Anda di halaman 1dari 5

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA BUMI


Shely Ananda Widadari1
1
Program Studi Promosi Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Jambi

Shelyand8@gmail.com

Abstrak
Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di daerah rawan bencana alam seperti gempa bumi. Bencana gempa
bumi yang diikuti evakuasi dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Namun, pada saat terjadi bencana, pelayanan
medis seringkali mengalami gangguan karena rusaknya atau tidak memadainya fasilitas medis. Tenaga kesehatan
bersama masyarakat berpartisipasi dalam penanggulangan bencana gempa bumi segera setelah gempa (hari ke-1
sampai ke-3), pada saat tanggap darurat (hari ke-3 sampai bulan), dan pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi (dari
satu bulan). setelah gempa). Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan petugas Puskesmas dalam situasi krisis
saat gempa, antara lain keterlibatan aktif masyarakat dan relawan dalam membantu korban.

Kata kunci: Penanggulangan bencana, partisipasi masyarakat, kesehatan, Puskesmas

Abstract
Most of Indonesia's population lives in areas prone to natural disasters such as earthquakes. An earthquake
followed by an evacuation can cause health problems. However, when a disaster occurs, medical services are often
disrupted due to damaged or inadequate medical facilities. Health workers together with the community participate
in earthquake disaster management immediately after the earthquake (day 1 to 3), during the emergency response
(day 3 to month), and during the rehabilitation and reconstruction stage (from one month). after the earthquake).
Several factors contributed to the success of Puskesmas staff in crisis situations during the earthquake, including the
active involvement of the community and volunteers in helping victims.

Keywords: Disaster management, community participation, health, Puskesmas

PENDAHULUAN serangkaian gunung berapi aktif di sepanjang


pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
Secara geologis dan hidrologis, Indonesia
yang sejajar dengan subduksi dua jalur tersebut.
merupakan wilayah bencana alam. Salah satunya
adalah kemungkinan gempa dan tsunami. Bencana melemahkan kualitas hidup penduduk,
Karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga termasuk kesehatan. Salah satu permasalahan
lempeng tektonik aktif, yaitu lempeng Indo- pascabencana adalah pelayanan kesehatan bagi
Australia di selatan, lempeng Eurasia di utara, korban bencana. Berbagai instrumen hukum
dan lempeng Pasifik di timur. Ketiga lempeng (peraturan, standar) telah diterapkan untuk
tersebut bergerak dan saling bertabrakan mengelola kesehatan korban bencana. Salah
sehingga menyebabkan Lempeng Indo-Australia satunya adalah peraturan yang menyebutkan
menunjam ke bawah Lempeng Eurasia sehingga pentingnya peran puskesmas dalam
menimbulkan gempa bumi, letusan gunung penanggulangan bencana (Kemenkes RI, 2007;
berapi, dan retakan atau patahan. Subduksi Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes,
Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara 2006; Pusat Penanggulangan Masalah
relatif terhadap Lempeng Eurasia yang bergerak Kesehatan, Depkes, Sekjen Kesehatan, 2001).
ke selatan menciptakan jalur gempa dan

1
PEMBAHASAN tenaga kesehatan di Puskesmas pada hari
pertama gempa diprioritaskan untuk penanganan
Bencana alam yang melanda daerah seringkali
kegawat daruratan karena keterbatasan jumlah
menimbulkan kerugian dan kerusakan, baik
tenaga kesehatan. Penanganan darurat dilakukan
kematian, luka-luka maupun kerusakan fasilitas
untuk menekan angka kematian. Petugas
umum dan harta benda masyarakat. Selain itu,
kesehatan Puskesmas mulai menyortir pasien
terjadinya bencana alam seringkali
menurut penyakitnya berdasarkan tingkat
mengakibatkan daerah yang terkena dampak
keparahan luka/perdarahan.
menjadi terisolasi, sehingga sulit bagi para
relawan untuk menjangkau mereka untuk Dalam menangani korban gempa, petugas
memberikan bantuan dan dukungan. Selain kesehatan juga dibantu oleh para relawan.
korban jiwa dan luka-luka, masalah yang Mereka membantu membersihkan luka,
berkaitan dengan kesehatan masyarakat adalah menyiapkan obat-obatan, perban, dan peralatan
munculnya berbagai penyakit pascabencana. medis lainnya. Petugas kesehatan dan warga di
puskesmas bergotong royong memberikan
Beberapa korban tidak hanya rentan terhadap
pelayanan untuk menyelamatkan para korban.
berbagai penyakit tetapi juga mengalami
Ketika korban gempa dengan "lencana merah"
masalah kesehatan mental. Kondisi prematur
menerima perawatan darurat, mereka segera
sangat bervariasi, tetapi gejala umum bagi
dirawat di Rumah Sakit (RS) atau Puskesmas
korban termasuk respons ketakutan. Berbagai
untuk perawatan lebih lanjut.
permasalahan yang berkembang di masyarakat
dan informasi tentang kemungkinan gempa Pada hari kedua dan ketiga, berbagai bantuan
susulan yang lebih besar menimbulkan datang dari luar. Pembangunan Rumah Sakit
kepanikan luar biasa di masyarakat setempat. lapangan atau pos kesehatan juga sudah dimulai
Beberapa di antaranya tidak memiliki informasi (bantuan dari berbagai daerah, ABRI, LSM,
akurat tentang kemungkinan gempa susulan. perusahaan, dll). Selain memberikan pelayanan
kesehatan kepada korban gempa, petugas
Pengalaman gempa mengajarkan kepada kita
Puskesmas berkoordinasi dengan fasilitas yang
bahwa peran tenaga kesehatan dalam
mendirikan posko kesehatan. Dalam hal ini,
penanggulangan bencana sangat penting untuk
petugas Puskesmas memberikan informasi
menyelamatkan nyawa. Dalam keadaan darurat,
tentang desa-desa di wilayah kerjanya yang
petugas kesehatan Puskesmas Paroki dapat
membutuhkan rumah sakit lapangan atau
berpartisipasi dalam menghadapi situasi darurat
puskesmas untuk korban gempa. Petugas
dan kelanjutan perawatan kesehatan dan promosi
kesehatan juga mengkoordinir para relawan
layanan kesehatan yang disediakan oleh
(PMI, LSM, dan berbagai lembaga keagamaan)
sukarelawan. Pelayanan tersebut dilakukan
yang menyediakan obat-obatan, alat kesehatan,
dengan segala keterbatasan sumber daya
dan peralatan pendukung lainnya. Hingga hari
manusia, peralatan medis dan obat-obatan serta
ketiga setelah gempa, obat-obatan Puskesmas
pelayanan pendukung lainnya yang sangat tidak
masih mencukupi untuk memberikan pelayanan.
mencukupi akibat kerusakan akibat gempa.
Pada hari keempat, bantuan medis dari berbagai
• Segera setelah gempa (dari hari pertama sumber juga tiba di Puskesmas.
sampai hari ketiga)
Keberhasilan pelayanan kesehatan disampaikan
Pada hari pertama gempa, pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan saat gempa tidak lepas
didirikan dengan kondisi kekurangan tenaga dari keterlibatan masyarakat. Korban bencana,
medis dan fasilitas serta peralatan yang terbatas. terutama laki-laki, ikut membantu evakuasi,
Bakti kesehatan saat bencana dilakukan di mencari dan menolong korban luka, serta
tenda-tenda darurat yang didirikan. Pelayanan merawat korban meninggal. Selain itu, mereka

2
membantu menyiapkan tenda-tenda darurat yang tikar/plastik seadanya. Lantaran keterbatasan
akan digunakan untuk penanganan sementara jumlah tenda darurat, rakyat rakyat korban
jika ada bagian bangunan Puskesmas yang gempa mengutamakan para wanita , terutama
rusak. Pada saat yang sama, anggota masyarakat balita dan ibunya dan lansia yg tinggal pada
lainnya, terutama perempuan dan gadis muda, tenda darurat. Sementara rakyat lainnya,
mendukung petugas kesehatan dalam perawatan terutama bapak-bapak dan remaja laki-laki tidur
pasien dengan menyiapkan peralatan medis pada loka seadanya, diantara puing-puing tempat
(pembalut kapas, pembalut luka dan peralatan tinggal yg masih tersisa. Proritas tenda buat para
lainnya), membersihkan luka dan merawat wanita dan balita dan lansia tadi adalah bagian
pasien. Masyarakat dan relawan juga terlibat menurut rasa "gotong royong dan bahu-
aktif dalam membantu petugas puskesmas membahu” dan "tenggang rasa” menempatkan
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan pasien rakyat yg lebih "rentan” kesehatannya.
berdasarkan kondisi lukanya serta membedakan
Perawatan medis bagi korban gempa yang
mana yang memerlukan penanganan segera dan
tinggal di tenda darurat diberikan oleh
mana yang tidak. Bantuan yang diberikan
puskesmas yang didirikan di sekitar tenda
masyarakat tidak terbatas pada perawatan pasien
darurat. Biasanya pelayanan kesehatan
saja, tetapi juga mencakup penjangkauan ke desa
dilakukan oleh tenaga medis sukarela dari
dan wilayah desa yang membutuhkan dukungan
berbagai institusi yang membantu dalam
tenaga kesehatan. Hal ini penting agar
penyediaan pelayanan kesehatan. Petugas
Puskesmas dapat segera menangani daerah yang
kesehatan Puskesmas memberikan pelayanan
membutuhkan (Fatimah, 2011; Hidayati, 2012).
dimana terdapat kekurangan staf. Selain itu,
• Masa tanggap darurat (hari ketiga sampai satu petugas kesehatan Puskesmas terlibat dalam
bulan sesudah gempa) memberikan informasi dan informasi tentang
desa dan dusun yang membutuhkan pertolongan
Kondisi para korban yang meninggal, luka berat
medis, status kesehatan masyarakat dan
dan ringan sudah tertangani sang petugas
penyembuhan lingkungan di tempat.
Puskesmas dalam hari pertama hingga dalam
hari ketiga sesudah gempa. Sebagian diantara Keterlibatan masyarakat saat krisis Selain
mereka terdapat yg dirujuk dan dirawat pada mendukung pelayanan kesehatan, masyarakat
aneka macam tempat tinggal sakit dan yang khususnya pemuda dan pemudi yang terlibat
lainnya berobat jalan ke Puskesmas dan fasilitas dalam kegiatan desa juga turut serta
kesehatan lainnya. Pelayanan Puskesmas mengumpulkan informasi tentang korban
permanen dilakukan, biasanya menangani pasien bencana. Mereka mengumpulkan informasi
yang memerlukan tindakan "emergency”, namun seperti nama dan jenis kelamin serta jenis
lebih dalam melayani pasien yang memerlukan layanan kesehatan yang dibutuhkan. Kegiatan
perawatan lanjutan. Pasien yang tiba biasanya ini dilakukan setelah hari ketiga karena mereka
menggunakan keluhan penyakit yang juga sibuk merawat para korban pada hari
diakibatkan insiden gempa (luka benturan, pertama dan kedua bencana sehingga tidak
tertimpa benda/bangunan). mempertimbangkan dan mengumpulkan
informasi tentang korban yang membutuhkan
Korban yg selamat ataupun mengalami
layanan kesehatan (Hidayati, 2012; Widayatun
luka/perdarahan dan trauma tinggal pada tenda-
dan Hidayati, 2012).
tenda darurat yg didirikan pada sepanjang jalan
desa, kebun/pekarangan dan lapangan. Tenda- Selain pengobatan penyakit fisik, korban gempa
tenda darurat jumlahnya terbatas menggunakan juga membutuhkan pengobatan masalah
syarat yg memprihatinkan. Tenda-tenda psikologis seperti trauma dan depresi, terutama
biasanya menurut plastik, terpal dan alas tidur pada anak-anak dan lansia. Gempa tersebut

