i
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002, tentang Hak Cipta
PASAL 2
Hak Cipta merupakan hak eksekutif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya, yang timbul secara otomatis setelah
suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut perundang-
undangan yang berlaku.
PASAL 72
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp. 1.000.000,00 (Satu Juta Rupiah), atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima Miliar Rupiah).
ii
MONOGRAF
Penerbit
UR Press Pekanbaru
2019
iii
RESPONS STRUKTUR DUA GEDUNG YANG BERBENTURAN
AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIK
Alamat Penerbit:
Badan Penerbit Universitas Riau
UR Press, Jl Patimura No. 9 Gobah Pekanbaru 28132 Riau Indonesia
Telp (0761) 22961 Fax (0761) 857397
Email: unri_press@yahoo.co.id
ANGGOTA IKAPI
ISBN : 978-979-792-926-8
iv
KATA PENGANTAR
v
Dengan adanya simulasi numerik dari beberapa variasi
parameter, maka jarak antar bangunan dapat direncanakan
sedemikian rupa untuk menghindari benturan yang terjadi.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
3.3.1. Model Kelvin-Voigt .................................................................. 41
3.3.2. Model Darmawan ..................................................................... 47
3.4. Solusi Persamaan Dinamis dengan Benturan .............................. 49
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 54
4.1. Pemodelan Struktur Sistem MDOF Diskret ................................ 54
4.1.1. Data Struktur ............................................................................ 54
4.1.2. Derajat Kebebasan Struktur ..................................................... 60
4.1.3. Matriks Struktur ....................................................................... 61
4.1.4. Pembahasan Hasil dan Analisis ............................................... 68
BAB 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASIError! Bookmark not
defined.
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 75
GLOSARIUM ........................................................................................... 77
INDEX ....................................................................................................... 78
LAMPIRAN .............................................................................................. 79
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4.5 Grafik perpindahan dan percepatan eksitasi
harmonik .......................................................... 68
Gambar 4.6 Grafik percepatan gempa El Centro ................. 69
Gambar 4.7 Riwayat waktu perpindahan lantai 2-model 1
akibat ............................................................... 70
Gambar 4.8 Gaya tumbukan maksimum akibat eksitasi
harmonik .......................................................... 71
Gambar 4.9 Perpendekan zona kontak dan evolusi gaya
tumbukan akibat eksitasi harmonik pada
benturan M1-2 ................................................. 72
x
DAFTAR NOTASI
xi
{ i }t : perpindahan pada saat t
{ i }t : kecepatan saat t
, : turunan parsial terhadap x, y
x y
dx d 2 x
, : turunan pertma dan kedua x terhadap t
dt dt 2
xii
BAB 1. PENDAHULUAN
2
2.2. Tujuan
4
Gaya eksitasi yang bekerja pada bangunan mempunyai
perbedaan waktu (delay) antara eksitasi yang bekerja pada
satu bangunan dengan bangunan yang berikutnya. Beda
phase ini dikarenakan pergerakan eksitasi bersifat merambat
dan terdapat jarak (gap) antara kedua bangunan tersebut.
Besarnya perbedaan waktu tersebut dapat dianggap sama
dengan jarak antara kedua bangunan (center to center)
dibagi dengan kecepatan perambatan gelombang gempa
pada tanah. Gaya eksitasi yang diberikan, dalam analisis ini
berupa beban harmonik dan beban gempa El Centro.
5
kutta orde ke2. Sehingga prediksi besarnya kemungkinan
kontak antar dua bangunan dapat diperhitungkan. Untuk itu
dalam perencanaan struktur, celah antar bangunan perlu
diperhatikan dengan mengikutsertakan gempa sebagai beban
rencana, khususnya untuk daerah rawan gempa seperti
Indonesia.
6
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
7
dinamisnya menjadi sangat kompleks. Untuk mempermudah
dalam menganalisis, struktur suatu bangunan dimodelkan
menjadi suatu sistem diskret (discrete).
