Anda di halaman 1dari 36

Pembentukan Kata

Deni Karsana
Tataran dalam bahasa
 Fonologi (bunyi: fon dan fonem)
 Morfologi (akar kata: morfem bebas, morfem

terikat)
 Sintaksis (struktur: kata, frasa, klausa,

kalimat, paragraf, wacana (teks))


 Semantik (makna)
PROSES PEMBENTUKAN KATA
 KATA DASAR adalah kata yang belum mendapat
tambahan, masih asli.
 KATA TURUNAN adalah kata yang sudah mengalami
perubahan

 Kata + imbuhan  awalan (me-, ber-, ter-, pe-, di-,


ke-)
 Sisipan (el, er, em, in) contoh : gigi –gerigi, getar—
gemetar, gegar—gelegar, sambung--sinambung
  Akhiran (-i, -kan, -an)
 Gabungan imbuhan contoh: me-kan (lari+ me-kan
melarikan)
PEMBENTUKAN KATA
 Pengulangan
 -murni (tamu tamu-tamu),
 -sebagian ( laki->laki-laki lelaki),
 -salin suara (beras-petas, muda-mudi)

 Pemajemukan (penggabungan dua buah kata


yang menimbulkan makna baru, yang bukan
berasal dari masing-masing makna katanya.
 Contoh: kambing hitam, meja hijau, tangan

kanan
PEMBENTUKAN KATA

 Penggabungan kata (sangat produktif yuntuk


membuat kosa kata baru dalam bahasa Indonesia)
misalnya:
 Tata  tata buku, tata bahasa, tata rias, tata cara
 Daya daya tahan, daya pukul, daya tarik, daya

serap
 Serba serba putih, serba plastik, serba kuat,

serba tahu
 Lepas lepas tangan, lepas pantai, lepas landas
 Tutup  tutup tahun, tutup buku, tutup usia
PUNGUTAN KATA
 BAHASA DAERAH (Sunda, Jawa, Bali, dsb)
 BAHASA ASING
 Inggris (hal yg umum)
 Prancis ( mode)
 Arab (keagamaan, agama Islam)
 Sansekerta ( budaya, hindu)
 Portugis (umum)
 Cina (makanan)
 Belanda ( hukum)
 Kata-kata pungut yg sudah disesuaikan dgn ejaan BI disebut bentuk
serapan
 Semua kata yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, terutama bahasa
asing harus mengikuti pedoman Umum pembentukan Istilah. Hal ini
untuk menyesuaikan dengan lafal (ejaan) dan kaidah pada bahasa
Indonesia.
bentuk serapan, ada 4 macam
1. Kita mengambil kata yang sudah seusai dng
ejaan BI. Contoh: bank, opname, golf.
2. Kita mengambil kata dan menyesuaikan kata itu
dengan ejaan bahasa Indonesia. Contoh:
subject subjek, apotheek apotek, university
 universitas
3. Kita menerjemahkan istilah-istilah asing ke
dalam bahasa Indonesia. Contoh: starting
point titik tolak, meet the press jumpa pers,
up to date mutakhir
4. Kita mengambil istilah yang tetap seperti
aslinya karena sifat keuniversalannya. Contoh;
defacto, status quo, Cumlaude, ad hoc
Diksi/Pilihan Kata
Deni Karsana
Pengertian diksi
 Diksi berasal dari kata bhs Inggris diction
‘pilihan kata’  hasil pilihan kata yang
dikumpulkan dalam buku adalah kamus
 Dictionary ‘kamus’
 Kamus Umum Bahasa Indonesia oleh WJS

Poerwadarminta
 Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh pusat

bahasa/badan bahasa
DIKSI
Seleksi kata untuk mengekspresikan
pikiran atau gagasan dan perasaan,
atau cara menimbang-nimbang kata
yang sebaiknya digunakan agar
informasi atau ide yang disampaikan
dapat dipahami orang lain dengan
cermat, cepat, dan tepat.
Tujuan Memilih Kata

a. Untuk mempercermat pengungkapan


gagasan sehingga informasi yang kita
sampaikan kepada orang lain dapat
diterima dengan tepat tanpa menimbulkan
keragu-raguan atau salah tafsir.

b. Agar bahasa yang kita gunakan lebih


hidup, lebih menarik, dan tidak
membosankan.
Tolok Ukur
Diksi atau pilihan kata harus berdasarkan
tiga tolok ukur sebagai berikut.
1. ketepatan
2. kebenaran
3. kelaziman
1. Kata yang tepat adalah kata yang
mempunyai makna yang dapat
mengungkapkan atau sesuai dengan
gagasan pemakai bahasa.
2. Kata yang benar adalah kata yang
ditulis sesuai dengan bentuk yang
benar. Bentuk yang benar itu
menyangkut, baik bentuk dasar
maupun bentuk turunan.
3. Kata yang lazim adalah kata yang
biasa digunakan untuk
mengungkapkan gagasan tertentu.
Contoh pilihan kata yang tidak tepat
1. Saya mengucapkan duka cita atas meninggalnya
anak Ibu.
2. “Di toko mana saya dapat membeli topi
Sombrero?” kata Fernandes kepada Florecita.
3. Kami ingin memberitahukan kepada Ibu bahwa
kami tidak masuk kantor hari ini karena sakit.
4. Sartje memajukan usul kepada Pak Lurah tentang
perbaikan kampung.
5. Rapat orang tua murid dimulai jam 10.00 Wita.
Contoh pilihan kata yang tepat

1. Saya turut berdukacita atas meninggalnya anak Ibu.


2. “Di toko mana saya dapat membeli topi Sombrero?” tanya
Fernandes kepada Florecita.
3. Saya ingin memberitahukan kepada Ibu bahwa saya tidak
masuk kantor hari ini karena sakit.
4. Sartje mengajukan usul kepada Pak Lurah tentang perbaikan
kampung.
5. Rapat orang tua murid dimulai pukul 10.00 Wita.
Contoh pilihan kata yang tidak benar

1. Ira merubah jadwal pelajaran.


2. Pengrusak gedung itu telah ditangkap polisi.
3. Siapakah yang mengkelola administrasi
perusahaan itu?
4. Pirsawan televisi tidak pernah melewatkan
siaran Kontes Dangdut TPI.
5. Penterapan ilmu dan teknologi harus
diimbangi dengan peningkatan mutu
pelaksanaannya.
Contoh pilihan kata yang benar

1. Ira mengubah jadwal pelajaran.


2. Perusak gedung itu telah ditangkap polisi.
3. Siapakah yang mengelola administrasi
perusahaan itu?
4. Pemirsa televisi tidak pernah melewatkan
siaran Kontes Dangdut TPI.
5. Penerapan ilmu dan teknologi harus diimbangi
dengan peningkatan mutu pelaksanaannya.
Contoh pilihan kata yang tidak lazim

1. Ayahnya telah mati di tempat tugas.


2. Hewan peliharaannya meninggal mendadak.

Seharusnya:
3. Ayahnya telah meninggal di tempat tugas.
4. Hewan peliharaannya mati mendadak.
DIKSI:
 Seleksi kata untuk mengekspresikan pikiran
atau gagasan dan perasaan, atau cara
menimbang-nimbang kata yang sebaiknya
digunakan agar informasi atau ide yang
disampaikan dapat dipahami orang lain
dengan cermat, cepat, dan tepat.
kata
 Kata adalah satuan bahasa terkecil yang
bebas dan dapat berdiri sendiri serta
bermakna.
 Secara bentuk kata

a. Kata dasar: kata yang belum mengalami


perubahan.
b. Kata turunan: kata yang sudah mengalami
perubahan (afiksasi, pengulangan,
penggabungan, dan pemajemukan)
Kata

 Kata abstrak: kata yang tidak bisa dicerap


oleh pancaindera, seperti: perdamaian, ide,
gagasan, rencana, dsb.
 Kata konkret: kata yang bisa dicerap oleh

pancaindera, seperti: kursi, buku, baju, pahit,


manis, dsb.
kata
 kata umum: Kata yang memiliki makna yang
diketahui secara bersama/umum. Contoh:
bunga, ikan
 kata khusus: kata yang dikhususkan lebih

terperinci. Contoh: angrek, mawar, melati,


 Lele, katombo, lajang, hiu, pari, tawes,

gurame, emas.
MAKNA
 MAKNA DENOTATIF
 Makna yang ada dalam kata itu, makna

harfiah
 Contoh: Kursi ‘tempat duduk’
 MAKNA KONOTATIF
 Makna yang ditambahkan, makna yang diberi

nilai rasa oleh si pemakai


 Contoh: Kursi ‘Jabatan’
DENOTATIF KONOTATIF

gadis itu cantik gadis itu manis


keras keras hati
kutu kutu buku
makan makan angin
tajam tajam mulut
tanda tanda mata
tunjuk tunjuk hidung
Sinonim
 Dua kata atau lebih yang pada asasnya
mempunyai makna yang sama, tetapi
bentuknya berlainan.
 Contoh:
 Agung, besar, raya, akbar
 Mati, mangkat, wafat, meninggal, tewas,

gugur
 Cahaya, sinar
Pemilihan Kata

Salah Benar Salah Benar

aktip aktif kwesioner kuesioner


apotik apotek pas photo pasfoto
ekstrim ekstrem perangko prangko
gladi (bersih) geladi praktek praktik
hirarki hierarki merubah mengubah
insyaf insaf sub sistem subsistem
jadual jadwal taqwa takwa
karir karier trampil terampil
komplek kompleks trotoir trotoar
kwalitas kualitas ujud wujud
kwantitas kuantitas ultra modern ultramodern
kwarto kuarto wassalam wasalam
BAKU NONBAKU BAKU NONBAKU
sintesis sintesa salat shalat
sistem sistim fotokopi fotocopy
standardisasi standarisasi malapraktik malpraktek
sah ‘resmi’ syah ‘syah’ peduli perduli
teladan tauladan provinsi propinsi
telepon telpon terampil trampil
tradisional tradisionil wujud ujud
tunanetra tuna netra prangko perangko
sutera sutra sensitif sensitiv
zaman jaman teoretis teoritis
akhirat ahirat/akherat masjid mesjid
afdal afdol sekretaris sekertaris
akidah aqidah rezeki rejeki
akikah hakekah sampo shampo
akuarium aquarium napas nafas
atlet atlit negeri negri
1. Semua siswa akan mendapat buku. Masing-
masing siswa mendapat satu buah.
2. Seusai upacara, masing-masing murid kembali ke
kelasnya.
3. Kita harus menghormati tiap-tiap orang tua kita.

‘tiap-tiap’ selalu diikuti/diiringi nomina yang


diterangkan dan tidak digunakan pada akhir
kalimat.
‘masing-masing’ selalu didahului kata benda
(nomina) yang diterangkan (antesedennya)
dan digunakan pada akhir kalimat.
1. Semua siswa akan mendapat buku. Tiap-tiap
siswa mendapat satu buah.
2. Seusai upacara, murid-murid kembali ke kelasnya
masing-masing.
3. Seusai upacara, tiap-tiap murid kembali ke
kelasnya masing-masing.
4. Kita harus menghormati orang tua kita masing-
masing.
Pertandingan dan Perlombaan
Persamaan: kedua kata tersebut sama-sama mengandung arti
‘persaingan’.
Perbedaan: pertandingan --- tanding
(1) ‘seimbang atau sebanding’
(2) ‘satu lawan satu’
Pertandingan: dua pihak yang berhadapan
perlombaan --- lomba
(1) ‘adu’ (kecepatan, keterampilan, ketangkasan)
Perlombaan: kegiatan mengadu ketangkasan.
Contoh:
(1) Pertandingan sepak bola itu tetap berlangsung walaupun
diguyur hujan.
(2) Salah satu perlombaan yang banyak peminatnya adalah
baca puisi.
Calon Jemaah Haji atau Jemaah Calon Haji

Calon jemaah haji ‘bakal jemaah haji’


belum menjadi jemaah
Jemaah calon haji ‘rombongan calon haji’
belum menjadi haji
Ketua
Secara denotatif, ketua berarti orang yang tertua dan
banyak pengalamannya (dalam sesuatu).
Ketua tidak mengisyaratkan hierarki kedudukan, tetapi
justru menunjukkan posisi. --- tua – ketua
muda – *kemuda

Ketua digunakan untuk menunjukkan konsep pemimpin


(organisasi dsb.) yang tidak mempersyaratkan hierarki
kedudukan secara struktural, tetapi yang tua pengetahuan
atau pengalamannya dsb. sehingga ia diharapkan mampu
memimpin, seperti ketua partai, ketua tim, ketua majelis
hakim.

Dalam suatu kepengurusan, ketua biasanya memiliki


anggota, seperti anggota partai, anggota tim, tetapi kepala
dapat memiliki atasan-nya lagi, bawahan, atau staf.
Kepala dan Ketua

Kepala
- bagian organ tubuh paling atas, terletak di atas leher
manusia dan hewan;
- bagian benda yang sebelah atas, ujung, atau depan
(kepala tongkat);
- bagian yang terutama (tergantung, yang pokok dsb.),
seperti kepala lakon;
- pemimpin, seperti kepala kantor;
- ‘otak’ (kias), seperti Bekerjalah pakai kepala, jangan
pakai tanganmu saja!
Kesalahan Pembentukan dan
pemilihan kata
 Penanggalan awalan me- (copot mencopot)
 Penanggalan awalan ber- (jumpa  berjumpa)
 Peluluhan bunyi huruf/c/ (mencintai-menyintai)
 Penyengauan kata dasar (nasalisisasi)
 Bunyi kata yg berawalan huruf /k/,/p/,/t/, /s/ yang
tidak luluh ketika bertemu awalan me-
 Awalan ke- yang keliru
 Pemakaian akhiran -ir yg tidak tepat, contoh: organisir
organisasi
 Padanan yang tidak serasi (ungkapan penghubung intra
kalimat, misalnya agar supaya, apabila maka, karena
sehingga.
Ungkapan idiomatik
 Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang
khas pada suatu bahasa yang salah satu
unsurnya tidak dapat dihilangkan atau
diganti. Tidak terkena kaidah ekonomi
bahasa.
 Contoh: sehubungan dengan, berhubungan

dengan, sesuai dengan, bertepatan dengan,


sejalan dengan, terdiri atas/dari, terjadi dari,
disebabkan oleh,berbicara tentang,
bergantung pada
 Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai