Anda di halaman 1dari 13

PENGGUNAAN MAJAS EUFEMISME DALAM BERBICARA DENGAN

TEMAN DI KELAS

KELAS XI MIPA 2

Guru Pembimbing :

Ibu Afrida Hasnita S.Pd

Disusun Oleh :

Andalas Arinda Putra

Raja Abdul Rahman

Zulpakih Teguh
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbil alaamin

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-nya, kami ini bias menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
“Penggunaan Majas Eufemisme Dalam Berbicara Dengan Teman di Kelas.”

Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi besar


Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, hingga ummatnya, hingga
akhir zaman, aamin.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Afrida Hasnita S.Pd
selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membantu kami
dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kelompok ini yang telah berkontribusi dalam
pembuatan karya ilmiah ini.

Karya ilmiah ini memberikan panduan praktis dalam penggunaan majas


eufemisme dalam bersosialisasi di lingkup kelas kepada guru dan teman
sekelas namun dalam karya ilmiah ini akan berfokus pada penggunaan
majas eufemisme dengan teman dalam berbicara.

Kami menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik senantiasa di harapakan demi perbaikan karya kami.Kmi
juga berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan
tentang penggunaan majas eufemisme dalam berbicara dengan teman di
kelas.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
Pendahuluan......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................4
Tinjauan Pustaka................................................................................................................4
2.1 Pendapat Para Ahli Tentang Eufemisme :....................................................................4
2.2 Contoh Majas Eufemisme :..........................................................................................5
BAB III.................................................................................................................................6
Pembahasan.......................................................................................................................6
3.1 Pengertian Majas Eufemisme dan Ciri-cirinya..............................................................6
3.2 Penggunaan Majas Eufumisme Dalam Berkomunikasi Dengan Teman di Kelas...........6
BAB IV................................................................................................................................7
Penutupan..........................................................................................................................7
4.1 Simpulan......................................................................................................................7
4.2 Saran............................................................................................................................8
Daftar Pustaka....................................................................................................................9
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Berbicara merupakan kemampuan atau kesanggupan seorang


dalam mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta
menyampaikan gagasan dan perasaannya secara lisan kepada orang lain.

Menurut Nuraeni (2002) berbicara adalah proses penyampaian


informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi
perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan pendengar sebagai akibat
dari informasi yang di terimanya.

Menurut Moris dan Novia (2002) menyampaikan bahwa beribicara


merupakan alat komunikasi yang alami antar anggota masyarakat untuk
mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku social.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI 2008 : 188) tertulis


bahwa berbicara adalah ; bercakap ; berbahasa ; melahirkan pendapat ; dan
berunding (dengan perkataan, tulisan).

Menurut Gorys Keraf (1991 : 132) eufemisme sebagai gaya bahasa


adalah sebuah acuan berupa ungkapan-ungkapan yang halus untuk mengga-
ntikan acua-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung atau
menyugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan.

Menurut Kridalaksana (1995 : 42) eufemisme adalah pemakaian


kata atau bentuk lain untuk menghindari bentuk larangan atau tabu.

1.2 Rumusan Masalah

a . Apa pengertian majas eufemisme dan ciri-cirinya?


b . Bagaimana cara penggunaan majas eufemisme Dalam Berbicara
Dengan Teman di kelas?

1.3 Tujuan Penulisan

a . Mengetahui pengertian majas eufemisme dan ciri-cirinya

b . Mengetahui cara penggunaan majas eufemisme Dalam Berbicara


Dengan Teman di kelas

1.4 Manfaat Penulisan

a . Dengan adanya majas eufemisme kita dapat menggantikan ungkapan


lain yang dianggap kasar, sehingga dapat menjaga perasaan orang lain
ketika berbicara dengan teman di kelas.

b . Dengan digunakannya majas eufemisme dalam berbicara kita akan


dihormati dan dihargai teman saat berbicara.

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Pendapat Para Ahli Tentang Eufemisme :

1. Menurut Gorys Keraf (1991 : 132) eufemisme sebagai gaya bahasa


adalah sebuah acuan berupa ungkapan-ungkapan yang halus untuk
menggantikan acuan-acuan yang mugkin di rasakan menghina,
menyinggung atau menyugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan .

2. Menurut Kridalaksana (1996 : 42) eufemisme adalah pemakaian kata


atau bentuk lain untuk mengindari bentuk larangan atau tabu.

3. Menurut Brockhous Enzyklopedia (zollaner, 1997 : 92-93) eufemisme


digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan alasan untuk
menutupi kenyataan atau menghindari timbulnya kepanikan.
4. Menurut Sutarman (2013 : 47) menyatakan eufemisme merupakan
bentuk ungkapan untuk memperhalus kata-kata yang di rasa kasar atau
tidak pantas di ucapkan atau di dengar oleh orang lain.

5. Menurut Wijana dan Rohmadi (2008 : 105) eufemisme sebagai alat


untuk mengemas bentuk-bentuk yang di tabukan , sehingga para
pemakai bahasa memumgkinkan membicarakan aspke-aspek kehidupan
yang tidak menyenangkan memiliki berbagai macam fungsi di dalam
kehidupan manusia.

2.2 Contoh Majas Eufemisme :

1. Orang tuna netra memiliki hak yang sama dengan dengan orang
lainnya.
(Tuna netra = buta)
2. Paranormal berkedok agama itu akhirnya di hukum dan masuk
jeruji besi.
(Paranormal = dukun)
3. Banyak sekali orang tidak sehat yang di temui berkeliaran di jalan-
jalan.
(Orang tidak sehat = orang gila)
4. Oknum polisi itu di berhentikan dengan tidak hormat karena telah
mencemarkan nama baik profesi dengan berbuat kejahatan.
(di berhentikan = di pecat)
5. Perawat spesialis itu merawat banyak pasien di rumahnya.
(Pasien = orang sakit)

BAB III

Pembahasan

3.1 Pengertian Majas Eufemisme dan Ciri-cirinya

Salah satu majas yang sering di gunakan di Indonesia adalah majas


eufemisme. Eufemisme berasal dari bahasa Yunani euphemizel, yang
memiliki arti kata-kata yang baik. Majas eufemisme dapat berguna untuk
menggantikan kata-kata yang di pandang tabu ataupun di rasa kasar dengan
kata-kata yang di anggap pantas atau lebih halus.

Adapaun ciri-ciri majas eufemisme yaitu:

1 . Eufemisme digunakan untuk mengganti kata yang di anggap tabu ;

2 . Eufemisme di gunakan untuk mengganti kata yang mengalami peyorasi


(perubahan makna yang dulunya tidak di anggap kasar kemudian menjadi
kasar);

3 . Eufemisme biasa di gunakan sebagai komunikasi dengan orang yang lebih


tua agar terlihat lebih sopan.

3.2 Penggunaan Majas Eufumisme Dalam Berkomunikasi Dengan


Teman di Kelas

Majas eufemisme biasanya selalu di gunakan ketika berbicara dengan


orang lain. Terutama kepada orang yang lebih tua dari kita seperi guru,
kedua orang tua,kakek dan nenek . Dalam bersosialiasi pun juga kita
gunakan majas eufemisme termasuk di sekolah dan kelas, kita biasanya
menggunakan majas tersebut ketiba berbicara dengan guru dan teman.

Berikut contoh penggunaaan majas eufemisme dengan teman di kelas :

1 . Ayah dari Doni teman kelas kita telah berpulang ke rahmat tullah.

(Berpulang = meninggal dunia)

2.Roni berlari dengan cepat karena ingin buang air kecil.

(Buang air kecil = kencing)

3. Rina tidak bisa membayar uang kas karena keluarganya termasuk


keluarga ekonomi ke bawah.

(Ekonomi ke bawah = miskin)

4. kamar kecil itu sangat bau.

(Kamar kecil = WC)


5. Sinta kurang teliti dalam mengerjakan ujian sehingga nilainya di bawah
rata-rata.

(Kurang teliti = ceroboh)

BAB IV

Penutupan

4.1 Simpulan

Dari hasil penelitian penggunaan majas eufemisme dalam berbicara


dengan teman di kelas dapat di simpulkan :

1. Majas eufemisme merupakan majas yang digunakan untuk


memperhalus kalimat yang di anggap kasar atau tidak sopan.
2. Majas eufemisme biasanya digunakan dalam berkomunikasi dengan
orang yang lebih tua namun bukan berarti kita tidak menerapkan hal
sama dalam berkomunasi dengan orang yang seumuran dengan kita
seperti kepada teman.
3. Dalam berkomunikasi sebaiknya kita gunakan kalimat eufemisme
agar kita dapat menyampaikan opini dengan lebih halus dan juga
akan terdengar lebih sopan sehingga dapat menghindari melukai
perasaan orang lain.
4. Penggunaan majas eufemisme dalam berkomunikasi memiliki
dampak positif dalam bersosialiasi terutama di dalam kelas seperti
mudah mendapat teman, di hargai teman, dan menjaga kesopanan
dan kenyaman dalam berkomukasi.

4.2 Saran

Di bawah ini merupakan hal-hal yang di sarankan atas permasalahan


yang telah di bahas sebelumnya :
1. Sebaiknya gunakan kalimat yang mengandung majas eufemisme
dalam berkomunikasi karna dapat menyamarkan makna yang di
anggap kasar.
2. Sebaiknya gunakan kalimat yang mengandung majas eufemisme
dalam berkomunikasi agar tidak menyinggung dan menimbulkan
konflik.
Daftar Pustaka

Setyonegoro, agus. 2013.Dasar Pembangunan Kemampuan


Berbicara Mahasiswa. “Hakikat, Alasan, Tujuan Berbicara”.
Jambi:FKIP Universitas Jambi.Hal 67-80 (1 Juli 2013).

Nuraeni. 2002. Pembelajaran Bahasa Indonesia SD dan Apresiasi


Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta:BPG.

Oktaviani, Ranti. 2010. Eufemisme Dalam Tuturan Asertif Dan


Direktif Bahasa Jepang. SKRIPSI. Depok: Fakultas Ilmu Budaya
Program Studi Jepang.

Rosa Noor, Rusdi. 2012. Tipe Eufemisme Dalam Cerita Rakyat


Minangkabau. Hal 67-77 (2012).

Amelia Yuli, A. 2016. Eufemisme Bahasa Pendukung Capres RI


Tahun 2014

Dalam Akun Facebook: Kajian Sosioprogmatik. Hal 15-19 (26


Oktober 2016)

Sumarni S.Pd, Ratna. 2017. 50 Majas Eufemisme dan Contohnya.

Sumaswati Puspitasri, Fifit. 2019. Pemakaian Eufemisme Dalam


Surat Kabar Solopos. Hal 139-148 (2 Oktober 2019,ISSN 2302-
6405).

Haryanto, Alexander. 2021. Majas Eufemisme: Pengertian dan


Contoh dalam Bahasa Indonesia.

Dewi Arianti Saptoyo, Rosy. 2020. Contoh Majas Eufemisme.


KOMPAS.com.

Prawiro, Muhammad. 2020. Majas


Eufemisme:Pengertian,Ciri,Contoh Majas Eufemisme.Pirmasari,
Sesi. 2019.

Analisis Bentuk dan Makna Eufemisme Dalam Bahasa Tabu Pada


Pergaulan Remaja di Desa Selante Kecamatan Plampang
Kabupaten Sumbawa. Hal 7-8 (06 Agustus 2019).
Antoni dan Nurlela. 2013. “Eufemisme Dalam Upacara Adat Perka
Winan Masyarakat Melayu Langkat.” Jurnal Kajian Linguistik.
No.2. Hal. 179-193. SP-s USU, ISSN 169~4660.
(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/45179). Diakses
pada 28 Februari 2017 pukul 16.00 WIB.

Alotaibi, Abdullah M. 2015. “The Awareness of Euphemism by


Kuwaiti Speakers of Arabic.” International Journal of Linguistics.
Vol. 7. No. 1. Hal. 69-81. ISSN 1948-5425.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta:


Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta:
PT RajaGrofindo Persada.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.


Jakarta: Rineta Cipta. __________. 2007. Leksikologi & Leksikografi
Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta. __________. 2009. Sintaksis Bahasa
Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.

Danglli, Leonard. 2014. “Euphemism and Lexical.” Anglisticum


Journal (IJLLIS).Vol.3. Hal. 30-34. e-ISSN: 1857-8187 p-ISSN: 1857-
8179. Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan
Sosial. Bandung: Alfabeta.Deng, Fei. 2016. “An Analysis of Phonetic
Formation in English Euphemism.” Journal of Language Teaching
and Research.Vol. 7. No. 3. Hal. 542-547. ISSN 1798- 4769.
(http://dx.doi.org/10.17507/jltr.0703.15) . Diakses pada 23
Maret 2017.

Djajasudarma, Fatimah. 2013. Semantik 2: Relasi Makna


Paradigmatik, Sintagmatik dan Derivasional. Bandung: PT Refika
Aditama. Djuroto, Totok. 2004. Manajemen Penerbitan Pers.
Bamdung: PT Remaja Rosdakarya.

ElShiekh, Ahmed Abdel Azim. 2013. “Euphemism, Hedging Or


Mystification Of Responsibility? An Investigation Into
Contemporary Colloquial Discourse With Particular Reference To
Taxi Drivers & Undergraduate University Students In Egypt &
Jordan.” International Journal of English Linguistics. Vol. 3. No. 3.
Hal. 88-99 ISSN 1923-869X E-ISSN 1923-8703.
Febrianjaya, Abdan Syakur, dkk. 2013. “Penggunaan Eufemisme
dan Disfemisme pada Tajuk Rencana serta Implikasinya terhadap
Pembelajaran.” Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan
Pembelajarannya). PBSID FKIP Universitas Lampung.

Anda mungkin juga menyukai