9
adalah percepatan absolut massa, percepatan gempa dan
percepatan relatif struktur terhadap tumpuan .
x3 u3
m3
x2 u2
k k
m2
u1
x1 k
k
m1
k
k
xg
x”g
11
Sistem dengan n derajat kebebasan memiliki n
frekuensi natural yang berhubungan dengan normal mode
shape nya. Untuk getaran bebas tak teredam dari sistem
MDOF diskret diperoleh persamaan sebagai berikut,
atau
x1 x1
x 2 x
[M] [K] 2 0
-1
x n x n
xj = Xj eit
atau
[M-1K-2 I]X = 0
[K]{X}=[M]{X} (2-9)
Jika (LT )-1LT=I, KI=K dan kedua ruas pada persamaan (2-
10) dikalikan L-1-maka didapatkan persamaan sebagai
berikut :
L1K (LT ) 1 LT X L
1
L LT X (2-11)
I I
[L-1K(L-1)T]{LTX}={LTX}
atau
14
[A]{Y} = {Y}
(2-12)
di mana
A= L-1K(L-1)T
Y= LTX
15
{xi} = [u]{i}
x i u i
X1 X1 X1 X1 X1
X X X 2 2
X X 2
[u ] 2 2 (2-15)
X n 1 X n 2 X n
r
X n
s
X n
n
[X1 X2 . . . X n ]1
[X1 X2 . . . X n ]2
. . . . . .
[u ]T 1
[X X2 . . . X n ]r
. . . . . .
(2-16)
[X1 X2 . . . X n ]s
. . . . . .
[X1 X2 . . . X n ]n
16
di mana r dan s merupakan dua eigenvektor (mode shape)
dari n derajat kebebasan.
[M][u ] i [C][u ]{} [K ][u ]{ i } 0 (2-17)
[u]T [M][u ] i [u]T [C][u ]{ i } [u]T [K][u ]{ i } 0 (2-18)
X1
[X1 X2 . . Xn]r [M] X 2 = [X]rT[M]
X n
s
(2-19)
[X]rT[M][X]s = 0 (r s) (2-20)
17
Persamaan (2-20) di atas memperlihatkan semua elemen di
luar diagonal [u]T[M][u] sama dengan nol. Jika r = s maka
persamaan (2-19) dapat ditulis sebagai,
M1 0 0 . . 0
0 M2 0 . . 0
T
[u] [M][u] = 0 0 M3 . . 0 (2-22)
. . .
0 . M n
0 0 .
K1 0 0 . . 0
0 K2 0 . . 0
[u]T[K][u] = 0 0 K3 . . 0 (2-23)
. . .
0 . K n
0 0 .
18
Dengan memasukkan harga Kr = r2Mr (r =1,2,3,…,n) maka
persamaan (2-23) dapatkan ditulis kembali sebagai berikut,
12 M1 0 0 . . 0
0 2M 2 0
2
. . 0
[u]T[K][u] = 0 0 2r M r . . 0 (2-24)
. . .
0 0 0 . . 2n M n
[C] = [M]
2 r r M r M r (2-25)
19
M 1 0 0 1 211 M 1
0 0
0 M 2 0
2 0 2 2 2 M 2 0
+
0 0 M 2 3 3 M 3
3 3
0 0
21M1 0 0 M 1 x g
1
0 2 M 2 0 =
2
-[u]T M 2 x g (2-26)
0 0 32 M 3 M 3 x g
2 2 u 11 M 1 u 21 M 2 u 31 M 3 x
1 1 1 1 1 1 g
M1
2 2 u 12 M 1 u 22 M 2 u 32 M 3 x
2 2 2 2 2 2 g
M2
2 2 u 13 M 1 u 23 M 2 u 33 M 3 x
3 3 3 3 3 3 g
M3
y f (x, y) (2-28)
y(x0) = y0 (2-29)
1
f(x+h,y+k)= (h k ) i f ( x , y) (2-30)
i 0 i! x y
21
dimana h dan k merupakan penambahan jarak (interval) dari
x dan y.
