Anda di halaman 1dari 31

Asuhan Keperawatan

Selasa, 07 April 2015

ASUHAN KEPERAWATAN TB PARU

Mata kuliah :  Sistem Respirasi

TBC PADA ORANG DEWASA


PROGRAM STUDY SI KEPERAWATAN
             

     STIKES MUHAMMADIYAH MANADO


T . A 2015-2016

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah…..
Tiada kata yang paling indah selain puji dan puja syukur kehadirat Allah swt,yang mana
dengan limpahan rahmat dan karunia Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabiyaullah
Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah rela mempetaruhkan harta,jiwa
dan raganya untuk membawa umat manusia dari dunia kegelapan menuju dunia yang terang
benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.
            Kami sadari peyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan maka
berpegang dari itu semua kami sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang konstruktif
dari para pembaca pada umumnya dan dosen bidang studi pada khususnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah referensi kita semua….
“ tak ada gading yang tak retak,tak ada manusia yang sempurna ˝

Billahifii sabililhaq fastabiqulkhairat


Wassalammualaikum Wr.Wb

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

A.    Latar brlakang..................................................................................................
B.     Tujuan Penulisan..............................................................................................
C.     Ruanglingkup penulisan...................................................................................
D.    Metode penulisan.............................................................................................
           

BAB II TBC PADA ORANG DEWASA...............................................................

A.    Definisi..........................................................................................................
B.     Anatomi Dan Fisiologi...................................................................................
C.    Patofisiologi...................................................................................................
D.    Manifestasi Klinik..........................................................................................
E.     Prognosis........................................................................................................
F.     Penatalaksanaan.............................................................................................
           
BAB III ASKEP PADA PASIEN TBC.................................................................

A.    Pengkajian.....................................................................................................
B.     Diagnosa........................................................................................................
C.    Perencanaan...................................................................................................
D.    Penyimpangan KDM.....................................................................................

BAB IV PENUTUP.................................................................................................
A.    Kesimpulan...................................................................................................
B.     Saran.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A.   PENDAHULUAN

Penyakit Tuberkulosis Paru termasuk penyakit menular kronis. Waktu pengobatan yang
panjang dengan jenis obat lebih dari satu menyebabkan penderita sering terancam putus berobat
selama masa penyembuhan dengan berbagai alasan, antara lain merasa sudah sehat atau faktor
ekonomi. Akibatnya adalah pola pengobatan harus dimulai dari awal dengan biaya yang bahkan
menjadi lebih besar serta menghabiskan waktu berobat yang lebih lama. Alasan ini menyebabkan
situasi Tuberkulosis Paru di dunia semakin memburuk dengan jumlah kasus yang terus
meningkat serta banyak yang tidak berhasil disembuhkan, terutama negara-negara yang
dikelompokkan dalam 22 negara dengan masalah Tuberkulosis Paru besar (high burden
countries), sehingga pada tahun 1993 WHO/Organisasi Kesehatan Dunia mencanangkan
Tuberkulosis Paru sebagai salah satu kedaruratan dunia (global emergency).
Tuberkulosis Paru juga merupakan salah satu emerging diseases.

B.   TUJUAN PENULISAN
1.        Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah diharapkan agar mahasiswa memahami proses patologi
tuberculosis paru.
2.        Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah diharapkam mahasiswa mampu :
a.       Menjelaskan anatomi dan fisiologi pernafasan
b.      Menjekaskan etiologi penyakit tuberculosis
c.       Menjelaskan patogenesis penyakit tuberculosis
d.      Menjelaskan proses terjadinya penyakit tuberculosis
e.       Menjelaskan manifestasi klinik penyakit tuberculosis
f.       Menjelaskan penatalaksanaan penyakit tuberculosis
g.      Menjelaskan komplikasi penyakit tuberculosis
h.      Menjelaskan prognosis penyakit tuberculosis
i.        Menjelaskan epidemiologi penyakit tuberculosis

C.   RUANGLINGKUP PENULISAN
Penyusunan makalah ini hanya membahas tentang perubahan struktur dan fungsi sistem
pernafasan pada dewasa, konsep dasar dari penyakit pada sistem pernafasan yang terjadi pada
lansia (penyakit TBC) dan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan.

D.   METODE PENULISAN
Penulisan makalah ini menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menggambarkan dan
menjelaskan perubahan struktur dan fungsi pada sistem pernafasan, konsep dasar dari penyakit
sistem pernafasan (penyakit TBC) dan asuhan keperawatan yang dapat dilakukan pada dewasa
dengan gangguan sistem pernafasan. Penulisan makalah ini bersifat kepustakaan untuk
mendapatkan informasi dan data yang diperlukan dalam menyusun makalah ini. Adapun teknik
yang penulis gunakan adalah studi pustaka dan pencariaan informasi dari internet. Hasilnya
digunakan untuk membantu penulisan makalah ini serta untuk mendapatkan data-data sebagai
sumber resensi penulis dan juga hasil dari diskusi kelompok yang dapat disajikan dalam bentuk
makalah.

  

BAB II
PEMBAHASAN

A.   DEFINISI
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycrobakterium
tuberculosis. Kuman batang aerobic yang tahan asam ini, dapat merupakan mikroorganisme
pathogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteri pathogen, tapi hanya strain bovin dan
manusia yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4mm,
ukuran ini lebih kecil dari sel darah merah.
Tuberculosis adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberculosis dapat juga ditularkan kedalam tubuh lainnya, termasuk meninges, ginjal, tulang dan
nodus limfe.

B.   ANATOMI DAN FISIOLOGI


A.    ANATOMI
Respirasi adalah suatu peristiwa tubuh kekurangan oksigen, kemudian oksigen yang
berada diluar tubuh dihirup (inspirasi) melalui organ-organ pernafasan, dan pada keadaan
tertentu bila tubuh kelebihan karbon dioksida maka tubuh berusaha untuk mengeluarkannya dari
dalam tubuh dengan cara menghembuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu keseimbangan
antar oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh.
Sistem respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru. Udara masuk
dan menetap dalam sistem pernafasan dan masuk dalam pernafasan otot. Trakea dapat
melakukan penyaringan, penghangatan, dan melembapkan udara yang masuk, melindungi
permukaan organ yang lembut. Hantaran tekanan menghasilkan, mengatur udara dan mengubah
permukaan saluran napas bawah.
Guna pernafasaan yaitu mengambil oksigen dari luar masuk ke dalam tubuh, beredar
dalam darah, selanjutnya terjadi proses pembakaran dalam sel atau jaringan, mengeluarkan
karbondioksida yang terjadi dari sisa-sisa hasil pembakaran dibawa oleh darah yang berasal dari
sel (jaringan). Selanjutnya dikeluarkan melaluiorgan pernafasan Untuk melindungi sistem
permukaan dari kekurangan cairan dan mengubah suhu tubuh, melindungi sistem pernafasan dari
jaringan lain terhadap serangan patogenik, untuk pembentukan komunikasi seperti berbicara,
bernyanyi, berteriak dan menghasilkan suara.
 1.    Hidung
Hidung (nasal) merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat pernafasan (respirasi)
dan indra penciuman (pembau). Yang mempunyai 2 lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat
hidung (septum nasi). Dalam keadaan normal, udara masuk dalam sistem pernafasan, melalui
rongga hidung. Vestibulum rongga hidung berisi serabut-serabut halus. Epitel vestibulum berisi
rambut-rambut halus yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk ke
dalam lubang hidung.
Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang
hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah yaitu konka nasalis inferior (bagian bawah),
konka nasalis media ( bagian tengah), konka nasalis superior ( bagian atas). Diantara konka
terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior (lekukan bagian atas), meatus medialis
( lekukan bagian tengah ), meatus inferior ( lekukan bagian bawah ). Meatus ini dilewati oleh
udara pernapasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak, lubang
disebut koana. Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, ke atas rongga hidung
berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu sinus maksilaris
pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang
baji, dan sinus ethmoidalis pada rongga tulang tapis.
Pada hidung dibagian mukosa terdapat serabut-serabut saraf atau reseptor-reseptor dari
saraf penciuman disebut nervus olfaktorius. Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan
sebelah atas langit-langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak
dengan rongga pendengaran tengah saluran ini desebut tuba auditiva eustaki, yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring.

2.        Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Terdapat
dibawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
Hubungan dengan rongga lain yaitu, ke atas berhubungan dengan rongga hidung dengan
perantara lubang koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut bernama istmus fausium,
ke bawah terdapat 2 lubang, ke depan lubang laring, ke belakang lubang esofagus. Dibawah
selaput lendir terdapat jarngan ikan dan kumpulan getah bening yang dinamakan adenoid.
Disebelahnya terdapat 2 tonsil. Di sebelah belakang terdapat epiglotis yang berfungsi menutup
laring pada waktu menelan makanan.

3.        Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan
bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya.
Pangal tenggorokan yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsu
pada waktu kita menelan makanan menutupi laring. Laring dilapisi oleh selaput lendir,kecuali
pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis. Pita suara berjumlah 2
bah, di atas pita suara palsudan tidak mengeluarkan suara disebut ventrikularis. Di bawah pita
suara sejati yang membentuk suara disebut vokalis.
4.    Trakea
Trakea terbentuk oleh 16 s/d 20 cincin yang terdiri tulang-tulang rawan yang berbentuk
seperti huruf C. Panjang trakea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi
oleh otot polos. Sel-sel bersilia berguna untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk
bersama-sama dengan udara pernafasan. Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan
kanan disebut karina.
5.        Bronkus
Bronkus (cabang tenggorok) merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus terdapat pada
ketinggian vertebrae torakalis IV dan V. Bronkus mempunyai struktur sama dengan trakea dan
dilapisi oleh sejenis sel yang sama dengan trakea dan berjalan kebawah ke arah tampuk paru.
Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin,
mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari
9-12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-cabang yang lebih kecil disebut
bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujing bronkioli
terdapat gelembung paru yang disebut alveoli.

 6.    Pulmo
Paru-paru terletak pada rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dadakavum
mediatinum. Pada bagian tengah itu terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum
depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput bernama pleura. Pleura terbagi 2 yaitu
viseral dan parietal. Pulmo (paru) adalah sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung alveoli. Banyaknya gelembung paru kurang lebih 700.000.000 buah (paru kiri dan
kanan). Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus yaitu lobus superior, media, inferior. Paru-paru kiri
terdiri 2 lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Diantara
lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh-pembuluh
darah getah bening dan saraf-saraf.

