Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum Warhimatullahi Wabarokatuh. Selamat malam.

Salam hormat untuk


Bapak/Ibu pembina Tuton mata kuliah Bahasa Indonesia, semoga berbahagia selalu. Mohon
izin merevisi jawaban saya yang sebelumnya;

1. Pengertian membaca.
 Menurut KBBI, membaca adalah melihat dan memahami isi dari apa yang
tertulis dan dilakukan dengan cara melisankan atau hanya dalam hati. Dapat
diartikan pula sebagai mengeja atau melafalkan apa yang tertulis,
mengucapkan, mengetahui atau meramalkan, serta memperhitungkan atau
memahami.
 Menurut Taringan Darmadi (2018), membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.
2. Pendapat dari hasil studi tentang minat baca Mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan UNY oleh Deni Herdianto.
Menurut pendapat saya, kurangnya minat membaca pada mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan UNY disebabkan oleh kesadaran diri yang kurang dan lingkungan
pergaulan mahasiswa itu sendiri. Menurut data, 29,25 % mahasiswa hanya berdiam
diri di depan kelas sembari menunggu kedatangan dosen, 23,17 % mahasiswa
bersantai di gazebo atau kantin sembari mengobrol dengan Mahasiswa lain, dan 14,63
% mahasiswa menghabiskan waktu untuk membaca. Jika saja mahasiswa tersebut
sadar diri bahwa membaca adalah sebuah kebutuhan dan mengerti pentingnya
membaca untuk membuka jendela dunia, menambah wawasan serta ilmu
pengetahuan, maka kebiasaan hanya berdiam diri di depan kelas atau sekedar
mengobrol di gazebo tidak akan terjadi. Mahasiswa akan lebih banyak menghabiskan
waktu luangnya untuk membaca, jika telah banyak Mahasiswa yang memiliki
kebiasaan membaca, maka hal tersebut akan menciptakan sebuah lingkungan sehat
yang dipenuhi oleh mahasiswa-mahasiwa kutu buku.
3. Penyebab rendahnya minat baca di Indonesia.
 Lingkungan sekitar dan lingkungan pertemanan.
Lingkungan sekitar dan lingkungan pertemanan merupakan faktor pertama
yang bisa mempengaruhi serta membentuk sikap dan kebiasaan dari
seseorang. Hal tersebut disebabkan karena lingkunganlah yang paling dekat
dengan seseorang. Misalnya; seseorang yang sering bergaul dengan orang-
orang yang gemar membaca atau sering datang ke perpustakaan, maka cepat
atau lambat orang tersebut akan mengikuti kebiasaan yang dilakukan oleh
orang lain.
 Generasi yang serba instan.
Generasi millenial atau generasi Z menginginkan segala sesuatunya serba
cepat atau instan dan mulai tidak menghargai sebuah proses. Hal ini terjadi
juga pada kebiasaan membaca, jika generasi sebelumnya sangat menikmati
proses membaca dari bab ke bab, maka generasi Z melakukan hal yang
sebaliknya. Misalnya; jika seseorang ingin mengetahui alur cerita pada
sebuah Novel, maka orang tersebut harus membaca buku dari awal hingga
akhir. Namun, pada generasi Z lebih memilih membaca sinopsisnya saja. Hal
tersebut akan menyebabkan kurangnya minat baca dan menciptakan karakter
yang asal tahu saja tanpa memperdalam pengetahuan tersebut.
 Merebaknya game online dan sosial media.
Game online ataupun aplikasi di dalam gadget sekarang ini seperti Instagram,
Facebook, atau aplikasi hiburan seperti Tiktok memang sedang marak di
dunia maya. Hampir di setiap waktu luang, seseorang akan menghabiskan
waktu yang mereka miliki untuk bermain game online dan berbagai aplikasi
sosial media dan parahnya orang tersebut menjadi kecanduan. Jika sudah
berada di tahap kecanduan, kedua tangan orang tersebut akan sibuk untuk
bermain, jadi jangankan untuk membaca, untuk makan ataupun bersosialisasi
dengan sesamanyapun bisa lupa.
 Maraknya penggunaan Gadget.
Penggunaan gadget bisa menjadi sebuah hal yang baik atapun hal yang buruk.
Jika gadget digunakan untuk mempermudah manusia dalam memenuhi
kebutuhan akan informasi dan literasi, maka akan menjadi sebuah hal yang
baik. Namun, jika hanya digunakan untuk hiburan semata dalam mengisi
waktu senggang, maka akan menjadi sebuah hal yang buruk. Misalnya saja
kecanduan gadget, jika seseorang telah kecanduan, maka orang tersebut akan
melupakan kewajibannya untuk membaca atau untuk menuntut ilmu.
 Diri sendiri.
Selain lingkungan dan teknologi canggih yang semakin menjauhkan kebiasaan
kita dari membaca. Ada faktor lain yang sebenarnya paling kuat dan
menentukan tindakan kita yaitu, niat dalam diri kita sendiri.
Diri kita sendiri adalah faktor terpenting dalam melakukan sesuatu hal. Jika di
dalam diri sendiri saja kita tidak memiliki ketertarikan dalam membaca maka
jangankan membaca buku, menyentuh atau mendengar judul buku saja
mungkin rasanya sudah malas dan mengantuk.
Maka dari itu, bibit-bibit minat baca sudah seharusnya ditanamkan sedari kita
kecil.

Survei UNESCO ( United Nations Educational Scientific and Cultural Organization),


menyebutkan Indonesia menempati urutan kedua dari bawah pada bidang literasi. Minat baca
masyarakat Indonesia hanya berkisar di angka 0,001%. Jika diartikan maka dari 1,000
masyarakat Indonesia, hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca. Hal tersebut terjadi
karena 60 juta masyarakat Indonesia menjadi pecandu gadget. Lembaga riset digital
marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif gadget di Indonesia
lebih dari 100 juta orang.

4. Pentingnya membaca menurut Agama Islam.


Membaca merupakan esensi dasar pengetahuan manusia untuk mendapatkan ilmu.
Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung telah mengumpulkan kata demi
kata dalam mengaitkan maksud dan arah bacaan hingga dapat menyimpulkan suatu
hal dengan nalar yang dimilikinya. Dalam Islam, membaca adalah hal yang sangat
dianjurkan. Bahkan, perintah membaca merupakan wahyu pertama yang diturunkan
oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi
Wassalaam. "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan." (QS.
Al-'Alaq: 1). Dengan membaca, umat Muslim dapat memperoleh ilmu yang
bermanfaat.
Allah Subhanahu wa ta'ala telah membekali manusia dengan akal dan pikiran agar
dapat membaca dan menuntut ilmu. Akal menjadi pembeda manusia dengan makhluk
hidup lain ciptaan Allah. Maka dari itu, manusia harus menggunakan akalnya untuk
menuntut ilmu.

Sekian yang dapat saya sampaikan. Terimakasih untuk Bapak/Ibu pembina Tuton mata kuliah
Bahasa Indonesia yang telah memberi kesempatan untuk berdiskusi.

Anda mungkin juga menyukai