J1 = hf(t,x) (2-32)
J2 1) (2-33)
x(t+h)=x(t)+w1hf(t,x)+w2
(2-34)
22
x(t+h)=x(t)+ 1 hf(t,x)+ 1
hf(t+h,x+hf(t,x))
2 2
(2-36)
(2-37)
1
x(t+h) = x(t) + (J1+2J2+2J3+J4)
6
(2-38)
dimana
J1=h f(t,x)
J1
J2=h f(t+ h ,x+ )
2 2
J2
J3=h f(t+ h ,x+ )
2 2
J4=h f(t+h,x+J1)
23
Untuk menyelesaikan persamaan gerak pada
persamaan (2-1) dengan menggunakan metoda Runge-Kutta
dapat dituliskan sebagai berikut :
y x f (x, y, t )
dx d2x h2
x xi h 2 ......
dt i dt 2
i
dy d2y h2
y yi h 2 ...... (2-40)
dt i dt 2
i
24
yi1 yi h J1 2J 2 2J 3 J 4 (2-41)
6
T X y= x f = y x
T1 = tI X1 = xI Y1 = yi J1 =
f(T1,X1,Y1)
T2 = ti + X2 = xi +Y1 Y2 = yi +J1 h J2 =
2
h h f(T2,X2,Y2)
2 2
T3 = ti + X3 = xi +Y2 Y3 = yi +J2 h J3 =
2
h h f(T3,X3,Y3)
2 2
T4 = ti +h X4 = xi +Y3h Y4 = yi +J3h J4 =
f(T4,X4,Y4)
25
2.5. Perakitan Matriks Kekakuan dan Matriks Massa
untuk Portal Bidang
26
P2, P4,
E,I
P1, P3,
d2y
EI M(x) (2-42)
dx 2
2 3
x x
1 3 2 (2-43)
L L
2
x (2-44)
x 1 -
L
2 3
x x
3 2 (2-45)
L L
x2 x
1 (2-46)
L L
L
” ”
kij = i j (x) dx
0
(2-47)
28
di mana kij merupakan gaya pada koordinat nodal i akibat
satuan perpindahan pada koordinat j.
6 3L -6 3L
3L 2L2 - 3L L2
2EI
[k] = 3 (2-48)
L 6 3L 6 3L
3L L
2
3L 2L2
L
mij = m( x )i ( x) j( x)dx (2-49)
0
156 22 L 54 13L
22 L 4L2 13L 3L2
mL
m
420 54 13L 156 22 L
13L 3L 22 L 4L2
2
(2-50)
30
memberikan hasil yang lebih tepat bila digunakan dalam
masalah dinamis. Untuk mereduksi matriks kekakuan dan
matriks massa yaitu dengan menyatakan derajat kebe-basan
sebagai derajat kebebasan kedua (secondary degrees of
freedom) yang saling bergantungan (dependent degrees of
freedom) dan derajat kebebasan pertama (primary degrees
of freedom). Kondensasi digunakan untuk mengeliminasi
derajat kebebasan yang tak diinginkan seperti derajat
kebebasan dalam (internal degrees of freedom) pada satu
elemen dalam metode elemen hingga. Untuk
menggambarkan metode kondensasi dinamis, dianggap
bahwa derajat kebebasan kedua yang akan direduksi
tersusun sebagai koordinat s dan derajat kebebasan pertama
yang dipertahankan sebagai koordinat p, sehingga
persamaan gerak dapat dituliskan sebagai berikut :
31
K ss i2 M ss
K sp i2 M sp Ys 0
(2-52)
K ps i M ps
2
K pp i2 M pp Yp 0
Y 0
I T i s
32
di mana
33
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
34
elastis linier dan besarnya gaya tumbukan berkaitan dengan
perpendekan dari zona kontak saja.
x1 Ut
U x2
m1 m2
m m
F F
xg
35
Sistem 2 : [M]2{ x }+[K]2{x}2 - {Fc} ={F(t)}2 (3-2)
dimana indeks 1 dan 2 menunjukan sistem struktur pertama
dan kedua sedangkan {Fc} merupakan vektor gaya
tumbukan dari dua sistem struktur MDOF. Gaya timbukan
Fc dapat dinyatakan dengan,
{Fc}i =- (Kb)i Ut (3-3)
dimana (Kb) merupakan kekakuan benturan dari dua
struktur. Harga (Kb) ditentukan dari kekakuan ekivelen seri
kedua bangunan, yaitu :
1 1 1
(3-4)
Kb i K 1 K 2
36
Sistem 1: [M]1{ x }1+[K]1{x}1+[Kb]1 [{U0}+{x}2-
{x}1]={F(t)}1
37
3.2. Teori Gaya Tumbukan[4]
38
menggunakan sebuah model rheologi. Model rheologi yang
diadopsi adalah model yang sesuai dengan karakteristik
dinamik bahan pembentuk kedua massa di sekitar zona
kontak. Zona kontak merupakan suatu daerah atau
permukaan yang saling berhadapan dari kedua bangunan
yang mengalami kontak langsung (benturan).
39
Gaya tumbukan Fc
Tumbukan elasto-plastik
sempurna
40
Sedangkan J.R. Tao et al meng-gunakan koefisien restitusi
kecepatan e yang konstan untuk memodelkan perilaku zona
kontak dari dua bangunan.
x k
Vi
m
c
41
Vi
x exp c t Sin d t (3.8)
d
dimana :
k
c
m
d c 1 2
c
2 km
= koefisien redaman
c = redaman
t = waktu (dimana saat pertama kali terjadi kontak)
Vi = kecepatan massa tepat sebelum tumbukan ( kecepatan
tumbukan)
Gaya tumbukan Fc untuk model Kelvin-voigt mempunyai
persamaan sebagai berikut :
Fc = kx + c x
atau dapat dinyatakan dalam fungsi waktu t sebagai berikut :
1 2
2
Fc sin d t 2 cos d t Fo exp c t (3.9)
1 2
dimana F0 Vi km
42
merupakan gaya tumbukan maksimal untuk kasus benturan
elastik sempurna atau pada = 0.
Berdasarkan persamaan (3.9) diatas, pada awal kontak akan
muncul gaya tumbukan tiba-tiba sebesar 2 Fo yang akan
menyebabkan adanya percepatan tiba-tiba dari massa. Akhir
dari tumbukan ditandai oleh nilai Fc = 0.
Durasi kontak t diberikan oleh persamaan berikut :
arc cos(1 2 2 )
t (3.10)
d d
43
x exp 2X 0 (3.12)
1 2
dimana :
Vi m
X0 Vi Vi (3.13)
c k
dimana :
arc Cos [3 - 4 2 ]
Sedangkan deformasi maksimum zona kontak Xmax
diberikan oleh persamaan (3.15) berikut :
arc Cos
X max X 0 exp (3.15)
1 2
44
k
x 2 X 0 exp t
(3.16)
c 1 2
1
Ei = mVi 2 (3.17)
2
45
sedangkan sisanya diperoleh kembali oleh massa pada saat
tumbukan selesai.
E c (1 e 2 )E i (3.18)
46
3.3.2. Model Darmawan
x k
Vi
m
k
kontak.
47
Hubungan gaya tumbukan dan deformasi diberikan oleh
persamaan berikut :
Fc = kx + kx x (3.19)
atau
Fc = Kels x
dimana :
Kels = k (1+ x )
Dari persamaan di atas terlihat bahwa kekakuan dinamik
Kels bergantung pada kecepatan. Gaya tumbukan pada awal
tumbukan adalah nol karena deformasi zona kontak pada
awal tumbukan sama dengan nol.
Berdasarkan persamaan (3.19) pada saat dimana deformasi
maksimal dicapai, gaya tumbukan mempunyai nilai Fc =
kX0, kecepatan deformasi dalam hal ini adalah nol. Pada
saat yang sama, energi yang didisipasi oleh zona kontak
adalah sama dengan energi tumbukan.
48
3.4. Solusi Persamaan Dinamis dengan Benturan
49
1
diambil
3
Sistem 1=
[M]1 x 1+[C]1 x 1+{[K]1+[Kb]}{x}1–[Kb]{x}2=-[M]1 x g
+[Kb]{U0}
Sistem 2 =
[M]2 x2 +[C]2 x2 +{[K]2+[Kb]}{x}2-[Kb]{x}1=-[M]2 x g
+[Kb]{U0}
Proses perhitungan dengan menggunakan metode Runge-
Kutta :
Sistem 1 =
50
F1(T,X, X ) = x1 =-
[Kb] [Kb]
x - 1
2
+
[M] 1
){x}1 +
[M] 1
{x}2 + F1(t)
[Kb]
dengan F1(t)= -{ x g }+ {U0}
[M] 1
Sistem 2 =
[Kb] [Kb]
F2(T,X, X ) ={ x 2 }=- x 2- 2
2
+
[M] 2
){x}2+
[M] 2
{x}1 + F2(t)
[Kb]
dengan F2(t)= -{ x g }- {U0}
[M] 2
51
X1 = x1(i-1)+ t /2* X 1 X2 = x2(i-1)+ t /2* X
2
X 1= x 1(i-1) )+Ak11/2 X 2= x 2(i-1) +
Ak12/2
Sistem 1:
Ak21 = t * F1(T,X1, X 1)
Sistem 2:
Ak22 = t * F2(T,X2, X 2)
Pada tahap ketiga:
T = ti-1+ t /2
X1 = x1(i-1)+ t *( X 1/2 +Ak11/4)
X2 = x2(i-1)+ t *( X 2/2 + Ak12/4)
X 1= x 1(i-1) )+Ak21/2
X 2= x 2(i-1) + Ak22/2
Sistem 1:
Ak31 = t * F1(T,X1, X 1)
Sistem 2:
Ak32 = t * F2(T,X2, X 2)
Pada tahap keempat:
52
T = ti-1+ t
X1 = x1(i-1)+ t *( X 1 +Ak21/2)
X2 = x2(i-1)+ t *( X 2 + Ak22/2)
X 1= x 1(i-1) )+Ak31
X 2= x 2(i-1) + Ak32
Sistem 1:
Ak41 = t * F1(T,X1, X 1)
Sistem 2:
Ak42 = t * F2(T,X2, X 2)
Perpindahan :
Sistem 1 =
1
{x}1 ( i ) {x}1 (i 1) t * {x }1 (i 1) (Ak11 Ak21 Ak31)
6
Sistem 2 =
1
{x} 2 ( i ) x 2 (i 1) t * {x }2 (i 1) (Ak12 Ak22 Ak32)
6
Kecepatan :
Sistem 1 =
{x }1 ( i ) {x }1 (Ak11 2Ak21 2Ak31 Ak41)/6
Sistem 2 =
{x }2 ( i ) {x }2 (Ak12 2Ak22 2Ak32 Ak42)/6
53
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
54
bj beton, beton = 2.4 E-3 kg/cm3
D E D E
100 100
C F C F
100 100
B G B G
100 100
A H A H
100 100
55
D E
100
C F C F
100 100
B G B G
100 100
A H A H
100 100
56
untuk satuan waktu. Parameter yang divariasikan adalah
massa struktur. Parameter masing-masing model dapat
dilihat pada Tabel B.1 dan Tabel C.1. Massa balok dan
kolom untuk model 1 dan model 2 diperoleh dari
perhitungan berikut.
Model 1
57
Beban hidup (LL) diasumsikan 80 kg
Model 2
58
Wbalok lt.1 = 9 * 10 * 100 * 2.4E-3 = 21.6 kg
59
4.1.2. Derajat Kebebasan Struktur
60
D E
C F
B G
H
[K] = [T]T[k][T]
dengan
c s 0 0 0 0 c s 0 0 0 0
s c 0 0 0 0 s c 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
[T ] [T ] T
0 0 0 c s 0 0 0 0 c s 0
0 0 0 s c 0 0 0 0 s c 0
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
dimana
62
Matriks Kekakuan Struktur [K]s :
63
Seperti yang telah dibahas pada bab II, matriks massa
struktur disusun berdasarkan metode massa sepadan
(consistent mass method)dengan menganggap massa
terkumpul pada masing-masing titik nodal dengan
memperhitungkan pengaruh rotasi.
65
m8 D E m9 m8 D E m9
1 1 m3
m3
11
m6 C F m7 m6 C F m7
1 1 m4
m2
1
m4 B G m5 m4 B G m5
1 1
m1 m1
1
H H
66
Matriks Massa Struktur [m]s :
67
4.1.4. Pembahasan Hasil dan Analisis
1
Perpindahan (cm)
0.5
0
-0.5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
Waktu (s)
380
190
0
-190 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-380
Waktu (s)
68
Grafik Input El Centro
350
Percepatan (cm/s2)
250
150
50
-50 0 5 10 15 20 25
-150
-250
-350
Waktu (s)
69
dilihat pada Gambar 4.7. Dari gambar tersebut terlihat perpindahan
model masih bersifat periodik walau terjadi tumbukan selama 10
detik.
LANTAI 2 - MODEL 1
Perpindahan (cm)
1
0.5
0
-0.5
-1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
70
Gaya tumbukan tidak selamanya berkurang dengan meningkatnya
gap awal kedua bangunan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar. 4.8
di mana gaya tumbukan maksimum untuk model dengan
perbandingan perioda yang lebih kecil terdapat pada zona 60 %
dari gap awal minimum yang diperlukan agar tidak terjadi
benturan.