B.            Fisiologis Pernafasan
1.      Pernafasan paru-paru
Merupakan pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi pada paru-paru.
Pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen diambil melalui mulut dan
hidung pada waktu bernafas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli
berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar, alveoli memisahkan oksigen dari darah,
oksigen menembus membran, diambi oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung
dipompakan keseluruh tubuh. Didalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan
menembus membran alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir
sampai pada mulut dan hidung. Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida, konsentrasi
dalam darah mempengaruhi dan merangsang pusat pernafasan terdapat  dalam otak untuk
memperbesar kecepatan dalam pernafasan sehingga terjadi pengambilan oksigen dan
pengeluaran karbon dioksida lebih banyak.
2.      Pernafasan jaringan
Darah merah (hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk
ke dalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan oksigen ke dalam jaringan,
mengambil karbon dioksida untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernafasan
eksterna.  
3.      Daya muat paru-paru
Besarnya daya muat udara dalam paru-paru 4.500 ml-5.000 ml (4,5-5 liter). Udaha yang
diproses dalam paru-paru (inspirasi dan ekspirasi) hanya 10%, ± 500 ml disebut juga udara
pasang surut (tidal air) yaitu yang dihirup dan yang dihembuskan pada pernafasan biasa.
4.      Pengendalian pernafasan
Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor utama yaitu kimiawi dan
pengendalian saraf. Adanya faktor tertentu, merangsang pusat pernafasan yang terletak di dalam
medula oblongata, kalau dirangsang mengeluarkan implus yang disalurkan melalui saraf spinalis
ke otot pernafasan (otot diagfragma atau interkostalis). Penegndalian oleh saraf. Pusat otomatik
dalam medula oblongata mengantarkan implus eferen ke otot pernafasan, melalui radik saraf
servikalis diantarkan ke diagfragma oleh saraf prenikus. Implus ini menimbulkan kotraksi ritmik
pada otot diagfragma dan interkostalis yang kecepatannya kira-kira 15 kali setiap menit.
Pengendalian secara kimia. Pengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi: frekuensi
kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan, pusat pernafasan dalam sumsum sangat peka,
sehingga kadar alkali harus tetap dipertahankan, karbondioksida adalah produksi asam dari
metabolisme dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernafasan untuk mengirim
keluar implus saraf yang bekerja atas otot pernafasan.
5.      Kecepatan pernafasan
Pada wanita lebih tinggi dari pada pria, pernafasan secara normal maka ekspirasi akan
menyusul inspirasi dan kemudian istirahat, pada bayi ada kalanya terbalik, inspirasi istirahat-
ekspirasi,disebut juga pernafasan terbalik.
6.      Kebutuhan tubuh terhadap oksigen
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan, manusia sangat membutuhkan
oksigen dalam hidupnya kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan mengakibatkan
kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian, kalau
penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoreksia serebralis
misalnya orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup, ruang kapal, ketel uap dan lain-lain.
Bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti kebiruan misalnya
yang terjadi pada bibir, telinga, lengan dan kaki disebut sianosis.
7.      Dinamika pernafasan
Tekanan udara mendesak melalui saluran pernafasan menekan paru-paru ke arah dinding
torak, tekanan dalam ruang pleura mencegah paru-paru menyusut dari dinding toraks dan
memaksa paru-paru untuk mengikuti pergerakan pernafasan dinding toraks dan diagfragma,
tekanan ini meningkat pada waktu inspirasi dan gerakan pernafasan ini dihasilkan oleh otot
pernafasan. Waktu ekspirasi serat otot diagfragma yang relaksasi muncul tinggi menuji
diagfragma membebaskan ruang pelengkap diantara diagfragma  dan dinding toraks.

C.   PATOFISIOLOGI
Sebagian besar basil tuberculosis yang menginfeksi difagosis dengan makrofag yang
menyebar sebelum berkembang atau membentuk hipersensitifitas atau imunitas sebagian besar
akan bertahan didalam sel-sel darah dan dibawa ke bagian linfe pulmonary melalui sistem limfa.
Basil kemudian akan menyebar keseluruh tubuh dengan demikian walaupun infeksi kecil akan
menyebar dengan cepat, lokasi infeksi primer bisa atau tidak mengalami proses degenerasi
nefrotik, yang menyebabkan rongga diisi oleh masa basil tuberculosis seperti keju, sel-sel darah
putih yang mati dan jaringan paru nekrotik pada saat itu material akan mencari dan akan masuk
ke batang trakeobraonkial dan dikeluarkan sebagai sputum. Kebanyakan tuberculosis primer
sembuh dalam beberapa bulan melalui pembentukan jaringan parut fibrosus dan akhirnya lesi
yang mengapur. Lesi ini bisa berisi basil hidup yang dapat aktif kembali setelah beberapa tahun
dan dapat menyebabkan infeksi TB post primer atau TB sekunder.

D.  MANIFESTASI KLINIK
Gejala-gejala dan tanda-tanda fisik penyebab tuberkulosa, seperti:
a.       Tanda :
1)      Penurunan berat badan 
2)      Anoreksia
3)      Dispneud
4)      Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning.

b.      Gejala :
1)      Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan
tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk. 
2)      Batuk 
Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Pada
keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat  pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan
batuk darah pada ulkus dinding bronkus.
3)      Sesak nafas
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah
setengan bagian paru.
4)      Nyeri dada
Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis).
5)      Malaise
Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, mering,
nyeri otot, keringat malam.

E.   PRONOSIS
Kematian sudah pasti bila penyakit TB tidak diobati. Makin dini penyakit ini di diagnosis
dan di obati, makin besar kemungkinan pasien sembuh tanpa kerusakan serius yang menetap.
Makin baik kesadaran pasien ketika pengobatan dimulai, makin baik prognosisnya. Bila pasien
dalam keadaan koma, prognasis untuk sembuh sempurna sangat buruk. Sayangnya pada 10%-
30% pasien yang dapat bertahan hidup terdapat beberapa kerusakan menetap. Oleh karena akibat
dari penyakit ini sangat fatal bila tidak terdiagnosis.

F. PENATALAKSANAAN
  

Keperawatan
-          Mengobservasi tanda-tanda vital
-          Pemberian zat gizi tktp
-          Pemberian obat dan pengontrolan minum obat secara teratur
-          Menganjurkan pasien jika bersin atau batuk untuk menutup mulut
-          Membuang sputum pada tempat yang khusus
Medis
-          OAT harus diberikan dengan kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat bakteri sida dengan
atau tanpa obat ketiga. Tujuan pemberian OAT adalah:
-          Membuat Konversi sputum bta positif menjadi negatif secepat mungkin melalui kegiatan
bakterisida.
-          Mencegah kekambuhan pertama setelah pengobatan dengan kegiatan sterilisasi
-          Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan imunologis.
A.    Pengobatan tuberkulosis yang modern berdasarkan pemberian obat yang efektif. Terapi harian
dengan regimen termasuk isoniazid dan rifampin selama 9 hingga 12 bulan mewakili pengobatan
paling efektif  yang tersedia dan mampu mencapai hasil yang baik pada 99 % pasien. Banyak
ahli menambahkan obat ketiga pada awal pengobatan sampai uji sensitivitas tersedia;
pirazinamid 1,5-2 g merupakan obat ketiga yang optimal, dan etambutol 15 mg/kg juga efektif.
Pada negara berkembang yang harga obat merupakan faktor dari isoniazid 300 mg dan
tioasetazon 150 mg selama 12 hingga 18 bulan memberikan regimen yang dapat mencapai angka
penyembuhan 80 hingga 90 persen.

B.     Program pengobatan jangka pendek paling baik dianjurkan yang terdiri dari dua fase. Fase
intensif dua bulan pertama dengan pemberian setiap hari harus meliputi isoniazid 300 mg,
rifampin 600 mg, dan pirazinamid 1,5-2 mg dan juga mencangkup baik streptomisin 0,75-1 g
ataupun etambutol 15 mg/kg.

C.     Individu yang memperlihatkan uji kulit tuberkulin positif setelah sebelumnya negatif, bahkan
jika individu tidak memperhatikan adanya gejala aktif, biasanya mendapat antibiotik selama 6-9
bulan untuk membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basil total.

D.    Jika tuberkulosis resisten obat muncul, obat yang lebih toksik akan diprogramkan. Pasien
mungkin tetap menginap di rumah sakit atau dibawah pengawasan sejenis karantina jika tingkat
kepatuhan terhadap terapi medis cenderung rendah.

BAB III
ASKEP TBC PADA ORANG DEWASA
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
- Riwayat kesehatan dan periksaan fisik lengkap.
- Manifestasi klinis : demam, anoreksia, penurunan BB, berkeringat malam, keletihan, batuk dan
terbentuknya sputum.
- Catat setiap perubahan suhu tubuh atau frekuensi pernapasan, jumlah dan warna sekresi,
frekuensi batuk dan nyeri dada.
- Evaluasi bunyi napas (menghilang,bunyi bronkial,bronkovesikuler,krekles), fremitus, egofoni,
dan perkusi pekak.
- Periksa adanya pembesaran nodus limfe yang sangat nyeri.
- Kaji kesiapan emosional pasien untuk belajar, persepsi dan pengertiannya tentang tuberkulosis
dan pengobatannya.
- Evaluasi fisik dan hasil laboratorium.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi trakeobronkial yang sangat banyak.
- Regimen terapeutik tidak efektif b.d kompleksitas pengobatan jangka panjang.
- Intoleransi aktifitas b.d keletihan,perubahan status nutrisi dan demam.
- Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d rangsangan pusat pengatur suhu akibat zat pirogen
kuman TBC.
- Nyeri akut b.d peningkatan mediator nyeri akibat reaksi inflamasi.
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan /
anoreksia.
- Kurang pengetahuan tentang tindakan pencegahan penularan b.d informasi tak adekuat.
- PK  : efek samping medikasi.
- PK : TB miliaris.

C. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN


   1)Peningkatan bersihan jalan napas.
- Pantau tanda-tanda bersihan jalan napas tak efektif (sputum kental,dispnea,ronki)
- Tingkatkan masukan cairan yang adekuat.
- Anjurkan menghirup uap hangat dengan kelembaban tinggi.
- Anjurkan posisi yang nyaman untuk drainase sputum.
- Kolaborasi pemberian ekspektoran.
2. Peningkatan regimen terapeutik.
- Kaji tingkat kepatuhan pasien untuk pengobatan jangka lama.
- Jelaskan kepada pasien pentingnya mengikuti protokol pengobatan dengan baik.
- Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang faktor pendukung dan penghambat pengobatan.
3)Meningkatkan toleransi terhadap aktifitas.
- Kaji faktor-faktor yang menimbulkan keletihan.
- Pantau tingkat toleransi pasien terhadap aktivitas.
- Jelaskan manfaat aktivitas untuk mempercepat proses penyembuhan.
- Tingkatkan kemandirian dalam perawatan diri, bantu jika keletihan terjadi.
- Anjurkan aktifitas alternatif sambil istirahat.
4)Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- Kaji tanda-tanda peningkatan suhu tubuh.
- Jelaskan bagaimana suhu tubuh dapat meningkat akibat infeksi.
- Pertahankan hidrasi adekuat.
- Kolaborasi pemberian antipiretika bila perlu.
5)Mengatasi nyeri akut.
- Kaji tingkat nyeri (PQRST).
- Jelaskan penyebab terjadinya nyeri.
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
- Kolaborasi pemberian analgetik bila perlu.
6)Meningkatkan nutrisi yang adekuat.
- Kaji status nutrisi dan faktor-faktor yang mungkin mengganggu nafsu makan.
- Jelaskan pentingnya asupan gizi yang adekuat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
- Anjurkan makan porsi kecil tapi sering.
- Kolaborasi diet dengan ahli gizi.
- Kolaborasi pemberian vitamin.
7)Meningkatkan pengetahuan pasien tentang cara pencegahan penularan.
- Kaji tingkat pemahaman pasien/keluarga tentang cara mencegah penularan.
- Diskusikan faktor-faktor yang pendukung dan penghambat penularan.
- Instruksikan pasien dan keluarga tentang prosedur pengendalian infeksi (menutup mulut saat
batuk,mencuci tangan,membuang sputum pada tempatnya)
8)Mencegah komplikasi efek samping obat.
- Pantau tanda / gejala efek samping obat.
- Jelaskan efek samping masing-masing OAT.
- Jelaskan hal-hal yang harus dihindari /dilakukan terhadap masing-masing jenis OAT.
- Pantau kadar enzim-enzim hepar, BUN, Kreatinin untuk mendeteksi fungsi hepar dan ginjal.
- Instruksikan pasien menghubungi perawat/dokter bila terjadi efek samping.
9)Mencegah komplikasi TB Miliaris
- Jelaskan tanda-tanda penyebaran infeksi TBC ke bagian tubuh non pulmonal.
- Pantau tanda-tanda infeksi TBC non pulmonal (lonjakan suhu tubuh, perubahan fungsi ginjal
dan kognitif).
- Lapor dokter bila terdapat tanda TB Miliaris

.D. PENYIMPANGAN KDM
Kuman TB   Reaksi Inflamasi
                                                                                  
Me aktivitas seluler   infasi pada saluran nafas           Pe produksi mukus
                                                                                      
Pe metabolisme             Limfatogen dan Hematogen          Penumpukan sekresi
                                                                                                Mukus Pd Jln Nafas
                                                                                                           
Pemecahan karbohidrat              Tuberkel Pecah                         Brsihan Jln Nafas
Lemak Dan protein                                                                                                                         
Tidak Efektif

BB Menurun                     Eksudat                                         Resiko Tinggi Infeksi
                                          
Nutrisi krg dr kbtuhan        Fibrasi Jaringan
                                             
                                    Jmlah Total Jringan Paru Brkrang
                                            
                                    Luas Total Membran Aspirasi Brkurang

Gangguan Pertukaran Gas

ASUHAN KEPERAWATAN DEGAN GANGUAN PERNAPASA


TB PARU
A.  Pengkajian
1.     Identitas
Nama                                       :   Ny.B
Umur                                       :   60 Tahun
Jenis Kelamin                          :   Perempuan
Pekerjaan                                 :   Ibu Rumah Tangga
Pendidikan                              :   SD
Agama                                     :   Islam
Alamat                                    :   Bt. Merah
Tanggal Masuk RS                  :   01-02-2010/20.50 Wit
Tanggal Pengkajian                 :   05-02-2010/10.00 Wit
No.Register Medis                  :   10 80 89
Diagnosa Medis                      :   TB PARU
Nama Penanggung Jawab       :   Tn A
Pekerjaan                                 :   Pns
Hub. Dengan klien                  :   Anak
2.     Riwayat kesehatan sekarang
  Keluhan utama Saat Pengkajian :  Batuk  dengan dahak susah dikeluarkan
  Riwayat keluhan utama : Pasien mengatakan daerah dada terasa sakit pada saat batuk seperti
ditusuk-tusuk yang bersifat hilang timbul dan menyebar kearea dada kiri dan kanan selama ±5-
10 menit

a. Hal-hal yang meringankan Setelah mendapat pengobatan sesuai indikasi

b. Hal-hal yang memberatkan Aktivitas berlebihan dan udara dingin

c. Faktor pencetus Daya tahan tubuh menurun dan Faktor usia

d. Keluhan yang menyertai Badan lemas,sesak bila aktivitas berlebihan,


berkeringat dingin terutama pada malam hari,
kurang nafsu makan.

3.     Riwayat kesehatan Masa Lalu


a.       Klien pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya

b.      Klien belum pernah mengalami tindakan pembedahan

c.       Klien tidak ada riwayat alergi terhadap obat dan makanan tertentu

4.   Riwayat Kesehatan keluarga


X?
X?
 Genogram 3 generasi                   
X?
X?
 

                                                                                                                           
X?
X?
X?
X?
  X?
  X?
X?
                                

x
  X?
60
x
 

Ket :                            : meninggal

                                      : laki – laki

                                      : perempuan

     =                   : hubungan perkawinan

                                      : pasien

                 ?                      :  tidak diketahui penyakitnya


                                         : tinggal serumah

Pola Aktivitas Sehari-Hari

No Pola Hidup Sebelum sakit Saat sakit


1. Pola makan
o   Frekwensi makan sehari 3x/hari 3x/hari
o   Waktu makan Pagi,siang,malam Pagi,siang,malam
o   Porsi makan yang dihabiskan 1porsi 1/2porsi
o   Jenis makanan Nasi,lauk,sayur Bubur,lauk,sayur,bua
o   Makanan yang disukai Soto ayam h
o   Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
o   keluhan saat makan
Ada (kurang  napsu
Pola minum
5-6gelas/hari makan)
o   Frekwensi minum seharii
Tidak ada 7-8 gelas/hari
o   keluhan saat minum Tidak Ada
Pola eliminasi
A.    BAB 2x/hari
o Frekwensi/hari Lembek 1x/hari
o Konsistensi Kuning Lembek
o Warna Khas Kuning
o Bau Tidak ada Khas
o Keluhan saat BAB Tidak ada
B.     BAK 4-5x/hari
o Frekwensi/hari Kuning jernih 5-6x/hari
o Warna Pesing Kuning jernih
o Bau Tidak ada Pesing
o Keluhan Tidak ada
Pola istirahat dan tidur 1-2jam/hari
o   Tidur siang 7-8jam/hari 1-2 jam/hari
o   Tidur malam 5-6jam/hari
o   Kebiaasan/ pengantar tidur Tidak ada
o   Keluhan Tidak ada
Personal higiene
o   Kebiasaan mandi/hari/menggunakan 2x/hari
o   Kebiasaan menggosok 2x/hari 2x/hari
gigi/hari/menggunakan 2x/hari
o   Kebiasaan mencuci rambut/memakai
Pola aktivitas dan latihan 1x/minggu
o   Jenis olah raga Tidak ada
 Frekwesi
1x/minggu
 aktivitas
Jalan santai Tidak ada
o   Pekerjaan
Tidak ada
 Jenis pekerjaan
Ibu rumah tangga
 Jumlah jam kerja
3-4 jam/hari Tidak ada
 keluhan
Tidak ada Tidak ada
Ada aktivitas dibantu
5.           Aspek Psikososial

o   status emosional           :    Pasien tidak emosional


i:                     Pasien khawatir dengan kondisinya serta sering bertanya tentang penyakit yang dialaminya
o   pola interaksi klien       :    Pasien beriteraksi  dengan baik

6.           Pemeriksaan Fisik
i. Pengamatan umum
               

1.      Keadaan umum        :    Lemah
2.      Keadaan sakit           :    Sedang
3.      Tingkat kesadaran    :    Sadar
4.      Ekspresi Wajah         :    Tampak gelisah

       ii.      Pengukuran geometri


1.BB Sekarang               :    49 kg
2.TB Saat pengkajian     :    160 cm
3.BBI                              :    54 kg
4.Kesimpulan                  :    BB tidak ideal (kurang 5kg dari BBI)

iii.      Tanda –Tanda vital


    

1.      Suhu                         :    36˚C
2.      Nadi                          :    100x/menit
3.      Respirasi                   :    26x/menit
4.      Tekanan darah          :    120/70mmHg

iv.      Pemeriksaan (kepala, mata, hidung dan tenggorokan)


    

1.      Kepala        
a.       Bentuk                                       :           Bulat
b.      Keluhan yang berhubungan       :           Pusing
2.      Mata                       
a.       Ukuran pupil                              :           normal
b.      Isokor                                         :           Ya
c.       Reaksi terhadap cahaya             :           Mengecil
d.      Akomodasi                                 :           Baik
e.       Bentuk                                       :           normal
f.       Konjungtiva                               :           Pucat
g.      Fungsi penglihatan                     :           Berkurang
h.      Menggunakan alat bantu            :           Tidak ada
i.        Keluhan                                      :           Pandangan kabur
3.      Hidung                   
a.       Reaksi alergi                               :           Tidak ada
b.      Bentuk hidung                                       :           Normal
c.       Fungsi penciuman                      :           Baik
d.      Peradangan                                :           Tidak ada
e.       Perdarahan                                 :           Tidak ada
f.       Menggunakan alat bantu            :           Tidak ada
g.      Keluhan                                      :           Tidak ada

4.      Mulut dan Tenggorokan  


a.       Keadaan rongga mulut   :           Kering
b.      Problem menelan            :           Tidak ada
c.       Gangguan bicara            :           Tidak ada
d.      Fungsi mengunyah         :           Baik Tidak ada kelainan

v.            Leher
1.Vena jugularis             :           Tidak ada pembesaran
2.Arteri karotis               :           Teraba
3.Pembesaran tiroid                   :           Tidak ada
4.Pembesaran kelenjar limfe      :           Tidak ada

vi.            Dada( Inspeksi,Palpasi,Auskultasi,Perkusi) 
1.      Bentuk dada                        :           Semitris
2.      Pergerakan pernafasan         :           Cepat
3.      Bunyi pernafasan                 :           Vesikuler
4.      Pola nafas/batuk                   :           Batuk kering
5.      Sputum                                 :           Kental
6.      Frekwensi pernafasan          :           Takipnea ( 26x/menit)
7.      Bunyi nafas tambahan         :           Ronchi (+)
8.      Keluhan                                :           Ada kelainan
9.      Jantung
a.       Bunyi jantung ( S1,S2)              :           S1 dan S2 Normal
b.      Bunyi jantung tambahan            :           Tidak ada
c.       Irama jantung                             :           Irreguler ( tidak teratur)
d.      Keluhan                                      :           Jantung berdebar-debar

vii.                  Abdomen
1.                  Bentuk                                    :           Normal
2.                  Bunyi usus                              :           Normal
3.                  Bising arteri                             :           Normal
4.                  Pembesaran hepar                   :           Tidak ada
5.                  Pembesaran ginjal                   :           Tidak ada
6.                  Kandung kemih                      :           Tidak ada kelainan
7.                  keluhan                                    :           Tidak ada kelainan

viii.                  Ekstrimitas                   
1.                  Ekstrimitas atas                       :           Terpasang IVFD RL 24 tetes/menit
2.                  Ekstrimitas bawah                   :           Tidak ada keluhan

ix.                  Pemeriksaan neurologis
1.                  Tingkat kesadaran                   :           Sadar
2.                  Koordinasi                              :           Baik
3.                  Memori                                    :           Baik
4.                  Orientasi                                  :           bingung
5.                  Kelumpuhan motorik              :           Tidak ada
6.                  Gangguan sensorik                  :           Tidak ada keluhan

7.           Pemeriksaan Penunjang
          Tanggal : 04 Februari 2010

                       Hasil :  TB.paru Aktif  (kesan proses spesifik)

                        Lab darah : 04 Februari 2010

Nilai Abnormal Nilai normal


HB : 10,7 gr % HB : 14-16 gr %
Loukosit : 12.900 nm³ Leukosit : 5000-10.000 nm
LED 15-30  mm/jam LED 10-20 mm/jam

8.           Therapy/Pengobatan/ Penatalaksanaan
1. Therapy Cairan RL 24 tetes/menit
2. Therapy Obat OAT :
a.       Rifampisin 450 mg tab 1X1/oral (pagi)
b.      Isoniazid (INH) 300 mg tab 1x1/oral(pagi)
c.       Pirazinamid (Z) 500 mg tab 1x1/oral(pagi
d.      Etambutol (E) 250 mg tab 1x1/oral(pagi
e.       Streptomisin (S)Injeksi 0,50 gr /24 jam

10  Klasifikasi Data

Data subjektif Data objektif


1. Badan lemas K/U Lemah
2. Sesak bila beraktivitas berlebihan Respirasi : 26x/menit
3. Batuk dengan dahak susah dikeluarkan
Sputum Kental
4. Keringat dingin pada malam hari Takipnea
5. Kurang nafsu makan Ronchi (+)
6. Dada terasa sakit pada saat batuk Loukosit : 12.900 mm³
7. Mulut kering LED 15-30  mm/jam
8. Pasien khawatir dengan kondisinya Foto Thorak :
serta bertanya tentang penyakit yang     Hasil : TB.paru Aktif  (kesan proses spesifik)
dialaminya Porsi makan yang dihabiskan ½ porsi
9. Tingkat pendidikan hanya lulusan SDBB tidak ideal (kurang 5Kg dari BBI)
Keadaan rongga mulut : kering
Ekspresi wajah Tampak gelisah

11.     Analisa Data

Nama PX        : NY.B No. Registrasi : 10.80.89


Umur               : 60 Tahun

Data Etiologi Masalah


  DS : Pasien mengatakan Penumpukan sekret kental Bersihan jalan nafas
     Batuk dengan dahak susah dalam rongga broncus inefektif
dikeluarkan
     Sesak bila beraktivitas
     Keringat dingin pada malam
hari
     Dada terasa sakit pada saat
batuk
  DO :
Sputum kental
Takipnea
Ronki (+)
Loukosit : 12.900 mm³
LED 15-30  mm/jam
      Foto Thorak : Hasil : TB.paru
Aktif  (kesan proses spesifik)
Respirasi : 26x/menit

Tidak Perubahan nutrisi kurang


DS : Pasien Mengatakan Nafsu makan dari kebutuhan tubuh
         Badan Lemas
         Mulut Kering
         Kurang nafsu makan

         K/U Lemah
         BB tidak ideal (kurang 5kg
dari BBI)
         Porsi makan yang dihabiskan
½ porsi
         Keadaan rongga mulut : Kurang informasi yang Kurang Pengetahuan
kering cukup tentang penyakitnya

  DS : Pasien mengatakan


         Khawatir akan kondisinya
serta bertanya tentang
penyakit yang dialaminya
         Tingkat pendidikan hanya
lulusan SD Kurang pengetahuan untuk Resiko tinggi/Potensial
  DO: menghindari pemajanan penyebaran
         Ekspresi wajah gelisah pathogen kepada orang lain

  Data subjektif dan data


objektik tidak dibuktikan

12.                  Diagnosa Keperawatan

1.      Bersihan jalan nafas inefektif b/d Penumpukan sekret kental dalam rongga beruncus yang
ditandai dengan
  DS : Pasien mengatakan
        Batuk dengan dahak susah dikeluarkan
        Sesak bila beraktivitas
        Keringat dingin pada malam hari
        Dada terasa sakit pada saat batuk
       DO :
        Sputum kental
        Takipnea
        Ronki (+)
        Loukosit : 12.900 mm³
        LED 15-30  mm/jam
        Foto Thorak : Hasil : TB.paru Aktif  (kesan proses spesifik)
        Respirasi : 26x/menit

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia yang ditandai dengan

 DS : Pasien Mengatakan


         Badan Lemas
         Mulut Kering
         Kurang nafsu makan
 DO :
         K/U Lemah
         BB tidak ideal (kurang 5kg dari BBI)
         Porsi makan yang dihabiskan ½ porsi
         Keadaan rongga mulut : kering

3.      Resiko tinggi penyebaran b/d Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pathogen DS


dan DO tidak dibuktikan

4.      Kurang pengetahuan B/d Kurang informasi yang cukup tentang penyakitnya

  DS : Pasien mengatakan


             Khawatir akan kondisinya serta bertanya tentang penyakit yang dialaminya
             Tingkat pendidikan hanya lulusan SD
  DO:
               Ekspresi wajah gelisah

13. Prioritas Masalah
1.      Bersihan jalan nafas inefektif b/d Penumpukan sekret kenta dalam rongga broncus

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Tidak napsu makan

3.      Kurang pengetahuan b/d Kurang informasi yang cukup tentang penyakitnya

4.      Resiko tinggi penyebaran b/d Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pathogen

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama             : Ny.S Hari/Tangg


Umur             : 60Tahun Ruang       
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg      

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Bersihan jalan nafas Bersihan jalan 1.      Kaji  pola nafas, sebagai tindakan
inefektif b/d Penumpukan nafas efektif frekuensi, irama lanjut untuk
sekret kentaldalam rongga dengan kriteri : dan kedalaman mengetahui pola
beruncus yang ditandai   Batuk hilang nafas pasien.
dengan   Dada sakit saat 2.      Catat kemampuan
DS : Pasien mengatakan batuk hilang untuk sputum yang
        Batuk dengan dahak susah  Sesak hilang mengeluarkan berdarah dan kental
dikeluarkan   Ronki hilang sputum dan diakibatkan oleh
        Sesak bila beraktivitas   Sputum (-) karakter sputum. kerusakan paru atau
        Keringat dingin pada   Leukosit normal luka bronchial
malam hari (4.500- 3.      Atur posisi semi
        Dada terasa sakit pada saat 11.000mm) fowler terhadap
batuk   LED normal (< pasien posisi
15mm/1jam) memaksimalkan
Sputum kental   Photo thorax ekspensi paru dan
Takipnea tidak ada menurunkan upaya
Ronki (+) kelainan. 4.      Ajar latihan batuk pernapasan
Loukosit : 12.900 mm³   Respirasi normal efektif.
LED 15-30  mm/jam (16-20x/menit) Untuk memudahkan
Foto Thorak : Hasil : TB.paru 5.      Pertahankan pengeluaran lender
Aktif  (kesan proses masukan cairan atau secret.
spesifik) sedikitnya
Respirasi : 26x/menit 2500ml/hari Membantu
kecuali kontra mengencerkan secret
indikasikan. sehingga mudah
dikeluarkan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama             : Ny.S Hari/Tangg


