Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia MI/SD
Disusun Oleh :
Kelas: 4 C
JAKARTA
2022
Pertanyaan Hasil Diskusi Kelompok 3
Bertanya:
Etika dalam sapa menyapa dengan sapaan kasar itu ada karna untuk bicara tentang
etika cukup menarik, karena dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial hal ini
sangat berkaitan. Istilah Etika berasal dari kata dalam bahasa Yunani Ethos yang berarti
adat istiadat dan diartikan kebiasaan yang baik (Bertens. 2007). Etika berasal dan bahasa
Latin Mos atau Mores (jamak), artinya moral, yang berarti juga adat, kebiasaan, sehingga
makna kata moral dan etika adalah sama, hanya bahasa asalnya berbeda. Dari uraian
tersebut tampak bahwa etika berkaitan dengan moral. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia versi online (2017) diartikan bahwa: Etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Dalam kalimat sapaan biasanya promina persona yang dipakai adalah promina
persona kedua.
Promina persona adalah Kata ganti yang merujuk untuk kata ganti orang. Kata
ganti jenis ini dibagi menjadi tiga macam yaitu:
Kata sapaan adalah kata-kata yang dipakai dalam sistem tutur sapa (Kridalaksana,
3 1985:14). Dengan kata lain, kata sapaan merupakan kata-kata yang digunakan dalam
komunikasi lisan. Kata sapaan digunakan untuk menegur sapa orang yang diajak
berbicara. Kata sapaan berguna sebagai ajakan bercakap, teguran, ucapan, serta
penggunaan kata yang berbeda sesuai sifat hubungan di antara pembicara itu, seperti:
anda, ibu, bapak, adik, kakak, dan sebagainya.
Berbagai bentuk sapaan dipakai dalam banyak bentuk dan acuan. Mengikuti
pandangan Sumampouw (2000:220) setiap tindak ujaran yang dihasilkan dalam peristiwa
ujaran yang tercipta karena adanya interaksi sosial bersemuka dalam ragam apa pun
melibatkan salah satu segi yang penting, yakni sistem penyapaan. Dalam interaksi sosial
sistem sapaan mempunyai istilah lain, yaitu tutur sapa. Menurut Kridalaksana (1982:14)
sistem tutur sapa merupakan “sistem yang mempertautkan seperangkat kata-kata atau
ungkapan-ungkapan yang dipakai untuk menyebut dan memanggil para pelaku dalam
suatu peristiwa bahasa”. Para pelaku itu adalah pembicara, lawan bicara, dan yang
disebutkan dalam pembicaraan.
Manusia adalah makhluk berbudaya yang mempunyai gerak aktivitas yang tidak
terbatas. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kehadiran individu lain dalam
melangsungkan kehidupannya. Berkomunikasi dan berinteraksi merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi selama ia hidup dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial,
manusia akan membutuhkan sebuah sarana untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa merupakan sarana yang paling efektif untuk
mengadakan hubungan dengan orang lain. Bahasa merupakan alat komunikasi,
melalui bahasa manusia dapat menyampaikan ide, gagasan, pikiran, dan perasaan
yang dimilikinya kepada orang lain. Oleh karena itu, dengan bahasa manusia dapat
hidup dan berinteraksi dengan manusia lain.
Huruf kapital dipakai pada huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
misalnya saudara, bapak, ibu, adik, kakak, paman, kakek, nenek, om, tante, yang
dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Contoh: Mau kemana, Bu?
Huruf kapital tidak dipakai pada huruf pertama kata penujuk hubungan kekerabatan
yang tidak digunakan dalam penyapaan dan pengacuan. Contoh: Sejak kemarin ia
tinggal di rumah pamannya.
Huruf kapital dipakai pada kata ganti Anda. Contoh: Apakah Anda merasa canggung?
Kita harus menggunakan kata sapaan yang baik untuk menghormati orang yang
disapa. Sapaan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pemilihan sapaan yang
digunakan untuk kerabat, misalnya Cuy, Ndunk, Cuk, dan Bro. Cuy dan Cuk digunakan
untuk menyapa sepupu laki-laki ego. Ndunk digunakan untuk menyapa kakak laki-laki
ego. Bentuk Bro, selain digunakan dalam penyapaan kepada kerabat, juga digunakan
untuk menyapa teman sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat.
Dalam sosial media, ditemukan banyak sapaan yang variatif, seperti Sis, Gan, Cin,
Say, dan lain sebagainya. Penggunaan sapaan yang sedang tren di kalangan teman
bersifat sangat personal. Maksudnya, fungsi penggunaan sapaan yang sedang tren antara
satu orang dengan orang yang lain berbeda-beda. Ada yang menggunakannya dengan
teman sebaya, teman dekat, atau teman di media sosial.
Apa arti sebuah nama? Kata ini sering kita dengar. Ada yang menganggap nama
tidak penting, tapi sebaliknya, ada juga orang yang akan marah jika tidak dipanggil
dengan nama pemberian orang tuanya. Ada pula yang menganggap bahwa persahabatan
tanpa panggilan khusus bukanlah persahabatan sejati. Beberapa panggilan yang umum
dipakai, bisa saja menyiratkan makna tertentu yang belum diketahui. Berikut beberapa
contohnya.
Memanggil dengan Kata “Beb”. Panggilan umumnya terjadi antara cewek dengan
cewek. Panggilan ini untuk mengakrabkan diri.
Memanggil dengan Kata “Coy”. Pada umumnya digunakan di antara sesama teman
cowok atau antar cewek. Bisa juga, panggilan ini muncul pada saat kesal agar tidak
terlihat dan terkesan akrab.
Memanggil dengan Kata “Bro atau Sis”. Bro atau Sis juga merupakan panggilan
akrab, tetapi sedikit tidak begitu jelas. Biasanya, panggilan ini digunakan di antara
sahabat karib.
Memanggil dengan Kata “Nyet/Njing/Kampr*t”. Panggilan-panggilan tersebut
memang terdengar kasar dan seperti mengajak berkelahi. Jadi, nama panggilan ini
digunakan hanya untuk sahabat dekat yang sudah sama tahu baik dan buruknya
sehingga tidak akan merasa tersinggung. Di balik kekasaran itu, tersimpan
penghargaan terhadap sahabat dekat.
Memanggil dengan Nama Plesetan. Biasanya, ini merupakan panggilan untuk sahabat
yang sudah lama berteman. Jenis panggilan ini banyak sekali dan bisa saja merupakan
singkatan. Misalnya, ada teman yang bertubuh pendek dipanggil “Peter” yang artinya
pendek terus.
Memanggil dengan Nama “Say”. Panggilan “say” mirip dengan panggilan
“beb”. Bedanya, lebih jadul dan terkesan unyu-unyu. Sedangkan persamaannya
adalah untuk menyatakan rasa sayang karena hubungan di antar keduanya sudah
dekat.
Panggilan Paling Kasar. Bagi yang baru mendengar dan belum mengetahui, panggilan
ini akan terkesan kasar. Bahkan, level kekasarannya sudah melebihi panggilan njing
atau nyet, atau bahkan mpret. Setiap daerah memiliki panggilan tertentu. Biasanya,
karena sudah saling tahu, panggilan kasar ini justru membuat persahabatan yang
sudah terjalin sejak masih kecil, sudah merasakan susah-senang, baik-buruk bersama-
sama jadi semakin akrab.
Memanggil dengan Nama Bapak atau Ibu. Sering kita mendengar anak usia sekolah
dasar menggunakan panggilan ini. Namun, biasanya yang memanggil dengan nama
orang tua adalah teman yang suka iseng dan badung. Dia tidak merasa sungkan
mengucapkan panggilan itu. Kadang, memang akan timbul konflik jika yang
dipanggil tidak suka dengan sebutan itu. Kelak setelah dewasa, hal seperti ini justru
akan membuat orang tertawa mengenang masa lalu.
Kalimat sapaan itu sangatlah penting karena manusia sebagai mahluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Tentu saja, untuk meminta
bantuan mereka kita harus mulai berkomunikasi untuk menyapa orang lain. Kalimat
sapaan ini juga sering digunakan dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulis.
Dalam komunikasi lisan, biasanya kata sapaan digunakan untuk mengawali suatu acara
atau pertemuan. Dalam komunikasi secara tertulis, kata sapaan sering digunakan untuk
pembuka surat resmi maupun tidak resmi.
Alwi, Hasan. Dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Ashari. (2019). Pola Penyapaan dalam Interaksi Verbal Multilingual Studi Khusus
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar. Program Studi Bahasa Dan
Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Juniati, S. (2017). Penggunaan Kata Sapaan dalam Ranah Kesantunan Berbahasa pada
Masyarakat Jawa Desa Langkang Lama Kecamatan Pulau Luat Timur Kabupaten
Kotabaru. Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 5(2).
Serba Als. (2021). “Kata Sapaan: Pengertian, Ciri, Jenis, Contoh, Penulisan”.
https://www.alsy.my.id/2021/02/kata-sapaan-pengertian-ciri-jenis.html#point5
diakses pada 23 April 2022
Wibowo, R. M., & Retnaningsih, A. (2015). Dinamika bentuk-bentuk sapaan sebagai refleksi
sikap berbahasa masyarakat Indonesia. Humaniora, 27(3), 269-282.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Etika-Profesi_SC.pdf
https://personalitydevelopmentandetiquette.wordpress.com/category/etiket/etiket-bertegur-
sapa/
https://www.bola.com/ragam/read/4731300/pengertian-pronomina-menurut-para-ahli-ciri-
jenis-dan-contohnya-yang-perlu-diketahui
https://penerbitdeepublish-
com.cdn.ampproject.org/v/s/penerbitdeepublish.com/pronomina/amp/?amp_gsa=1&
amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#amp_tf=Dari%20
%251%24s&aoh=16507750701313&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com
&share=https%3A%2F%2Fpenerbitdeepublish.com%2Fpronomina%2F
https://ojs.unud.ac.id/index.php/sastra/article/download/14291/9813/#:~:text=Pronomina%20
persona%20adalah%20sapaan%20yang,orang%20kedua%20maupun%20orang%20
ketiga
https://media.neliti.com/media/publications/12074-dinamika-bentuk-bentuk-sapaan-sebagai-
re-0109a8b1.pdf
https://cimahikota.go.id/index.php/artikel/detail/992-8-nama-panggilan-akrab-yang-
mempunyai-makna-tersembunyi
https://xerpihan-id.cdn.ampproject.org/v/s/xerpihan.id/blog/1180/pengertian-penggunaan-
penulisan-dan-contoh-kata-
sapaan/?amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%
3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16507793517300&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Fxerpihan.id%2Fblog%2F1180
%2Fpengertian-penggunaan-penulisan-dan-contoh-kata-sapaan%2F
https://www-viva-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/www.viva.co.id/amp/gaya-hidup/inspirasi-
unik/1385331-kata-sapaan-dalam-bahasa-indonesia-yang-dilengkapi-dengan-
contohnya?amp_gsa=1&_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3
D%3D#amp_ct=1650779544791&_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16507793517
300&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com