100000
Gaya tumbukan max. (kg)
80000
T1/T2 = 0.91
60000
T1/T3 = 0.88
40000
T1/T4 = 0.99
20000
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
71
dan unloading berbeda. Gambar.4.9. memperlihatkan jarak relatif
saat model bertumbukan atau adanya perpendekan zona kontak dan
evolusi gaya tumbukan yang dihasilkan dari perpendekan zona
kontak tersebut. Semakin besar jarak relatif yang bernilai negatif
(perpendekan zona kontak ) maka gaya tumbukannya akan semakin
besar. Fenomena ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
1.5
1
Jarak realatif (cm)
0.5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
-0.5
Waktu (s)
9.0E+04
Gaya benturan (kg)
6.0E+04
3.0E+04
0.0E+00
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Waktu (s)
72
amplifikasi ditentukan dari perbandingan nilai mutlak simpangan
relatif maksimum saat terjadi benturan terhadap nilai mutlak
simpangan relatif maksimum respon bebas. Sedangkan durasi
kontak tiap-tiap model struktur cenderung berkurang dengan
semakin bertambahnya gap awal antar kedua model tersebut.
Durasi kontak yang dimaksud adalah jumlah total waktu selama
terjadinya benturan dari awal respon hingga akhir respon.
Fenomena benturan yang dialami oleh model dibawah eksitasi
harmonik juga terlihat pada model yang mengalami eksitasi gempa
El Centro. Hal ini dapat dilihat pada grafik lampiran.
Untuk model dengan derajat kebebasan yang sama yaitu 3 dof yang
dikenai eksitasi harmonik, hasil simulasinya memperlihatkan
benturan model 1-2 membutuhkan gap minimum 0.65 cm, benturan
model 1-3 membutuhkan gap minimum 0.73 cm dan benturan
model 1-4 membutuhkan gap minimum 0.46 cm. Untuk benturan
dengan derajat kebebasan yang berbeda (3 dof-2 dof) memiliki gap
minimum 0.78 cm. Sedangkan hasil simulasi dari eksitasi gempa El
Centro memperlihatkan benturan model 1-2 membutuhkan gap
minimum 0.81 cm, benturan model 1-3 membutuhkan gap
minimum 0.82 cm dan benturan model 1-4 membutuhkan gap
minimum 0.9 cm. Untuk benturan dengan derajat kebebasan yang
berbeda memiliki gap minimum 0.8 cm.
73
relatif maksimum pada lantai yang tidak mengalami benturan
cenderung lebih besar dari pada simpangan relatif maksimum dari
lantai yang berbenturan. Oleh karena itu untuk menghindari
peningkatan gaya-gaya dalam struktur perlu dibuat jarak yang
cukup sehingga tidak terjadi benturan.
74
DAFTAR PUSTAKA
75
Hamidi. A, Suryanita. R, Olivia. M, “Analisis Korelasi
Displacement Dan Acceleration Dengan Nilai Pga Menggunakan
Metode Dinamik Respons Spektrum Pada Tanah Lunak Di Riau”,
Jurnal Sainstek 4 (2), 2016
76
GLOSARIUM
Analisis statis :
solusi metode elemen hingga tidak terikat fungsi waktu (t) atau
fungsi beban tidak terikat waktu (t).
Analisis dinamis :
solusi metode elemen hingga yang terikat dengan fungsi waktu (t).
Amplitudo :
Simpangan maksimum yang terjadi pada setiap getaran
Frekuensi :
Banyaknya getaran yang terjadi dalam 1 detik.
Perioda :
Waktu yang diperlukan untuk sistem bergerak 1 getaran.
Spektrum Respon :
Suatu spektrum yang disajikan dalam bentuk grafik atau plot antara
periode getar struktur T terhadap respon-respon maksimum
berdasarkan redaman dan gempa tertentu.
