Anda di halaman 1dari 71

SURVEY KETRAMPILAN DASAR DRIBBLING BOLA PADA

ANAK USIA DINI DI KLUB SEPAK BOLA PS. RUSA


MERAUKE

SKRIPSI

OLEH :

MARTINUS MARFIN GOBAY


201685201108

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
2022

11
SURVEY KETRAMPILAN DASAR DRIBBLING BOLA PADA
ANAK USIA DINI DI KLUB SEPAK BOLA PS. RUSA
MERAUKE

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Program S-1


Pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Universitas
Musamus Merauke

OLEH :

MARTINUS MARFIN GOBAY


201685201108

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
2022
ABSTRAK

Martinus Marfin Gobay (NPM: 2016-85 201-108). Survei Keterampilan Dasar Dribbling
Bola Anak Usia Dini Di Klub Sepak Bola Ps. Rusa Merauke dibimbingi oleh Hendra
Jondry Hiskya,S.Pd.,M.Pd Pembimbing I dan Dilli Dwi Kuswoyo,S.Pd., M.Pd
Pembimbing II
Pelatihan olahraga merupakan bagian dari program pelatihan jangka panjang sejak
usia muda, terutama dikenal sebagai kelompok usia anak antara usia 6 dan 12 tahun atau
umumnya anak-anak yang lebih tuaPerkembangan fisik pada anak yang lebih besar
bervariasi selama dan setelahnya. Anggota badan tumbuh lebih cepat dari dogoku. Pada
masa kanak-kanak, jaringan tulang tumbuh lebih cepat daripada otot dan jaringan adiposa
Metode penelitian ditentukan berdasarkan tujuan penelitian yang
diharapkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang lengkap. Jenis penelitian kuantitatif ini dapat dibedakan dari
adanya data yang ada atau sedang dipelajari. Jika datanya sudah ada (dalam arti tidak
sengaja dibuat) dan hanya dicatat oleh peneliti, maka penelitian tersebut diklasifikasikan
sebagai penelitian non-eksperimental. Sebaliknya, jika peneliti ingin memperoleh
gambaran tentang data yang sengaja dibuat, maka penelitian itu berbentuk eksperimen
Dari data di atas terlihat bahwa data pre-test diperoleh data dari hasil tes kaki
bagian dalam dengan skor 1 (minimal) 12 (maksimal), sedangkan rata-ratanya adalah 2.
Kaki bagian luar dengan skor 1 (minimal) 12 (maksimal), nilai rata-ratanya adalah
1,85. Berdasarkan uji kaki bagian punggung poin berkisar dari 1 (minimal) hingga 12
(maksimum), nilai rata-ratanya adalah 1,8
Hasil penelitian yang diperoleh maka penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian
menggunakan metode Pre Test terhadap pemain usia 10-12 tahun dan 12-15 tahun di klub
Ps. Rusa Merauke,
Kata Kunci: Mendribbling Bola yang benar menggunakan kaki bagian Luar,kaki bagian
Dalam dan Punggung kaki
ABSTRACT

Martinus Marfin Gobay (NPM: 2016-85 201-108). Survei Keterampilan Dasar Dribbling
Bola Anak Usia Dini Di Klub Sepak Bola Ps. Rusa Merauke dibimbingi oleh Hendra
Jondry Hiskya,S.Pd.,M.Pd Pembimbing I dan Dilli Dwi Kuswoyo,S.Pd., M.Pd Pembimbing
II
Sports training is part of a long-term training program from a young age, mainly
known as the age group of children between the ages of 6 and 12 years or generally older
children Physical development in older children varies over the years. and after that. The
limbs grow faster than the dogoku. In childhood, bone tissue grows faster than muscle and
adipose tissue 
. The research method was determined based on the expected research objectives.
This study uses a quantitative descriptive method with the aim of obtaining complete
information. This type of quantitative research can be distinguished by the presence of
existing data or being studied. If the data already exists (in the sense that it is not
intentionally created) and only recorded by the researcher, then the research is classified
as non-experimental research. On the other hand, if the researcher wants to get an idea of
the data that is intentionally made, then the research is in the form of an experiment. 
From the data above, it can be seen that the pre-test data obtained from the results
of the inner foot test with a score of 1 (minimum) 12 (maximum), while the average the
average is 2. Outside feet with a score of 1 (minimum) 12 (maximum), the average score is
1.85. Based on the back foot test, the points range from 1 (minimum) to 12 (maximum), the
average value is 1.8 
. The results obtained, the authors can conclude the results of the study using the
Pre Test method on players aged 10-12 years and 12-12 years old. 15 years in the Ps club.
Merauke Deer,
Keywords: Correct ball dribbling using the outside of the foot, the inside of the foot and the
back of the foot
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

"Tanpa Tuhan, kehidupan tidak memiliki tujuan. Tanpa tujuan, hidup tidak
memiliki makna. Tanpa makna, kehidupan tidak memiliki harapan."

Persembahan

Kupersembahkan Hasil Skripsi ini Untuk Kedua orang Tua Tercinta

Almarhum Bapak Izak Gobay dan Almarhumah Ibunda Bertha Gobay yang tidak
perah lelah mendidik dan memberikan dukungan serta doa dengan sepenuh kasih
sayang.
RIWAYAT PENULIS

Martinus Marfin Gobay , Lahir Merauke 22 Maret 1985


adalah anak ke 6 dari ke 6 bersaudara yang lahir dari
pasangan Bapak Izak Gobay dan Bertha Gobay, Pada tahun
1998 penulis lulus SD Budhi Mulia Don Bosco Merauke
yang berlokasih dijalan Aru Merauke,Penulis Melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 2 Merauke yang berlokasi di jalan
brawijaya merauke dan lulus pada tahun 2001

Kemudian pada tahun 2006 penulis lulus dari SMa Negeri 1 Merauke, yang
berlokasi dijalan Pendidikan Merauke.Kemudian penulis Melanjutkan pendidikan
diperguruan Tinggi di Universitas Musamus Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan
Dan Rekreasi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
SURAT PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN MUTLAK
REVISI NASKAH UJIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Martinus Marfin Gobay
NPM : 201685201108
Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya:


1. Bertanggung jawab penuh terhadap penulisan naskah skripsi yang telah saya
buat dan presentasikan di depan dewan pembimbing dan penguji serta ketua
siding Bersama sekretaris sidang
2. Bertanggung jawab akan melalukan revisi dengan sebenar-benarnya kepada
pembimbing dan penguji setelah melengkapi berkas persyaratan yudisium
3. Segala dampak yang timbul akibat tidak mengumpulkan atau melakukan
revisi kepada pembimbing dan penguji merupakan tanggung jawab saya
sepenuhnya
4. Ketika tidak melakukan revisi dikemudian hari, saya bersedia
mengorbankan ijazah untuk di tahan oleh pihak jurusan

Demikian surat pernyataan ini dibuat tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak
manapun juga, dan digunakan sebagaimana mestinya.

Merauke,12 November 2022

MARTINUS MARFIN GOBAY


PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : Martinus Marfin Gobay

NPM : 201685201108

Judul : Survey Keterampilan Dasar Drebbling Bola Pada Anak Usia Dini Di

Klub Sepak Bola Ps. Rusa Merauke

Jurusan : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri dan bukan plagiat dari karya orang lain. Pendapat atau penemuan orang lain

yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila di lain waktu terbukti Skripsi ini bukan merupakan karya saya sendiri,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Merauke, November 2022


Yang membuat pernyataan

Martinus Marfin Gobay


Npm. 201685201108
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

karunianya penulis dapat penyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul “

Survei Keterampilan Dasar Mendribbling Bola Anak Usia Dini Di Klub

Sepak Bola Ps Rusa Merauke “

Proposal Skripsi ini penulis persembahkan kepada Almarhumah Ibunda

tercinta yang telah mendidik dan membesarkan saya sampai ibunda tercinta pergi

meninggalkan saya. Dan juga kepada ketiga kakak yang mendukung penulis

hingga saat ini.

Penyelesaian Proposal Skripsi tidak akan berjalan sampai saat ini

tanpa ada keterlibatan dari orang-orang hebat yang membantu secara langsung

maupun tidak langsung, untuk itu dengan segala rendah hati penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Beatus Tambaip,M.A selaku Rektor Musamus Merauke yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas penulis untuk mengikuti

Pendidikan di universita musamus.

2. Bapak Drs. Lay Riwu, M.Hum, selaku Dekan fakultas keguruan dan ilmu

penidikan.

3. Bapak Hendra Jondry Hiskya, S.Pd., M.Pd, selaku ketua jurusan penjaskesrek.
4. Bapak Hendra Jondry Hiskya, S.Pd., M.Pd, selaku pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulisan ini dapat

terselesaikan.

5. Bapak Dilli Dwi Kuswoyo, Spd., M.Pd selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulisan ini dapat

terselesaikan.

6. Bapak Almarhum Samuel Makagiansar selaku Pemilik Klub Sepak Bola

Ps Rusa dan rekan-rekan Ps rusa yang telah menyetujui peneliti untuk

dapat meneliti anak-anak usia dini di club sepak bola Ps rusa.

7. Semua dosen dan staf yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penulisan ini.

8. Rekan-rekan jurusan penjaskesrek Angkatan Tahun 2016 yang telah

memberikan masukan-masukan serta dorongan sehingga penulis penulis

menyelesaikan proposal skripsi ini.

Penulis menyadari proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

maka diharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun kearah yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap

penyusunan proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat pada penulis

dan memberikan motivasi kepada pembaca.

Merauke, 2022 November


Penulis

Martinus Marfin Gobay


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
Latar Belakang Masalah....................................................................................................1
Rumusan Masalah............................................................................................................4
Tujuan Penelitian..............................................................................................................5
Manfaat Penelitian...........................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI.................................................................................................................7
A. Kajian Teori..............................................................................................................7
B. Kerangka Berfikir...................................................................................................17
BAB III................................................................................................................................19
METODE PENELITIAN.........................................................................................................19
A. Desain Penilitian....................................................................................................19
B. Tempat dan waktu penelitian..................................................................................20
C. Subjek Penelitian....................................................................................................20
D. Instrumen Penelitian..............................................................................................20
E. Variabel Penelitian..................................................................................................24
F. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data.............................................................25
G. Teknik Analisa Data...........................................................................................26
BAB IV.................................................................................................................................27
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................27
A. Hasil Penelitian......................................................................................................27
B. Pembahasan...........................................................................................................34
BAB V..................................................................................................................................36
PENUTUP............................................................................................................................36
A. Kesimpulan.............................................................................................................36
B. Keterbatasan Penelitian..........................................................................................36
C. Saran.......................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................38
LAMPIRAN......................................................................................................................39
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

“Olahraga ialah serangkaian latihan yang teratur dan terencana untuk

mempertahankan gerak (untuk mempertahankan hidup) dan menambah

kemampuan gerak (untuk meningkatkan kualitas hidup). Prinsip gerak merupakan

sub ilmu yang menekankan kajian atau tentang prinsip-prinsip perilaku lokomotor

manusia. Upaya peningkatan prestasi di bidang olahraga tidak memerlukan waktu

yang singkat, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Pencapaian prestasi siswa

yang maksimal memerlukan pengajaran yang terstruktur, terarah dan berkelanjutan

yang didukung dengan dukungan yang memadai. Dengan latihan yang teratur dan

berkesinambungan, diharapkan prestasi dalam sepak bola semakin meningkat.

Terutama pembinaan yang diberikan kepada siswa sejak usia dini.”

“Tanpa pelatihan yang teratur dan berkesinambungan di tingkat SSB atau

sejak dini. Hal ini dijelaskan oleh Said Junaidi (2003:02) bahwa untuk mencapai

hasil yang maksimal dan optimal, latihan sejak dini harus dilakukan secara

konsisten, berkesinambungan, menyeluruh, sistematis, efisien dan terstruktur.

Struktur antropometri-anatomi dan fungsi fisiologis, stabilitas emosional dan

kecerdasan intelektual dan kemampuan berkomunikasi dengan orang-orang di

lingkungan nyata mereka. Pemahaman dan perilaku yang sehat harus didorong

sejak dini.”
Olahraga adalah salah satu cara untuk menjaga kebugaran fisik Anda dalam

kondisi yang baik. Melihat laki-laki dan perempuan, tua dan muda, berolahraga di

lapangan dan di jalan, semuanya untuk menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani,

yang dijadikan landasan kebahagiaan hakiki. dan lama pelayanan. Sifat olahraga

adalah aktivitas fisik yang mencakup sifat permainan dan melibatkan persaingan

melawan diri sendiri atau orang lain atau memenuhi unsur-unsur alam. Kegiatan

olahraga melibatkan gaya kompetitif, sehingga kegiatan ini harus dilakukan dengan

semangat sportif. Dalam olahraga tim, orang-orang bersaing satu sama lain dalam

suasana kegembiraan dan keadilan. Olahraga memungkinkan saling pengertian dan

menciptakan solidaritas dan pengabdian. Olahraga juga bisa digunakan sebagai alat

pemersatu.

Pelatihan olahraga merupakan bagian dari program pelatihan jangka

panjang sejak usia muda, terutama dikenal sebagai kelompok usia anak-anak antara

usia 6 dan 12 tahun atau umumnya anak-anak yang lebih tua. Perkembangan fisik

pada anak yang lebih besar bervariasi selama dan setelahnya. Anggota badan

tumbuh lebih cepat dari dogoku. Pada masa kanak-kanak, jaringan tulang tumbuh

lebih cepat daripada otot dan jaringan adiposa.

“Pada saat yang sama, pada usia anak yang lebih besar, perkembangan otot

mulai meningkat. Selain itu, pertumbuhan anak yang lebih besar meliputi kekuatan,

kelenturan, dan keseimbangan Dan untuk mencapai prestasi yang optimal, atlet

juga memerlukan usaha dan tenaga latihan, yang ditunjukkan dengan program

latihan tertulis yang disusun secara sistematis sebagai pedoman kegiatan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Tohar, 200 : 31).”


Struktur pembinaan#olahraga didasarkan pada 1)#pendidikan olahraga dan

organisasi#nasional, yang meliputi program pelatihan di#sekolah, klub#rekreasi

dan#olahraga, serta struktur organisasi internal pemerintah, dan 2) sistem pelatih

olahraga.#(Lutan, 2000:11).#Dalam rangka meningkatkan prestasi#olahraga#perlu#

terus dikembangkan keterampilan olahraga sedini#mungkin dengan mengupayakan

dan mengendalikan prestasi olahraga berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,

pembudayaan, latihan dan latihan#secara#efektif#dan#efisien#serta#peningkatan

mutu#olahraga#.baik#dtingkat#pusat#maupun#daerah.#Pelatih#juga#terkesan

arena mereka#mengajarkan#kegiatan#baru#dan#menyenangkan.#Salah#satu#ciri

pelatih#yang#baik#adalah#pelatih#tahu#bagaimana#memilih#dan#menciptakan#

metode#latihan#yang#efektif#dan#efisien#untuk#mencapai#tujuan#latihan

(ASDEP,#2010:89)#Masa anak-anak dilihat dari tinggi dan berat badan, dan masa

kanak-kanak tidak secepat awal atau pada masa kanak-kanak, tetapi lambat laun

melambat ketika masa pubertas tiba. Masa terhadap kanak-kanak secara seluruh

dibagi menjadi 3 bagian, ialah: 1) bagian dari usia 2 - 6 tahun, dapat disebut masa

kanak#-#kanak (TK usia playgroup (kelas 1 dan 3) bagian dari usia. 9 - 12 tahun,

dapat disebut masa kanak-kanak akhir. Olah raga sepak bola ialah salah satu

olahraga yang paling populer di Indonesia. olahraga di mana bola dimainkan

dengan kaki. Tujuan pertama dari permainan ini ialah untuk mencetak gol atau gol

sebanyak-banyaknya, tentunya pertandingan dilakukan sesuai#dengan#aturan#yang

telah#sudah#disiapkan#oleh#FIFA#(Agus Salim, 2008:10). Persatuan Sepak Bola

Seluruh Indonesia (PSSI) adalah induk organisasi sepak bola indoor dan outdoor.

Sepak bola sangat populer karena pria memainkannya dan wanita dapat

memainkannyajuga, anak-anak, dewasa dan orang tua (Sucipto et al.,#2000:#7).

Sepak bola salah satu olahraga yang digemari karena digemari di semua kalangan.
Situasi ini diperkuat dengan kehadiran klub-klub di berbagai daerah dan kehadiran

tim-tim besar di perguruan tinggi dan universitas, serta banyaknya kompetisi

nasional dan regional.

“Teknik dasar bermain sepak bola sangat penting dalam permainan sepak

bola karena merupakan hal yang harus dikuasai oleh seorang pemain jika ingin

bermain bola dengan baik. Ada beberapa teknik dasar dalam bermain sepak bola,

yaitu mengontrol (menghentikan bola), passing (mengoper), menembak

(menendang bola ke gawang), menyundul (heading), dan menggiring bola

(dribbling).”

“Dengan mengetahui keadaan dan permasalahan Pembinaan Anak usia dini

umur 6 - 12 tahun pada klub sepak bola Ps. Rusa, mengenai pelaksanaan

pembinaan, pembibitan pemain, keadaan sarana dan prasana serta aspek-aspek yang

mendapat perhatian dalam pembinaan usia dini pemain sepakbola maka hal ini

mendorong peneliti mengadakan penelitian yang berjudul “Survei Ketrampilan

Dasar Dribbling Bola Pada Anak Usia Dini Di Klub Sepak Bola Ps. Rusa Merauke”

Rumusan Masalah

“Berdasarkan latar belakang masalah diatas Suatu Penelitian tentu

mempunyai permasalahan yang perlu diteliti, dianalisis, dan diusahakan

pemecahannya. Bagaimana keterampilan teknik dasar dribbling bola panak anak

usia dini klub sepak bola Ps. Rusa Merauke?”


Tujuan Penelitian

“Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini untuk mengetahui

keterampilan dribbling anak usia dini Ps Rusa Merauke tentang Dribbling bola.”

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

“Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk menambah dan

memahami teori teori dasar dalam sepak bola,khususnya dalam dribbling bola pada

anak usia dini di klub sepak bola Ps. Rusa Merauke.”

2. Manfaat Praktis

1. Manfaat#bagi#peneliti

Peneliti#menambah#tingkat#kemampuan#tentang#dribbling#bola#yang

benar

2. Manfaat bagi anak usia dini

1.1. Dapat#mengetahui#bagaimana#keterampilan#melakukan#Dribbling

bola#pada#saat#bermain#sepak#bola.

1.2. Menambah#kepercayaan#anak#usia#dini#dalam#bermain#sepak#

bola.
1.3. Manfaat#Bagi#Klub

“Penelitian tentang Survei Keterampilan Dasar Dribbling Bola Anak Usia


Dini Di Klub Sepak Bola Ps. Rusa Merauke dengan harapan dapat meningkatkan
kualitas pelatihan dasar pada anak anak usia dini di klub Ps Rusa Merauke,
sehingga dapat mengembalikan prestasi – prestasi yang pernah didapatkan.”
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Sepak Bola

“Menurut Muhajir (2004:22) mereka mengatakan bahwa sepak bola

adalah permainan dimana bola dilempar ke gawang lawan, mencegah terjadinya

tendangan gawang. Saat bermain dengan bola, pemain dapat menggunakan semua

anggota badan kecuali tangan mereka, tetapi hanya penjaga gawang yang dapat

menggunakan tangan dan kaki mereka. Sepak bola adalah olahraga paling populer

di dunia. Sepak bola memiliki potensi untuk menjangkau berbagai kelompok orang

dari berbagai ras, budaya, dan agama. Saya bermain sepak bola karena itu adalah

permainan yang bisa dimainkan oleh anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Oleh

karena itu, sepak bola kini menjadi olahraga paling populer di Indonesia karena

hampir semua orang memainkan olahraga ini. Sepak bola adalah permainan tim dan

setiap tim terdiri dari 11 pemain dan seorang penjaga gawang.”

“Menurut Sri Wahyuni (2010:3) Sepak bola adalah salah satu jenis

permainan bola besar yang dimainkan secara beregu.Oleh karena itu setiap regu

pemain sepak bola disebut kesebelasan dalam sepak bola setiap pemain memainkan

bola dengan menggunakan seluruh badan kecuali tangan tidak diperbolehkan”


“Menurut Luxbacher (2011:2) memulai permainan sepak bola umumnya

dilakukan pelemparan uang logam untuk memilih tim yang hendak menendang bola

pertama. Apabila wasit dan permainan berada dilapangan dengan bola ditengah

lingkaran dan wasit meniup pluit,maka pemain yang memperoleh tendangan

pertama harus mengumpan ke rekan satu timnnya dengan syarat bola melewati

garis tengah lapangan terlebih dahulu.Setelah bola masuk kegawang lawan,regu

yang kemasukan bola akan memulai kembali permainan dititik tengah lapangan

dengan menendang bola melewati garis tengah lapangan.”

“Menurut anwar (2012: 598) sepak bola adalah permainan tim,masing

masing tim terdiri dari satu penjaga gawang dan 10 pemain yang berada

dilapangan. Permainan sepak bola dapat dimainkan dengan seluruh anggota

badan,kecuali tangan dan hanya penjaga gawang yang dapat menggunakan yang

dapat untuk dapat bermain sepak bola dengan baik yang perlu diperhatikan adalah

kecepatan,kekuatan,stamina ketrampilan dan pengatahuan mengenai

teknik,semuanya merupakan aspek yang penting dari penampilan.”

“Menurut Kuswoyo (2020-6) Sepak Bola adalah olah raga yang

populerdikalangan masyarakat dan dipenjuru dunia, Hampir semua orang

mengenali dan menyayangi olah raga sepak bola. Tujuan dari permainan

sepak bola adalah menyetak gol kegawang lain supaya dapat memberoleh

poin dan agar mempertahankan gawangnya tidak kebobolan waktu permainan

selama 2 x 45 menit, Tim yang paling banyak memasukan bola digawang

akan dipastikan menang.”


2. Ukuran Lapangan Sepak Bola

Ukuran# Lapangan# Sepak# Bola# Standard#FIFA.

1). Panjang lapangan : 100 meter sampai 120 meter

2). Lebar lapangan : 75 meter sampai 90 meter

3). Area gawang : Lebar 7,32 meter dan tinggi 2,44 meter

4). Area pinalti : 16,5 meter dari gawang

5). Lingkaran tengah lapangan : Memiliki#ukuran#radius#9,15#meter

6). Ukuran Bola : Diameter#68.5 - 69.5 cm berat bola 420-


445gram.

Gambar 1. Lapangan Sepak Bola Standar FIFA

3. Pembinaan Prestasi Olahraga Sepak Bola

“Pelatihan adalah upaya untuk bertindak secara efektif dan efisien untuk

meningkatkan atau mencapai hasil yang lebih baik (KBBI 2005:152). Dan agar

seorang atlet dapat berprestasi secara optimal, diperlukan pula usaha dan latihan

staf yang dituangkan dalam suatu rencana program latihan tertulis yang disusun

secara sistematis sebagai pedoman kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif

dan efisien (Tohar, 200 ; 31). Untuk mencapai keberhasilan dalam olahraga

diperlukan prasyarat berupa sifat-sifat yang memenuhi syarat-syarat olahraga


tersebut. Setiap cabang olahraga mempunyai karakter khusus, maka dari itu latihan

olahraga merupakan bantuan sadar dan sistematis untuk memenuhi syarat-syarat

tersebut guna mencapai prestasi yang lebih tinggi (Rusli Lutan et al 2000:13), kunci

untuk memajukan prestasi dimulai sejak usia dini dengan penanganan yang

sungguh-sungguh. pelatih olahraga usia awal (masa keemasan). Karena ini adalah

waktu yang paling tepat untuk menanamkan keterampilan dasar dan membangun

karakter permainan, mempromosikan sportivitas dan semangat yang kuat dalam

permainan. Jadi hasilnya benar-benar maksimal.”

“Konsep pelatih olahraga setelah tahap awal, dijelaskan sedini mungkin

(KONI; 2000:66), bahwa jika ingin mencapai prestasi yang tinggi, maka konsep

pelatih olahraga harus ditetapkan sedini mungkin. Tanpa pembibitan, jangan

berharap memiliki atlet yang berprestasi. Istilah ini jelas mengacu pada

perkembangan anak usia dini. Oleh karena itu, masa kanak-kanak merupakan masa

yang sangat potensial, sehingga prestasi dapat dikembangkan sedini mungkin.”

“Pembinaan atlet usia dini dalam perencanaan untuk mendapatkan prestasi

yang memerlukan jangka waktu yang lama. Kira-kira mulai dari 8 sampai dengan

umur 10 tahun secara bertahap, terus menerus, meningkat dengan tahapan sebagai

berikut:”

1. Pembibitan#bakat

2. Spesialisasi#cabang olahraga

3. Peningkatan#prestasi#Rentang#waktu

Setiap tahap pelatihan dan juga materi pelatihan merupakan tahap pertama

dari pelatihan persiapan, sekitar 3- tahun. Fase pelatihan persiapan ini adalah fase

utama di mana anak-anak memperoleh keterampilan fisik, mental dan sosial dasar
yang komprehensif (multifaset). Pada fase dasar ini, anak-anak yang sukses

diarahkan pada fase spesialisasi sejak dini, namun melalui pelatihan harus

dimungkinkan untuk membentuk fisik yang kuat dan benar, terutama dalam

perkembangan biomotor, untuk meningkatkan prestasi pada fase selanjutnya. . Oleh

karena itu, latihan harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat.

Bentuk fase pelatihan, olahraga ini sekitar 2-3 tahun. Pada fase latihan ini,

profil atlet diterapkan sesuai harapan, sesuai dengan harapan masing-masing

individu. Keterampilan fisik dan keterampilan teknis dan taktis terbentuk. Sehingga

dapat digunakan sebagai titik awal untuk pengembangan dan peningkatan kinerja

lebih lanjut. Pada tahap ini, atlet mengkhususkan diri dalam olahraga yang paling

cocok untuknya.

“Sementara itu, KONI (1998:28) membagi jenjang pembangunan olahraga

nasional berdasarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan KONI menjadi

tiga, yaitu pembinaan kelompok, pembinaan TK dan pembinaan prestasi.

4. Sepak Bola Anak Usia Dini”

Pengertian sepak bola anak usia dini adalah permainan sepak bola yang

dimodifikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan jasmani dan kesehatan di

sekolah dasar serta untuk memajukan olahraga dan perkembangan anak usia dini.

Tujuan dari perubahan tersebut adalah untuk memudahkan anak-anak prasekolah

memahami cara bermain sepak bola dengan cara yang sesuai dengan usia.

Permainan sepak bola anak usia dini lebih dikenal daripada permainan sepak bola

mini karena menurut aturan yang disetujui oleh Kementerian Pendidikan, semua

bangunan dan strukturnya mudah dibaca. Menurut Kementerian Pendidikan

(2010:12 -125).
Sepak bola anak usia dini adalah pertandingan sepak bola remaja dengan

aturan sebagai berikut:

1. Aturan pertandingan sepak bola primer adalah aturan permainan yang dipandu

oleh aturan yang ditetapkan oleh FIFA atau PSSI.

2. Jumlah pemain yang bertanding dalam permainan ditentukan menjadi 7 (tujuh)

pemain utama dari satu tim, yang menempati posisi pertama (start/baris) dengan

3 (tiga) pemain pengganti.

3. Waktu normal 2 x 20 menit dengan istirahat 5 menit. hal.

4, Ukuran lapangan dan bola Ukuran lapangan yang akan digunakan dibagi dengan

dua ukuran berikut: Panjang: 60 meter Lebar: 30 meter Tinggi gawang: 2 meter

Lebar gawang: 5 meter Penalti: 9 meter Ukuran bola: nomor 4

Ukuran bola anak usia dini Ukuran bola 4 Berat 396-453 gram dan keliling

bola 68-71 cm

Gambar 2. Lapangan Sepak Bola Anak Usia Dini

Di ambil dari zonapelatih.net


5. Hakikat Dasar Dribbling Bola

1. Pengertian Dribbling Bola

Menurut Kumarudin (2005:42), menggiring bola adalah kemampuan

mengelola bola dengan baik dan menyalip lawan. Pada dasarnya, menggiring bola

adalah lambat. Tujuan menggiring bola melibatkan mendekati target. Ini termasuk

mengganggu operan dan permainan lawan Anda.

Dalam permainan, jika Anda tidak bisa membuat teman Anda mengoper,

Anda harus menggiring bola atau menggiring bola. Demikian pula, jika Anda

membuat operan yang menyebabkan offside, Anda mungkin harus menggiringnya

sendiri. Tergantung pada situasinya, menggiring bola dibagi menjadi dua jenis,

yaitu:

1.1 Closed dribbling, yaitu teknik menggiring bola yang dilakukan dengan

penguasaan penuh atas bola ketika bola tidak sepenuhnya diamankan oleh pemain

lawan. Dalam teknik ini, jarak bola tidak boleh lebih dari 1 meter dari kaki.

1.2 Quick dribble, atau teknik menggiring bola, yang dilakukan dengan cara

memukul bola di depan, kemudian kita mengejarnya dengan berlari secepat

mungkin. Namun syaratnya, kita harus benar-benar bebas dari tekanan lawan.

2. Teknik Drebbling menggiring kaki bagian dalam

Seperti namanya, teknik ini menggunakan bagian dalam kaki sebagai titik

kontak kaki dengan bola saat menggiring bola. Berikut langkah-langkah untuk

menjatuhkan bola di bagian dalam kaki:


Gerakan pertama

1. Posisi awal berdiri menghadap arah gerakan, memandang lurus ke depan.

2. Lengan rileks dan berada di samping tubuh.

3. Saat pergelangan kaki terbalik dan terkunci.

Gerakan Dribbiling menggiring bola

1. Tekan bola ke depan dari bagian dalam kaki sehingga kaki sedikit ke depan

dan kaki bergerak dengannya.

2. Bola bergerak maju saat menggelinding di tanah. Sikap Akhir

Gerakan Terakhir

1. Hentikan bola menggunakan telapak kaki di bagian atas bola.

2. Berat badan ditumpukan pada kaki yang tidak digunakan untuk menggiring

bola.

Gambar 3. Contoh Mendribbel Bola Kaki Bagian Dalam


(Sumber : Peneliti 2020)
2. Teknik menggiring bola (Dribbling) dengan kaki bagian luar

Menggiring bola di bagian luar kaki pada dasarnya adalah gerakan dasar yang

sama dengan menggiring bola di bagian dalam kaki. Ini dipisahkan oleh titik di

mana kaki menyentuh bola. Berikut langkah-langkah menggiring bola ke

bagian dalam kaki Anda:

Gerakan Pertama

1. Gerakan ini dimulai dengan berdiri menghadap ke arah gerakan dan

penglihatan ke depan.

2. Kedua tangan di arahkan ke samping badan dengan gaya terentang.

3. pergelangan kaki diarahkan ke bagian dalam dan dikunci.

Gerakan menggiring bola (Dribbling)

1. Tekan bola ke depan dengan bagian luar kaki sedikit dari tanah.

2. Pada saat yang sama kaki juga bergerak.

3. Berat badan diletakkan pada kaki yang tidak digunakan untuk menetes.

4. Bola bergerak maju di tanah dekat kaki.

Gerakan Terakhir
1. Menghentikan bola dengan menggunakan sol pada bola.
2. Pusatkan berat badan Anda pada kaki yang tidak digunakan untuk melempar
bola.
3. Pandangan mata ke depan
Gambar 4. Contoh Mendribbel Bola Kaki Bagian Luar
(Sumber : Peneliti 2020)

3. Teknik Menggiring Bola (Dribbling) dengan punggung kaki

Ketiga, kita bisa menggiring bola dengan menggunakan kaki sebagai titik

bagian dalam. Berikut adalah langkah-langkah untuk menggores bola dengan

kaki Anda:

Gerakan Pertama

1. Gerakan berdiri menghadap arah bola.

2. Kedua tangan agak terlentang dan rileks.

3. Pandangan ditujuhkan ke depan.

Gaya menggiring bola (Dribbling)

1. Bola diarahkan ke depan dengan punggung kaki.

2. Ujung kaki yang menyentuh bola menghadap ke tanah.

3. Bola bergerak ke depan di permukaan tanah.


Gerakan Terakhir

1. Menahan bola menggunakan telapak kaki di bagian atas bola.

2. Tumpuan berat badan pada kaki yang tidak digunakan untuk menggiring bola

(Dribbling)

3. Arah mata ke depan.

Gambar 5. Contoh Mendribbel Bola Kaki Punggung Kaki


(Sumber : Peneliti 2020)

B. Kerangka Berfikir

Olah raga sepak bola, keterampilan dasar sangat berpengaruh seiring

dengan aspek fisik, dan mental pemain. Oleh karena itu, hal ini harus diperhatikan

ketika mempelajari keterampilan dasar sepak bola, karena proses pembelajaran

sangat penting.

. Pelatih diklub harus memahami Langkah-langkah melatih dasar-dasar sepak

bola yang berkualitas dari yang sederhana hingga yang kompleks agar anak-anak

dapat lebih mudah memahami dan mempelajarinya. Oleh karena itu, pelatih harus
membimbing dan memberikan keterampilan dasar yang menjadi dasar bermain

sepak bola, sehingga mereka mendapatkan keterampilan yang baik untuk bermain

sepak bola yang sebenarnya.

“Kurangnya pengertian dan keterampilan awal bermain sepakbola

mengakibatkan anak-anak usia dini di klub Ps. Rusa menghadapi kesulitan untuk

berkembang dalam bermain sepakbola. Hal tersebut juga disebabkan kurangnya

hari latihan, alat praga dan asisten pelatih dalam bermain sepakbola.”

” Faktor-faktor diatas mengakibatkan minimnya prestasi olahraga sepakbola

yang diraih Klub Ps. Rusa dalam meraih juara di turenamen usia dini di kabupaten

Merauke. Sebagai tolok ukur keberhasilan klub Ps.Rusa untuk meraih trofi perlu

diadakan penambahan waktu latihan, alat praga, dan asisten pelatih supaya

menumbuhkan kepercayaan diri untuk meraih trofi kejuaraan usuia dini.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka perlu dibuktikan secara empiris

dengan melakukan penelitian berjudul “Survei Ketrampilan Dasar Dribbling

Bola Pada Anak Usia Dini Di Klub Sepak Bola Ps. Rusa Merauke”.

“Penelitian yang dilakukan ini membahas tentang tingkat keterampilan

dasar Dribbling bola pada anak-anak usia dini Ps.Rusa.. Tes yang dilakukan

menggunakan tes keterampilan Dribbling bola pada anak-anak usia dini.”


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penilitian

“Penelitian yang penulis gunakan ialah penelitian deskriptif kuantitatif

dengan menggunakan metode survey dan teknik pengumpulan data disertai tes dan

pengukuran. Metode penelitian deskriptif kuantitatif ialah suatu penelitian yang

bertujuan untuk memperoleh gambaran atau kenyataan yang sebenarnya tentang

keadaan objek penelitian, yang didukung dengan hasil pengumpulan data, yaitu:

data yang diperoleh dari percobaan dan pengukuran berupa angka.”

“Metode penelitian ditentukan berdasarkan tujuan penelitian yang

diharapkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan tujuan

untuk memperoleh informasi yang lengkap. Jenis penelitian kuantitatif ini dapat

dibedakan dari adanya data yang sudah ada atau sedang dipelajari. Jika datanya

sudah ada (dalam arti tidak sengaja dibuat) dan hanya dicatat oleh peneliti, maka

penelitian tersebut diklasifikasikan sebagai penelitian non-eksperimental.

Sebaliknya, jika peneliti ingin memperoleh gambaran tentang data yang sengaja

dibuat, maka penelitian itu berbentuk eksperimen. Studi non-eksperimental yang

paling sering dilakukan antara lain: (1) penelitian deskriptif, (2) eksplorasi, (3)

survei, ( ) evaluasi. (Suharsimi Arikunto, 2006:16).”


B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

“Menurut Sukardi (2003: 53) Batasan yang pertama selalu muncul dalam

kaitannya dengan metodologi Penelitian ialah dimana tempat proses Latihan

yang dipakai untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian survei

berlangsung.”

“Penelitian ini dilakukan di Lapangan STM Antonius Meruake di

Kabupaten Merauke Provinsi Papua. Ataupun di tempat lain sesuai dengan

kesepakatan antara informan dan peneliti.”

2. Waktu Penelitian

“ Penelitian dilakukan selama 2 kali pertemuan dalam 1 Minggu dengan

alokasi waktu 2 x 30 Menit.”

C. Subjek Penelitian

“Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak usia dini pada klub sepak

bola Ps. Rusa yang berjumlah anak anak usia 10-12 tahun berjumlah 15 orang dan

anak-anak usia 12-15 berjumlah 15 orang.”

D. Instrumen Penelitian

“Secara umum, istilah instrumen penelitian adalah alat yang digunakan

untuk mengumpulkan informasi yang berguna untuk memecahkan masalah

penelitian. Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis informasi yang diinginkan”

“dalam penelitian. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), instrumen

adalah alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu (seperti alat yang digunakan
oleh tenaga teknis, peralatan medis, optik dan kimia) dan sarana penelitian (berupa

alat uji dan lain-lain). ) mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan menurut

Notoatmodjo (2010) definisi instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data, alat penelitian ini dapat berupa angket, formulir observasi,

bentuk lain yang berhubungan dengan perekaman data dan sebagainya. Jenis data

penelitian yang relevan adalah:”

“1.Data kuantitatif adalah jenis data yang berhubungan dengan besaran atau

jumlah yang dapat dihitung atau dilambangkan dengan pengukuran

kuantitatif.”

“2.Data berkualitas adalah jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas,

seperti sangat baik, baik, sedang, cukup, tidak cukup, dll.”

“3.Data nominal, sekuensial, interval atau rasio (berdasarkan skala

pengukuran).”

“4.Data primer (langsung dari observasi) atau data sekunder (diambil dari

sumber data lain). Menurut Farida Yusuf Tayibnapis (2000), pengertian

instrumen diartikan sebagai alat yang digunakan untuk merekam data yang

terkumpul.”

“Variabel terikat yang diukur dihasilkan dari fakta bahwa klub sepak bola Ps. Peura

mengajarinya menggiring bola di masa kecilnya. Mengukur Hasil Belajar

Dribbling pada Sepak Bola Anak Usia Dini Ps. Instrumen Penelitian Rusa sebagai

berikut.”
1. Alat a. Bola#kaki#ukuran#4 (Empat) d. Alat Tulis

b. Cone e. Papan Alas

c. Peluit f. Kertas Follio

2. Pelaksanaan Tes

a. Peserta :

1) Anak Usia Dini di lapangan sepak bola, setelah itu pelatih

memberikan masukan tata cara pengamilan test yang akan

laksanakan

2) Anak Usia Dini diberikan kesempatan waktu bertanya tentang

pelaksanaan tes yang belum diketahui

3) Anak Usia Dini melaksanakan gerakan menggiring bola (Dribbling)

bola yang telah diajarkan.

4) Anak Usia Dini diberi kesempatan untuk latihan selama 10 menit

b. Penilaian :

1) Penilai berdiri disamping anak usia dini yang melakukan gerakan

menggiring (dribbling).

2) Memperhatikan anak usia dini yang melakukan tes gerakan

menggiring (dribbling) bola

3) Memberi nilai kepada anak usia dini yang melakukan tes menggiring

(dribbling) bola.
Gambar 6. Mendribbilng bola menggunakan cone
(Sumber bing,com)

Tabel 1. Rubrik Penilaian Hasil Belajar Dribbling Bola

No #Indicator #Deskriptor Skor Total

Kaki Kaki Pung

Bagian Bagian gung

Dalam Luar Kaki

1 Sikap  Dimulai#dengan#sikap

Permulaan bediri#kearah#gerakan#dan#

pandangan#arah kedepan

 Sikap kedua lengan disamping#kiri#kanan

badan#agak#terlentang

 arah kaki menggiring (dribbling) bola

dengan menggunakan kaki bagian dalam,

kaki bagian luar, dan punggung kaki

 Kaki digerakkan keluar,dalam,dan kebawah


sesuai gerakan yang dilakukan

2 Sikap  Arahkan#bola#dengan tumpuan#kaki#bagian


dalam,#kaki#bagian#luar,dan#punggung
Perkenalan
kaki# kearah#depandalam
 posisi agak terangkat dari tanah.
 Berat badan diarahkan di kaki yang tidak
digunakan mulai untuk menggiring
(Dribbling) bola.
 Bola bergelintir ke arah depan di permukaan
tanah dan tidak jauh dari kaki.
3 Sikap  Menggiring (Mendribbling) bola harus
melewati lintasan yang sudah disiapkan dari
Akhir
pelati denga menggunakan cone yang
disiapkan
Jumlah Skor

E. Variabel Penelitian

“Berikut ini merupakan beberapa pengertian variabel menurut KBBI (Kamus

Besar Bahasa Indonesia):”

1. Dapat berubah-ubah, berbeda-beda, bermacam-macam (tentang mutu, harga, dan

sebagainya).

2. Sesuatu yang dapat berubah, faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.

3. Satuan bahasa yang paling terpengaruh oleh variasi sosial dan stilistis, dalam

jangka panjang mudah berubah.

4. Kelas kata yang dapat menyatakan hubungan gramatikal dengan perubahan

bentuk, dalam hal ini kelas nomina, verba, dan adjektiva.


“Menurut Sugiono (2009:17) yang dimaksud variabel penelitian adalah

segala sesuatu yang berupa sesuatu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentangnya, kemudian ditarik kesimpulan.”

“Dari permasalahan dalam penelitian ini, terdapat beberapa variabel yang

menjadi hal utama dalam permasalahan dan menjadi perhatian dalam pemecahan

masalah.”

F. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data

“Menurut Djaman Satori dan Aan komariah (2011 :113) adalah Sebuah

prosedur yang sistimatis dalam memperoleh data yang dinilai penting. Menurut

Riduwan (2010:51) Adalah Salah satu metode dalam pengumpulan data dengan

teknik atau cara-cara yang dilakukan oleh pihak peneliti dalam mengumpulkan

data. Dalam penelitian ini penulis mengunakan data sebagai berikut”

1. Observasi

“Dalam teknik observasi ini, penelitian dimulai dengan pengamatan

langsung terhadap objek penelitian, misalnya mengamati pembelajaran di

lapangan.”

2. Wawancara

“Melakukan wawancara dengan Pelatih Ps. Rusa untuk melihat

perkembangan awal anak anak usia dini Ps.rusa. Dengan menyajikan

beberapa pertanyaan dan konsultasi terkait anak anak usia dini kepada

pelatih.”
3. Dokumentasi

“Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan objek yang diteliti, baik berupa foto,

video maupun dokumentasi lainnya.”

Tabel 1. Norma Penilaian Tes Keterampilan Sepakbola


No Klasifikasi T-skor

1 Baik sekali ≥479

2 Baik 401-478

3 Sedang 232 - 400

4 Kurang 246-322

5 Kurang sekali 245

Sumber: Daral Fauzi. (2009). Tes Keterampilan sepakbola usia


10-12 tahun. Depdiknas: Jakarta

G. Teknik Analisa Data

“Metode analisis data ini memakai metode analisis statistik deskriptif

kuantitatif dengan metode survei disertai metode tes dan pengukuran. Analisis data

ini dibagi lima bagian kategori: sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat buruk.

karena penelitian ini berbentuk deskriptif, maka digunakan tabel frekwensi dengan

Rumus

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

“Penelitian dilakukan di Lapangan Kodim 1707 Merauke, yang berdomisili

dikelurahan Mandala, Distrik Merauke, Kabupaten Merauke. Penelitian pada anak

usia 10-12 tahun dilakukan pada taggal 26 Oktober 2022 pukul 15.00 Wit –

15.30 Wit. Penelitian pada anak usia 12 – 15 tahun dilaksanakan pada tanggal

28 Oktober 2022 pukul 15.00 Wit – 15.30 Wit. Untuk meningkatkan teknik

Dribbling pada anak usia dini Ps. Rusa menggunakan pre test, berdasarkan data pre

test tersebut dapat dituangkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Pre test


Pre Test
Hasil Perhitungan Kaki Bagian Dalam Kaki Bagian Luar Punggung Kaki
Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai
Rata rata 40 37 36
Maksimal 4-12 2 4-12 1,85 4-12 1,8
Minimum 1-3 1-3 1-3

“Dari data di atas terlihat bahwa data pre-test diperoleh data dari hasil tes

kaki bagian dalam dengan skor 1 (minimal) 12 (maksimal), sedangkan rata-ratanya

adalah 2. Kaki bagian luar dengan skor 1 (minimal) 12 (maksimal), nilai rata-

ratanya adalah 1,85. Berdasarkan hasil uji kaki bagian punggung poin berkisar dari

1 (minimal) hingga 12 (maksimum), nilai rata-ratanya adalah 1,8.”

Tabel 4. Hasil Tes Anak Usia 10 – 12 Tahun


Pre Test
Hasil Perhitungan Kaki Bagian Dalam Kaki Bagian Luar Punggung Kaki
Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai
Rata rata 60 146 147
Maksimal 11-12 8 11-12 7,3 11-12 7,35
Minimum 6-7 5-6 4-5
“Dari Tabel di atas anak usia 10 – 12 Tahun dapat dilihat bahwa data Tes

anak usia 10 – 12 tahun diperoleh hasil tes kaki bagian dalam dengan jarak skor

dari 6 (minimum) sampai 12 (maksimum), nilai rata-ratanya adalah 8. Untuk hasil

tes kaki bagian luar dengan jarak skor dari 5 (minimum) sampai 12 (maksimum),

sedang nilai rataratanya adalah 7,3. Dan hasil tes punggung kaki dengan rentang

skor dari 4 (minimum) sampai 12 (maksimum), nilai rata-ratanya adalah 7,35”

Tabel 5. Hasil Tes Anak Usia 12 – 15 Tahun


Pre Test
Hasil Perhitungan Kaki Bagian Dalam Kaki Bagian Luar Punggung Kaki
Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai
Rata rata 218 222 219
Maksimal 11-12 9,46 11-12 9,65 11-12 9,52
Minimum 6-7 5-6 7-8

“Dari Tabel di atas anak usia 12 – 15 Tahun dapat dilihat bahwa data Tes

anak usia 12 – 15 tahun diperoleh hasil tes kaki bagian dalam dengan jarak skor

dari 6 (minimum) sampai 12 (maksimum), nilai rata-ratanya adalah 9,48. Untuk

hasil tes kaki bagian luar dengan jarak skor dari 5 (minimum) sampai 12”

“(maksimum), nilai rataratanya adalah 9,65. Dan hasil tes punggung kaki dengan

jarak skor dari 7 (minimum) sampai 12 (maksimum), nilai rata-ratanya adalah 9,52”

TabelTabel 6. Data Hasil Tes Ketuntasan


Jumlah Anak
Nilai
NO Hasil Tes Usia Dini yang Persentase Keterangan
Rata rata
Tuntas
Tidak
1 Pre Test 3 15% 1,88
Tuntas
Tidak
2 Usia 10 – 12 Thn 7 40% 7,55
Tuntas
3 Usia 12 – 15 Thn 18 91,66% 9,55 Tuntas
Jumlah keseluruhan
28
pemain yang tuntas

“Dari data di atas hasil Pre Test, dari 30 pemain usia dini ada 3 pemain usia

dini (15%) memiliki kelulusan, selebihnya 7 pemain usia dini (85%) yang belum

tuntas. Nilai rata-rata siswa yang didapat ialah 1,88 (Belum tuntas). Hasil Tes

pemain usia 10 – 12 Tahun, dari 15 pemain, sudah 8 orang pemain (40%) yang

sudah mendapatkan tunta, hanya 7 pemain (60%) yang belum dapat tuntas. Nilai

rata-rata pemain yang didapat sudah mencapai 7,55 (Belum tuntas). Dari hasil Tes

pemain usia 12 – 15 tahun, dari 30 pemain, ternyata sudah 28 pemain (91,66%)

sudah mendapatkan kelulusan , hanya 2 pemain (8,34%) yang belum memiliki

tuntas

Jumlah Pemain Yang Tuntas


20

15
Series 1
10 18
5
0
Pre Test Usia 10-12 Thn Usia 12-15

Gambar 7. Grafik Pemain Usia Dini Yang Tuntas

Persentase %
15 Pre Test
Usia 10-12 Thn
40 Usia 12-15 Thn
91.66

Gambar 8. Grafik Persentase Pemain Usia Dini

Rata - Rata
10 9.55
7.55
8
6
Rata - Rata
4 1.88
2
0
Pre Test
Usia 10-12
Usia 12 -15
ThnPersentase
Gambar 9. Grafik Thn Pemain Usia Dini
Gambar 9. Rata-Rata Ketuntasan Pemain

2. Analisis Data
1.1. Hasil Pelaksanaan Pre Test

“Penulis menggunakan Pre Tes ini untuk mengetahui bagaimana

kemampuan pemain usia dini Ps. Rusa Merauke melakukan Dribbling, pelaksanaan

test dribbling ini pemain usia dini Ps.Rusa Merauke melewati cone menggunakan

tiga gerakan yaitu Punggung kaki,kaki bagian luar,dan kaki bagian dalam.

1.2. Hasil Tes Pemain Usia Dini 10 – 12 Tahun

“Tes terhadap pemain usia dini 10 – 12 Tahun dilakukan peneliti dan

beberapa pelatih Ps.Rusa, peneliti menggunakan metode Pre Test untuk melihat

keterampilan Dribbling yang baik. Untuk meningkatkan hasil belajar pemain usia

10 – 12 Tahun pada kegiatan ini peneliti melakukan observasi/mengamati terhadap

pemain selama melakukan pelatihan sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penelitian dengan baik dan benar”

“Memperhatikan tabel di atas, terlihat bahwa analisis kemampuan

mendribbling/menggiring bola pemain usia 10-12 Tahun dari tes ternyata hasilnya

belum memuaskan/maksimal, sehingga peneliti perlu melanjutkan ke pelaksanaan

Tes terhadap pemain usia 12-15 Tahun, karena hasil rata-ratanya masih rendah.”

“Berdasarkan tes pemain usia 10-12 tahun, peneliti hendaknya tetap

memberikan motivasi dan semangat, pemain perlu mendapat dukungan pelatihan

yang baik Saat melakukan aktivitas tersebut, pemain masih mengalami kesulitan”

“gerak saat kaki menyentuh bola. pemain masih membutuhkan waktu untuk

memahami gerakan. Pemain masih perlu penambahan waktu latihan karena pemain

sebagian besar masih kurang dalam mempelajari sikap dan teknik dasar
mendribbling bola dalam bermain sepak bola. Adapun permasalahan terhadap

pelatihan pemain usia 10-12 tahun sebagai berikut :”

1. Masih banyak pemain usia 10-12 Tahun yang belum begitupaham melakukan

gerakan saat kaki menyentuh bola sehingga bola tidak terlalu jauh dari kaki

saat mendribbling /menggiring bola.

2. Rata rata pemain usia 10-11 tahun masih sulit melakukan gerakan

mendribbling /menggiring bola karena gerakan yang dilakukan terasa sulit dan

kurangnya kepercayaan diri.

3. Hasil belajar pemain pada pada tes pemain usia 10-12, hal ini ditunjukkan

dengan nilai rata-rata yang diperoleh pada saat tes terhadap pemain usia 10-12

Dari hasil tes pada pemain usia 10-12 tahun maka harus yang dilakukan

adalah mengambil tindakan sehingga pemain usia 10-12 tahun bisa melakukan

dribbling yang benar dengan cara memfokuskan pelatihan dasar sepak bola

khususnya mendribbling yang benar

1.2. Hasil Tes Pemain Usia Dini 12 – 15 Tahun

Untuk Meningkatkan Teknik Dribbling Pada pemain usia 12-15 tahun.

Berikut adalah proses pelaksanaan pemain usia 12-15 tahun yang dimulai dari

tahap susun perencanaan, melakukan tindakan dan melakukan observasi refleksi

“Pada bagian ini peneliti membuat suatu pemecahan masalah untuk

mengetahui kesulitan pemain dalam melakukan dribbling bola pada permainan

sepakbola. pemecahan ini dilakukan untuk pemain yang masih melakukan dribbling

yang kurang maksimal, pelatih kembali melakukan gerakan dribbling yang benar
kepada pemain setelah itu pemain harus mencoba gerakan dribbling yang telah

dilakukan oleh pelatih tadi.”

“Dari hasil hasil di atas dapat diketahui analisisa kemampuan melakukan

gerakan dribbling pemain pada pemain usia 12-15 tahun mendapatkan hasil lebih

baik dari pemain usia 10-12 tahun, dan penambahan kelulusan latihan pemain

sudah cukup baik namun pelatih harus tetap memberikan pelatihan selanjutnya”

“Dengan adanya hasil pelatihan pemain usia 12-15 tahun ini maka hasil tes

dipakai sebagai acuan untuk memberikan pelatihan oleh pelatih tentang teknik

dasar khususnya dribbling bola pada permainan sepakbola pada klub Ps. Rusa

Merauke.”

“Dari hasil yang didapatkan pada pemain usia 12-15 tahun, peneliti masih

perlu memberikan semangat dan motivasi terhadap pemain untuk membantu

terlaksananya pelatihan dengan maksimal. Pemain sudah mengetahui teknik dasar

khususnya mendribbling bola terhadap permainan sepak bola dan sudah

mengetahui apa saja kesalahan gerakan yang pemain lakukan dilapangan. Pelatihan

bermain perlu lebih ditingkatkan lagi, ialah melalui pemahaman dan kualitas

sumber daya manusia dan sarana prasarana yang lebih baik dalam pelatihan”

Hal – hal kesulitan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan pelatihan pada

pemain usia 12-15 tahun dituangkan sebagai berikut :

1. Hampir semua pemain sudah mampu menguasai teknik dasar khususnya

mendribbling bola,
2. Peneliti sudah melakukan kegiatan pelatihan terhadap pemain dan menjelaskan

teknik dasar khusunya dribbling bola permainan sepakbola. Hal ini berdasarkan

pada data hasil pelatihan pemain usia 12-15 tahun

B. Pembahasan

Dari hasil pre test yang didapatkan pemain saat mendribbling menggiring

bola menggunakan cone belum mendapatkan hasil yang sempurna melalui cone ,

karena masih ada pemain saat mendribbling menggiring bola tidak melewati cone

karena antara kaki dan bola masih jauh. sangat jarak saat mendribbling bola.

Dari hasil tes pemain usia 10-12 tahun pemain menunjukkan bahwa dasar

mendribbling menggiring bola pemain masih lemah. Ini dapat dilihat karena

pelatihan yang dilakukan oleh pelatih kurang maksimal. Oleh sebab itu, peneliti

mengambil kesimpulan bahwa dibutuhkan cara berlatih yang sedikit berbeda.

Pemain usia 10-12 tahun menunjukkan pemain yang berlatih penguasaan gerak

dasar masih rendah. Pelatih harus memberikan perhatian khusus untuk hal ini,

pelatih harus dapat memahami perbedaan setiap pemain, tetapi pelatih harus terus

berusaha agar hasil yang telah lulus berlatih gerakan dasar mendribbling bola akan

terus meningkat. Pada permainan sepak bola pemain usia 10-12 tahun, kemampuan

mendribbling bola pemain belum cukup memuaskan, sehingga perlu dilanjutkan

dengan pelatihan terhadap pemain usia 12-15 tahun, hal ini terlihat dari kendala

yang dihadapi.

“Sebagian besar pemain usia 10-12 tahun masih kurang memiliki

kemampuan teknik dribbling yang benar. hasil dari tes kaki saat menyentuh pada

bola yang tidak sesuai maka biasa berubah arah pada saat melakukan dribbling
itulah alasan utama, sehingga masih banyak pemain yang belum lulus. Pelatih juga

jarang memberi contoh pada pemain, sehingga pemain melakukan gerakan

dribbling masih terlalu rendah.”

“Dari hasil ini peneliti pada saat pelaksanaan pelatihan terhadap pemain usia

12-15 tahun, sebelum melakukan tes peneliti bersama para pelatih klub Ps. Rusa

Merauke memberikan masukan dan motivasi yang lebih akurat tentang teknik

dasar khusunya mendribbing menggiring bola pada permainan sepak bola. Selain

itu, waktu dan peningkatan pemanasan ditambah saat dituangkan terhadap pemain

usia 12-15 tahun.”

“Dari tes pemain usia 12-15 tahun belum semuanya pemain mendapatkan

kelulusan pelatihan pada gerak dasar mendribbling bola, tapi dari tes tersebut sudah

mendapatkan hasil yang baik. menurut pendapat peneliti ini disebabkan pemain

harus mendapatkan tambahan jam latihan yang lebih untuk menguasai

mendribbling bola tersebut. Dengan tambahan waktu dan kemauan mengadakan

latihan-latihan di luar jam latihan Ps. Rusa Merauke, peneliti yakin semua pemain

usia 12-15 tahun tersebut mendapatkan hasil yang memuaskan.”

“Dari penelitian Pre Test, pemain usia 10-12 tahun, dan pemain usia 12-15

tahun ternyata telah didapatkan peningkatan hasil berlatih pemain secara

signifikan. Ini dapat dilihat dari bertambahya nilai Persentase kelulusan Klassikal

(PKK) dan nilai rata-rata hasil berlatih pemain. tes pemain usia 12-15 tahun

mendapatkan Nilai PKK yang diperoleh pemain usia dini Klub Ps. Rusa Merauke

mendapatkan nilai 9,55 (Tuntas).”


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang diperoleh maka penulis dapat mengambil kesimpulan

ialah hasil penelitian mengunakan metode Pre Test terhadap pemain usia 10-12

tahun dan 12-15 tahun di klub Ps. Rusa Merauke, pemain usia dini yang mengikuti

tes ada sebayak 30 orang dan yang Tuntas mengikuti tes sebanyak 28 orang atau

91,66%

B. Keterbatasan Penelitian

Penulis melakukan penelitian dengan keterbatasan masalah karena masih

ada beberapa kekurangan dalam penelitian ini. Kekurangan keterbatasan masalah

adalah :

1. Objek/sampel yang di ambil dari penelitian ini hanya 15 pemain usia 10-12

dan 15 pemain usia 12-15 tahun,maka dari itu menurut penulis bahwa

sampel yang di ambil masih kurang banyak.

2. Kurangnya tenaga untuk membantu peneliti sehingga peneliti kurang fokus

terhadap fisik dan mental pemain usia dini.

C. Saran

Dari kesimpulan mengenai teknik dasar mendribbling atau menggiring bola

pada klub Ps. Rusa Merauke tahun 2022,maka penulis/peneliti mengajukan

beberapa saran untuk dipertimbangkan sebagai berikut :


1. Bagi Klub

Untuk menajemen klub Ps. Rusa Merauke peneliti melakun tes pemain usia

dini menggunakan pre Test ada mendapatkan beberapa hal yang perlu di

tambahkan antara lain pemain usia dini diberikan arahan dan masukan lebih

diperbanyak karena mental pemain khusnya usia dini masih harus harus di bina

dan di bimbing, juga kurangnya sarana dan prasarana sehingga pemain kurang

cepat menangkap apa yang diarahkan oleh staf kepelatihan.

2. Bagi Pemain

Mendapatkan hal - hal yang baru sehingga pemain dengan sendirinya

berkembang dalam kreatif dan fokus terhadap bermain sepak bola.

3. Bagi Peneliti

Penelitian melakukan dengan menggunakan metode – metode pelatihan

yang baru seperti dengan melakukan pendekatan yang berbeda dan mengambil

sampel/objek yang berbeda sehingga hasil dari penelitian dapat lebih sempurna

lagi
DAFTAR PUSTAKA

Adi Wardoyo. (2009). Keterampilan Dasar Bermain Sepakbola Siswa Kelas X SMK
Muhammadiyah 4 Klaten Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Yogyakarta:
FIK UNY.

Daral Fauzi. (2009). Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterampilan Dasar Bermain


Sepakbola Usia 10-12 Tahun. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani
Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

Di ambil dari zonapelatih.net


Diambil dari sportscourtdimensions.com Erlangga

Ganesha Putera dalam buku yang berjudul Kutak Katik Latihan Sepakbola Usia
Muda (2011: 64-65)

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). (2005). Jakarta: PT (Persero) enerbitan


dan percetakan

Muhajir. (2004). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jilid 1. Jakarta:


Peningkatan penguasaan bola melalui ball feeling dalam permainan
sepakbola. S Irianto. Seminar Olahraga Nasional III. Yogyakarta: FIK.
UNY, 2010. 8

Said Junaidi.2003.Pembinaan Olahraga Usia Dini. Universitas Negeri Semarang.


Skripsi: FIK UNY. Daral Fauzi R.

Sucipto (2000). Sepakbola. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Direktorat


Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bagian Proyek Penataran Guru
SLTP setara D- III.

Sucipto, dkk. (2000). Sepakbola. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar


dan Menengah

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung:Alfabeta

Suwarno. (2001). Sepakbola: Gerakan Dasar dan Teknik Dasar. Yogyakarta:


Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNY.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6

Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian

Merauke 25 Oktober 2022

SURAT KETERANGAN

Yang bertandatangan dibawah ini, Manager Ps. Rusa Merauke Dengan ini
menerangkan bahwa

Nama : Martinus Marfin Gobay

Npm : 201685201108

Jurusan : Penjaskesrek

Alamat : Jalan Prajurit

Telah melaksanakan penelitian dengan judul Survey Keterampilan Dasar Drebbling


Bola Pada Anak Usia Dini di Klub Sepak Bola Ps. Rusa Merauke Tahun 2022 Dari
tanggal 26 Oktober sampai dengan 28 Oktober 2022,

Demikian surat keteranga ini kami buat untuk dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya

Maneger Ps. Rusa Merauke

Syahratul Ramadhani Nur Hidayatullah.,ST


Lampiran 12

DOKUMENTASI

Foto Bersama Peneliti,Pelatih dan pemain Ps. Rusa Merauke


Lampiran 13

Sebelum melakukakan aktifitas peneliti,pelatih dan pemain berdoa bersama – sama


Lampiran 14

Pelatih Memberi tahu tahapan pengambilan data terhadap pemain


Lampiran 15

Pemain melakukan pemanasan


Lampiran 16

Peneliti dan Pelatih memberikan arahan tahapan pengambilan


data mendriibling bola
Lampiran 17

Mendribbling menggunakan kaki bagian dalam


Lampiran 18

Mendribbling menggunakan kaki bagian luar


Lampiran 19

Mendribbling menggunakan punggung kaki

Anda mungkin juga menyukai