Pascapurnama, D. N., Murakami, A., Chagan-Yasutan, H., Hattori, T., Sasaki, H., & Egawa, S. (2018).
Integrated health education in disaster risk reduction: Lesson learned from disease outbreak following
natural disasters in Indonesia. International Journal of Disaster Risk Reduction, 29 July 2017, 94–102.
LATAR BELAKANG
Menjelaskan
rekomendasi tentang
bagaimana langkah-
langkah pencegahan
Untuk meninjau delapan penyakit menular dapat
Untuk meminimalkan
bencana alam utama di dicapai melalui
risiko kesehatan terkait
Indonesia yang diikuti penyebaran pendidikan
dengan penyakit menular
oleh wabah penyakit kesehatan kepada
setelah bencana alam.
menular masyarakat sebagai
sasaran strategis oleh
profesional kesehatan
masyarakat dan
kemanusiaan.
TEORI DAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA
Wabah tetanus yang terjadi setelah bencana Aceh dan Yogyakarta menunjukkan
bahwa pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang risiko kesehatan yang terjadi setelah bencana alam, situasi
aktual dan kesenjangan untuk pendidikan dan promosi kesehatan harus diselidiki
lanjut
(Pascapurnama et al., 2016)
METODE PENELITIAN
2 Gempa bumi di 987 kasus malaria dan 15 kasus demam berdarah akibat vektor dengue
Aceh dan Sumatera mungkin memiliki telah ditingkatkan oleh puing-puing dari tsunami seperti wadah
Utara (Maret 2004) yang dibuang dan botol penyimpanan air yang diisi dengan air hujan
diare dan campak
5 Gempa bumi dan vaksinasi massal campak, tetanus, kolera, dan penyakit lainnya sudah dilakukan
Tsunami Jawa dan efektif tetapi masih muncul kelompok ARI dan diare karena sanitasi yang
Barat, Jawa Tengah, buruk dan tempat penampungan yang ramai
dan Yogyakarta
(Juli 2006)
6 Gempa bumi diare dan demam berdarah dilaporkan selama beberapa hari setelah kejadian
Sumatera Barat selama tiga bulan setelah kejadian, kasus demam berdarah meningkat dari 50
(September 2009) kasus dengue naik menjadi sekitar 250 kasus karena gempa terjadi segera
sebelum musim hujan, perubahan lingkungan setelah bencana meningkatkan
aktivitas nyamuk, dan meningkatkan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui
vektor
No Bencana Yang Terjadi Temuan Resiko Kesehatan Penyakit Menular
7 Gempa bumi dan ISPA karena tempat penampungan yang ramai dan
tsunami Sumatera Barat kondisi udara yang buruk.
(Oktober 2010) Pneumonia, TBC, luka terbuka dan demam parah
karena tidak dapat memperoleh perawatan yang tepat
serta kelangkaan makanan dan air
8 Letusan gunung berapi ISPA akibat pengetahuan yang terbatas tentang abu
di Jawa Tengah dan vulkanik menyebabkan kurangnya kesadaran, dan
Yogyakarta terbatasnya perlindungan pribadi.
(Oktober – November
2010 )
Pentingnya
Kesiapan PRB
Mencegah penyakit
Bencana
dan pendidikan
terpadu dalam
M enghadapi
Pendidikan kesehatan setelah bencana
: Implementasi
dengan menerapkan pendidikan kesehatan
di masyarakat : penanganan jenazah,
setelah bencana
sanitasi, kebersihan
perencanaan
sebelumnya PRB
kesehatan
tangan, APD,
perawatan luka dan vaksinasi
PEMBAHASAN
Jepa
ng
seba
gai
role
mod
el
dala
m
pend
idika
n
PRB
:
Men
yedia
kan
infor
masi
publi
c
tenta
ng
benc
ana
yang
mud
ah
diaks
es,
pend
idika
n
benc
ana
diatu
r
berd
asark
an
UU
Kese
hatan
dan
Kese
lamat
an
Seko
lah)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 Pentingnya pendidikan kesehatan terpadu di sekolah dan rencana pengurangan risiko bencana berbasis
●
masyarakat (PRB), termasuk penyebaran informasi untuk menciptakan masyarakat yang tangguh.
2 Penyakit menular melalui air dan udara adalah penyakit yang paling umum sebagai
●
akibat dari efek samping dari delapan bencana alam utama yang review.
3
Menghadapi tantangan, sekolah dan pusat komunitas dapat menjadi agen untuk menyebarluaskan informasi
●
promosi kesehatan sehingga orang menjadi lebih sadar akan risiko kesehatan dan melakukan kegiatan
positif terkait pencegahan, respons, dan pemulihan.
4 Pendidikan dan promosi kesehatan dapat diintegrasikan ke dalam program PRB berbasis
●
kurikulum atau pelatihan sebagai modul, kursus singkat, latihan, dan media cetak dan visual.
KETERBATASAN PENELITIAN
Laporan
Data terbatas
Situs asli
tentang
web pemerintah
frekuensi relatif dari setiap
WHO
Indonesia tidak
tidak
penyakit menular setelah
diperbarui
tersedia
bencana
Pu
bli
kas
i
yan
g
me
ngg
am
bar
kan
PR
B
ter
bat
as
pad
a
ma
sal
ah
ma
naj
em
en
dan
log
isti
k