Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Morfologi
Dosen Pengampu: Neneng Nurjanah, M. Hum.
Disusun oleh:
Kelompok 5
Kelas 3B
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Kategori atau Kelas Kata” dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun sedemikian rupa untuk memenuhi salah satu tugas pada program Mata Kuliah
Morfologi yang diampu oleh Ibu Neneng Nurjanah M. Hum.
Dengan memakai beberapa referensi dari buku, e-book, dan lain sebagainya, kami
harap dengan adanya makalah ini dapat membantu teman-teman dan para pembaca sekalian
dalam memahami “Kategori atau Kelas Kata” di dalam Mata Kuliah Morfologi ini.
Selanjutnya, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selaku penulis dalam menyusun makalah ini, dan meminta maaf jika tidak bisa
menyebutkan nama-nama mereka satu per satu namun tak membuat rasa terima kasih kami
berkurang sedikitpun.
Akhir kata, penulis sadar jika di dalam tulisannya ini masih terdapat beberapa
kesalahan, baik dalam kesalahan tulis atau kesalahan dalam hal lain. Oleh karena itu penulis
meminta para pembaca untuk bersedia memberikan kritik dan saran agar di lain kesempatan
penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Treaskkhwor hflkubtfibvhvvriyedoHDFGJU
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat dari kata?
2. Apa pengertian kelas kata dan jenis-jenis kelas kata?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian kelas kata
2. Untuk mengetahui pengertian kelas kata dan jenis-jenisnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Kata
Setiap kita melakukan ujaran, berbicara, dan lain sebagainya, kita pasti selalu
mengeluarkan yang namanya kata. Tetapi barangkali pengertian dan hakikat dari kata itu
sendiri sulit sekali didefinisikan, tidak semudah mengucapkannya. Umumnya para linguis
atau tata bahasawan tradisional mendefinisikan kata sebagai satuan bahasa yang memiliki
satu arti, atau kata adalah beberapa huruf yang berderet yang diapit oleh dua spasi dan
memiliki satu arti.1
Salah satu aliran linguistik, yaitu aliran Bloomfield umumnya selalu mempersoalkan
morfem, tetapi tidak pernah membahas pengertian dari kata. Namun Bloomfield memberikan
batasan bahwa kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form). Chomsky
menyatakan bahwa kata adalah dasar analisis kalimat, jadi ketika kita ingin menganalisis
sebuah kalimat, maka hal yang pertama kali harus kita lihat adalah kata di dalam kalimat-
kalimat tersebut. Sebenarnya pertanyaan tentang pengertian kata ini masih bisa digali lebih
mendalam kembali, namun umumnya para tata bahasawan modern, menganggap bahwa
dalam analisis bahasa, tingkatan-tingkatan bahasa hanya pada fonem, morfem, dan kalimat;
berbeda dengan para tata bahasawan tradisional yang melihat tingkatan-tingkatan bahasa
sebagai kata dan kalimat.2
Dalam buku tata bahasa Linguistik Eropa pada umumnya, menyatakan bahwa kata
sebagai bentuk yang, ke dalam mempunyai susunan fonologis yang stabil, dan mempunyai
kemungkinan untuk menjadi kalimat. Sebagai contoh, kata makan yang urutan fonemnya
adalah /m/, /a/, /k/, /a/, /n/ tidak dapat berubah urutan fonemnya seperti /k/, /a/, /m/, /n/, /a/,
dan tidak bisa juga diselipkan oleh fonem lain seperti /m/, /a/. /k/, /u/, /a/, /n/.3 Kemudian di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata merupakan satuan bahasa yang dapat
berdiri sendiri atau satuan terkecil yang dapat dikatakan sebagai bentuk yang bebas.4
Abdul Chaer dalam bukunya yang berjudul Linguistik Umum menjelaskan bahwa
para tata bahasawan tradisional membagi kelas kata menjadi dua kriteria, yaitu kelas kata
berdasarkan makna dan kelas kata berdasarkan fungsi. Kelas kata berdasarkan makna
digunakan untuk mengidentifikasi kelas verba, nomina, dan ajektiva; sedangkan kelas kata
berdasarkan fungsi digunakan untuk mengidentifikasi preposisi, konjungsi, adverbia,
pronomina, dan lain-lain.5
1
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), h. 162.
2
Ibid., h. 163.
3
Ibid., h. 163-154.
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses pada tanggal 13 Oktober 2019, Pukul 11.24 WIB.
5
Ibid., h. 166.
Kelas kata ini juga pernah disinggung oleh dua ahli bahasa yaitu Harimurti
Kridalaksana dan M. Ramlan, mereka berdua memiliki beberapa pandangan yang berbeda
terhadap kelas kata ini. Harimurti Kridalaksana membagi kelas kata menjadi 13 kelas, yaitu:
verba, ajektiva, nomina, pronomina, adverbia, numeralia, interogativa, demonstrativa,
artikula, preposisi, konjungsi, fatis, dan interjeksi; sedangkan M. Ramlan membagi kelas kata
menjadi 12, yaitu: kata verbal, kata nominal, kata keterangan, kata tambah, kata bilangan,
kata penyukat, kata sandang, kata tanya, kata suruh, kata penghubung, kata depan, dan kata
seruan.6
d) Pronomina
Menurut Kridalaksana, pronomina merupakan kategori kata yang dapat menggantikan
posisi nomina, atau dalam KBBI adalah kata yang dapat mengganti kata orang atau benda.
Istilah untuk menyebut kata yang digantikannya disebut anteseden, yaitu ada di dalam atau di
luar wacana. Lebih lanjut Kridalaksana membagi kelas pronomina menjadi 2 yaitu
pronomina berdasarkan hubungannya dengan nomina yaitu pronomina intratekstual, dan
pronomina ekstratekstual; kemudian berdasarkan jelas atau tidak referennya yaitu pronomina
takrif, dan pronomina tak takrif. Contoh dari pronomina adalah saya, mereka, -nya, -ku,
beliau, dan lain sebagainya.11