Anda di halaman 1dari 2

sikap tubuh seperti apa yang dihindari ketika melakukan wawancara? mengapa?

ChatGPT
Ketika melakukan wawancara, terdapat beberapa sikap tubuh yang sebaiknya dihindari karena dapat
memberikan kesan yang negatif kepada pewawancara atau calon karyawan. Beberapa sikap tubuh
yang sebaiknya dihindari adalah:

1. Bersandar terlalu jauh: Bersandar terlalu jauh dapat memberikan kesan bahwa pewawancara tidak
tertarik atau kurang antusias dalam wawancara.
2. Bersandar terlalu dekat: Bersandar terlalu dekat dapat membuat calon karyawan merasa tidak
nyaman atau terintimidasi.
3. Menjaga jarak pandang yang tidak tepat: Terlalu sering memandang ke bawah atau ke atas, atau
tidak menjaga kontak mata secara tepat dapat memberikan kesan tidak percaya diri, kurang antusias,
atau bahkan kurang jujur.
4. Menggeliat: Menggeliat atau bergerak-gerak secara terus-menerus dapat memberikan kesan tidak
sabar atau tidak fokus.
5. Menunjukkan bahasa tubuh yang tertutup: Sikap tubuh yang tertutup seperti menyeberangkan
tangan, menutupi wajah atau badan, atau menyilangkan kaki dapat memberikan kesan bahwa calon
karyawan tidak percaya diri atau tidak terbuka dalam berkomunikasi.

Sikap tubuh yang dihindari ini penting untuk diperhatikan karena dapat memberikan kesan yang
tidak diinginkan dan dapat mempengaruhi kesan yang diberikan kepada pewawancara. Oleh karena
itu, selama wawancara sebaiknya dijaga sikap tubuh yang terbuka, tenang, dan percaya diri untuk
menciptakan kesan yang baik kepada pewawancara.

pertanyaan seperti apa yang harus dihindari untuk ditanyakan? mengapa?


ChatGPT
Sebagai pewawancara, ada beberapa jenis pertanyaan yang sebaiknya dihindari untuk ditanyakan
selama wawancara karena dapat melanggar hak-hak calon karyawan atau memberikan kesan yang
tidak profesional. Beberapa pertanyaan yang sebaiknya dihindari adalah:

1. Pertanyaan diskriminatif: Pertanyaan yang menanyakan tentang agama, ras, etnis, gender, orientasi
seksual, atau usia calon karyawan tidak boleh diajukan karena melanggar hak-hak calon karyawan
dan dapat menjadi dasar diskriminasi.
2. Pertanyaan terlalu pribadi: Pertanyaan yang terlalu pribadi atau tidak terkait dengan pekerjaan,
seperti kehidupan pribadi, status pernikahan, atau kondisi kesehatan, sebaiknya dihindari karena
dapat memberikan kesan yang tidak profesional.
3. Pertanyaan tentang kehamilan: Pertanyaan tentang kehamilan sebaiknya tidak diajukan karena dapat
melanggar hak-hak calon karyawan dan dapat menjadi dasar diskriminasi.
4. Pertanyaan tentang gaji: Pertanyaan tentang gaji atau upah yang diharapkan sebaiknya tidak
diajukan terlalu awal karena dapat memberikan kesan yang terlalu fokus pada uang dan kurang pada
kecocokan pekerjaan.
5. Pertanyaan terlalu umum: Pertanyaan yang terlalu umum atau terlalu luas sebaiknya dihindari karena
dapat memberikan jawaban yang tidak jelas atau tidak terkait dengan pekerjaan yang sedang
dibahas.

Pertanyaan-pertanyaan ini sebaiknya dihindari karena dapat memberikan kesan yang tidak
profesional dan melanggar hak-hak calon karyawan. Selama wawancara, sebaiknya dijaga agar
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pekerjaan yang sedang dibahas dan tidak
melanggar hak-hak calon karyawan.

apa yang menjadi acuan mengambil keputusan memilih kandidat yang tepat?
ChatGPT
Memilih kandidat yang tepat selama proses seleksi sangat penting untuk memastikan bahwa
perusahaan mendapatkan karyawan yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan karakter yang
sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai perusahaan. Ada beberapa acuan yang dapat menjadi
pertimbangan dalam memilih kandidat yang tepat, antara lain:

1. Kemampuan teknis: Kemampuan teknis kandidat harus sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang
dibutuhkan. Misalnya, untuk posisi teknis, kandidat harus memiliki kemampuan teknis yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan.
2. Keterampilan interpersonal: Keterampilan interpersonal kandidat seperti kemampuan berkomunikasi,
kerjasama tim, dan kepemimpinan penting dalam menentukan apakah kandidat dapat bekerja secara
efektif dengan tim dan berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.
3. Pengalaman: Pengalaman kerja kandidat dapat menjadi indikator seberapa baik kandidat dapat
menangani tugas-tugas pekerjaan dan bekerja dalam lingkungan perusahaan yang sama.
4. Nilai dan kecocokan budaya perusahaan: Kandidat harus memiliki nilai yang sejalan dengan nilai-nilai
perusahaan dan cocok dengan budaya perusahaan untuk dapat berkontribusi secara positif dalam
organisasi.
5. Kepribadian dan sikap: Kepribadian dan sikap kandidat harus sesuai dengan karakteristik yang
dibutuhkan untuk posisi yang sedang diisi.
6. Referensi: Referensi dari tempat kerja sebelumnya atau orang yang mengenal kandidat dapat
memberikan informasi tambahan tentang kualifikasi, keterampilan, dan kepribadian kandidat.

Dalam memilih kandidat yang tepat, perusahaan harus mempertimbangkan semua faktor tersebut
dan mengevaluasi kandidat secara menyeluruh melalui proses seleksi yang ketat. Setiap faktor di
atas dapat menjadi acuan dalam memilih kandidat yang sesuai untuk posisi yang sedang diisi.

Anda mungkin juga menyukai