Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rayhan Hammam Pramudya

NIM : L1A022046

Kelas : MSP-B

Tugas Pertemuan 9 Mata Kuliah Bahasa Indonesia

1. Buatlah contoh nyata sebuah paragraf yang padu!

Banyak orang sepakat bahwa pendidikan merupakan kunci untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Namun, masih banyak yang mengabaikan pentingnya pendidikan, terutama di negara-negara
berkembang. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya akses ke pendidikan yang
berkualitas. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti minimnya fasilitas dan kurangnya tenaga
pengajar yang berkualitas. Selain itu, adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok tertentu
juga menjadi penghambat akses ke pendidikan yang layak. Oleh karena itu, diperlukan upaya
bersama dari pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait untuk memperjuangkan hak
pendidikan yang setara dan berkualitas bagi semua warga negara.

2. Apakah kalimat pokok selalu di bagian awal?

Kalimat pokok merupakan rangkaian kata yang berisi ide atau pokok pikiran utama serta merupakan
dasar untuk mengembangkan paragraf. Seringkali kalimat pokok memuat keseluruhan isi dari
sebuah paragraf. Kalimat pokok tidak selalu berada di awal kalimat, namun kalimat pokok bisa
muncul di awal, tengah, maupun akhir paragraf. Menentukan kalimat pokok bisa dilakukan dengan
membaca keseluruhan paragraf dan menentukan letak kalimat pokok.

3. Pemarkah apa yang menandai pertautan?

Pertautan dalam bahasa Indonesia dapat ditandai dengan berbagai macam pemarkah tergantung
pada jenis pertautannya. Berikut adalah beberapa pemarkah yang umum digunakan untuk menandai
pertautan dalam bahasa Indonesia:

1. Kata depan (preposisi): seperti "di", "dari", "ke", "pada", dan sebagainya, yang menunjukkan
hubungan antara kata benda atau kata ganti dengan kata lain dalam kalimat.

Contoh: Saya pergi ke toko buku.


2. Kata sambung (konjungsi): seperti "dan", "atau", "tetapi", "sebab", "karena", dan sebagainya, yang
menghubungkan dua kalimat atau dua bagian kalimat.

Contoh: Saya suka makan ayam dan juga ikan.

3. Partikel: seperti "pun", "juga", "saja", "lah", dan sebagainya, yang memberikan penekanan atau
menunjukkan kesetaraan dalam kalimat.

Contoh: Saya makan nasi goreng saja.

4. Kata ganti (pronoun): seperti "ia", "mereka", "kami", dan sebagainya, yang menggantikan kata
benda atau kata ganti yang sudah disebutkan sebelumnya.

Contoh: Dia pergi ke pasar, tapi ia lupa membawa uang.

5. Tanda baca: seperti titik, koma, tanda titik dua, tanda kurung, dan sebagainya, yang memberikan
jeda atau membatasi bagian-bagian kalimat yang berbeda.

Contoh: Saya suka makan pizza, tetapi tidak suka makan sushi.

Pemarkah-pemarkah tersebut dapat digunakan secara bersama-sama atau terpisah-pisah untuk


menandai pertautan antara kata atau bagian-bagian kalimat dalam bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai