev Vygotsky (1896-1934) bermain merupakan peranan langsung terhadap
perkembangan kognitif anak. Bermain merupakan self help tool keterlibatan anak dalam kegiatan bermain
dengan sendirinya menghasilkan kemajuan dalam perkembangan kognitifnya. 2.3) Jerome Bruner
(1915-sekarang) penekanan pada fungsi bermain sebagai sarana untuk mengembangkan kreatifitas dan
fleksibelitas. Kegiatan inti yang kedua adalah memahami cara bermain sesuai tahapan perkembangan anak. Ada
6 bentuk interkasi kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi anak pada saat bermain diantaranya: 1) Bermain
Unoccupied play yaitu pada kegiatan ini anak tidak benar-benar terlibat dalam kegiatan main, melainkan hanya
mengamati kejadian di sekitarnya. 2) Onlooker play kegiatan mengamati anak-anak lain yang sedang bermain. 3)
solitary play anak bermain sendiri tanpa memperhatikan kehadiran anak lain di sekitarnya. 4) Bermain pararel
yaitu anak bermain dengan anak lain atau orang dewasa, meskipun tidak bermain bersama. 5) Bermain asosiatif
yaitu anak yang bermain bersama anak lainnya, berbagi mainan dan bekerjasama menyelesaikan sesuatu.
Kegiatan ketiga adalah manfaat bermain yang menghibur bagi anak. Seorang guru memastikan anak didiknya
belajar dan berkembang lewat bermain yang sesuai dengan tahapan perkembangannya. Kegiatan ini terbagi 3
tema tema atau jenis permainan.Tidak mahal dan tidak rumit. Tujuan utamanya adalah agar anak dapat
menikmatinya. Ingatlah bahwa setiap anak itu unik dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda, jadi
guru bisa menemukan ide-ide apa yang menarik yang lebih cocok untuk anak didik. Sediakan beberapa mainan
dan ide tapi pastikan anak juga memiliki waktu bermain dengan gayanya sendiri. Menikmati waktu yang
dilewatkan bersama anak karena mereka memperoleh manfaat yang lebih dari bermain tersebut.
PENUTUP : Dengan diadakanya pelatihan "Menjadi Pendidik yang Menghibur" tujuanya supaya guru
mampu memahami teori mendidik anak mampu memahami cara bermain bagi anak dan guru mampu
memahami manfaat bermain yang menghibur bagi anak
Sumber/media pelatihan :
Dodge, D.T., Colker. L.J., dan Heroman, C. (2002). The Creative Curiculum for Preschool.Washington D.C :
Theaching Strategies, Inc.