3
membuat beberapa orang trauma karena ketersediaan air bersih dan MCK di setiap lokasi
kehilangan keluarga, harta benda dan pekerjaan pengungsian.
serta tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
KESIMPULAN
seperti sekolah dan bekerja. Oleh karena itu,
diperlukan layanan untuk memulihkan kesehatan Bencana alam yang berpindah-pindah seringkali
mental korban bencana. berdampak pada kesehatan para korban,
terutama yang tergolong kelompok rentan.
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
Masalah kesehatan akibat bencana sangat
terkait rehabilitasi penyakit jiwa (fraumaparnus),
beragam, antara lain meningkatnya
Puskesmas bekerja sama dengan relawan yang
kemungkinan penyakit menular dan tidak
biasanya berasal dari berbagai lembaga swadaya
menular, masalah kesehatan lingkungan dan
masyarakat. Tugas Puskesmas adalah
sanitasi, serta kesehatan reproduksi perempuan
memberikan informasi tentang desa-desa di
dan pasangan. Kondisi dapat memburuk
wilayah kerjanya yang membutuhkan bantuan
sebagian karena penyampaian layanan kesehatan
lembaga swadaya masyarakat atau lembaga lain
dalam situasi bencana seringkali tidak memadai.
untuk peduli perempuan. Dalam keadaan
darurat, Puskesmas juga berperan dalam Berbagai pedoman telah dikeluarkan di tingkat
melacak dan memantau penyakit tertentu yang nasional untuk mengatasi masalah kesehatan
dapat menyebabkan wabah. Kegiatan ini terkait bencana. Langkah-langkah tersebut
dilaksanakan oleh Puskesmas bekerja sama terutama ditujukan untuk menjamin terwujudnya
dengan dinas kesehatan kabupaten dan Provinsi. hak-hak Masyarakat, termasuk hak untuk
membantu memenuhi kebutuhan dasar. Sistem
• Waktu rehabilitasi dan rekonstruksi (satu bulan
perawatan kesehatan juga diatur secara bertahap.
setelah gempa)
Dalam hal ini peran puskesmas di lokasi
Setelah krisis berakhir, pelayanan Puskesmas bencana sangat penting baik pada tahap
difokuskan pada peningkatan pelayanan prabencana, saat bencana maupun pascabencana.
kesehatan seperti pemantauan gizi bayi, balita Misalnya, kajian cepat awal kesehatan
dan lansia, pemantauan kesehatan reproduksi merupakan kegiatan penting yang harus
perempuan korban gempa, hidup bersih, dan dilakukan oleh tenaga kesehatan dan diharapkan
pemulihan kebersihan lingkungan. . Pemantauan mampu memetakan kelompok rentan dan
gizi dilakukan bekerjasama dengan para relawan berbagai masalah kesehatan serta risiko penyakit
yang bekerja di tenda-tenda darurat. Pemantauan akibat bencana. Standar minimal juga
gizi petugas Puskesmas memastikan bantuan ditetapkan, meliputi aspek yang terkait dengan
sembako untuk bayi dan balita (seperti susu dan pelayanan kesehatan, pencegahan dan
makanan pendamping ASI) cukup untuk korban pemberantasan penyakit menular, pola makan
bencana. Sama halnya dengan masalah dan gizi, lingkungan dan kebutuhan dasar
kesehatan reproduksi perempuan, petugas pelayanan kesehatan.
puskesmas yang bekerja sama dengan relawan
DAFTAR PUSTAKA
dan pemerintah desa setempat untuk mengawal
bantuan korban gempa memperhatikan LIPI Redaksi. 2015. “Peran Petugas Kesehatan
kepentingan perempuan untuk menjaga dan Partisipasi Masyarakat: Pengalaman
kesehatan reproduksinya (akses selimut dan Gempa Bantul 2006”,
pakaian dalam). Untuk memulihkan sanitasi https://kependudukan.brin.go.id/kajian-
lingkungan, petugas Puskesmas juga kependudukan/peran-petugas-kesehatan-
berkoordinasi dengan relawan dan instansi dan-partisipasi-masyarakat-pengalaman-
pemerintah terkait untuk memastikan gempa-bantul-2006/ diakses pada 16
November 2022

4
https://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/
index.php/jki/article/download/21/15
diakses pada 16 November 2022
Machmud, Rizanda 2008. “Peran Petugas
Kesehatan dalam Penanggulangan
Bencana
Alam”,http://jurnal.fkm.unand.ac.id/inde
x.php/jkma/article/view/54/51
https://fkm.unair.ac.id/saat-penanggulangan-
bencana-begini-peran-tenaga-kesehatan-
masyarakat/ diakses pada 16 November
2022

Anda mungkin juga menyukai