BAB I
PENDAHULUAN
dengan kecakapan life skill life competency, dalam peningkatan mutu pendidikan
yang berkualitas. Kecakapan ini hanya dapat diperoleh melalui pendidikan bermutu.
merupakan agen perubahan, agen sosial kontrol dan pembaharuan. Zaman yang
pendidik (guru, dosen), peserta didik, sarana dan prasarana, dan lain – lain. Hal ini
dan ulangan, motivasi, sifat-sifat pribadi seseorang, keadaan keluarga, guru dan cara
akan diajarkan di sekolah, secara sistematis yang berjenjang sesuai dengan tingkat
merupakan suatu synthetic discipline antara berbagai ilmu social untuk pengajaran
kemudian pula bagi kehidupan suatu bangsa. Untuk mencapai tujuan suatu bangsa,
kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa dibentuk dan ditingkatkan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka suasana belajar dan proses pembelajaran
harus direncanakan sedemikian rupa agar siswa secara aktif dapat mengembangkan
maupun negara. Disamping itu nilai-nilai perjuangan bangsa masih relevan dalam
yaitu:
3
mengandung tiga pengertian: (1). Kesusasteraan lama: silsilah, asal usul; (2).
Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; (3). Ilmu,
pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa lampau serta riwayat. Mengenai makna sejarah, bisa juga mengacu pada
dua konsep yang terpisah: sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa
lampau, keseluruhan pengalaman manusia; dan sejarah sebagai suatu cara yang
obyektif tentang masa lampau, dan hendaknya difahami sebagai suatu aktualitas atau
menunjukkan maknanya yang subyektif, sebab masa lampau itu telah menjadi
sebuah kisah atau cerita, dimana dalam proses pengkisahan itu terdapat kesan yang
Fakta hasil belajar diperoleh dari data awal yang menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa kelas V relatif masih kurang. Hal ini dibuktikan oleh nilai hasil belajar
siswa di mana dari 30 orang siswa kelas V, 16 orang atau 53% dengan tema
Faktor penyebab dari guru antara lain: guru dalam mengajar materi sejarah
yang sifatnya teori dan membosankan, serta tidak menekankan pada aktivitas
siswa, antara lain: siswa memperlihatkan kecenderungan pasif, siswa jenuh, dan
siswa kurang antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang dimengerti.
dengan sekedar menjelaskan materi sejarah kepada siswa, yang bersifat penjelasan
subjek atau pelaku dalam proses belajar mengajar tersebut, dan kurang
respon seperti sikap pasif, jenuh, dan bosan, serta kurang memiliki semangat
faktor penyebab utama yang mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai oleh
sejarah yang berbentuk kejadian fisik dan non fisik yang bermakna yang terjadi
mengenai apa saja yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan dialami manusia;
pengungkapan fakta mengenai apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana sesuatu
telah terjadi. Oleh karena itu, melalui sejarah dapat ditemukan dan diungkapkan
kelestarian identitas kelompok dan memperkuat daya tahan kelompok itu bagi
dan mati”.
Karena dengan menggunakan model Role Playing siswa dalam bermain peran
terjadi sesuai peristiwa dalam materi yang diajarkan oleh guru. Sehingga siswa
tidak merasa bosan dan menimbulkan kesan yang kuat bagi siswa serta tahan lama
atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang,
bergantung pada apa yang diperankan. Kelebihan model ini adalah seluruh siswa
Dalam model ini ada beberapa keuntungan yaitu: 1) dapat memberi kesan
pembelajaran yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, 2) bisa menjadi
suasana kelas menjadi lebih dinamis dan antusias, 4) membangkitkan gairah dan
Dalam model pembelajaran role playing, peserta didik akan lebih aktif
pembelajaran role playing peserta didik juga dapat lebih memahami dan
menghayati isi materi secara keseluruhan serta peserta didik juga di didik untuk
disiplin, kerja keras, kreatif dan komunikatif. Melalui model pembelajaran role
playing dalam materi “Sejarah peradaban Indonesia”, peserta didik akan dilatih
7
sejak dini untuk mengenal, mengerti dan memahami sejarah dan peradaban
peradaban Indonesia yang terjadi dimasa lampau, menumbuhkan rasa empati dan
rasa perduli terhadap Bangsa Indonesia. dengan model role playing siswa dapat
menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi
orang lain yang dikehendaki guru. Melalui role playing atau bermain peran, siswa
siswa pada tema sejarah peradaban Indonesia melalui model pembelajaran Role
1. Rumusan masalah
mencerminkan masalah pokok yakni hasil belajar maka rumusan masalah yang
a) Apakah hasil belajar siswa pada tema sejarah peradaban Indonesia di kelas V
2. Pemecahan masalah
sebagai bentuk penyelesaian masalah yang menunjukkan bahwa siswa yang diajar
rata yang lebih tinggi atau berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa
yang diajar dengan metode biasa. Hal ini dikarenakan model pembelajaran Role
Playing. memandang siswa sebagai pelaku aktif dalam belajar (subjek belajar),
hal tersebut yakni dengan memfokuskan pada hasil belajar. Lingkup yang menjadi
dengan lingkup tersebut, maka indikator yang ditentukan adalah indikator hasil.
Indikator tersebut, dikatakan berhasil apabila dari kualifikasi hasil analisis data
C. Tujuan Penelitian
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
dapat dijadikan acuan pendapat untuk memperkuat yang sudah ada , misalnya
2. Manfaat praktis
Secara Praktis hasil penelitian tindakan kelas ini akan kontribusi positif bagi
a. Siswa
meningkat, disamping itu juga dapat menciptakan konsep kerja sama dengan
menumbuhkan kecintaan.
b. Guru
10
c. Peneliti
d. Bagi sekolah