Anda di halaman 1dari 67

KONSEP AKUNTANSI PERBANKAN

GIRO NASABAH DAN TABUNGAN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perbankan


Yang diampu oleh Ibu Febi Annuri Jayasi

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Yosi Digna Dwiyanto ( 21383021135)


Siska Dwi Wulandari ( 21383022042)
Noviatul Hasanah ( 21383022108)
Kelas D

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat, hidayah dan kelapangan hati sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Konsep Akuntansi
Perbankan, Giro Nasabah Dan Tabungan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari kepenulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Ibu
Febi Annuri Jayasi pada Bidang studi Akuntansi Perbankan. Selain itu
juga, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep
Akuntansi Perbankan, Giro Nasabah Dan Tabungan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Febi Annuri


Jayasi selaku dosen Bidang Studi Akuntansi Perbankan yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan pada bidang
yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua
anggota kelompok dan semua pihak yang membantu dan membagi ilmunya
untuk menyempurnakan makalah kami, sehingga dapat terselesaikan pada
tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, baik kritikan dan saran yang membangun
makalah ini agar lebih sempurna lagi akan kami nantikan. Maaf jika terjadi
kesalahan baik dari segi pemaparan atau pun penulisan materi.

Pamekasan, 10 September 2023

Penyusun

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

BAB II .......................................................................................................................6
PEMBAHASAN .......................................................................................................6
A. Konsep Akuntansi Perbankan ............................................................... 6
1. Pengertian akuntansi perbankan ................................................................... 6
2. Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan .............................................................. 7
3. Proses Akuntansi .............................................................................................. 8
4. Persamaan Dasar Akuntansi Perbankan.................................................... 10
5. Komponen Dalam Persamaan Akuntansi ................................................... 12
6. Manfaat Akuntansi Perbankan ..................................................................... 14
7. Tujuan Akuntansi Perbankan ........................................................................ 15
8. Riset Akuntansi Pada Perbankan ................................................................ 16
9. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia ................................................ 17
B. Giro Nasabah ........................................................................................ 17
1. Pengertian dan Jenis Rekening Giro .......................................................... 17
2. Persyaratan Pembukaan Rekening Giro .................................................... 20
3. Sarana Penarikan Rekening Giro ................................................................ 20
4. Akuntansi Giro ................................................................................................ 28
5. Pembukaan Rekening Giro........................................................................... 28
6. Manfaat Giro ................................................................................................... 30
7. Setoran Giro .................................................................................................... 31
8. Penarikan Giro ................................................................................................ 33
9. Perhitungan Jasa Giro ................................................................................... 33
10. Penutupan Rekening Giro ......................................................................... 34
11. Contoh Transaksi Pada Giro .................................................................... 36
C. Tabungan .............................................................................................. 41
1. Pengertian Tabungan..................................................................................... 41
2. Jenis Tabungan............................................................................................... 42
3. Manfaat Menabung ........................................................................................ 46
4. Sarana Penarikan Tabungan ........................................................................ 48
5. Ketentuan Tabungan ...................................................................................... 50
6. Akuntansi Tabungan ...................................................................................... 51
7. Setoran Tabungan .......................................................................................... 52

iii
8. Penarikan Tabungan ...................................................................................... 56
9. Pencatatan Transaksi Tabungan.................................................................. 58
10. Hadiah untuk Penabung ............................................................................ 59
BAB III .................................................................................................................... 60
PENUTUP .............................................................................................................. 60
A. Kesimpulan ........................................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 63

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bisnis khususnya dunia perbankan sangat membutuhkan
laporan keuangan guna tetap eksis dan dapat mengembangkan
usahanya, oleh sebab itu dibutuhkan Akuntansi. Akuntansi dalam bisnis
perbankan adalah sebagai alat untuk dapat memberikan informasi dan
pengambilan keputusan. Dalam menjalankan bisnisnya setiap
perbankan menganut konsep dasar dalam akuntansi perbankan,
karena hal tersebut adalah wajib dan tidak dapat di abaikan. Adapun
konsep dasar dalam akuntansi perbankan adalah sebagai patokan
dasar yang dapat dilakukan dan dijalankan oleh setiap bisnis di dunia
perbankan agar usahanya dapat eksis dan berkembang lebih maju baik
itu dalam skala nasional, terlebih lagi dalam persaingan dunia
perbankan internasional.
Adanya jasa perbankan di masyarakat memberikan kemudahan
dalam mengelola keuangannya. Salah satu kemudahan yang
ditawarkan oleh jasa perbankan yaitu membuat masyarakat lebih
mempercayai uangnya untuk disimpan atau ditabung di bank. Karena
sumber utama dana bank dalam usahanya menghimpun dana berasal
dari masyarakat maupun dari nasabah institusi.
Salah satu sumber dana bank dari pihak ketiga adalah simpanan
giro. Simpanan giro merupakan adalah simpanan dari nasabah yang
dapat ditarik setiap saat oleh nasabah dengan menggunakan cek, bilyet
giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah
bukuan. Usaha bank untuk menghimpun dana dalam bentuk simpanan
giro sangat menentukan pertumbuhan bank, sebab volume dana yang
berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menentukan pula
volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam
bentuk penanaman dana yang menghasilkan bunga, sehingga dari
selisih bunga tersebut bank memperoleh keuntungan.

1
Selain simpanan giro, sumber dana bank dari pihak ketiga
adalah Tabungan. Tabungan merupakan jenis simpanan yang sangat
dikenal oleh masyarakat, karena sejak sekolah dasar anak-anak
sekolah diperkenalkan dengan tabungan, meskipun masih bersifat
menabung di sekolah. Namun sayangnya, pendidikan tentang
menabung tersebut kurang mengakar kuat dalam budaya masyarakat
Indonesia. Masih sedikit masyarakat Indonesia yang gemar menabung.
Hal ini salah satunya adalah karena budaya masyarakat Indonesia yang
konsumtif. Budaya konsumtif ini tentu saja akan berpengaruh terhadap
tabungan masyarakat, karena tabungan merupakan pendapatan yang
dikurangi konsumsi. Artinya, semakin besar konsumsi masyarakat,
maka akan semakin sedikit tabungan masyarakat tersebut, bahkan jika
konsumsinya terlalu besar hingga melebihi pendapatannya maka
tabungannya bisa sama dengan nol atau tidak memiliki simpanan sama
sekali. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi masyarakat tersebut.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia
untuk meningkatkan tabungan masyarakat, di antaranya adalah melalui
program Tabunganku. Program ini diikuti oleh 70 Perbankan nasional
dan lebih dari 910 Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Selain mengajak
masyarakat untuk membudayakan kembali kegiatan menabung, BI dan
perbankan nasional juga mengajak masyarakat untuk mengurangi
budaya konsumtif yang tidak terlalu berkontribusi positif terhadap
produktivitas nasional. Tujuan utama dari program ini adalah untuk
mengurangi kemiskinan dan mendukung pertumbuhan ekonomi
kalangan bawah. (Gadinasyin, 2014:2). Namun sayangnya, program ini
belum begitu terasa dampaknya.
Tujuan menabung yaitu menghemat uang dari pengeluaran yang
berlebih dan agar hidup tidak boros dengan cara mengatur keuangan
dengan baik agar dapat hidup sejahtera di masa yang akan datang. Dari
segi tujuan tersebut masyarakat di desa menjadikan aspek
pembelajaran yang baik untuk mengajarkan masyarakat agar hidup

2
sehat dengan mengajarkan mereka mengelola keuangan yang
dimilikinya dengan lebih mudah melalui jasa perbankan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian akuntansi perbankan?
2. Bagaimana prinsip dasar akuntansi perbankan?
3. Bagaimana proses akuntansi?
4. Apa saja persamaan dasar akuntansi perbankan?
5. Apa saja komponen dalam persamaan akuntansi perbankan?
6. Apa saja manfaat akuntansi perbankan?
7. Apa saja tujuan akuntansi perbankan?
8. Bagaimana riset akuntansi pada perbankan?
9. Bagaimana pedoman akuntansi perbankan Indonesia?
10. Bagaimana pengertian giro dan apa saja jenis-jenis giro?
11. Apa saja persyaratan pembukaan rekening giro?
12. Bagaimana sarana penarikan rekening giro?
13. Bagaimana akuntansi giro?
14. Bagaimana pembukaan rekening giro?
15. Apa saja manfaat giro?
16. Bagaimana setoran giro?
17. Bagaimana penarikan giro?
18. Bagaimana perhitungan jasa giro?
19. Bagaimana penutupan rekening giro?
20. Bagaimana contoh transaksi pada giro?
21. Bagaimana pengertian tabungan?
22. Apa saja jenis-jenis tabungan?
23. Apa saja manfaat menabung?
24. Bagaimana sarana penarikan tabungan?
25. Apa saja ketentuan tabungan?
26. Bagaimana akuntansi pada tabungan?
27. Bagaimana setoran tabungan?
28. Bagaimana penarikan tabungan?

3
29. Bagaimana pencatatan transaksi tabungan?
30. Apa saja hadiah untuk penabung?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian akuntansi perbankan.
2. Untuk mengetahui prinsip dasar akuntansi perbankan.
3. Untuk mengetahui proses akuntansi.
4. Untuk mengetahui persamaan dasar akuntansi perbankan.
5. Untuk mengetahui komponen dalam persamaan akuntansi
perbankan.
6. Untuk mengetahui manfaat akuntansi perbankan.
7. Untuk mengetahui tujuan akuntansi perbankan.
8. Untuk mengetahui riset akuntansi pada perbankan.
9. Untuk mengetahui pedoman akuntansi perbankan Indonesia.
10. Untuk mengetahui pengertian giro dan apa saja jenis-jenis giro.
11. Untuk mengetahui persyaratan pembukaan rekening giro.
12. Untuk mengetahui sarana penarikan rekening giro.
13. Untuk mengetahui akuntansi giro.
14. Untuk mengetahui pembukaan rekening giro.
15. Untuk mengetahui manfaat giro.
16. Untuk mengetahui setoran giro.
17. Untuk mengetahui penarikan giro.
18. Bagaimana perhitungan jasa giro.
19. Untuk mengetahui penutupan rekening giro.
20. Untuk mengetahui contoh transaksi pada giro.
21. Untuk mengetahui pengertian tabungan.
22. Untuk mengetahui jenis-jenis tabungan.
23. Untuk mengetahui manfaat menabung.
24. Untuk mengetahui sarana penarikan tabungan.
25. Untuk mengetahui ketentuan tabungan.
26. Untuk mengetahui akuntansi pada tabungan.
27. Untuk mengetahui setoran tabungan.

4
28. Untuk mengetahui penarikan tabungan.
29. Untuk mengetahui pencatatan transaksi tabungan.
30. Untuk mengetahui hadiah untuk penabung.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Akuntansi Perbankan


1. Pengertian akuntansi perbankan
Akuntansi Perbankan merupakan salah satu proses
akuntansi bank yang meliputi pencatatan, pengklarifikasian,
penilaian dan penafsiran data keuangan bank yang dilakukan
secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan pihak yang
berkepentingan baik intern ataupun extern. Bank sebagai pihak
perantara antar pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
kekurangan dana serta pihak yang memperlancar lalulintas
pembayaran.
Laporan keuangan bank dalam akuntansi perbankan wajib
menyesuaikan dengan prinsip akuntansi yang telah diterima
dengan luas, sistem pembukuan, posting dan pencatatan semua
transaksi dalam aktivitas operasional bank.
Akuntansi merupakan seni mencatat, menggolongkan, dan
mengikhtisarkan transaksi dan peristiwa yang paling tidak sebagian
bersifat keuangan dengan suatu cara yang bermakna dan dalam
satuan uang, serta mengikhtisarkan hasil-hasilnya.1 Secara
sederhana akuntansi dapat diartikan sebagai seni dalam
melakukan pencatatan, penggolongan, dan pengihktisaran, yang
mana pada akhirnya tercipta sebuah informasi seluruh aktivitas
keuangan perusahaan. Tujuan akuntansi yang digambarkan dalam
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para pemakai.

1Taswan, Akuntansi Perbankan dalam Valuta Rupiah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
2005).

6
Dengan demikian, maka pencatatan akuntansi harus
dilakukan secara cepat dan akurat sehingga informasi yang
disajikan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
bagi para pengguna.

2. Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan


Terdapat prinsip-prinsip penting dalam akuntansi perbankan,
antara lain:
a. Pencatatan Pendapatan Berbasis Cash
Kebanyakan pemasukan bank didapatkan dari kredit
nasabah, serta nominalnya bergantung dari berapa lama kredit
tersebut berlangsung. Untuk meminimalisir resiko besar,
pencatatan ini dicoba dengan pelaksanaan pencatatan berbasis
cash. Fokus utama dalam pelaksanaan berbasis cash
merupakan hal-hal berhubungan dengan pembiayaan tidak
lancar ataupun kredit macet. Dalam prinsip berbasis cash ini
komisi dana tidak hendak dicatat apabila belum menerimanya
dalam wujud tunai.
b. Pencatatan Biaya Berbasis Akrual Accrual
Basis ataupun dasar akrual merupakan sesuatu basis
akuntansi bilamana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi
diakui, dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan langsung
pada saat terbentuknya transaksi tersebut, tanpa mencermati
waktu kas diterima ataupun dibayarkan. Pencatatan biaya yang
dilakukan dengan dasar akrual yang dihitung setiap saat secara
real time diperlukan dalam kegiatan keuangan perbankan
karena biaya operasional dan juga pembiayaan merupakan
sektor terbesar yang ada dalam perbankan.2

2Kusuma Wijaya, Akuntansi Perbankan, (Sumatera Barat: Global Eksekutif Teknologi,


2022) hlm. 2-3.

7
3. Proses Akuntansi
Proses akuntansi merupakan urutan aktivitas yang dimulai
dari terjadinya suatu transaksi yang memengaruhi posisi keuangan
perusahaan sampai terbentuknya laporan keuangan. Setiap
transaksi yang akan dicatat harus didukung oleh bukti/dokumen
transaksi yang diakui.3 Bukti transaksi atau dokumen merupakan
sumber dalam pencatatan akuntansi.

a. Bukti Transaksi
Bukti transaksi, merupakan dasar yang digunakan untuk
pencatatan akuntansi. Dokumen transaksi dapat berupa
kuitansi pembayaran, faktur pembelian, faktur penjualan, bukti
transfer, dan dokumen lainnya yang dapat diterima. Setelah
menerima dokumen, maka perlu dilakukan analisis terhadap
dokumen itu kemudian menentukan akun yang sesuai dengan
bukti transaksi untuk diinput pada posisi debit atau kredit.
b. Jurnal
Jurnal merupakan aktivitas pertama yang dilakukan
dalam mencatat setiap transaksi keuangan. Atas dasar
dokumen, maka dibuat jurnal (input data sesuai dengan
dokumen ke dalam komputer) sesuai dengan nomor akun atau
nomor sub-akun. Informasi yang diperoleh dari penyusunan
jurnal adalah berupa jurnal umum dan jurnal khusus.

3Ismail, Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam Rupiah (Edisi Revisi), Cet. 4,
(PRENADAMEDIA GROUP : Jakarta, 2014), hlm. 2.

8
c. Buku Besar
Buku besar merupakan sarana yang digunakan untuk
menampung semua transaksi yang telah dikelompokkan sesuai
dengan transaksi yang sejenis. Setelah input data (jurnal)
sesuai dengan nomor akun. Atau sub-akun, maka transaksi
tersebut akan dikelompokkan ke dalam buku besar.
d. Neraca Saldo
Dari buku besar, akan dapat disusun neraca lajur.
Neraca saldo menggambarkan informasi atas semua transaksi
yang terjadi pada periode tertentu.
e. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian diperlukan untuk menyesuaikan
transaksi yang salah dalam pencatatan atau transaksi yang
belum dicatat. Pada akhir periode perlu dilakukan jurnal
penyesuaian bila ada transaksi yang belum tercatat atau
transaksi yang salah dalam pencatatan. Dengan dilakukan
jurnal penyesuaian, maka diharapkan semua transaksi yang
telah dicatat pada periode tertentu akan menggambarkan
informasi yang akurat.
f. Neraca Lajur Setelah Disesuaikan
Setelah dilakukan penyesuaian, maka dapat disusun
neraca lajur setelah disesuaikan. Neraca lajur setelah
disesuaikan merupakan sarana untuk menyusun laporan
keuangan.
g. Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari:
1) Neraca
2) Laporan laba/rugi
3) Laporan perubahan ekuitas

9
4. Persamaan Dasar Akuntansi Perbankan
Manajemen perbankan mempunyai kewajiban buat dapat
mengendalikan pihak eksternal serta internal. Kewajiban pihak
bank kepada pihak eksternal ialah selaku kreditur dalam berikan
pinjaman dana ataupun deposit. Sedangkan kewajiban kepada
pihak internal merupakan dengan keahlian buat membagikan
keuntungan kepada owner modal.
Dalam pelaporan keuangan perbankan, dibutuhkan
terdapatnya rumus persamaan dasar akuntansi perbankan, ialah:

Aktiva = Utang = Modal

Dalam jurnal akuntansi perbankan, apabila pihak bank


melaksanakan aktivitas serta mendapatkan pemasukan ataupun
mengeluarkan biaya, selisih pemasukan dengan biaya ialah laba
yang dipunyai oleh bank. Laba yang dimiliki oleh bank ini masuk ke
dalam perhitungan keuntungan dari modal bank. Sehingga
persamaannya perhitungannya yaitu (Djarwanto, 2015):

Aktiva = Modal + Utang+ Pendapatan – Biaya


Aktiva + Biaya = Modal + Utang + Pendapatan

Dari sini, dapat disimpulkan dalam jurnal akuntansi


perbankan, penggambaran buku besarnya merupakan:
a. Tiap pencatatan transaksi bila aset meningkat hendak berada di
kolom debit serta pengurangan aset akan di kolom kredit.
b. Tiap pencatatan transaksi bila biaya meningkat hendak di kolom
debit serta pengurangan biaya akan di kolom kredit.
c. Tiap pencatatan transaksi pertambahan utang hendak terletak
di kolom kredit serta pengurangan utang hendak di kolom debit.
d. Tiap pencatatan transaksi pertambahan modal hendak terletak
di kolom kredit serta pengurangan modal hendak di kolom debit.

10
e. Tiap pencatatan transaksi pertambahan pemasukan hendak di
kolom kredit serta pengurangan pemasukan hendak di kolom
debit.
Buat dicermati, jika tiap aktiva yang dipunyai oleh bank
nantinya hendak mendapatkan kas, giro BI, penempatan pada bank
lain, sekuritas jangka pendek, kredit yang diberikan kepada pihak
eksternal, penyertaan serta aset tetap. Setelah itu tiap utang yang
dipunyai bank bisa berbentuk giro nasabah, tabungan, deposito,
serta pinjaman yang diterima dari pihak eksternal. Hal-hal lain yang
butuh dicermati dikala melaksanakan pencatatan akuntansi
perbankan pada laporan keuangan bank, antara lain:
a. Modal dapat berupa modal disetor dan laba ditahan
b. Pendapatan bank dapat berupa pendapatan bunga dan
pendapatan lainnya.
c. Biaya bank dapat berupa biaya bunga dan biaya lainnya

Contoh:
Berdasarkan penjelasan mengenai persamaan dasar
akuntansi keuangan di atas, bisa dipahami bahwa untuk transaksi
awal setoran di bank, pihak bank akan mencatat nominalnya pada
debit dan kredit sesuai dengan nominal setoran kemudian
dikenakan biaya tambahan administrasi.
Saat nasabah melakukan setoran di bank, mereka bisa
menggunakan metode setor tunai, cek, dan transfer masuk yang
memang sudah mendapatkan persetujuan dari pihak bank. Setoran
dengan cek atau surat berharga bisa dikreditkan ke tabungan
apabila cek tersebut sudah aktif, sehingga bisa diuangkan saat itu
juga.

11
Berikut adalah beberapa contoh akuntansi perbankan dalam
berbagai macam bentuk perhitungan transaksi.
a. Jurnal Akuntansi perbankan atas transaksi setoran tabungan
David membuka tabungan pada Bank Mandiri Cabang
Pekalongan dengan setoran awal Rp1.000.000,- secara tunai.

Kas (D) Rp. 1.000.000,-


Tabungan-David(K) Rp. 1.000.000,-

b. Jurnal akuntansi perbankan atas transaksi penarikan tunai


David menarik dana tabungannya secara tunai di Bank Mandiri
Cabang Pekalongan sebesar Rp 500.000,-

Tabungan-David (D) Rp. 500.000,-


Kas (K) Rp. 500.000,-

c. Jurnal akuntansi perbankan atas transaksi deposito David


melakukan setor tunai untuk pembukaan rekening deposito
selama 6 bulan di Bank Mandiri Cabang Pekalongan sebesar
Rp10.000.000,-

Kas (D) Rp. 10.000.000,-


Deposito 6 bulan-David(K) Rp. 10.000.000,-

5. Komponen Dalam Persamaan Akuntansi


Berikut ini adalah komponen dalam persamaan akuntansi,
antara lain:
a. Aset atau Aktiva
Aset ataupun aktiva dalam rumus persamaan dasar
akuntansi merupakan sumber energi yang dipunyai industri
serta berguna buat aktivitas penciptaan ataupun
keberlangsungan industri. Bentuknya bisa berbentuk uang

12
ataupun benda-benda tidak berwujud semacam hak cipta. Tidak
hanya itu, salah satu aktiva yang umumnya dipunyai industri
merupakan piutang, ialah tipe aset universal menimpa janji
pembayaran dari pihak penerima layanan atau produk kepada
industri produsen. Berikut ini sebagian contoh dari akun aktiva:
1) Aset lancar, Biaya dibayar di muka, piutang dan kas.
2) Aset tidak berwujud, Goodwill (kelebihan pembayaran
dibandingkan nilai pasar), paten dan hak cipta.
3) Aset tetap, bangunan, tanah, kendaraan dan mesin
produksi.
b. Liabilitas ataupun Kewajiban
Salah satu bagian dalam rumus persamaan dasar
akuntansi merupakan liabilitas ataupun kewajiban, ialah
beberapa dana pinjaman dari kreditur yang wajib dibayar oleh
industri cocok konvensi. Komponen ini ialah kebalikan dari
piutang serta pencatatannya wajib dicoba di dalam laporan
keuangan. Contoh akun kewajiban merupakan selaku berikut:
1) Utang jangka panjang dan Obligasi.
2) Utang jangka pendek, kewajiban pajak, pendapatan
karyawan yang belum dibayar, utang dagang dan kredit
bank.
c. Ekuitas
Ekuitas merupakan aset industri yang dipunyai pihak
ketiga, misalnya pemegang saham ataupun stakeholders. Pada
umumnya, kepemilikan ini bisa berganti sesuai kondisi realnya.
Contoh ekuitas adalah sebagai berikut.
1) Modal
2) Penarikan dana atau prive
3) Saham biasa
4) Modal yang disetorkan
5) Laba biasa

13
6. Manfaat Akuntansi Perbankan
Secara universal, manfaat akuntansi perbankan yang utama
merupakan pencatatan transaksi yang terjamin dalam aktivitas
perbankan jadi lebih baik serta transparan. Bukan cuma itu terdapat
manfaat-manfaat akuntansi perbankan lainnya, yaitu:
a. Penyajian keuangan yang lebih rapi
Pada dasarnya, informasi transaksi perbankan ialah
data yang amat berarti. Data ini bermanfaat sebagai bahan
laporan keuangan serta pula analisis perbankan yang umumnya
dicoba pada periode tertentu. Tidak hanya itu, data terkait
keuangan yang akurat hendak membagikan cerminan
semacam apa keadaan keuangan di bank tersebut, yang
nantinya pula hendak terpaut dengan proses audit bank.
b. Bahan pertimbangan dalam membuat keputusan
Informasi pencatatan bermacam transaksi dapat
digunakan sebagai fasilitas pembentuk keputusan ataupun
ketetapan sebab dari informasi tersebut dapat dikenal dengan
jelas keadaan pemasukan serta dana pada bank.
c. Memudahkan proses penilaian moneter
Bank ialah lembaga keuangan yang ditunjuk oleh
pemerintah selaku referensi untuk mengenali keadaan moneter
dikala ini. Dengan terdapatnya akuntansi perbankan, proses
penilaian moneter ini dapat dicoba dengan mudah. Kegiatan
pada akuntansi perbankan ini dapat juga dijadikan selaku tolak
ukur kebijakan moneter nasional.
d. Perlengkapan pengendali keuangan
Pada akuntansi perbankan, pencatatan transaksi
bermanfaat untuk memandang keadaan kekuatan finansial
suatu bank. Apabila nyatanya kondisinya tidak baik ataupun
memburuk, pihak bank dapat melaksanakan prediksi dengan
mengatur keuangan hingga kasus berakhir. Perihal ini pula
berguna untuk menghindari terbentuknya kepailitan bank.

14
e. Pencegah kepailitan bank
Pencatatan yang tidak baik hendak membuat informasi
transaksi jadi kacau serta berhamburan, yang nantinya hendak
mempengaruhi pada keadaan finansial perbankan. Keadaan
finansial yang kurang baik hendak berujung pada terbentuknya
pailit. Seluruh perihal ini dapat dicegah dengan mempraktikkan
akuntansi perbankan secara teratur serta pas.4

7. Tujuan Akuntansi Perbankan


Secara umum tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi atau
siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan
khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Walaupun satu badan usaha memiliki bidang usaha dan
karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya, secara umum
laporan keuangan disusun dengan tujuan yang sama. Tujuan
penyajian laporan keuangan oleh sebuah entitas dapat dirinci
sebagai berikut:
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal
perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan sumber-sumber ekonomi perusahaan yang timbul
dalam aktivitas usaha demi memperoleh laba.

4Kusuma Wijaya, Akuntansi Perbankan, (Sumatera Barat: Global Eksekutif Teknologi,


2022) hlm. 11-12.

15
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan untuk mengestimasi potensi perusahaan
dalam menghasilkan laba di masa depan.
d. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan ketika mengestimasi potensi perusahaan
dalam menghasilkan laba.
e. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai
perubahan sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti
informasi tentang aktivitas pembiayaan dan investasi.
f. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai
kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.5

8. Riset Akuntansi Pada Perbankan


Industri perbankan penting untuk ekonomi nasional dan
global. Bank berperan sebagai lembaga depositori dan pemberi
pinjaman untuk individual ataupun korporasi. Beberapa perbedaan
karakteristik perbankan dibanding dengan perusahaan lainnya
yaitu; pertama, bank mempunyai tingkat leverage yang tinggi
dibandingkan dengan perusahaan lain. Kedua, bank mempunyai
struktur governance yang berbeda dari perusahaan non finansial.
Bank memiliki jumlah dewan yang lebih besar, dan lebih
independen daripada dewan pada perusahaan non finansial.
Ketiga, bank beroperasi dengan ketidakpastian informasi yang
lebih tinggi daripada perusahaan lainnya. Keempat, bank memiliki
regulasi yang lebih ketat (Lobo, 2017).
Pada perbankan, riset akuntansi banyak diarahkan pada
memandang bagaimana manajer bank menggunakan diskresi
pelaporan. Manajer menggunakan diskresi pelaporan dapat

5Sonny Warsono, Adopsi Standar Akuntansi IFRS : Fakta, Dilema dan Matematika, (AB
Publisher : Yogyakarta, 2011).

16
disebabkan beberapa hal yaitu untuk meningkatkan efisiensi, dan
untuk alasan oportunitas, misalnya untuk meningkatkan keamanan
kerja, meningkatkan laba.

9. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia


Laporan keuangan Bank Umum Konvensional wajib disusun
berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang
relevan bagi Bank. PAPI6 merupakan petunjuk pelaksanaan yang
berisi penjabaran lebih lanjut dari beberapa PSAK yang relevan
bagi industri perbankan, termasuk penyesuaian terkait dengan
publikasi PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang
berlaku sejak 1 Januari 2010.6
Pemberlakuan PAPI 2008 diatur dalam Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal
Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia dan Surat
Edaran Bank Indonesia No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2018
perihal Perubahan atas Surat Edaran No.11/ 4/DPNP. Sebagai
petunjuk pelaksanaan PSAK maka untuk hal-hal yang tidak diatur
dalam PAPI tetap mengacu pada PSAK yang berlaku.

B. Giro Nasabah
1. Pengertian dan Jenis Rekening Giro
a. Pengertian Giro
Menurut Undang-undang perbankan No. 10 Tahun 1998
tanggal 10 November 1998, giro adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan giro, billyed giro, sarana perintah pembayaran
lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan.

6 Otoritas Jasa Keuangan, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI).

17
Dapat ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang
sudah disimpan di rekening giro tersebut dapat ditarik berkali-
kali dalam sehari, dengan catatan dana yang tersedia masih
mencukupi. Kemudian juga harus memenuhi persyaratan lain
yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan seperti
keabsahan alat penarikannya. Kemudian pengertian penarikan
pengambilan sejumlah uang dari rekening giro sehingga
menyebabkan giro tersebut berkurang jumlahnya.
Penarikan uang yang ada di rekening dapat ditarik
secara tunai maupun ditarik secara non tunai (pemindah
bukuan). Penarikan secara tunai adalah menggunakan giro dan
penarikan non tunai adalah dengan menggunakan billyed giro.
Pengertian giro adalah surat perintah tanpa syarat dari
nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah
tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang
disebutkan di dalam giro atau kepada pembawa giro. Artinya
bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa giro
ke bank yang memelihara rekening nasabah untuk diuangkan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan baik secara
tunai maupun secara pemindah bukuan. Maksudnya bank harus
membayar sejumlah uang kepada siapa saja jika giro tersebut
memenuhi syarat seperti yang telah ditentukan oleh bank.
Syarat-syarat penarikan giro yang ditetapkan oleh bank
untuk menarik sejumlah uang adalah sebagai berikut:
1) Tersedia dana yang cukup
2) Ada materai yang cukup
3) Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh
si pemberi giro.
4) Jumlah uang yang tertulis dalam angka dengan huruf
haruslah sama.
5) Memerhatikan masa kedaluwarsa giro yaitu 70 hari setelah
dikeluarkannya giro tersebut.

18
6) Tanda tangan atau stempel perusahaan harus sama
dengan yang di speciment (contoh tanda tangan).
7) Dalam keadaan tidak diblokir pihak berwenang
8) Resi giro yang diberikan ke nasabah sudah kembali
9) Endorsemen Giro benar jika ada
10) Kondisi giro sempurna tidak cacat
11) Rekening nasabah belum ditutup.7
b. Jenis-jenis Giro
Rekening giro dapat dibagi menjadi tiga jenis
berdasarkan nasabah yang melakukan perjanjian pembukaan
rekening giro, yaitu sebagai berikut:
1) Rekening Giro Perorangan
Rekening giro perorangan adalah rekening giro atas
nama perorangan yang dibuka oleh orang perorangan
termasuk individu yang memiliki usaha seperti toko,
restoran, bengkel, dan/atau warung.
2) Rekening Giro Badan
Rekening giro badan adalah rekening giro atas
nama instansi pemerintah atau lembaga negara, organisasi
masyarakat dan sejenisnya, badan usaha dan badan
hukum, termasuk di dalamnya bank dan bank perkreditan
rakyat.
Contoh rekening giro badan antara lain rekening giro
yang dibuka oleh badan usaha atau badan hukum yang
diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
atau peraturan perundang-undangan lainnya, seperti
Perseroan Terbatas (PT), yayasan, firma, atau Comman-
ditaire Vennootschap (CV).

7Soetanto Hadinoto, Bank Strategy on Funding and Liability, (Alex Media Komputindo:
Jakarta, 2011), hlm. 59-61.

19
3) Rekening Giro Gabungan (joint account)
Rekening giro gabungan adalah rekening giro yang
dimiliki oleh lebih dari satu pemilik rekening, yang dapat
terdiri dari gabungan badan, orang pribadi, dan/atau
campuran dari keduanya.

2. Persyaratan Pembukaan Rekening Giro


Permohonan pembukaan rekening giro dari calon pemilik
rekening kepada bank harus dilakukan secara tertulis dengan
melampirkan persyaratan paling tidak meliputi:
a. Data sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia
mengenai penerapan program Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU & PPT), seperti
identitas calon nasabah serta maksud dan tujuan pembukaan
rekening giro oleh calon pemilik rekening.
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk nasabah yang
diwajibkan memiliki NPWP sesuai ketentuan perpajakan yang
berlaku.
c. Data serta informasi lain yang di persyaratkan sesuai
ketentuan yang berlaku, seperti ketentuan tentang tindak
pidana pencucian uang dan ketentuan yang ditetapkan oleh
bank.8

3. Sarana Penarikan Rekening Giro


Ada beberapa sarana penarikan rekening giro sebagai
berikut:
a. Cek (Cheque)
Salah satu sarana penarikan rekening giro adalah
dengan menggunakan cek. Penarikan menggunakan cek

8Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Audit Intern Perbankan (Ed. Revisi), (Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta 2017), hlm. 66-67.

20
artinya penarikan secara tunai, oleh karena itu cek juga
berfungsi sebagai alat pembayaran. Apabila pemegang
rekening giro ingin menarik tunai dananya, maka pemegang
rekening giro dapat mencairkannya dengan menggunakan
cek.
Kasmir (2002: 71), pengertian cek adalah surat
perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar
sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnya
atau kepada pemegang cek tersebut. Bank harus membayar
sejumlah uang tertentu kepada nasabah sesuai dengan
perintah uang tertulis dalam cek tersebut. Pembayaran
tersebut dilakukan kepada pihak yang namanya tertera dalam
cek atau kepada siapa saja yang membawa cek tersebut
kepada penerbit, sesuai dengan persyaratan penarikan.
Penarikan cek dapat dilakukan di bank yang
menerbitkan cek (bank tertarik) atau di bank lain. Dalam hal
cek ditarik melalui bank yang menerbitkan (bank tertarik),
maka bank harus membayarnya selama dananya tersedia dan
penarikan cek tersebut memenuhi ketentuan. Penarikan cek
kepada bank yang bukan bank penerbit, tetapi melalui bank
lain, maka sarana penarikan tersebut dapat dilakukan dengan
menagihkan kepada bank penerbit.
Sarana penagihan cek dari bank lain dilakukan melalui
lembaga kliring, apabila bank yang menagihkan cek dan bank
yang menerbitkan cek tersebut berada di wilayah kliring yang
sama. Dalam hal bank yang menagihkan dengan bank yang
menerbitkan cek berada diwilayah kliring yang berbeda (di luar
wilayah kliring), maka bank yang menerima cek bisa
mengirimkannya ke cabang bank dimaksud untuk ditagihkan
melalui lembaga kliring dimana cek tersebut diterbitkan.

21
Cek merupakan alat pembayaran yang harus
memenuhi syarat hukum. Syarat hukum penggunaan cek
sebagai alat pembayaran giro tercantum dalam KUH Dagang
Pasal 178 yang menjelaskan:
1) Pada cek harus tertulis kata “CEK”
2) Berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah
uang tertentu.
3) Nama bank tertarik (bank yang harus membayar)
4) Disebutkan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
5) Tanda tangan penarik
Syarat tersebut merupakan ketentuan minimal yang
harus dipenuhi. Akan tetapi, bank biasanya memberikan
syarat tambahan. Syarat tambahan tersebut diberikan untuk
meningkatkan keamanan bagi bank maupun pemilik rekening
giro. Syarat-syarat tambahan tersebut antara lain:
1) Dana cukup
2) Materai cukup
3) Apabila terdapat coretan maka coretan tersebut harus
ditanda tangani oleh pemilik rekening giro.
4) Jumlah angka sama dengan jumlah huruf.
5) Terdapat masa kadaluwarsa, yaitu 70 hari setelah tanggal
dikeluarkannya cek tersebut.
6) Tanda tangan dan stempel harus sama dengan tanda
tangan dan stempel yang ada dalam specimen (kartu
contoh tanda tangan).
7) Tidak diblokir
8) Resi cek sudah kembali
9) Kondisi cek sempurna
10) Rekening belum ditutup
Dalam praktik perbankan, yang mengutamakan
pelayanan kepada nasabah maka ada kalanya salah satu
persyaratan tidak terpenuhi, akan tetapi dalam memberikan

22
pelayanan kepada nasabah, maka bank dapat
mengabulkannya setelah melakukan konfirmasi kepada
pemilik simpanan giro.
Salah satu contoh, apabila angka yang tertulis berbeda
dengan hurufnya (2.050.000,- tertulis dalam huruf dua juta
lima ratus ribu rupiah), beberapa bank langsung menolaknya,
akan tetapi beberapa bank lain dapat mengabulkannya
setelah melakukan konfirmasi kepada pemilik rekening giro.
Bank akan membayarkan sesuai dengan hasil konfirmasi.
Cek dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain cek atas
nama, cek atas unjuk, kosong, silang, dan mundur.
1) Cek Atas Nama
Cek atas nama merupakan cek yang di dalamnya
disebutkan siapa pihak yang akan dapat menarik cek
tersebut. Cek atas nama hanya dapat ditarik oleh orang
atau badan usaha yang namanya tertera dalam cek
tersebut.
2) Cek Atas Unjuk
Pada dasarnya cek adalah sarana perintah bayar
dan atas unjuk. Cek atas unjuk di dalamnya tidak tertera
nama orang atau badan usaha yang dapat menarik cek
tersebut. Cek atas unjuk dapat ditarik oleh siapa saja yang
membawa cek itu.
3) Cek Kosong
Jenis cek ini yang paling dihindari oleh penarik cek,
yaitu cek kosong. Cek kosong disebut juga dengan blank
cheque merupakan cek yang tidak ada dananya atau ada
dana yang tersedia, akan tetapi jumlah penarikannya yang
tertera dalam cek tersebut lebih besar dibandingkan saldo
rekening giro.

23
Bank dapat memberikan fasilitas tambahan, dalam
rangka memberikan pelayanan kepada nasabah pemegang
rekening giro. Fasilitas tambahan yang dapat diberikan oleh
bank misalnya overdraft credit. Overdraft credit merupakan
kredit yang diberikan oleh bank untuk antisipasi adanya
penarikan dana yang melebihi saldo rekening giro, sehingga
nasbah bisa terhindar dari black list Bank Indonesia.
Overdraft credit bisa diberikan kepada nasabah yang
sudah loyal kepada bank atau kepada prime customer.
Besarnya overdraft yang diberikan kepada nasabah diberikan
batasan oleh bank, yaitu sebesar 15% dari saldo giro yang
tersedia secara efektif pada saat terjadi penarikan yang
melebihi saldo giro. Fasilitas tersebut diberikan untuk menjaga
nasabah agar tidak terjadi penarikan cek kosong yang
mengakibatkan nasabah mendapat black list dari Bank
Indonesia atau masuk Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI).
Pemberian overdraft ini tidak didukung oleh akad kredit
serta jaminan yang diserahkan oleh nasabah. Oleh karena itu,
fasilitas overdraft hanya diberikan kepada nasabah tertentu
yang dinilai loyal terhadap bank serta memiliki kredibilitas
yang tinggi. Jangka waktu overdraft sangat pendek, yaitu 15
hari kerja. Nasabah yang mendapat fasilitas overdraft harus
sudah membayar paling lambat hari ke 16.
Pemegang rekening giro yang telah masuk dalam
DHBI, maka semua bank harus menutup rekening nasabah
tersebut. Daftar Hitam Bank Indonesia bersifat rahasia internal
bank, sehingga tidak boleh diinformasikan kepada pihak yang
tidak ada kepentingan atau pihak ketiga bukan bank.
Pemegang Rekening Giro akan masuk dalam kategori
Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI), apabila penarikan
kliringnya telah ditolak selama tiga kali, yang mana alasan
penolakannya adalah saldo tidak cukup. Misalnya saldo

24
rekening gironya di BNI sebesar Rp. 10.000.000,- kemudian
melakukan penarikan melalui BRI sebesar Rp. 11.000.000,-
maka BNI akan menolak. Atas penolakan ini, BNI membuat
surat peringatan kepada nasabah. Apabila nasabah dalam
kurun waktu 180 hari melakukan penarikan kliring di bawah
saldo rekening gironya hingga tiga kali, maka Bank akan
membuat surat peringatan 3, kemudian rekening gironya
ditutup. Kemudian bank penerbit cek/BG atas rekening giro
nasabah tersebut melaporkan kepada Bank Indonesia, dan BI
mengeluarkan informasi bahwa nasabah tersebut masuk
dalam DHBI.
Nasabah yang terdaftar dalam DHBI, maka seluruh
rekening giro yang dimiliki di Bank mana pun harus ditutup,
dan diperbolehkan membuka rekening giro lagi setelah 180
hari. Dengan pertimbangan ini, biasanya bank memberikan
fasilitas overdraft kepada nasabah tertentu. Fasilitas overdraft
ini diperlukan pada saat terdapat penarikan kliring yang
melebihi saldo rekening giro, sehingga tidak mengalami
tolakan kliring yang berakibat pada terbitnya surat peringatan.
Surat peringatan 1, 2, dan 3 akan menimbulkan masuknya
nasabah giro dalam Daftar Hitam Bank Indonesia.
4) Cek Silang
Cek Silang disebut juga dengan cross cheque
merupakan jenis cek yang di pojok kiri atas diberi tanda
silang. Dengan adanya tanda silang di pojok kiri atas
tersebut, maka fungsi cek yang merupakan sarana
penarikan tunai atau perintah pembayaran akan berubah
menjadi sarana perintah pemindah bukuan. Fungsi cek
silang sama dengan fungsi bilyet giro. Cek silang akan
mengubah fungsi dari sifat cek yang penarikannya secara
tunai menjadi penarikannya secara non tunai.

25
5) Cek Mundur
Cek mundur merupakan cek yang tanggal
pengeluarannya setelah cek tersebut diserahkan kepada
pihak lain. Contoh, Annisa pemegang rekening giro
menyerahkan cek kepada Annita atas transaksi penjualan
yang dilakukan oleh Annita kepada Annisa. Cek
diserahkan pada tanggal 10 April 2006, akan tetapi di
dalam cek diberi tanggal 20 April 2006, ini merupakan cek
mundur. Pemberian tanggal mundur ini atas kesepakatan
antara pemegang rekening giro (Annisa) dan pihak yang
menerima cek tersebut (Annita). Dalam contoh tersebut,
apabila Annita menarik cek tersebut tanggal 15 April 2006,
dan saldonya cukup, maka bank tetap harus
mencairkannya, karena sifat dasar cek adalah atas unjuk.
Kapan pun cek dicairkan maka bank tidak boleh menolak
pencairan cek tersebut selama saldonya cukup.
b. Bilyet Giro
Sarana penarikan rekening giro selain cek adalah
berupa bilyet giro. Bilyet giro (BG) digunakan oleh pemilik
rekening giro apabila akan melakukan penarikan secara non-
tunai atau pemindah bukuan. Syarat dan tata cara
penggunaan bilyet giro dalam kegiatan bank diatur oleh Bank
Indonesia, di antaranya surat edaran yang dikeluarkan oleh
Bank Indonesia SE BI No. 4/670 UPPB/PbB Tanggal 24
Januari 1972 yang disempurnakan dengan SE BI No.
28/32/UPG tanggal 01 Juli 1995.
Mudrajat Kuncoro dan Suharjono (2002: 189) Surat
Bilyet Giro adalah surat perintah nasabah yang telah
distandarisasi bentuknya kepada bank penyimpan dana untuk
memindahkan sejumlah dana dari rekening yang
bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan
namanya pada bank yang sama atau pada bank lainnya.

26
Syarat yang berlaku agar BG tersebut dapat digunakan
sebagai sarana pemindah bukuan adalah sebagai berikut:
1) Terdapat Nama "Bilyet Giro" pada lembar BG.
2) Terdapat perintah tanpa syarat untuk pemindah bukukan
sejumlah dana atas beban rekening pemilik rekening giro.
3) Nama dan bank tertarik.
4) Jumlah dana yang dipindahkan dalam huruf dan angka.
5) Nama pihak penerima atau nomor rekeningnya.
6) Tanda tangan penarik dan stempel apabila pemegang
rekeningnya perusahaan.
7) Tanggal dan tempat penarikan.
8) Nama bank dan nama kota yang menerima pemindah
bukuan
Di dalam bilyet, juga terdapat masa kedaluwarsa, yaitu
70 hari setelah tanggal penarikannya. Di samping itu dalam
BG, terdapat tanggal penarikan dan efektif. Apabila tanggal
efektif tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan berlaku
juga sebagai tanggal efektif, sehingga tanggal di mana BG
tersebut dapat dipindah bukukan yaitu sejak tanggal
penarikan. Sebaliknya, apabila tidak terdapat tanggal
penarikan, tetapi terdapat tanggal efektif maka tanggal
penarikan sama dengan tanggal efektif. Apabila tanggal
penarikan maupun tanggal efektif di cantumkan, maka
pemindah bukuan tersebut baru dapat dilakukan sejak tanggal
efektif. Apabila dilakukan pemindah bukuan sebelum tanggal
efektif, maka bank berhak menolak permohonan pemindah
bukuan tersebut.9

9 Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, hlm. 50-57.

27
4. Akuntansi Giro
Akuntansi Giro merupakan pencatatan yang terkait dengan
transaksi yang terjadi pada rekening Giro. Pencatatan transaksi
rekening Giro dapat terjadi pada saat pembukuan, setoran tunai,
pemindah bukuan, setoran kliring, penarikan tunai maupun
penarikan kliring dan transaksi lainnya. Pencatatan akuntansi giro
diatur sebagai berikut:
a. Transaksi rekening giro diakui sebesar nominal uang yang
disetorkan oleh nasabah atau yang ditarik/dicairkan. Pada saat
nasabah melakukan transaksi setoran atau penarikan secara
tunai maka bank akan melakukan pencatatan transaksi tersebut
sesuai dengan uang tunai yang diterimanya.
b. Setoran giro dapat dilakukan secara tunai dan non tunai. Dalam
hal setoran dilakukan secara tunai, maka setoran tersebut diakui
pada saat uang diterima. Dalam hal setoran dilakukan secara
non tunai (setoran kliring), maka setoran tersebut diakui setelah
kliring efektif, yaitu setelah setoran berhasil ditagihkan ke bank
tertagih.
c. Bank akan memberikan imbalan kepada pemegang rekening
giro. Besarnya imbalan tergantung pada kebijakan masing-
masing bank. Imbalan yang berasal dari rekening giro disebut
dengan jasa giro.

5. Pembukaan Rekening Giro


Pembukaan rekening giro merupakan perjanjian awal yang
terjadi antara nasabah sebagai pemilik dana dan bank. Nasabah
akan memulai aktivitasnya dengan menggunakan fasilitas rekening
yang dimiliki oleh nasabah di bank sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pihak-pihak yang terkait dalam pembukaan rekening giro
adalah:
a. Customer service
b. Teller

28
c. Bagian operasi & jasa
d. Pembukuan

Contoh:
1) 2 Januari 2004 Andika membuka rekening giro dengan
menyetorkan uang tunai sebesar Rp 2.200.000,- Biaya Meterai
atas pembukaan rekening giro Andika di debet dari saldo
gironya. Pada hari yang sama Andika membeli 25 lembar buku
cek dan 25 lembar buku bilyet giro yang masing-masing
harganya Rp 100.000,- debet dari rekening giro yang baru
dibukanya.
2) 15 Januari 2004 Andika membawa cek No.001 yang
diterbitkan oleh Bank MB atas nama Andika senilai Rp
500.000 ke Bank MB Surabaya, untuk dicairkan secara tunai.
3) 20 Januari 2004 Andika menyetorkan warkat kliring berupa
bilyet giro yang diterbitkan oleh Bank Expres Surabaya senilai
Rp 5.000.000,- untuk keuntungan Rekening Giro Andika.

Atas Transaksi tersebut maka daftar Mutasi Rekening Giro


Andika dapat digambarkan sebagai berikut:
Tn. Andika
No. Rekening 8.100.001
Per Januari 2004
Mutasi
Saldo
Tanggal Keterangan Debit Kredit
(Rp)
(Rp) (Rp)
2 Setoran Tunai 2.200.000 2.200.000
Pembebanan 100.000 2.100.000
Buku Cek
Pembebanan 100.000 2.000.000
Buku BG
Biaya Materai 6.000 1.994.000

29
15 Penarikan 500.000 1.494.000
House Cheque
20 Setoran Keliring 5.000.000 6.494.000

Rincian rekening giro Andika per 31 Januari 2004 adalah sebagai


berikut:
Daftar Rincian Giro
Per Januari 2004
Mutasi
No. Saldo
No. Nama Debit Kredit
Rekening (Rp)
(Rp) (Rp)
2 Andika 8-100-001 706.000 7.200.000 6.494.000
Saldo 706.000 7.200.000 6.494.000

Setiap akhir bulan perincian giro tersebut di atas di


serahkan ke bagian pembukuan sebagai pendukung laporan
keuangan bank.

6. Manfaat Giro
Manfaat yang utama dari giro dalam bidang akuntansi adalah
kemudahan dalam penarikan keuangan-sewaktu waktu sehingga
tidak mengganggu dalam kegiatan transaksi keuangan. Selain itu,
dengan menggunakan rekening giro, tidak perlu khawatir karena
sudah tidak menggunakan uang tunai dengan jumlah yang besar.
Manfaat bagi bank adalah merupakan sumber pendanaan bank dan
sumber pendapatan bank dari penggunaan jasa perbankan yang
merupakan aktivitas pengguna jasa giro (free based income).
Berikut beberapa manfaat lain yang akan didapatkan jika
menyimpan uang dalam bentuk giro:
a. Uang dalam rekening giro akan lebih aman dari tindak
kejahatan.

30
b. Kemudahan dalam melakukan pembayaran transaksi jual-beli
dengan menggunakan cek dan billyed giro.
c. Simpanan uang dalam bentuk giro dapat ditarik setiap waktu di
saat jam kerja berlangsung.
d. Pemilik rekening giro sudah tidak perlu membawa uang dalam
jumlah besar, cukup membawa cek dan billyed giro saja saat
ingin melakukan pembayaran.
e. Dengan rekening giro tidak ada batasan limit transaksi, asalkan
uang yang Anda miliki cukup untuk melakukan transaksi.

7. Setoran Giro
Setoran adalah aktivitas yang dilakukan oleh pemegang
rekening giro untuk menyetorkan sejumlah uang tunai atau warkat
tagihan dengan maksud untuk menambah Jumlah saldo rekening
gironya. Setoran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Setoran Tunai
Merupakan setoran yang dilakukan dengan
menyerahkan sejumlah uang kepada bank dan atau dengan
menggunakan cek yang diterbitkan bank itu sendiri. Penyetoran
uang dilakukan kepada bank bertujuan untuk menambah saldo
rekening giro.
b. Setoran Non-Tunai
Merupakan setoran yang tidak dilakukan secara resmi
kepada bank. Setoran non-tunai bisa berasal dari transaksi-
transaksi antara lain:
1) Pemindah bukuan antar rekening dalam cabang bank yang
sama Pemilik rekening giro menerima setoran dari
pemindahan dana dari rekening lain pada cabang bank
yang sama, bisa berasal dari rekening giro atau rekening
tabungan.
2) Pemindah bukuan dari bank yang sama tetapi berasal dari
cabang lain Pemegang rekening giro mendapatkan kiriman

31
dana dari cabang lain. Kiriman dana tersebut melibatkan
dua cabang, maka pencatatan yang dilakukan yaitu terkait
dengan akun Rekening Antar Kantor (RAK) masing-masing
cabang. Akun rekening antar kantor dilakukan untuk
mencatat transaksi antar bank yang sama tapi pada kantor
cabang yang berbeda.
3) Penerimaan transfer/kiriman uang dari bank-bank
menerima transferan uang dari bank lain yang masih dalam
wilayah kliring yang sama. Kiriman uang (transfer) ini
sebagai keuntungan pemegang rekening giro. Dalam hal
adanya transfer ini yang berasal dari bank lain, oleh karena
itu transaksi kiriman uang (transfer) ini dilakukan melalui
mekanisme kliring, sehingga dilibatkan rekening giro pada
Bank Indonesia.
4) Setoran kliring oleh pemegang rekening giro Nasabah
menyetorkan cek atau bilyet giro yang diterbitkan oleh bank
lain. Setiap transaksi yang melibatkan bank lain baik dalam
wilayah kliring maupun diuar wilayah kliring, maka
pencatatannya melalui akun Giro pada Bank Indonesia. Hal
ini karena setiap ada transaksi dengan bank lain, maka
terdapat perubahan saldo rekening bank di Bank Indonesia.
Perubahan tersebut berpengaruh pada perubahan saldo
pada akun Giro pada Bank Indonesia. Tagihan warkat antar
bank hanya dapat dilakukan melalu lembaga kliring atau
Bank Indonesia.

32
8. Penarikan Giro
Penarikan merupakan transaksi penarikan atau
pengambilan atas beban rekening giro. Dari transaksi penarikan,
maka saldo rekening giro nasabah akan berkurang. Penarikan
menjadi dibagi 2 yaitu:
a. Penarikan tunai
Penarikan tunai rekening giro dapat dilakukan dengan
menggunakan cek. Penarikan cek yang digunakan di bank
penerbit adalah house cheque. Dalam penarikan rekening giro
secara tunai hanya akan berpengaruh pada penurunan kas
yang ada di bank tersebut.
b. Penarikan Non-tunai
Penarikan non-tunai merupakan penarikan yang
dilakukan dengan menyerahkan bilyet giro, bukti transfer dan
penarikan kliring. Penarikan non-tunai tidak berpengaruh pada
pengurangan kas di bank, akan tetapi hanya akan
mempengaruhi penurunan saldo pemilik rekening giro.

9. Perhitungan Jasa Giro


Seorang nasabah giro yang mempunyai saldo kredit selama
masa perhitungan bunga akan diberikan jasa giro. Jasa giro
merupakan beban bunga bank yang harus dibayar kepada
nasabah. Perhitungan jasa giro kepada nasabah masing-masing
bank menggunakan cara yang berbeda. Bagi bank, sumber dana
giro ini merupakan sumber dana yang berbiaya rendah namun
karena sifat penarikannya, bank harus benar-benar dapat
mengikuti perilaku penarikan nasabah gironya terutama nasabah-
nasabah utama (prime customer) karena mobilitas dana yang
bersumber dari giro ini sangat tinggi yang pada gilirannya akan
mempengaruhi pola manajemen likuiditas bank.

33
Setiap dana yang disimpan di rekening giro akan
memperoleh balas jasa dari bank berupa bunga. Besar kecilnya
jumlah bunga atas giro yang akan diterima dihitung dengan
berbagai metode. Cara perhitungan jasa giro yang manapun
digunakan, sangat tergantung pada kebijaksanaan manajemen
bank yang bersangkutan. Pemberi jasa giro tersebut biasanya
dibatasi pada jumlah saldo minimum yang ditetapkan oleh bank.
Untuk metode yang digunakan dalam perhitungan jasa giro
terdapat tiga yaitu:
a. Metode saldo harian
b. Metode saldo terendah
c. Metode rata-rata10

10. Penutupan Rekening Giro


Sebab-sebab penutupan rekening nasabah:
a. Nama nasabah tercantum dalam daftar hitam
Apabila nama nasabah yang bersangkutan ternyata
tercantum dalam Daftar Hitam yang dikeluarkan Bank
Indonesia, maka Bank pemelihara rekening sesuai ketentuan
Bank Indonesia harus segera menutup rekening nasabah yang
bersangkutan dan melaporkannya kepada Bank Indonesia
setempat. Semua Bank dilarang mengadakan hubungan
rekening dengan nasabah yang bersangkutan kecuali dalam
bentuk rekening khusus.
b. Menarik Cek/BG kosong
Jika seorang nasabah menarik Cek/BG kosong pada
Bank 3 kali dalam jangka waktu 6 bulan, maka cabang harus
menutup rekening nasabah yang bersangkutan dan
menegaskannya melalui surat dengan tembusan kepada Bank
Indonesia setempat. Untuk selanjutnya Bank dilarang

10Khadijah, S.E., M.Ak, Akuntansi Perbankan, (CV BATAM PUBLLISHER: Jakarta, 2021)
hlm. 28-29.

34
memperkenankan nasabahnya menggunakan Cek/BG sebagai
alat penarikan dana pada Bank. Apabila nasabah melakukan
penarikan Cek/BG kosong 3 kali dalam waktu 6 bulan pada
beberapa bank, maka Bank Indonesia akan memberitahukan
kepada bank-bank yang bersangkutan menutup rekening
nasabah dimaksud.
c. Rekening tidak aktif/rekening giro pasif bersaldo nihil.
d. Atas permintaan pemegang rekening sendiri.
e. Atas perintah Bank Indonesia/Kantor Pusat.
f. Pemegang rekening meninggal dunia.
Nasabah yang rekeningnya ditutup karena sebab-sebab di
atas agar diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan
dan bank harus mengusahakan untuk menarik kembali sisa
Cek/BG nasabah tersebut untuk mencegah penyalahgunaan
selanjutnya. Apabila masih ada Cek/BG nasabah yang beredar
agar diminta kepada nasabah yang bersangkutan untuk
menyediakan dana sebanding/secukupnya guna menampung
pembayaran Cek/BG tersebut. Jika dananya tidak cukup tersedia
dan kemudian warkat-warkat tersebut diajukan kepada Bank, maka
sepanjang ditolak pembayarannya akan diperlakukan sebagai
Cek/BG kosong. Sisa Cek/BG yang dikembalikan dapat
dimusnahkan dengan dibuatkan Berita Cara Pemusnahan yang
harus diketahui oleh Bagian Pengawasan dan ditandatangani oleh
Pemimpin Cabangnya.11

11A. Khoirul Anam, Mengelola Layanan Perbankan, (Jawa Tengah: Wawasan Ilmu,
2023), hlm. 42-43

35
11. Contoh Transaksi Pada Giro
Transaksi di bawah ini adalah transaksi yang dilakukan oleh
Nugroho nasabah giro Bank Prima Yogyakarta selama bulan Mei
2013.
1 Mei Dibuka rekening giro atas nama Nugroho
dengan setoran perdana Rp3.000.000
secara tunai. Biaya penggantian barang
cetakan berupa buku cek dan bilyet giro
sebesar Rp100.000 yang dibayar tunai.
5 Mei Nugroho setor tunai untuk giro sebesar
Rp1.500.000.
9 Mei Nugroho menyetor giro berupa cek BRI
Yogyakarta Rp3.500.000 dan kliring
dinyatakan berhasil hari ini.
12 Mei Nugroho menarik cek no. 1234 sebesar
Rp3.000.000 untuk membayar hutang
kepada Arifin nasabah giro Bank Prima
Yogyakarta.
15 Mei Nugroho mentransfer dananya ke cabang
Jakarta atas beban giro sebesar
Rp2.000.000.
22 Mei Bank Prima Yogyakarta menerima
transfer masuk dari Cabang Semarang
sebesar Rp2.200.000 untuk keuntungan
giro Nugroho.
26 Mei Penarikan giro oleh Nugroho untuk
ditransfer ke Cabang Surabaya sebesar
Rp3.500.000.

Bank Prima menentukan jasa giro 4% akan diberikan


dengan saldo minimal Rp1.000.000. Jasa giro dihitung dari saldo
akhir dalam bulan yang bersangkutan. Pajak Penghasilan Bunga

36
(PPh) sebesar Rp 15% dan biaya administrasi Rp50.000 setiap
bulan. Dengan informasi tersebut di atas, maka jurnal
pembukuannya adalah:

Tanggal Rekening Debit Kredit


(Rp) (Rp)
2013
1 Mei Dr. Kas 3.100.000
Cr. Giro Tn. 3.000.000
Nugroho
Cr. Barang Cetakan 100.000
Buku Cek

5 Mei Dr. Kas 1.500.000


Cr. Giro Tn. 1.500.000
Nugroho

9 Mei Dr. Giro BI 3.500.000


Cr. Giro Tn. 3.500.000
Nugroho

12 Mei Dr. Giro Tn. Nugroho 3.000.000


Cr. Giro Arifin 3.000.000

15 Mei Dr. Giro Tn. Nugroho 2.000.000


Cr. RAK. Cabang 2.000.000
Jakarta

22 Mei Dr. RAK. Cabang 2.200.000


Semarang

37
Cr. Giro Tn 2.200.000
Nugroho

26 Mei Dr. Giro Tn. Nugroho 3.500.000


Cr. RAK. Cabang 3.500.000
Surabaya

31 Mei Dr. Bunga Giro 5.666,67


(1.700.000 x 4% x 1/12 =
5.666,67)
Cr. Giro Tn. 5.666,67
Nugroho

Dr. Giro Tn. Nugroho 850


Cr. Hutang PPh 850
(5.666,67 x 15% =
850)

Dr. Giro Tn. Nugroho 50.000


Cr. Pend. Oprs 50.000
Lainnya

38
Daftar Mutasi Giro a/n Nugroho
Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo (Rp)
(Rp) (Rp)
2013
1 Mei Setor Tunai 3.000.000 3.000.000
5 Mei Setor Tunai 1.500.000 4.500.000
9 Mei Setor 3.500.000 8.000.000
Keliring
12 Mei Penarikan 3.000.000 5.000.000
15 Mei Transfer 2.000.000 3.000.000
Keluar
22 Mei Transfer 2.000.000 5.200.000
Masuk
26 Mei Transfer 3.500.000 1.700.000
Keluar
31 Mei Bunga Giro 5.666,67 1.705.666,67
Hutang 850 1.704.815,67
PPh
Beban 50.000 1.654.816,67
Administrasi

Apabila pada tanggal 6 Juni 2013 terjadi penarikan giro oleh


Nugroho sebesar Rp. 4.000.000, tetapi karena dana di rekening
giro Nugroho tidak mencukupi, maka pihak bank memberikan kredit
overdraft. Bila overfdraft disetujui maka bank mengizinkan giro
bersaldo negatif (debet) dan Nugroho dikenai biaya provisi Rp.
100.000 dan biaya administrasi Rp. 75.000. maka jurnalnya adalah:

39
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
6 Juni Dr. Kredit yang 2.520.183,33
diberikan
Cr. Pendapatan 100.000
Provinsi Kredit
Cr. Pendapatan 75.000
Oprs Lainnya
Cr. Giro Nugroho 2.345.283,33

Dr. Giro Tn. Nugroho 4.000.000


Cr. Kas 4.000.000

Dengan demikian mutasi giro Nugroho setelah pemberian


kredit oleh bank sebagai berikut:
Tgl Keterangan Debit Kredit (Rp) Saldo (Rp)
(Rp)
2013
1 Mei Setor Tunai 3.000.000 3.000.000
5 Mei Setor Tunai 1.500.000 4.500.000
9 Mei Setor 3.500.000 8.000.000
Keliring
12 Mei Penarikan 3.000.000 5.000.000
15 Mei Transfer 3.000.000
Keluar
22 Mei Transfer 2.200.000 5.200.000
Masuk
26 Mei Transfer 3.500.000 1.700.000
Keluar
31 Mei Bunga Giro 5.666,67 1.705.666,67
Hutang PPh 850 1.704.815,67

40
Beban 50.000 1.654.816,67
Administrasi

Overdraft 2.345.183,33 4.000.000


Penarikan 4.000.000 0
Tunai

C. Tabungan
1. Pengertian Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Pengertian tabungan menurut Undang-
undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet
giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tabungan tidak dapat ditarik menggunakan cek atau dipindah
bukukan menggunakan bilyet giro dan surat perintah pembayaran
lainnya.
Dengan demikian, tabungan hanya dapat ditarik dengan
mendatangi bank, atau menggunakan kartu ATM (Automatic Teller
Machine) pada bank yang telah menyediakan peralatan tersebut.
Seperti halnya simpanan giro, simpanan tabungan juga mempunyai
syarat-syarat tertentu bagi pemegangnya dan persyaratan masing-
masing bank berbeda satu sama lainnya. Di samping persyaratan
yang berbeda, tujuan nasabah menyimpan uang di rekening
tabungan juga berbeda. Dengan demikian, bank dalam
memasarkan produknya juga berbeda sesuai sasarannya.
Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai
dengan perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan si
penabung atau nasabah. Sebagai contoh, dalam hal frekuensi

41
penarikan, apakah dua kali seminggu atau setiap hari atau
maksimal jumlah penarikan dalam sehari atau mungkin setiap saat
sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Kemudian dalam hal sarana
atau alat penarikan juga tergantung antara kedua belah pihak, yaitu
bank dan nasabahnya.

2. Jenis Tabungan
Adapun pengertian dari keempat jenis tabungan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Tabanas
Tabanas ialah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh
jangka waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan yang
untuk pertama kalinya diatur pada tahun 1971. Tabanas tersebut
terdiri atas:
1) Tabanas umum, yaitu Tabanas yang berlaku bagi
perorangan dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh
penabung yang bersangkutan.
Kegunaan Tabanas:
a) Membantu program pemerintah dalam rangka
pembangunan.
b) Membiasakan masyarakat untuk
menyisihkan/menyimpan sebagian dananya untuk
keperluan masa depan.
c) Dapat digunakan untuk jaminan atas kredit.
Jasa yang diberikan bank:
a) Simpanan s/d Rp 1.000.000 diberikan jasa 15% p.a.
atau 1,25% p.b.
b) Di atas Rp 1.000.000 diberikan jasa 12% p.a. atau 1%
p.b.
Syarat-syarat Tabanas:
a) Menyetor uang tunai (minimal Rp 250), cek atau bilyet
giro.
b) Dalam satu bulan dapat diambil hanya 2 kali.

42
c) Penabung hanya dapat memiliki satu buku tabungan.
2) Tabungan Pemuda, Pelajar dan Pramuka (Tappelpram),
yaitu Tabanas Khusus yang dilaksanakan secara kolektif
melalui organisasi pemuda, sekolah dan satuan pramuka
yang untuk pertama kalinya diatur dalam piagam-piagam
kerja sama antara Bank Indonesia dan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Dalam
Negeri, dan antara Bank Indonesia dan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, keduanya tertanggal 22 Februari 1974.
3) Tabanas Pegawai, yaitu Tabanas khusus para pegawai dari
semua golongan kepangkatan di lingkungan
departemen/lembaga/instansi pemerintah dan perusahaan
pemerintah maupun swasta yang pelaksanaannya
dilakukan secara kolektif.
b. Taska
Tabungan Asuransi Berjangka, yaitu bentuk tabungan
yang dikaitkan dengan asuransi jiwa yang untuk pertama kalinya
diatur pada tahun 1971.
1) Kegunaan Taska
a) Tabungan Anda diasuransikan
b) Untuk suatu perencanaan berupa biaya-biaya sekolah,
kuliah, dan lain-lain.
2) Jasa yang diberikan bank
a. Bank memberikan jasa sebesar 9% p.a. yang
dibayarkan pada akhir jangka waktu Taska.
b. Aman karena asuransi.
3) Syarat-syarat Taska
a) Menyetor uang tunai/cek atau giro bilyet
b) Umur tidak lebih dari 55 tahun.

43
c. Tabungan Ongkos Naik Haji
Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH), yaitu Setoran
ongkos naik haji atas nama calon jemaah haji untuk setiap
musim haji yang bersangkutan. Besarnya ongkos naik haji untuk
setiap tahun/musim haji ditetapkan untuk pertama kalinya
Keputusan Presiden pada tahun 1969.
d. Tabungan Lainnya
Tabungan lainnya, yaitu tabungan selain Tabanas dan
Taska, misalnya tabungan yang diterima oleh bank dari pegawai
bank sendiri yang bukan dalam bentuk Tabanas dan Taska, dan
tabungan yang diterima oleh bank yang bukan penyelenggara
Tabanas dan Taska.12
Sebagai sumber dana yang paling potensial dan menjadi
produk unggulan setiap perbankan, maka pihak bank telah
memikirkan strategi dalam meningkatkan jumlah nasabah produk
tabungan mereka. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai macam jenis
tabungan yang ditawarkan yang memiliki sejumlah manfaat dan
keuntungan yang spesifik bagi nasabah. Secara garis besar jenis
rekening tabungan dilihat dari segi kepemilikannya, maka rekening
dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Rekening tabungan tunggal (single account)
Rekening tabungan tunggal adalah rekening yang status
kepemilikannya terdiri dari satu orang saja.
b. Rekening tabungan gabungan (joint account)
Rekening tabungan gabungan adalah rekening
tabungan yang status kepemilikannya lebih dari satu orang, di
mana pihak pemilik rekening gabungan biasanya dua orang
atau lebih dari dua orang (tergantung pada kebijakan setiap
bank).

12Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,


2007), hlm. 44- 45.

44
Selanjutnya rekening tabungan gabungan ini bisa dibedakan
menjadi dua fungsi tergantung dari keinginan nasabah pemilik
rekening, yakni:
a. Rekening tabungan gabungan memakai kata "and".
Rekening tabungan ini adalah rekening tabungan yang
mana segala tindakan atas rekening tersebut harus dilakukan
oleh semua pihak yang tertera namanya sebagai pemilik
rekening gabungan. Di dalam transaksi penarikan maupun
beragam transaksi lainnya yang terjadi di dalam rekening
tabungan gabungan "and", harus ditandatangani secara
bersama-sama oleh pemilik rekening tersebut. Misalnya, nama
pemilik rekenig tersebut adalah Arya and Nabila, maka pada
saat melakukan transaksi penarikan di slip setoran atau transfer
harus ditandatangani oleh Arya dan Nabila.
b. Rekening tabungan gabungan memakai kata "or".
Ini merupakan jenis rekening gabungan yang
memungkinkan segala tindakan yang terkait dengan rekening
tersebut bisa dilakukan hanya dengan melibatkan salah satu
pihak yang namanya tertera sebagai pemilik rekening. Dengan
begitu, penarikan dana dan juga instruksi lainnya bisa berjalan
meski hanya ditandatangani oleh salah satu pemilik rekening
tersebut. Misalnya, nama pemilik rekening tersebut adalah Arya
or Nabila, maka pada saat melakukan transaksi penarikan di slip
setoran atau transfer bisa ditandatangani oleh salah di antara
keduanya, Arya atau Nabila saja.
Bagi setiap pembentuk rekening tabungan gabungan, baik
itu rekening gabungan "and" atau "or" tidak akan diberikan fasilitas
kartu ATM, dengan begitu pemilik atau pihak yang tergabung di
dalam rekening ter- sebut harus mendatangi bank untuk melakukan

45
berbagai transaksi keuangannya melalui passbook (buku
tabungan).13

3. Manfaat Menabung
Ada beberapa manfaat menabung di bank, antara lain:
a. Aman
Menabung di bank relatif lebih aman daripada
menabung di celengan atau menabung di jasa non perbankan.
Peraturan terbaru saat ini bank harus mendaftarkan dirinya dan
bergabung dengan LPS atau lembaga penjamin simpanan.
b. Lebih praktis
Bank tidak hanya memberikan pelayanan untuk
menerima tabungan saja, namun juga banyak pelayanan jasa
lainnya. Misalnya saja Anda bisa menggunakan kartu kredit atau
debit yang dapat digunakan untuk bertransaksi membayar
belanjaan sehingga Anda tidak perlu membawa uang tunai
dalam jumlah banyak. Selain itu, dapat juga untuk membayar
aneka tagihan seperti tagihan listrik, tagihan air, asuransi, kredit
tertentu seperti rumah dan lainnya serta berbagai jenis transaksi
lainnya.
c. Mudah
Transaksi yang dilakukan saat menabung dan
menggunakan jasa pelayanan dari bank sangat mudah
digunakan. Jika ingin menabung, datang saja ke bank kemudian
menyetorkan uang atau dapat juga menabung lewat ATM
khusus yang dapat digunakan untuk menabung sehingga
menabung dapat dilakukan kapan saja selama 24 jam penuh.
Jasa transaksi lainnya seperti transfer juga dapat dilakukan di
ATM atau saat ini sudah ada internet banking, sehingga Anda
bisa melakukan transaksi melalui smartphone.

13Syafril, Bank dan Lembaga Keuangan Modern Lainya, (Jakarta: Kencana, 2020), hlm.
76-77.

46
d. Mendapat bunga
Menabung di bank juga akan mendapatkan keuntungan,
yaitu bunga atau bagi hasil. Bunga adalah istilah yang diberikan
untuk bank konvensional sedangkan bagi hasil adalah istilah
yang digunakan oleh bank syariah. Menabung di bank
konvensional maupun bank syariah akan mendapatkan
keuntungan yang dihitung dari persentase jumlah tabungan.
Semakin besar jumlah tabungan, bunga dan bagi hasil yang
akan didapatkan juga semakin besar.
e. Mencegah berhutang
Manfaat dari menabung di bank adalah dapat mencegah
berhutang. Hutang merupakan kebiasaan yang tidak baik dan
tidak boleh menjadi kebiasaan. Dengan memiliki uang tabungan
di bank akan membuat Anda tidak perlu berhutang.
f. Mengelola keuangan lebih terencana
Menabung dapat membantu mengelola keuangan agar
lebih terencana di masa yang akan datang. Setiap orang
tentunya memiliki keinginan untuk membiayai pendidikan anak,
membangun rumah, dana hidup di hari tua, dana tiba-tiba dan
lainnya. Dengan menabung di bank, berbagai kebutuhan dapat
diatur sesuai rencana.
g. Kesempatan mendapatkan hadiah
Banyak cara yang dapat dilakukan bank untuk promosi
kepada nasabah, misalnya dengan memberikan hadiah setiap
periodenya. Pemberian hadiah dapat dilakukan secara periodik.
Hadiah yang akan diberikan bermacam-macam, seperti mobil,
motor, uang tunai, sepeda, tabungan masa depan, haji atau
umroh, emas, rumah dan masih banyak jenis hadiah lainnya.

47
4. Sarana Penarikan Tabungan
Untuk menarik dana yang ada di rekening tabungan dapat
digunakan berbagai sarana atau alat penarikan. Dalam praktiknya
ada beberapa alat penarikan yang dapat digunakan, hal ini
tergantung bank masing-masing sesuai keinginan mereka. Alat ini
dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat
yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
a. Buku Tabungan
Buku tabungan ini merupakan salah satu bukti bahwa
nasabah tersebut adalah nasabah penabung di bank tertentu.
Setiap nasabah tabungan akan diberikan buku tabungan, yaitu
merupakan buku yang menggambarkan mutasi setoran,
penarikan, dan saldo atas setiap transaksi yang terjadi.
b. Slip Penarikan
Slip penarikan merupakan formulir yang disediakan oleh
bank. untuk kepentingan nasabah yang ingin melakukan
penarikan tabungan melalui kantor bank yang menerbitkan
tabungan tersebut. Di dalam slip penarikan nasabah perlu
mengisi nama pemilik rekening, nomor rekening, serta jumlah
penarikan baik angka maupun huruf, kemudian
menandatangani slip penarikan tersebut.
Setelah menyerahkan slip penarikan dan buku
tabungan, maka bank akan membayarnya sebesar
sebagaimana jumlah yang tertera dalam slip penarikan yang
telah ditanda tangani oleh nasabah dan diserahkan kepada
teller.
c. ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
Sarana lain yang dapat digunakan untuk rekening
tabungan adalah ATM. ATM ini dalam perkembangan dunia
modern ini merupakan sarana yang perlu diberikan oleh setiap
bank untuk dapat bersaing dalam menawarkan produk

48
tabungan. Hampir semua bank memberikan fasilitas ATM dalam
menawarkan produk tabungan kepada masyarakat.
Keuntungan lain dengan adanya ATM ini adalah bank
memperoleh fee bulanan atas ATM yang dinikmati oleh nasabah
tersebut. Fee ATM bulanan ini beragam, tergantung pada bank
masing-masing. Pada umumnya, bank membebankan fee atas
penggunaan ATM ini sebesar Rp 5.000,- per bulan. Fee tersebut
merupakan fee based income.
d. Sarana Lainnya
Sarana lain yang diberikan oleh bank ialah adanya
formulir transfer. Formulir transfer merupakan sarana pemindah
bukuan yang disediakan untuk nasabah dalam melakukan
transfer baik ke bank sendiri maupun bank lain. Beberapa bank
dapat melayani nasabah yang ingin menarik dan/atau
memindahkan dananya dari rekening tabungan tanpa harus
membawa buku tabungan. Fasilitas ini diberikan oleh bank
kepada nasabah yang sudah dikenal memiliki loyalitas yang
tinggi ke pada bank.
Sarana penarikan lainnya, misalnya bagi nasabah prima,
penarikan dana dari tabungan dapat diantar oleh bank. Nasabah
tidak harus datang ke bank dan membawa buku tabungan untuk
menarik dananya, akan tetapi cukup telepon ke bank dan
pegawai bank akan mengantarkan dana sesuai dengan
penarikan yang diharapkan oleh nasabah. Nasabah
menandatangani slip penarikan di rumah atau di tempat di mana
nasabah berada. Fasilitas ini juga hanya diberikan kepada
nasabah tertentu yang loyal kepada bank dan bank sudah
mengenal baik.

49
5. Ketentuan Tabungan
Dalam melakukan penarikan terhadap rekening tabungan,
maka bank memberikan beberapa sarana yang dapat digunakan
untuk menarik rekening tabungan, antara lain:
a. Buku Tabungan
Buku tabungan merupakan salah satu bukti bahwa
nasabah tersebut adalah nasabah penabung di bank tertentu.
Setiap nasabah tabungan akan diberikan buku tabungan, dan
dalam buku tabungan akan diperoleh informasi tentang mutasi
setoran, penarikan, dan pemindah bukuan. Informasi yang
terdapat dalam buku tabungan menggambarkan tentang mutasi
dan saldo tabungan.
b. Slip Penarikan
Slip penarikan, merupakan formulir yang disediakan oleh
bank untuk kepentingan nasabah yang ingin melakukan
penarikan tabungan melalui kantor bank yang menerbitkan
tabungan tersebut.
c. ATM
ATM (Anjungan Tunai Mandiri) merupakan sejenis kartu
plastik yang fungsinya dapat digunakan menarik dana tunai dari
rekening tabungan melalui mesin ATM yang telah disiapkan oleh
bank. Dalam dunia modern, ATM merupakan sarana yang perlu
diberikan oleh setiap bank untuk dapat bersaing dalam
menawarkan produk tabungan, karena Kartu ATM menjadi
kebutuhan bagi setiap nasabah tabungan.
d. Sarana Lainnya
Sarana lain yang disediakan oleh bank misalnya formulir
transfer. Formulir transfer merupakan sarana pemindah bukuan
yang disediakan untuk nasabah dalam melakukan pengiriman
uang baik ke bank sendiri maupun ke bank lain. Beberapa bank
dapat melayani nasabah yang ingin menarik dan/atau
memindahkan dananya dari rekening tabungan tanpa harus

50
membawa buku tabungan. Fasilitas ini diberikan oleh bank
kepada nasabah yang sudah dikenal dan loyal. Dalam
perkembangannya bank juga menawarkan transaksi penarikan
atau pemindah bukuan melalui media komunikasi, seperti
internet banking dan sms banking. Dengan berbagai pelayanan
jasa yang diberikan oleh bank, maka diharapkan bank dapat
menghimpun dana murah melalui penghimpunan tabungan.

6. Akuntansi Tabungan
Akuntansi tabungan merupakan pencatatan untuk semua
transaksi yang terkait dengan tabungan, yang meliputi setoran,
penarikan, dan pemindah bukuan. Perlakukan akuntansi tabungan
adalah sebagai berikut:
a. Saldo tabungan dinilai sebesar jumlah kewajiban bank kepada.
pemilik tabungan. Saldo tabungan nasabah dicatat dalam
kelompok kewajiban, karena tabungan nasabah merupakan
utang bagi bank yang sewaktu-waktu bank harus membayarnya
tanpa perjanjian.
b. Transaksi tabungan diakui sebesar nominal penyetoran atau
penarikan yang dilakukan oleh penabung. Pencatatannya
sesuai dengan jumlah yang disetorkan atau yang ditarik
secara tunai.
c. Setoran tabungan yang diterima tunai diakui pada saat uang
diterima, dan setoran kliring diakui pada saat kliring berhasil
ditagihkan atau kliring dinyatakan efektif.
d. Bank memberikan bunga tabungan yang besarnya sesuai
dengan kebijakan bank masing-masing dan jenis tabungan.
Pada umumnya bank memberikan bunga yang diperhitungkan
secara harian sesuai dengan saldo pengendapannya.

51
7. Setoran Tabungan
Setoran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pemegang
tabungan untuk menambah saldo tabungannya. Setoran nasabah
dapat dilakukan dengan setoran tunai maupun setoran non-tunai.
Dalam slip setoran tersebut tertera tanggal setoran, pilihan setoran
yang terdiri dari setoran tunai, dan lainnya. Di samping itu, terdapat
pilihan tujuan setoran sesuai dengan jenis rekeningnya antara lain,
setoran untuk rekening giro, tabungan, deposito, kredit, dan
lainnya. Slip ini dapat digunakan untuk berbagai macam jenis
setoran baik setoran tunai maupun setoran non-tunai.
a. Setoran Tunai
Setoran tunai merupakan setoran yang dilakukan oleh
nasabah secara langsung ke bank dengan menyetorkan uang
tunai kepada bank. Bank akan memeriksa jumlah uang yang
disetorkan dan membandingkannya dengan jumlah angka yang
tertera pada slip setoran bila benar, maka akan dicatat dalam
pembukuan bank.
Contoh:
Pada tanggal 11 Mei 2006, Ira setor uang tunai ke PT Bank Bima
Surabaya sebesar Rp 6.000.000, untuk menambah saldo
rekening tabungannya. Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima.
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
(Rp) (Rp)
11 Kas 6.000.000
Tabungan-Ira 6.000.000
(mencatat setoran
tunai tabungan)
Gambar 5.2 Jurnal Setoran Tunai

52
Dengan membukukan setoran tunai untuk keuntungan
nasabah tabungan, maka posisi kas bank akan meningkat dan
posisi tabungan nasabah juga meningkat dengan jumlah yang
sama yaitu, Rp 6.000.000,.
b. Setoran Non tunai
Setoran non tunai merupakan setoran yang dilakukan
oleh nasabah atau pihak lain tidak dengan menyerahkan uang
tunai, tetapi dengan sarana lain, antara lain pemindah bukuan,
transfer-in, setoran kliring. dan lain-lain. Setoran non tunai akan
dicatat oleh bank pada saat dana tersebut benar-benar diterima
oleh bank.
1) Pemindah bukuan
Pemindah bukuan merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh bank atas perintah nasabah untuk
memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lain
dalam bank yang sama. Misalnya pemindahan dana dari
rekening tabungan ke rekening giro dan/atau sebaliknya,
yaitu pemindahan dana dari rekening giro ke rekening
tabungan atau sama- sama dari rekening tabungan atau
rekening giro akan tetapi, dengan nomor rekening nasabah
yang berbeda. Setoran nontunai melalui pemindahbukuan
akan berpengaruh pada penambahan dan pengurangan
masing-masing rekening.
Contoh:
Tanggal 8 Mei 2006, Anton pemindah bukukan
rekening tabungannya di bank Bima Surabaya sebesar Rp
5.000.000, untuk keuntungan rekening tabungan atas nama
Ira, nasabah Bank Bima Surabaya. Tanggal 10 Mei 2006,
Beni mengirimkan dana sebesar Rp 10.000.000, dengan
mendebit rekening tabungannya di Bank Bima Jakarta untuk
keuntungan rekening tabungan Ira, nasabah Bank Bima
Surabaya. Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima.

53
Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

8 Tabungan-Anton 5.000.000

Tabungan-Ira 5.000.000
(pemindah bukuan
antar rek. tabungan)

10 RAK Cabang 10.000.000


Jakarta
Tabungan-Ira 10.000.000
(pemindah bukuan
antar cabang)

Gambar 5.3 Jurnal Pemindah bukuan

2) Setoran Kliring
Setoran kliring merupakan setoran non tunai yang
dilakukan oleh nasabah dengan menyerahkan warkat (cek,
BG) bank lain untuk keuntungan rekening tabungan.
Setoran kliring untuk tabungan dicatat pada saat warkat
tersebut telah dapat ditagihkan kepada bank yang
menerbitkan warkat.
Contoh:
Pada tanggal 11 Mei 2006, Ira setor bilyet giro yang
diterbitkan oleh Bank Mandiri Surabaya senilai Rp
10.000.000,- dan hasilnya akan dikreditkan ke rekening
tabungan atas nama Ira di Bank Bima Surabaya. Jurnal
yang dibuat oleh Bank Bima.

54
Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
11 Rekening 10.000.000
Perantara
Keliring
Gambar 5.4 Jurnal Setoran Kliring

Pada saat warkat tertagih atau ditolak


Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)
11 Rekening 10.000.000
Perantara
Keliring

Giro Pada BI 10.000.000


Tabungan-Ira 10.000.000
(mencatat
hasil keliring ke
tabungan)
Gambar 5.5 Jurnal Setoran Kliring

3) Transfer Masuk
Transfer masuk merupakan kiriman uang dari
nasabah yang berasal dari bank lain untuk keuntungan
nasabah bank. Dengan adanya transfer masuk atas
keuntungan rekening tabungan nasabah, maka rekening
tabungan nasabah akan bertambah. Kenaikan rekening
nasabah tabungan ini diimbangi dengan kenaikan rekening
giro pada Bank Indonesia. Kiriman uang dari bank lain akan
melibatkan saldo rekening bank yang terdapat di Bank
Indonesia, oleh karena itu setiap terdapat penerimaan uang
yang berasal dari bank lain, maka akan menambah saldo
giro pada Bank Indonesia.

55
Contoh:
Pada tanggal 11 Mei 2006 terdapat transfer masuk
(kiriman uang) dari Bank Niaga Surabaya untuk
keuntungan Nasabah Tabungan Ira di Bank Bima Surabaya
sebesar Rp 10.000.000, Jurnal di Bank Bima Surabaya.

Tgl Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)


11 Giro Pada BI 10.000.000
Tabungan-Ira 10.000.000
Gambar 5.6 Jurnal Transfer Masuk

Bank Bima menerima kiriman dana dari Bank Niaga


untuk keuntungan Ira, nasabah Tabungan. Kiriman uang
dari bank lain, akan berpengaruh pada kenaikan tabungan
Ira sebesar Rp 10.000.000,.

8. Penarikan Tabungan
Penarikan tabungan merupakan pengambilan dana yang
dilakukan oleh nasabah. Bank memiliki kebijakan yang berbeda
tentang penarikan dana dari rekening tabungan, baik dilihat dari
segi jumlah penarikan maupun frekuensi penarikan dalam sehari.
Penarikan uang dengan nominal besar, meskipun sebenarnya bank
tidak membatasi, akan tetapi nasabah perlu memberitahukan
sebelumnya, karena persediaan uang di bank jumlahnya terbatas.
Penarikan tunai yang dilakukan langsung di bank, yaitu nasabah
mengisi slip penarikan dan menandatanganinya, kemudian
menyerahkannya kepada teller disertai dengan menyerahkan buku
tabungan.
a. Penarikan Tunai
Penarikan tunai tabungan merupakan penarikan yang
dilakukan oleh nasabah secara tunai. Penarikan tunai dapat
dilakukan secara langsung dengan mengisi slip penarikan yang

56
disediakan oleh bank disertai dengan menunjukkan buku
tabungan kepada teller. Penarikan tunai lainnya, yaitu dengan
menggunakan kartu ATM sebagai sarana penarikan nonteller.
b. Penarikan Non-Tunai
Penarikan non-tunai merupakan penarikan tabungan
yang dilakukan dengan menggunakan sarana lain selain buku
tabungan dan kartu ATM. Penarikan non-tunai dapat dilakukan
dengan cara pemindah bukuan dan transfer.
1) Pemindah bukuan
Pemindah bukuan merupakan penarikan yang
dilakukan oleh nasabah tidak secara tunai, akan tetapi
dengan mendebit rekening tabungannya kemudian
dipindahkan ke rekening lain dalam satu bank yang sama
baik dalam cabang yang sama maupun cabang lain atau
dalam jenis rekening yang sama atau jenis rekening yang
berbeda. Misalnya nasabah mendebet (menarik) rekening
tabungannya untuk dipindah bukukan ke rekening giro atau
ke rekening tabungan lainnya dalam bank yang sama baik
cabang yang sama atau cabang yang berbeda.
2) Transfer Keluar
Transfer merupakan kegiatan memindahkan dana
dari satu bank ke bank lain baik dalam wilayah kliring yang
sama ataupun di luar wilayah kliring. Transfer dapat
dilakukan dengan mendebit rekening tabungan nasabah,
sehingga tabungan nasabah akan berkurang.14

14 Ismail, Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, hlm. 51-58.

57
9. Pencatatan Transaksi Tabungan
Setiap setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal
setoran dan selanjutnya disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai
kewajiban adalah saldo ditambah bunga yang diperhitungkan
dikurangi pajak. Setiap bunga yang diperhitungkan dikreditkan ke
rekening tabungan. Untuk setor tabungan, seorang penabung bisa
menggunakan uang tunai, warkat, transfer masuk dan sebagainya
yang disetujui bank. Setoran menggunakan warkat atau surat
berharga lain bisa dikreditkan ke tabungan kalau warkat tersebut
sudah efektif, yang artinya dapat diuangkan pada saat itu.
Contoh:
Pada tanggal 3 Juli 2013 Aditya membuka tabungan
Simaskot pada Bank Omega Semarang dengan setoran berupa
uang tunai Rp1.500.000, wesel yang telah jatuh tempo dan telah
diendos oleh Bank Prima Cabang Malang sebesar Rp8.000.000.
Biaya meterai untuk surat kuasa Rp6.000. Maka jurnal pada tanggal
3 Juli 2013 adalah:

Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Terima Dr. RAR Warkat 8.000.000
Warkat Inkaso Diterima
Inkaso

Inkaso Cr. RAR


Berhasil Warkat
Inkaso
Diterima

Catat ke Dr. RAK Cabang 8.000.000


Tabungan Malang
Dr. Kas 1.500.000

58
Cr. Bea 6.000
Materai
Cr. Tab. 9.494.000
Simaskot-
Aditya

10. Hadiah untuk Penabung


Bank sering mengadakan tabungan berhadiah. Hadiah itu
bisa berbentuk uang tunai maupun barang seperti kendaraan,
elektronik maupun barang lainnya. Barang yang diberikan ini dalam
pandangan akuntansi dicatat sebagai biaya. Biaya ini umumnya
diperhitungkan proporsional dengan kemampuan suatu cabang
dalam menghimpun dana melalui tabungan. Kemampuan tersebut
tercermin dalam posisi saldo tabungan di neraca cabang. Dengan
demikian, semakin besar suatu cabang menghimpun dana
tabungan, maka semakin besar porsi biaya hadiahnya.
Total biaya hadiah ditentukan sekian persen dari total dana
tabungan yang dihimpun dari seluruh cabang (termasuk kantor
pusat) ditambah sumbangan untuk sosial melalui pemerintah dan
pajak undian. Pajak undian ini adalah pajak yang ditanggung oleh
bank, namun bila pajak ditanggung oleh pemenang maka pajak
tidak diperhitungkan oleh bank. Nilai hadiah undian sebelum
sumbangan sosial berkisar antara 0,1% hingga 0,5% dari posisi
saldo tabungan bank yang bersangkutan. Sumbangan sosial
sekitar 10% dan pajak undian sekitar 25%.15

15Siti Nur Azizah dkk, Teori dan Aplikasi Akuntansi Perbankan, (Purwokerto: UM
Purwokerto Press, 2020) hlm. 53.

59
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi perbankan diartikan sebagai suatu proses akuntansi
yang bertujuan untuk kepentingan pencatatan, penganalisaan dan
penafsiran data keuangan guna memenuhi kebutuhan berbagai pihak
dimana laporan keuangan bank harus sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang telah diterima secara luas. Dalam akuntansi perbankan,
terdapat prinsip-prinsip penting dalam perbankan, antara lain yaitu
Pencatatan Pendapatan Berbasis Cash dan Pencatatan Biaya Berbasis
Akrual begitu pula teknik pembukuan, posting, dan pencatatan semua
transaksi yang dilakukan dalam kegiatan operasional suatu bank.
Persamaan dasar akuntansi dibangun pemahaman antara hak
dan kewajiban. Hak merupakan kekayaan atau aktiva atau asset. Hak
ini ada karena telah timbul kewajiban. Konsep akuntansi menghendaki
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Secara universal, manfaat
akuntansi perbankan yang utama adalah supaya pencatatan tiap
transaksi yang terjalin dalam aktivitas perbankan jadi lebih baik serta
transparan dan Tujuan utama akuntansi yakni memberikan informasi
yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Hal yang perlu dicermati dikala melaksanakan pencatatan
akuntansi perbankan pada laporan keuangan bank, antara lain modal
dapat berupa modal disetor dan laba ditahan, pendapatan bank dapat
berupa pendapatan bunga dan pendapatan lainnya, biaya bank dapat
berupa biaya bunga dan biaya lainnya.
Giro merupakan jenis simpanan yang dapat ditarik setiap saat
dengan menggunakan sarana penarikan berupa cek, bilyet Giro dan
sarana penarikan lainnya, maupun sarana pemindah bukuan lainnya
yang dipersamakan dengan itu. Manfaat yang didapatkan jika
menyimpan uang dalam bentuk giro:

60
1. Uang dalam rekening giro akan lebih aman dan tindak kejahatan .
2. Kemudahan dalam melakukan pembayaran transaksi jual beli
dengan menggunakan cek dan bilyet giro.
3. Simpanan uang dalam bentuk giro dapat ditarik setiap waktu di saat
jam kerja berlangsung.
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada
nasabah tabungan, maka terdapat beberapa ketentuan dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon nasabah.
Persyaratan dan ketentuan tersebut di samping untuk
meningkatkan pelayanan, juga untuk menjaga keamanan dan
keuntungan bagi nasabah. Ketentuan tentang tabungan diatur oleh
Bank Indonesia, akan tetapi masing-masing bank diberi kewenangan
untuk mengatur sendiri asalkan tidak bertentangan dengan peraturan
BI. Beberapa contoh tabungan yang ditawarkan oleh bank antara lain:
tabungan bunga harian, tabungan pendidikan, tabungan autosave,
tabungan berhadiah, tabungan dengan asuransi dan berbagai jenis
tabungan lainnya yang dikembangkan oleh bank umum devisa maupun
bank nondevisa.

B. Saran
Segala sesuatu yang ada di alam semesta baik di dunia ini juga
merupakan sebuah nikmat dan hadiah dari sang maha kuasa yaitu Allah
SWT. Sekecil apapun itu baik yang berbentuk partikel adalah buatan
sang maha kuasa Allah SWT, sebagai manusia dan makhluk cipaan
Allah yang beriman, kita harus senantiasa bersyukur terhadap semua
karunia yang telah di berikan, jangan sampai terbuai dan terlena
kepada hal-hal yang menyebabkan rusaknya iman apa lagi yang
bersifat sementara.

61
Kami sebagai penulis makalah berharap bahwa materi yang
kami sampaikan lewat makalah yang berjudul Konsep Akuntansi
Perbankan, Giro Nasabah Dan Tabungan ini dapat menambah
wawasan dan ilmu bagi para pembaca. Agar bisa lebih baik lagi dalam
memaknai kinerja jalur perekonomian di dunia ini, sebagai media juga
untuk mempersiapkan diri menuju kehidupan efisiensi dan melek
terhadap pertumbuhan perekonomian nanti. Dan apa bila pembaca
ingin lebih terperinci dari aspek pemahaman yang ada di makalah ini
bisa menggunakan sumber-sumber buku lain. Bahkan juga bisa
menyandingkan dengan jurnal ilmiah yang sudah ada penelitian
lapangan.

62
DAFTAR PUSTAKA

Taswan, Akuntansi Perbankan dalam Valuta Rupiah, (Yogyakarta: UPP


AMP YKPN, 2005).
Kusuma Wijaya, Akuntansi Perbankan, (Sumatera Barat: Global Eksekutif
Teknologi, 2022) hlm. 2-3.
Ismail, Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam Rupiah (Edisi Revisi), Cet.
4, (PRENADAMEDIA GROUP : Jakarta, 2014), hlm. 2.
Kusuma Wijaya, Akuntansi Perbankan, (Sumatera Barat: Global Eksekutif
Teknologi, 2022) hlm. 11-12.
Sonny Warsono, Adopsi Standar Akuntansi IFRS : Fakta, Dilema dan
Matematika, (AB Publisher : Yogyakarta, 2011).
Otoritas Jasa Keuangan, Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI).

Soetanto Hadinoto, Bank Strategy on Funding and Liability, (Alex Media


Komputindo: Jakarta, 2011), hlm. 59-61.
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Audit Intern Perbankan (Ed. Revisi),
(Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2017), hlm. 66-67.
Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, hlm. 50-57.
Khadijah, S.E., M.Ak, Akuntansi Perbankan, (CV BATAM PUBLLISHER:
Jakarta, 2021) hlm. 28-29.
A. Khoirul Anam, Mengelola Layanan Perbankan, (Jawa Tengah: Wawasan
Ilmu, 2023), hlm. 42-43
Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2007), hlm. 44- 45.
Syafril, Bank dan Lembaga Keuangan Modern Lainya, (Jakarta: Kencana,
2020), hlm. 76-77.
Ismail, Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, hlm. 51-58.
Siti Nur Azizah dkk, Teori dan Aplikasi Akuntansi Perbankan, (Purwokerto:
UM Purwokerto Press, 2020) hlm. 53.

63

Anda mungkin juga menyukai