77
INDEX
Amplitudo, 66
Massa, 1, 4, 8, 12,18, 26, 29, 37, 44, 56, 60, 64, 67, 73
Pegas k, 4, 34
78
LAMPIRAN
79
Tabel. 2. Parameter kekakuan bentur (3 dof-3 dof)
80
Tabel 3. Parameter dinamis model bangunan untuk derajat
kebebasan berbeda (3 dof-2 dof)
Kolom (cm) 10 x 10 10 x 10
81
LANTAI 3 - MODEL 1
0.25
cm
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 2 - MODEL 1
0.25
cm
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 1 - MODEL 1
0.2
cm
Perpindahan (cm)
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
Waktu (s)
82
LANTAI 3 - MODEL 2
0.5
dmax =0.439
0.25
cm
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 2 - MODEL 2
0.5
dmax =0.454
0.25
cm
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 1 MODEL 2
0.4
dmax =0.391
0.2 cm
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.2
-0.4
Waktu (s)
83
LANTAI 3 - MODEL 1
0.2
0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
LANTAI 2 - MODEL 1
0.2
0
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
LANTAI 1 - MODEL 1
0.3 cm
Perpindahan (cm)
-0.3
-0.6
-0.9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
84
LANTAI 3 - MODEL 2
0.2
-0.2
-0.4
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
LANTAI 2 - MODEL 2
0.2
-0.2
-0.4
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
LANTAI 1 - MODEL 2
0.4 cm
Perpindahan (cm)
0.2
-0.2
-0.4
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
85
JARAK RELATIF BENTURAN MODEL 1-2
(Lantai 1)
Ut = -0.389 cm
1.5
Jarak relatif (cm)
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.5
Waktu (s)
Gmax =88143 kg
9.0E+04
Gaya benturan (kg)
6.0E+04
3.0E+04
0.0E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
86
JARAK RELATIF BENTURAN MODEL 1-2
(Lantai 2)
1.8
Jarak relatif (cm)
1.2
0.6
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.6
Waktu (s)
Gmax =81884 kg
9.0E+04
Gaya benturan (kg)
6.0E+04
3.0E+04
0.0E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
87
JARAK RELATIF BENTURAN MODEL 1-2
(Lantai 3)
Ut = -0.437 cm
1.5
1
Jarak relatif (cm)
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.5
Waktu (s)
9.0E+04
Gmax =80121 kg
Gaya benturan (kg)
6.0E+04
3.0E+04
0.0E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
88
LANTAI 3 - MODEL 1
0.5
0.25
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 2 - MODEL 1
0.25
cm
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 1 - MODEL 1
0.4
0.3
xmax =0.333
0.2
Perpindahan (cm)
0.1 cm
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
Waktu (s)
dmax =0.386
Grafik.B.8. Riwayat waktu perpindahan model 1 tanpa benturan
cm gempa El Centro
akibat
89
LANTAI 3 - MODEL 2
0.5
dmax =0.448
0.25
cm
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 2 - MODEL 2
0.5
dmax =0.463
0.25
Perpindahan (cm)
cm
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 1 - MODEL 2
0.4
dmax =0.399
0.2
Perpindahan (cm)
cm
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.2
-0.4
Waktu (s)
90
LANTAI 3 - MODEL 1
0.5
dmax = 0.428
0.25
cm
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 2 - MODEL 1
0.5
dmax =0.438
0.25 cm
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 1 - MODEL 1
0.4
dmax =0.38
0.2
Perpindahan (cm)
cm
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.2
-0.4
Waktu (s)
91
LANTAI 3 - MODEL 2
0.5
dmax = 0.405
0.25
Perpindahan (cm)
cm
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 2 - MODEL 2
0.5
dmax =0.419
0.25 cm
Perpindahan (cm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.25
-0.5
Waktu (s)
LANTAI 1 - MODEL 2
0.4
dmax =0.36
0.2
Perpindahan (cm)
cm
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.2
-0.4
Waktu (s)
92
JARAK RELATIF BENTURAN MODEL 1-2
(Lantai 1)
0.6
0.4
Jarak relatif (cm)
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.2
-0.4
Ut = -0.515 cm
-0.6
Waktu (s)
1.2E+05
Gmax =116740
Gaya benturan (kg)
9.0E+04
kg
6.0E+04
3.0E+04
0.0E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
93
JARAK RELATIF BENTURAN MODEL 1-2
(Lantai 2)
0.6
0.4 Ut = -0.596 cm
Jarak relatif (cm)
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.2
-0.4
-0.6
Waktu (s)
1.2E+05
Gaya benturan (kg)
9.0E+04
Gmax =109170
6.0E+04 kg
3.0E+04
0.0E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
94
JARAK RELATIF BENTURAN MODEL 1-2
(Lantai 3)
0.6
Ut = -0.578 cm
0.4
Jarak relatif (cm)
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.2
-0.4
-0.6
Waktu (s)
1.2E+05
Gaya benturan (kg)
9.0E+04
Gmax =106020
6.0E+04 kg
3.0E+04
0.0E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)
95
Grafik Faktor Amplifikasi Simpangan Model Kiri
(Lantai 1)
2.2
2
Faktor Amplifikasi
1.8
T1/T2 = 0.91
1.6
T1/T3 = 0.88
1.4
T1/T4 = 0.99
1.2
0.8
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
1.6
1.5
Faktor Amplifikasi
1.4
1.3 T1/T2 = 0.91
0.9 cm
0.8
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
96
Grafik Faktor Amplifikasi Model Kiri
(Lantai 2)
2.2
2
Faktor Amplifikasi
1.8
T1/T2 = 0.91
1.6
T1/T3 = 0.88
1.4
T1/T4 = 0.99
1.2
0.8
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
1.6
1.5
Faktor Amplifikasi
1.4
1.3 T1/T2 = 0.91
0.9 cm
0.8
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
97
Grafik Faktor Amplifikasi Simpangan Model Kiri
(Lantai 3)
2.2
2
Faktor Amplifikasi
1.8
T1/T2 = 0.91
1.6 dmax = 0.381
T1/T3 = 0.88
1.4
cm T1/T4 = 0.99
1.2
0.8
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
1.5
1.4
Faktor Amplifikasi
1.3
T1/T2 = 0.91
1.2
T1/T3 = 0.88
1.1
T1/T4 = 0.99
1
0.9
0.8
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
98
Grafik Faktor Amplifikasi Simpangan Model Kiri
(Lantai 1)
1.2
1.1
Faktor Amplifikasi
0.9
dmax = 0.381
T1/T2 = 0.91
T1/T4 = 0.99
0.7
0.6
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
1.6
1.4
Faktor Amplifikasi
1.2
T1/T2 = 0.91
1 T1/T3 = 0.88
0.6
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
99
Grafik Faktor Amplifikasi Model Kiri
(Lantai 2)
1.2
Faktor Amplifikasi
1
dmax = 0.381
T1/T2 = 0.91
T1/T4 = 0.99
0.6
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
1.6
1.4
Faktor Amplifikasi
T1/T2 = 0.91
1.2
T1/T3 = 0.88
1 T1/T4 = 0.99
0.8
0.6
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
100
Sinopsis
Buku ini menampilkan pengaruh parameter dinamik bangunan dan
celah (gap) antar bangunan terhadap perilaku struktur di bawah
besaran tumbukan bila bangunan mengalami benturan. Melalui
simulasi numerik dari variasi parameter dapat diperoleh jarak (gap)
minimum antar bangunan yang dapat bernilai kurang dari jumlah
nilai mutlak simpangan relatif maksimum dari kedua bangunan
akibat beban gempa rencana. Dengan adanya simulasi numerik dari
beberapa variasi parameter, maka jarak antar bangunan dapat
direncanakan sedemikian rupa untuk menghindari benturan yang
terjadi.
Biodata Penulis
Reni Suryanita, ST., MT., Ph.D, merupakan dosen di Jurusan Teknik
Sipil Universitas Riau. Jenjang pendidikan S1 diselesaikan di
Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas Padang pada tahun 1996.
Jenjang pendidikan S2 diselesaikan pada tahun 1998 pada Jurusan
Teknik Sipil ITB Bandung. Sedangkan jenjang pendidikan S3 Teknik
Sipil diselesaikan di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Johor
Bahru Malaysia pada tahun 2014. Karya ilmiah berupa buku yang
telah dihasilkan
. penulis adalah buku ajar Pemrograman Komputer
(2007) dan buku ajar Dinamika Struktur, Teori dan Aplikasi (2016),
Buku Monograf Penelitian Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan dalam
Pemantauan Struktur Jembatan Beton (2018) dan ini merupakan
buku keempat penulis yang membahas hasil penelitian perilaku
struktur bangunan bertingkatan yang berbenturan akibat
pembebanan dinamik