Umur             : 60Tahun Ruang       
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg      

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


2. Perubahan nutrisi kurang Kebutuhan nutrisi1.      Kaji pola makan Sebagai bahan
dari kebutuhan tubuh b/d dapat terpenuhi dan tanyakan inforasi tentang
Anoreksia yang ditandai dengan criteria tentang makanan jumlah intake dan
dengan sebagai berikut : kesukaan paien sebagai patokan
DS : Pasien Mengatakan          nafsu makan dan makanan untuk intervensi
      Badan Lemas meningkat yang tidak selanjutnya
      Mulut Kering          Porsi makan disukai oleh
      Kurang nafsu makan dihabiskan pasien.
         K/U baik
         K/U Lemah          BB normal (54 2.      timbang BB Untuk mengetahui
         BB 49 (tidak ideal) kg) setiap hari status
         Porsi makan yang perkembangan
dihabiskan ½ porsi nutrisi protein.
         Keadaan rongga mulut :
kering 3.      kolaborasi - Diet yang tepat
dengan tim gizi mempercepat proses
dalam pemberian penyembuhan.
diet yang tepat.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama             : Ny. S Hari/Tangg


Umur             : 60Tahun Ruang       
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg      

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


3. Kurang pengetahuan B/d Kurang 1.      Kaji tingkat Dapat
Kurang informasi yang pengetahuan dapat pemahaman klien menimbulkan
cukup tentang penyakitnya teratasi dengan tentang perbaikan
  DS : Pasien mengatakan kriteria sebagai penyakitnya partisipasi pada
   Khawatir akan kondisinya beikut : rencana pengobatan
serta bertanya tentang          Pasien tidak 2.      Anjurkan
penyakit yang dialaminya khawatir keluarga/ 0rang Orang yang dikenal
   Tingkat pendidikan hanya         Pasien tidak terdekat untuk dan dipercaya baik
lulusan SD bertanya-tanya lagi menjadi PMO oleh pasien
  DO: tentang sehingga dapat
   Ekspresi wajah gelisah penyakitnya. dipastikan pasien
         Expresi wajah betul minum
ceria obatnya dan
sembuh pada akhir
3.      Beri HE kepada pengobatan.
pasien.

Menambah
pengetahuan dan
informasi yang
lengkap tentng
penyakit yang
diderita oleh paisen.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama             : Ny. S Hari/Tangg


Umur             : 60Tahun Ruang       
Jenis Kelamin:Wanita No.Reg      

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi


4. Resiko tinggi penyebaran b/d Kurang Mencegah resiko tinggi 1.   Identifikasi orang-orang
pengetahuan untuk menghindari pemajanan penyebaran dengan yang beresiko terkena
pathogen epada orang lain. criteria: infeksi penyebaran
         Keadaan ventilasi harus
terbuka
         Buat batas waktu
kunjungan 2.   Anjurkan pasien untuk
         Isolasi penderita menutup mulut dan
         Pisahkan alat-alat makan membuang sputum pada
dan minum pasien. tempat penampungan yang
         Minum obat pencegahan tertutup jika batuk.
(INH tablet)

3.   Batasi kunjungan
dan    penggunaan masker
memberikan kesempatan
kepada pasien untuk
beristirahat dan mencegah
terjadi resiko penularan
melalui udara

BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa;

1.        TB adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitasyang diperantarai oleh sel dengan
sel efektor berupa makrofag, dan limfosit (biasanya sel T) sebagai sel imunoreponsif. Tipe
imunitas ini melibatkanpengaktifan makrofag pada bagian yang terinfeksi limfosit dan limfokon
mereka; responnya berupa reaksi berupa hipersensitifitas seluler (lambat).

2.        Sebagian besar infeksi TB menyebar lewat udara, melalui terhirupnya nikleus droplet yang
berisikan organisme basil dari seseorang yang terinfeksi.

3.        Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolar membangkitkan reaksi peradangan yaitu
ketika leukosit digantikan oleh makrofag. Alveoli yang terlibat mengalami konsolidasi, dan
timbul pneumonia akut, yang dapat sembuh sendiri sehingga tidak terdapat sisa, atau prosesnya
dapat berjalan terusdifagosit atau menjadi banyak di dalam sel-sel.

B.   Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan dari isi makalah ini adalah;

1.        Hindari atau jauhi segala factor-faktor yang dapat menyebabkan seorang terinfeksi TB Paru
seperti; Alkohol, kontak langsung dengan penderita TB.
2.        Apabila seorang yang telah di diagnose menderita TB disarankan menjalani pemeriksaan fisik,
uji tuberkin Mantoux, radiografi dada, dan pemeriksaan bekteriologi atau histology.

3.        Lakukanlah 3 prinsip pengobatan TB yaitu; (1) regimen harus terdiri dari banyak obat-obatan
yang sesuai untuk organismetersebut, (2) obat-obatan tersebut harus digunakan secara teratur, (3)
terapi obat harus dilakukan dalam waktu yang cukup untuk memberikan terapi yang efektifdan
paling aman dalam waktu yang terpendek.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, arif M: Kapita Selekta Kedokteran UI, jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius, 2000.
Silvia A. Price & Lorraine M. Wilson:  Patofisiologi, Vol 2. Jakarta: EGC, 2006
Suddarth & Brunner:  Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC 2002.
Www. Geoogle. com

Diposting oleh Unknown di 10.43 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya

Unknown
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog

 ▼  2015 (2)
o ▼  April (2)
 ASUHAN
KEPERAWATA
N TB PARU
 ASUHAN
KEPERAWATA
N RISTENSI
URIN 2015
Tema Sederhana. Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/91631/Fajar%20Bagaskara-
152303101086%20spilt.pdf?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai