B DENGAN
GUILLAIN BARRE SYNDROME
OLEH :
1. Ester Nainggolan
2. Juliana Purba
3. Meilinda Saragih
4. Merisa Situmorang
5. Rena Tindaon
\
PEMBAHASAN
1. Definisi
oleh onset akut dari gejala – gejala yang mengenai saraf perifer dan
asal virus, tetapi tidak ada virus yang dapat diisolasi sejauh ini. (Tutu
aprilariani, 2013)
2. Patofisiologi
Patofisiologi sindrom ini belum dapat di jelaskan dengan jelas. Namun, salah satu
yang paling banyak di teliti adalah infeksi C. jejuni. Pada infeksi C. jejuni. Antigen
pada kapsul bakteri serupa dengan antigen ganglosida pada selubung mielin saraf,
sehingga tubuh membentuk antibodi yang tidak hanya menyerang pathogen ini, namun
juga menyerang dan merusak selubung mielin saraf. Terjadi infiltrasi limfosit dan
fagositosis oleh magrofag. Rusaknya mielin menyebabkan hantaran saraf terhambat atau
tidak terjadi sama sekali sehingga terjadi paralisis. (Sukman tulus putra dkk , 2014)
5
6
Proses
Gangguan fungsi saraf kraial: III, IV, V, VI, VII, IX, dan X Disfungsi otonom
Ganguuan perifer dan neuromuskular
Gangguan fungsi jantung dan ritme, perubahan tekanan darah (hipertensi transien, hip
Gangguan pemenuhan
Resiko tinggi ggal
Kelemahan pernapasan
fisik umum, (ARDS) penurunan kemampuan batuk, peningkatan sekresi mukus
nutrisi dan cairan
paralisis otot wajah
Kematian
anuna
Gawat kardiovaskular
Gagal ginjal akut
7
anterior.
spinalis)
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis :
ventilasi mekanis.
emboli pulmonal.
Penatalaksanaan nonmedis :
a. Pengkajian
1) Keluhan utama
pengkajian.
4) Pengkajian psikososiospiritual
5) Pemeriksaan fisik
dan parasimpatis.
a) B1 (Breathing)
saluran napas.
b) B2 (Blood)
c) B3 (Brain)
pemberian asuhan.
d) B4 (Bladder)
e) B5 (Bowel)
f) B6 (Bone)
6) Pemeriksaan diagnostik
gangguan.
15
b. Diagnosa keperawatan
napas.
bradikardia.
kesadaran.
perubahan kesehatan.
Tujuan Dan
Diagnosa Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1) Pola napas Dalam waktu 1) Kaji fungsi paru, 1) Menjadi bahan parameter
tidak efektif 3x24 jam setelah adanya bunyi monitoring serangan
yang diberikan napas tambahan, napas
berhubungan tindakan pola perubahan irama menjadi data
dengan napas kembali dan kedalaman, dasar intervensi
kelemahan efektif. Kriteria: penggunaan otot selanjutnya.
progresif cepat secara subjektif – otot aksesori. 2) Tanda dan
otot – otot sesak napas (-), 2) Evaluasi keluhan gejala meliputi
pernapasan, frekuensi napas sesak napas, baik adanya
dan ancaman 16-20 secara verbal dan kesulitan
gagal napas. non verbal. bernapas saat
3) Beri ventilasi berbicara,
mekanik. pernapasan
4) Lakukan dangkal dan
pemeriksaan irregular,
kapasitas vital mengguanakan
pernapasan. otot – otot
5) Kolaborasi: aksesoris,
Pemberian takikardia dan
humidifikasi perubahan pola
oksigen 3 napas.
liter/menit. 3) Ventilasi
mekanik
digunakan jika
pengkajian
sesuai kapasitas
vital, klien
memperlihatkan
perkembangan
kearah
kemunduran,
yang
mengindikasi
ke arah
memburuknya
kekuatan otot-
otot pernapasan.
4) Kapasitas vital
klien di pantau
lebih sering dan
dengan interval
yang teratur
dalam
penambahan
kecepatan
pernapasan dan
17
kualitas
pernapasan,
sehingga
pernapasan
yang tidak
efektif dapat di
antisipasi.
Penurunan
aktivitas vital
karena
kelemahan otot
– otot yang
digunakan saat
menelan, dan
adanya indikasi
memburuknya
fungsi
pernapasan.
5) Membantu
pemenuhan
oksigen yang
sangat
diperlukan
tubuh dengan
kondisi laju
metabolisme
sedang
meningkat.
irama jantung
menunjukkan
komplikasi
disritmia
5) Oksigen yang
dihirup akan
langsung
meningkatkan
saturasi oksigen
darah.
sehingga
dengan
penemuan yang
cepat,
penanganan
lebih mudah
dilaksanankan.
Kolaborasi
dengan ahli
terapi fisik
untuk
mencegah
deformitas
kontraktur
dengan
menggunakan
pengubahan
posisi yang hati
– hati dan
latihan rentang
gerak.
d. Implementasi
e. Evaluasi
6. Analisa data
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 60 Tahun
TTL : Tangerang, 27 Juni 1960
No Medrek : 765463
Agama : Islam
Golongan Darah : AB+
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiun BUMN
Diagnosa Medis : Guillain-Barre Syndrome (GBS)
Tanggal Masuk RS : 26 April 2022
Tanggal Pengkajian : 28 April 2022
Alamat : Medan
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Kelemahan otot hampir seluruh tubuh, khususnya pada bagian ekstremitas bawah dan
menjalar ke ekstremitas atas.
26
4. Primary Survey
a. Airway
Look : terdapat sumbatan jalan nafas (sputum)
Listen : ada suara nafas tambahan (ronchi)
Feel : ada hembusan nafas
b. Breathing
Pasien mengalami kesulitan bernafas dan dilakukan pemasangan ventilator mekanik
dengan FVC <15 ml/kg
Inspeksi : pergerakan dada simetris, tidak ada jejas, RR 26 x/menit
Auskultasi : suara nafas ronchi
Perkusi : sonor +/+
Palpasi : tidak ada krepitasi pada bagian dada
c. Circulation
Tekanan darah 102/84 mmHg, nadi 80 x/menit, akral teraba hangat, CRT < 2 detik.
d. Disability
Kesadaran Composmentis, GCS 15 E4V5M6
e. Exposure
Tidak ada jejas, suhu 36,30C
27
5. Secondary Suvey
f. Foley Cateter
Pasien terpasang foley cateter
g. Gastric Tube
Pasien terpasang NGT
h. Heart Monitor
Hasil monitor EKG pasien sinus rhytme
6. Re Evaluasi
a. Head to Toe Examination
1) Keadaan kulit : baik
Tugor kulit : baik
Warna kulit : kemerahan
2) Keadaan rambut
Bersih, tekstur baik, warna rambut hitam, terdapat uban, distribusi rambut
merata.
3) Kuku
Warna kuku merah muda, kuku bersih dan pendek.
4) Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada edema, tidak ada lesi.
5) Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak ada edema, tidak lesi, tidak ada massa, wajah
terlihat kemerahan.
6) Mata
Kondisi mata : normal/ simetris
Pupil : hitam, isokor, reflek cahaya (+/+)
Sklera : ikterik (-/-)
Konjungtiva : anemis (-/-)
Alis mata : tipis, distribusi alis merata
7) Leher
Tidak ada pembesaran limfa dan tiroid, tidak ada massa dan lesi.
8) Dada
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi dan massa, warna kulit sama
dengan kulit keseluruhan
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler
Perkusi : sonor (+/+)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan bagian dada, tidak ada krepitasi
28
9) Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi dan massa, tidak ada luka bekas
operasi
Auskultasi : bising usus peristaltik 20 x/menit
Perkusi : timpani
Palpasi : terdapat nyeri tekan, terdapat distensi abdomen
10) Ekstremitas
Atas : kekuatan otot lemah, derajat kekuatan otot 2, tidak ada
lesi
Bawah : kekuatan otot lemah, derajat kekuatan otot 2, tidak ada
lesi
7. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernapasan
Inspeksi : jalan nafas menggunakan selang ETT dan terdapat sputum
berwarna putih, pengembangan ada simetris, pasien tampak
sesak, frekuensi nafas 25 x/menit, tidak terdapat darah, pasien
menggunakan nafas cuping hidung, adanya kedalaman
pernafasan.
Auskultasi : suara nafas ronchi
Perkusi : sonor
Palpasi : taktil fremitus (+/+)
b. Sistem Kardiovaskuler
Warna kulit kemerahan, tidak terdapat distensi vena jugularis, frekuensi nadi 68 x/menit,
irama teratur, denyut nadi lemah, tekanan darah 90/70 mmHg, temperatur kulit
hangat, pengisian kapiler <2 detik, tidak ada edema, tidak ada kelainan bunyi
jantung.
c. Sistem Pencernaan
Reflek mengunyah dan menelan terganggu, menggunakan alat bantu NGT, frekuensi
makan 3 x/hari, diit cair.
d. Sistem Perkemihan
Pasien terpasang kateter, kateter dalam keadaan bersih, aliran kateter lancar, tidak ada
darah di urine, urine tidak merembes, terpasang selama perawatan, frekuensi
berkemih tidak terkontrol, jumlah urine 2500 cc/24 jam, warna urine kuning jernih.
e. Sistem persarafan
Tingkat kesadaran samnolen GCS 10 E2M4V4.
f. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid.
30
g. Sistem Muskuloskeletal
Pasien mengalami kelemahan otot pada bagian ekstremitas atas dan bawah, kekuatan otot
2
h. Sistem Integumen
Turgor kulit baik, tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, akralhangat, tidak ada massa.
2. Minum 5×/hari
Frekuensi 5-6×/hari Air susu- air mineral
Jenis Air mineral NGT
Gangguan menelan
Cara Mandiri
Keluhan -
Pola Eliminasi
1. BAB
Frekuensi 2×/hari -
Konsistensi Semi padat -
Warna Kuning kecoklatan -
Bau Khas -
Cara Mandiri -
Keluhan - -
2. BAK
Frekuensi 5-6×/hari Tidak terkontrol
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas Khas
Cara Mandiri Kateter
Keluhan - -
31
Pola Isirahat Tidur
1. Malam 7-8 jam Penurunan kesadaran
2. Siang 2 jam
Personal Hygiene
Mandi 2×/hari 2×/hari
Gosok Gigi 2×/hari 2×/hari
Ganti Pakaian 2×/hari 2×/hari
Cara Mandiri Bantuan
Keluhan - -
9. Data Psikologis
a. Data Sosial
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mudah bersosialisasi dengan orang lain.
b. Data Spiritual
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien rajin shalat 5 waktu dan berdoa.
b. Radiologi
Tidak ada Kelainan
c. EKG
Sinus rhtyme
d. Terapi
1) IVFD NaCl 0,9 %
2) Injeksi Ceftriaxone 1 gram/12 jam
3) Injeksi Lapibal 500 mg/8 jam
4) Injeksi Methyl Prednisolon 1 vial/8 jam
5) Injeksi Omeprazole 1 gram/12 jam
6) Paracetamol 3x500 mg
32
B. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Masalah
1. Ds : - Adanya sputum Ketidakefektifan
Do : bersihan jalan nafas
1. Adanya sputum
2. Adanya suara nafas
tambahan
3. Pasien tampak kesulitan
bernafas
4. Tidak ada batuk
2. Ds : - Keletihan otot
Ketidakefektifan pola
Do : pernafasan nafas
1. Pasien tampak sesak
2. Adanya perubahan
kedalaman pernafasan
3. Pasien tampak
menggunakan
pernafasan cuping
hidung
4. Frekuensi pernafasan
25×/menit
3. Ds : - Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
Do : menelan nutrisi kurang dari
1. Adanya distensi kebutuhan tubuh
abdomen
2. Adanya gangguan
mengunyah
3. Adanya gangguan
menelan
4. Nafsu makan menurun
4. Ds : - paralisis Hambatan mobiltas
Do : fisik
1. Adanya kelemahan otot
bagian ekstremitas atas
dan bawah
2. Kesulitan membolak-
33
balik posisi
3. Derajat kekuatan otot 2
4. Keterbatasan rentang
gerak
5. Ds : - Kelemahan otot
Konstipasi
Do : abdomen
1. Adanya distensi
abdomen
2. Adanya nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun
D. Rencana Keperawatan
Nama : Tn. B
Umur : 60 Tahun
No.RM : xx
Diagnosa Medis : Guillain-Barre Syndrome (GBS)
Perencanaan
No. Diagnosis Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Auskultasi 1. Untuk
bersihan jalan nafas b.d tindakan suara nafas mengetahui
adanya sputum keperawatan selama sebelum dan perubahan suara
7x24 jam sesudah nafas
ketidakseimbangan suctioning
bersihan jalan nafas 2. Berikan 2. Untuk
dapat teratasi, oksigen memberikan
dengan kriterian sebelum cadangan
hasil : melakukan oksigen
1. Suara nafas suctioning
vesikuler 3. Lakukan 3. Untuk
2. Tidak ada suctioning membersihkan
34
sputum jalan nafas
3. Mampu
bernafas dengan
mudah
2. Ketidakefektifan pola
Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Untuk
nafas b.d keletihan otot tindakan mengetahui
pernafasan keperawatan selama keadaan umum
7x24 jam 2. Posisikan 2. Untuk
Ketidakefektifan pasien memaksimalkan
pola nafas dapat semifowler ventilasi
teratasi, dengan 3. Berikan 3. Untuk
kriteria hasil : oksigen sesuai mengurangi
1. Sesak hilang indikasi sesak
2. Tidak ada
pernafasan
menggunakan
cuping hidung
3. Tanda-tanda
vital dalam
batas normal
TD : 120/80 mmHg
N : 80-100 x/menit
S : 36,5-37,5oC
RR : 16-20 x/menit
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Kali pola 1. Untuk
nutrisi kurang dari tindakan makan mengetahui
kebutuhan tubuh b.d keperawatan selama nutrisi pasien
ketidakmampuan 7x24 jam 2. Monitor 2. Untuk
menelan Ketidakseimbangan jumlah nutrisi mengetahui
nutrisi kurang dari dan nutrisi dan
kebutuhan tubuh kandungan kadungan kalori
dapat teratasi, kalori
dengan kriteria 3. Monitor pucat, 3. Untuk
hasil : kemerahan mengetahui
1. Nafsu makan dan terpenuhinya
meningkat kekeringan nutrisi pasien
2. Menunjukkan jaringan
35
peningkatan konjungtiva
funsi 4. Monitor intake 4. Untuk
mengunyah dan dan output mengetahui
menelan intake dan
3. Tidak ada output pasien
distensi 5. Kolaborasi 5. Untuk
abdomen dengan ahli mengetahui
gizi jumlah nutrisi
yang adekuat
4. Hambatan mobilitas fisik
Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Untuk
b.d paralisis tindakan sebelum dan mengetahui
keperawatan selama sesudah keadaan umum
7x24 jam Hambatan latihan pasien
mobilitas fisik dapat 2. Konsultasi 2. Dapat
teratasi, dengan dengan melakukan
kriteria hasil : fisioterapi tindakan yang
1. Adanya dengan tepat
peningkatan rencara
derajat kekuatan ambulasi
otot sesuai
2. Pasien dapat kebutuhan
membolak-balik 3. Latih teknik 3. Untuk
posisi ROM atau meningkatkan
3. Rentang gerak ambulasi derajat kekuatan
pasien otot
meningkat 4. Kolaborasi 4. Untuk
4. Tanda-tanda pemberian mempercepat
vital dalam obat kesembuhan
batas normal
TD : 120/80 mmHg
N : 80-100 x/menit
S : 36,5-37,5oC
RR : 16-20
x/menit
5. Konstipasi b.d
Setelah dilakukan 1. Monitor tanda 1. Untuk
kelemahan otot abdomen tindakan dan gejala mengetahui
keperawatan selama konstipasi tanda dan gejala
36
7x24 jam Konstipasi konstipasi
dapat teratasi, 2. Monitor bising 2. Untuk
dengan kriteria usus mengetahui
hasil : bunyi bising
1. Bebas dari usus
ketidakyamanan 3. Monitor 3. Untuk
dan konstipasi feses : megetahui
2. Nafsu makan frekuensi, frekuensi,
meningkan konsistensi konsistensi dan
3. Tidak ada dan volume volume feses
distensi pasien
abdomen 4. Untuk
4. Tidak ada nyeri 4. Konsultasi mempercepat
abdomen dengan dokter kesembuhan
5. Dapat BAB pemberian
normal obat