Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGANTAR AKUNTANSI II

REKONSILIASI BANK
Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas mata kuliah Pengantar Akuntansi II

Dosen Pengampu : Syafira Mariana, S.E.,M.Ak.


Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Ameliana Putri Agustin N A (D1.2104562)
Anggi Septiani Putri (D1.2104643)
Aura Diva Kurnia (D1.2104669)
Chintya Nur Giyanti (D1.2104511)
Dede Cahyati (D1.2104604)
Dini Wahyuni (D1.2104667)
Milla Ardhia Afrianti (D1.2104607)
Normayanti (D1.2104653)
Rahma Nabilla Subarna Putri (D1.2104594)
Raisa Della Indira (D1.2104638)
Sabrina Apriani (D1.2104617)
Santika Sari Ningsih (D1.2104647)

KELAS : MANAJEMEN 3 A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS APRIL SUMEDANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang membahas mengenai materi Rekonsiliasi Bank.

Dalam penyusunan makalah atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, bimbingan orang tua, teman-teman dan dosen. Sehingga, kendala- kendala
yang penulis hadapi dapat teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Sebelas April Sumedang.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Sumedang,

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekonsiliasi Bank ......................................................................................... 3


B. Alasan Rekonsiliasi Bank Diperlukan ............................................................................ 3
C. Waktu yang tepat untuk Melakukan Rekonsiliasi Bank ................................................. 4
D. Komponen Dalam Rekonsiliasi Bank ............................................................................. 4
E. Bentuk Rekonsiliasi Bank ............................................................................................... 5
F. Penyebab Terjadinya Rekonsiliasi Bank......................................................................... 7
G. Contoh Soal Rekonsiliasi Bank beserta Pembahasannya ............................................... 9
H. Metode Rekonsiliasi Bank 4 Kolom dan 8 Kolom ....................................................... 15
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17
B. Saran.............................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti
mempunyai kas untuk memenuhi kebutuhan atau kegiatan perusahaan, baik dalam
jumlah yang besar maupun dalam jumlah yang kecil. Kas merupakan sumber atau
sarana yang paling mudah disalahgunakan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian
internal yang memadai.

Pengendalian internal merupakan sistem dan prosedur yang digunakan


perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan, yaitu menghasilkan
laporan keuangan yang akurat serta mendorong ketaatan terhadap kebijakan dan
peraturan yang ditetapkan.Dalam implementasinya, manajemen perlu mengadakan
penelaahan pengendalian intern guna memperbaiki adanya kesalahan dan
penyelewengan yang mungkin terjadidan dapat mengambil tindakan korektif jika
terjadi penyimpangan yang menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem
pengendalian intern perusahaan tersebut.

Dalam sebuah perusahaan, penerapan pengendalian intern sangat penting,


terutama pengendalian intern terhadap penerimaan dan pengeluaran kas, karena kas
memiliki karakteristik yang tidak dimiliki aktiva lancar lainnya, yaitu kas tidak mudah
diidentifikasi pemiliknya, dapat diuangkan segera, mudah dibawa- bawa serta mudah
untuk ditransfer dalam kurun waktu yang relatif cepat. Oleh karenanya, bagian
penerimaan dan pengeluaran kas didalam suatu perusahaan harus dapat berfungsi
dengan sebaik-baiknya untuk mencegah penyalahgunaan dan penyelewengan terhadap
kas.

Manajemen mempunyai tangungjawab paling utama menjamin keamanan harta


milik perusahaan serta menemukan dan mencegah terjadinya kesalahan dan
penyelewengan ataupun pemborosan pada saat perusahaan beroperasi. Manajemen
terhadap kas juga bertanggungjawab untuk pembuatan perencanaan melakukan
prosedur atau otorisasi serta meletakkan dan mengawasi suatu kegiatan melalui
pengendalian intern.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Rekonsiliasi Bank?
2. Mengapa Rekonsiliasi Bank diperlukan?
3. Kapan sebaiknya melakukan Rekonsiliasi Bank?
4. Apa saja Komponen dalam Rekonsiliasi Bank?
5. Bagaimana bentuk Rekonsiliasi Bank?
6. Apa penyebab terjadinya Rekonsiliasi Bank?
7. Contoh soal Rekonsiliasi Bank beserta pembahasannya?

1
8. Bagaimana metode Rekonsiliasi Bank 4 kolom dan 8 kolom?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Rekonsiliasi Bank.
2. Mengetahui alasan Rekonsiliasi Bank diperlukan.
3. Mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan Rekonsiliasi Bank.
4. Mengetahui Komponen dalam Rekonsiliasi Bank.
5. Mengetahui bentuk Rekonsiliasi Bank.
6. Mengetahui penyebab terjadinya Rekonsiliasi Bank.
7. Mengetahui cara mengerjakan Rekonsiliasi Bank.
8. Mengetahui metode Rekonsiliasi Bank 4 kolom dan 8 kolom.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekonsilasi Bank


Rekonsiliasi Bank adalah sebuah bentuk pengendalian terhadap kas di bank
dengan catatan. Kas perusahaan secara periodic yang menjadi sebuah pembanding,
pihak bank mengirimkan laporan kas yang berisikan seluruh transaksi penyetoran
selama periode tertentu. Dilakukannya rekonsiliasi untuk menunjukkan adanya
perbedaan anatara catatan kas menurut bank dan perusahaan.
Perbedaan catatan informasi keuangan tersebut muncul ketika nasabah melakukan
Transaksi belum dicatat oleh pihak bank, dalam kasus ini catatan bank nasabah
dianggap benar. Sebaliknya jika terdapat perbedaan dari catatan pos-pos lainnya, maka
catatan dari pihak bank dan juga perusahaan perlu melakukan penyesuaian.
Adapun pendapat lain yang mengartikan jika rekonsiliasi bank merupakan bentuk
verifikasi dalam proses pencocokan data saldo perusahaan dengan catatan keuangan
yang terkait dari pihak bank. Sederhananya, rekonsiliasi bank didefinisikan sebagai
proses penyesuaian informasi catatan keuangan menurut perusahaan dan juga menurut
pihak perbankan.
B. Alasan Rekonsiliasi Bank Diperlukan
Rekonsiliasi Bank sangat diperlukan sekali di perbankan karena untuk
memastikan adanya kesamaan catatan informasi antara perusahaan dan bank maka
perlu dilakukannya proses rekonsiliasi bank. Maka dengan melakukannya rekonsiliasi
bank catatan laporan perbankan dan perusahaan dalam periode tertentu bisa lebih
terlihat rapih dan akurat. Selain itu, rekonsiliasi bank juga menjadi pusat kendali atau
control dalam setiap penerimaan maupun pembayaran suatu perusahaan, baik itu
pembayaran dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk non tunai.
Adapun juga tujuan diadakannya rekonsiliasi bank ini adalah untuk mengecek
ketelitian dalam setiap pencatatan yang terdapat di dalam rekening kas perusahaan dan
catatan yang ada di pihak bank. Dengan demikian kedua belah pihak bisa mengetahui
nominal penerimaan ataupun pengeluaran yang terjadi, sebaliknya jika perusahaan
bisa mengetahui informasi keuangan yang belum sempat dicatat lewar data keuangan
dari pihak bank.

3
C. Bentuk Waktu yang tepat untuk Melakukan Rekonsiliasi Bank

Tidak bisa dipungkiri jika setiap perusahaan akan menyimpan dananya pada
sebuah bank. Bank dianggap sebagai tempat yang lebih aman dibandingkan
menggunakan metode penyimpanan lainnya. Selain masalah keamanannya yang
terjamin, catatan keuangan dari pihak bank juga bisa menjadi bukti pada setiap jenis
transaksi yang dilakukan oleh nasabah atau perusahaan.
Secara umum, sebuah perusahaan sedikitnya akan melakukan proses rekonsiliasi
bank ini selama sekali dalam setiap akhir bulan. Rekonsiliasi bank ini akan dilakukan
setelah bank yang bersangkutan mengirimkan laporan bank perusahaan yang berisikan
saldo awal kas, berbagai jenis transaksi selama satu bulan serta saldo akhir kas pada
bank tersebut.
Namun, untuk mencegah terjadinya resiko terburuk pada perusahaan, akan lebih
baik jika proses rekonsiliasi bank ini dilakukan setiap harinya. Perusahaan bisa
mengakses informasi keuangannya lewat website bank yang tersedia. Dengan cara ini
maka pihak perusahaan pun bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi sesegera
mungkin. Sebagai contoh, jika perusahaan menemukan sedikit aktivitas di bank serta
terdapatnya hal aneh pada proses verifikasi, maka perusahaan patut curiga pada
aktivitas tersebut.
Tentu transaksi semacam ini sangat tidak mungkin terjadi, bagaimana mungkin
saldo akhir dari sebuah perusahaan dan bank akan sama. Dalam setiap periode
transaksi pasti terdapat pembayaran, setoran, penalty, biaya layanan bank serta jenis
transaksi lainnya yang belum tercatat pada perusahaan.
Jika perusahaan menemukan hal mencurigakan seperti ini maka akan lebih baik
jika menutup akun dan menyimpan sebagian dana ke dalam akun yang lebih aktif.
Dengan demikian, perusahaan akan lebih mudah menginvestasikan sebagian dana
yang tersisa dan memantau status investasinya.
D. Komponen Dalam Rekonsiliasi Bank
Terdapat beberapa komponen yang akan muncul ketika perusahaan melakukan
proses rekonsiliasi bank, yaitu sebagai berikut:
a. Deposit in transit atau setoran dalam proses. Yang dimaksud ialah ketika uang
tunai atau cek yang telah diterima dan dicatat oleh perusahaan ternyata belum
dicatat oleh pihak bank yang ditunjuk oleh perusahaan. Jika hal seperti ini terjadi
maka setoran tidak akan muncul pada laporan keuangan bank. Oleh sebab itu,
kasus ini masuk ke dalam item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank. Pada
dasarnya, setoran dalam proses ini terjadi ketika data yang dimaksudkan tersebut
terlambat sampai ke bank bersangkutan. Sehingga, data tersebut tidak bisa
dimasukkan ke dalam catatan pada hari tersebut. Deposit in transit juga berlaku
jika perusahaan mengirimkan dana akan tetapi memiliki status tertunda dari bank.
b. Outstanding check atau cek beredar. Yang dimaksud ialah ketika cek yang telah
dicatat oleh sebuah perusahaan akan tetapi belum dicairkan. Jika proses pencairan
belum diselesaikan maka data tidak akan muncul pada laporan keuangan bank.

4
c. Non sufficient fund check atau cek kosong. Maksudnya ialah cek yang tidak
diterima oleh bank dikarenakan dana yang terdapat di dalam rekening perusahaan
tidak mencukupi. Jika kasus ini terjadi, maka bank yang bersangkutan akan tetap
mengeluarkan nota debit dengan jumlah ketidakjujuran atau dishonored.
Kemudian, saldo yang terdapat di rekening perusahaan juga akan dikurangi. Jika
perusahaan ingin memproses cek ini maka perusahaan wajib mengeluarkan dana
atau biaya pemrosesan.
E. Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan dan pengeluaran, serta saldo akhir biasanya
dilakukan oleh auditor sebagai alat pengujian yang menyeluruh terhadap transaksi kas.
Ketiga rincian tersebut kemudian disusun dalam kolom-kolom. Berikut merupakan
bentuk rekonsiliasi bank.

1. Bentuk Rekonsiliasi Bank Vertikal (Report Form)

Bentuk yang pertama ialah bentuk rekonsiliasi bank vertikal atau report form.
Bentuk ini juga dikenal dengan sebutan bentuk staffel di mana semua informasi di
dalamnya disusun secara bertingkat. Pada bagian, terdapat kolom yang berisikan
catatan rekonsiliasi saldo kas berdasarkan catatan dari perusahaan. Adapun bagian
bawah kolom berisikan informasi tentang catatan rekonsiliasi saldo kas berdasarkan
rekening koran bank ataupun sebaliknya.

5
2. Bentuk Skontro (Account Form)

Berbeda dengan bentuk report form, account form ini disusun secara horizontal
dengan cara sebelah-menyebelah. Pada bagian kolom sebelah kiri berisikan data saldo
catatan perusahaan, sedangkan pada bagian sebelah kanan berisikan data untuk
rekonsiliasi saldo kas rekening koran dan begitupun sebaliknya.

3. Bentuk 4 Kolom

Pada dasarnya, bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom ini terdiri dari 5 kolom.
Namun, dari lima kolom ini hanya terdapat 4 kolom nominal mutasi, oleh sebab itu
disebut dengan bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom. Definisi dari bentuk rekonsiliasi 4
kolom ini sendiri adalah sebuah bentuk penyusunan rekonsiliasi bank dengan jumlah 4
kolom nominal mutasi. Berikut ini merupakan contoh bentuk rekonsiliasi bank 4
kolom.

6
4. Bentuk 8 Kolom

Metode rekonsiliasi bank 8 kolom adalah perluasan dari metode rekonsiliasi


saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar. Adapun bentuk 8
kolom ini sebetulnya ada 9 kolom. Di mana 1 kolomnya berupa keterangan transaksi
yang dilakukan selama periode tertentu, sedangkan 8 kolom lainnya berisi nominal
dari transaksi keuangan perusahaan. Rekonsiliasi bank 8 kolom cenderung lebih
kompleks dan setiap kolom utama yang berisi saldo akhir, penerimaan, pengeluaran,
dan saldo akhir periode berikutnya, terbagi lagi atas kolom catatan yang berasal dari
bank dan perusahaan.
Rekonsiliasi bank 4 kolom dan 8 kolom adalah dua metode rekonsiliasi bank
yang lebih kompleks dibanding metode rekonsiliasi lainnya. Metode ini dapat
memberikan gambaran secara lebih mendetail untuk melihat perbedaan di antara
catatan transaksi dari bank dengan catatan laporan keuangan perusahaan. Proses
rekonsiliasi bank perlu dilakukan secara mendetail untuk menghindari kesalahan yang
mungkin terjadi, yang bahkan berakibat fatal terhadap laporan keuangan periode
berikutnya.
F. Penyebab Terjadinya Rekonsiliasi Bank
Berikut ini merupakan beberapa penyebab terjadinya rekonsiliasi bank atau
perbedaan saldo akhir kas perusahaan dengan catatan koran dari pihak perbankan.

a) Piutang Wesel
Piutang wesel bisa diartikan sebagai hutang klien yang menggunakan surat
perjanjian yang mengikat serta menjamin berupa aset jika sewaktu-waktu terjadi
masalah. Pada umumnya, piutang wesel bisa menjadi faktor terjadinya rekonsiliasi
bank dikarenakan dana dikirim lewat jasa bank. Piutang wesel ini juga biasanya
memiliki masa perjanjian kurang dari satu tahun.
b) Deposit In Transit

7
Rekonsiliasi bank juga bisa terjadi akibat adanya perbedaan catatan kas
perusahaan dan bank karena pengaruh deposit in transit. Deposit in transit juga sering
disebut sebagai setoran dalam perjalanan. Pada umumnya, deposit in transit ini terjadi
saat terdapatnya setoran dana di akhir bulan yang telah dicatat oleh perusahaan pada
bulan tersebut. Namun, pihak bank baru bisa mencatat dana tersebut pada bulan
selanjutnya.
c) Beban dan Pendapatan Bank
Rekonsiliasi bank juga bisa disebabkan oleh beban bank. Beban bank yang
dimaksud bisa berupa beban administrasi, biaya pelayanan ataupun biaya penulisan
cek serta beban bank lainnya. Pendapatan bunga bank yang belum dicatat sepenuhnya
oleh perusahaan juga masuk ke dalam beban bank.
d) Outstanding Check
Outstanding check merupakan cek yang masih beredar dan dapat menyebabkan
terjadi suatu rekonsiliasi bank. Singkatnya, outstanding check ini telah tercatat oleh
perusahaan akan tetapi, belum sepenuhnya tercatat dari pihak bank. Pada kasus
lainnya, bisa juga cek tersebut belum sempat dicairkan oleh pihak bank kepada
penerima cek.
e) Kesalahan Pencatatan
Faktor penyebab rekonsiliasi bank selanjutnya adalah terjadinya kesalahan
pencatatan. Kesalahan ini bisa disebabkan oleh pihak bank ataupun dari pihak
perusahaan itu sendiri. Sebagai contoh, penanggung jawab perusahaan yang mengurus
laporan keuangan perusahaan melakukan kesalahan pencatatan nominal uang atau
sebaliknya, karyawan bank yang bertindak selaku penanggung jawab pengelolaan
uang perusahaan juga melakukan kesalahan pencatatan.
f) Kredit Bank
Rekonsiliasi bank juga bisa terjadi karena terdapatnya kredit bank. Kredit bank
yang dimaksud bisa berupa penagihan ataupun deposito dari pihak bank. Transaksi
jenis ini hanya bisa diketahui jika nasabah menerima rekening koran. Oleh sebab itu,
sangat penting untuk memahami tentang kredit bank terutama pada perbankan
Indonesia. Grameds dapat mempelajarinya pada buku Seri Pintar Perbankan: Kredit
Bank Umum Menurut Teori Dan Praktik Perbankan Indonesia.
g) Not Sufficient Fund
Not sufficient fund merupakan cek kosong yang tidak memiliki dana. Hal ini
terjadi ketika perusahaan menerima cek pembayaran dari pelanggan. Namun, setelah
dicek, cek tersebut tidak bisa dicairkan karena dana yang kurang atau tidak
cukup. Kasus seperti ini bisa menyebabkan terjadinya rekonsiliasi bank karena bank
yang bersangkutan tidak dapat mencairkan uang. Dana yang kurang pada rekening
biasanya tidak disadari oleh perusahaan yang bersangkutan sehingga tetap dicatat
sebagai data pengeluaran cek.

8
G. Contoh Soal Rekonsiliasi Bank beserta Pembahasannya
Contoh Kasus Rekonsiliasi Bank Model 4 Kolom
PT Four Forever adalah sebuah perusahaan yang berkerja dibidang perdagangan.
PT FourForever sudah menyatakan untuk membuka rekening koran di Bank BNI
Syariah untukmenyimpan semua dana dari perusahaan.Dan pada tanggal 31 Oktober
2015, PT Four Forever mendapatkan rekening koran dari BankBNI Syariah untuk
periode Oktober 2015. Nah dibawah ini beberapa perbandingan antaracatatan
perusahaan dan juga rekening koran bank:
PT Four Forever
Buku Besar
(dalam Rp 000,-)
Kas
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
01/10/15 Saldo awal 194.145
05/10/15 Pelunasan 7000 201.145
piutang
05/10/15 Pendapatan 385 201.530
bunga
10/10/15 Biaya ADM 150 201.380
Bank bln
September
15/10/15 Retur 22.510 178.870
penjualan
21/10/15 Pembayaran 10.000 168.870
utang
24/10/15 Penjualan 15.000 183.870
tunai
28/10/15 Pembelian 5.500 178.870
perle.Kantor
30/10/15 Saldo 178.870
Rekening Koran PT Four Forever
Nomor Rekening : 0540105284
Nama : PT Four Forever
Periode : Oktober 2015

9
Mata Uang : IDR (dalam Rp000,-)
Tanggal Keterangan Cab. Mitasi Saldo
01/10/15 Pemindahan 111 231.020
Saldo
03/10/15 Pembelian 112 41.840 DR 189.180
Peralatan
05/10/15 Pelunasan 211 12.200 CR 201.380
piutang
15/10/15 Retur 222 22.510 DR 178.870
penjualan
21/10/15 Pembayaran 321 10.000 DR 168.870
Utang
31/10/15 Beban 222 50 DR 168.820
ADM Bank
bln Oktober
31/10/15 Saldo 168.820

Keterangan:
Merah = Transaksi yang salah dibulan lalu
Hitam = Transaksi yang benar dibulan berjalan
Biru = Transaksi yang salah dibulan berjalan
Sesuai perbandingan antara buku besar perusahaan dan laporan rekning koran bank,
bagiankeuangan PT Sinar Nusantara melakukan pemeriksaan terhadap kedua catatan
danmengonfirmasikan hal seperti dibawah ini:
01/10/15 Saldo kas perusahaan per 1 Oktober 2015 senilai Rp194.145.000 dan saldo
direkening koran sebesar Rp231.020.000 perbedaan tersebut diakibatkan karena pada
bulan oktober belum dilakukan rekonsiliasi.
03/10/15 Dikeluarkan cek nomor CE 070585 sejumlah Rp41.840.000 untuk pembelian
peralatan kantor dan perusahaan sudah mengkredit akun kas pada tanggal 2
oktober2015.
05/10/15 Bank sudah mengumpulkan wesel untuk PT Sinar Nusantara senilai
Rp7.385.000.wesel Rp7.000.000 dan mendapatkan bunga sebesar Rp385.000. Wesel
tersebutsudah ditagih dan dimasukan kedalam reking koran bulan lalu, namun
persuhaansendiri justru belum mencatatnta pada tanggal 5 oktober.

10
08/10/15 Uang jaminan senilai Rp12.200.000, mewakili penerimaan pelunasan
piutang dariPT Bakrie 9 september dan simasukkan ke dalam rekening koran tanggal 8
Oktober.
10/10/15 Bank sudah mendebet kas perusahaan untuk biaya administrasi setiap di
akhir bulan. Akan tetapi biaya administrasi untuk bulan yang september
senilaiRp150.000, baru dicatat oleh perusahaan di tanggal 10 Oktober.
15/10/15 Retur atas penjualan barang dagang dengan tunai dan nomor faktur FP007
kepada Nona Serviana senilai Rp22.510.000. Ternyata perusahaan sudah mengekredit
akunkas dan pihak bank sudah mndebit kas perusahaan.
21/10/15 Perusahaan sudah melakukan penarikan secara tunai guna membayar
beberapautang kepada PT Sampurna senilai Rp10.000.000.
24/10/15 Perusahaan menyetorkan uang tunai ke bank dengan nominal
Rp15.000.000,00yang didapat dari penjualan tunai barang dagang dengan nomor
faktur FP 026.Perusahaan juga sudah mendebit aku kas, padahal trasaksi tersebut
belumlahmuncul pada rekening koran.
28/10/15 Dikeluarkan cek nomor CE 070785 sebesar Rp5.500.000 guna pembelian
perlengkapan kantor serta perusahaan juga sudah mengkredit aku kas.
Berdasarkancatatan Bank cek tersebut belum diuangkan hingga akhir periode laporan
rekeningKoran Bank.
31/10/15 Bank sudah mendebit kas perusahaan untuk biaya administrasi bulan
Oktoberdengan nominal Rp50.000. Perusahaan belum mengetahui hak tersebut
dengan begitu belum dicatat dalam catatan perusahaan.
Kerana tujuanya ingin membandingkan bank, pemerikasaan dibatalkan serta memo
yangmenyertainya dengan catatan mengungkapkan bagian yang harus di rekonsiliasi
yaknitransaksi tanggal 3, 5, 8, 10, 28 dan 31 Oktober.
Dibawah ini bentuk laporan rekonsilias penerimaan, pengeluaran dan saldo bank yang
dibuat oleh sebuah perusahaan.

11
Rekonsiliasi Laporan Bank
PT Four Forever
Laporan Rekonsiliasi Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Bank
Periode 31 Oktober 2015

PT Four Forever
Jurnal Koleksi
Periode Oktober 2015
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/10/15 Beban ADM 50.000
Bank
Kas 50.000

Buku Besar Kas setelah Rekonsiliasi


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo

12
31/10/15 Saldo kas - - 178.370
sebelum
rekonsiliasi
31/10/15 Beban ADM - 50 178.320
Bank
31/10/15 Saldo kas 178.320
setelah
Rekonsiliasi

Contoh Kasus Rekonsiliasi Bank Model 8 Kolom


Pada dasarnya sama dengan rekonsiliasi saldo akhir untuk memperlihatkan saldo yang
sesungguhnya, hanya saja yang berbeda disusun rekonsiliasi untuk saldo bank terpisah
dengan saldo kas.Sebab yang direkonsiliasikan ada 4 jumlah yakni saldo awal
penerimaan, pengeluaran dansaldo akhir maka otomatis rekonsiliasinya menjadi 8
kolom tiap-tiap untuk bank dan kas. Nah dibawah ini ada contoh dari rekonsiliasi 8
kolom

13
Jadi rekonsiliasi 8 kolom diatas bisa dibuat laporan dengan bentuk yang berbeda-beda
seperti yang ada bawah ini

Bentuk diatas ini yakni untuk mencari saldo yang sesungguhnya, maka dinamakan
rekonsiliasi 8 kolom. Jadi yang membedakan hanya ketika penyajianya saja, yaitu 4
kolom diatas serta 4 kolom dibawah.Sebab bentuknya yang memang seperti ini, meskipun
dengan prinsip yang sama dengan rekonsilias 8 kolom tapi terlihat seperti rekonsilias 4
kolom.

14
H. Metode Rekonsiliasi Bank 4 Kolom dan 8 Kolom
Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan dan pengeluaran, serta saldo akhir biasanya
dilakukan oleh auditor sebagai alat pengujian yang menyeluruh terhadap transaksi
kas. Ketiga rincian tersebut kemudian disusun dalam kolom-kolom, baik dalam bentuk
rekonsiliasi 4 kolom atau 8 kolom.
a. Rekonsiliasi Bank 4 Kolom
Meski bernama rekonsiliasi bank 4 kolom, metode rekonsiliasi ini terdiri dari lima
kolom. Di mana 1 kolom pertama berisi keterangan transaksi dan 4 kolom lainnya
berisi nominal mutasi. Adapun jika dibandingkan dengan rekonsiliasi saldo akhir,
maka rekonsiliasi bank 4 kolom adalah perluasan dari metode rekonsiliasi bank untuk
saldo kas. Oleh karena itu, prosedur pembuatan rekonsiliasi saldo akhir juga berlaku
dalam rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir. Dengan kata
lain, saldo akhir suatu periode akan menjadi saldo awal periode berikutnya.
Lebih jelasnya, berikut ini contoh dari bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom.

b. Rekonsiliasi Bank 8 Kolom


Sementara itu, metode rekonsiliasi bank 8 kolom adalah perluasan dari metode
rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar. Adapun
rekonsiliasi bank 8 kolom sebenarnya berisi 9 kolom. Di mana 1 kolomnya berupa
keterangan transaksi yang dilakukan selama periode tertentu, sedangkan 8 kolom
lainnya berisi nominal dari transaksi keuangan perusahaan. Rekonsiliasi bank 8 kolom
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan rekonsiliasi bank 4 kolom. Hanya saja,
rekonsiliasi bank 8 kolom cenderung lebih kompleks dan setiap kolom utama yang
berisi saldo akhir, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir periode berikutnya,
terbagi lagi atas kolom catatan yang berasal dari bank dan perusahaan.

15
Berikut ini contoh dari rekonsiliasi bank 8 kolom.

Rekonsiliasi bank 4 kolom dan 8 kolom adalah dua metode rekonsiliasi bank yang lebih
kompleks dibanding metode rekonsiliasi lainnya. Metode ini dapat memberikan gambar
secara lebih mendetail untuk melihat perbedaan di antara catatan transaksi dari bank
dengan catatan laporan keuangan perusahaan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Rekonsiliasi bank adalah sebuah bentuk pengendalian terhadap kas di bank
dengan catatan kas perusahaan secara periodik yang menjadi sebuah pembanding,
pihak dari bank mengirimkan laporan kas yang berisikan seluruh transaksi penyetoran
selama periode tertentu. Dilakukannya rekonsiliasi untuk menunjukan adanya
perbedaan antara catatan kas menurut bank dan perusahaan. Beberapa perusahaan
membuat rekonsiliasi bank tertentu memliki tujuan salah satunya tujuannya ialah
untuk memastikan bahwa apakah ada perbedaan kas yang di bank dengan yang ada
pada perusahaan.
Beberapa dokumen yang dibutuhkan dalam membuat rekonsiliasi bank :
 Jurnal penerimaan kas
 Jurnal pengeluaran rekening koran
 Bukti setoran bank
 Bukti penerimaan & pengeluaran kas
Tujuan rekonsiliasi bank adalah menemukan dan menganalisis penyebab
selisih yang terjadi antara laporan bank dan perusahaan. Rekonsiliasi bank sangat
diperlukan karena untuk mengetahui informasi penting seperti perusahaan dapat
mengetahui jumlah selisih dari saldo kas papda laporan bank yang berbeda dengan
pembukaan perusahaan.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Terima kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

IBNU.(2022).Memahami Metode Rekonsiliasi Bank 4 Kolom dan 8 Kolom.Diakses melalui


https://accurate.id/akuntansi/rekonsiliasi-bank-4-kolom/.03 Oktober 2022.
Diakses Melalui Pada Tanggal 03 Oktober 2022
http://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1867/Hotner%20Sinaga.pdf?sequence=1/
Sinaga,Hotner.2014.Diakses pada tanggal 03 Oktober 2014
http://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1867/Hotner%20Sinaga.pdf?sequence=1
Diakses Pada Tanggal 03 0ktober 2022
https://www.gramedia.com/literasi/rekonsiliasi-bank/.
Diakses Pada Tanggal 03 Oktober 2022
https://www.studocu.com/id/document/universitas-telkom/supply-chain-management/tugas-
analisis-sc-pt-unilever-indonesia/8429281.

18

Anda mungkin juga menyukai