Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. karena berkat limpahan rahmat-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan sebuah karya tulis bertema "Pengaruh Musim Hujan Terhadap Kerawanan Bencana
Longsor ", Penulisan karya tulis ini berkaitan dengan pengaruh tanah longsor yang dampaknya saat ini
kerap kali kita rasakan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan karya tulis ini, terutama kepada Allah swt., orang tua saya dan guru Geografi saya,
karena tanpa bantuan dari mereka, saya tak mungkin bisa menyelesaikan karya tulis ini. Semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, agar mampu menyikapi perubahan iklim global yang saat
ini terjadi di bumi secara bijak. Aamiin. Penyusun,
1

Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................1

Daftar Isi...............................................................................................................2

Bab 1: Pendahuluan.............................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..........................................................................................5

C. Tujuan Penelitian............................................................................................6

. Bab 2: Landasan Teori......................................................................................7

Hipotesis................................................................................................8

Bab 3: Metode Penelitian.....................................................................................9

Bab 4: Pembahasan.............................................................................................10

Bab 5: Penutup.....................................................................................................11

A. Kesimpulan.....................................................................................................12

B. Saran................................................................................................................13

Daftar Pustaka.....................................................................................................14
2

BAB 1

Latar belakang
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai jenis bencana. Bencana menyebabkan
kerusakan dan kehancuran. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007.Bencana tanah longsor
adalah salah satu bencana yang sering menelan korban jiwa, kerugian harta benda dan menimbulkan
kerusakan sarana dan prasarana yang dapat berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial. Salah satu
jenis bencana di Indonesia yang berpotensi merusak lingkungan, merugikan harga benda dan
menimbulkan korban jiwa adalah bencana longsor. Berdasarkan catatan data kejadian bencana dari
Badan Nasional.Penanggulangan Bencana, longsor termasuk dalam bencana yang mematikan, karena
banyak korban meninggal diakibatkan oleh bencana ini.

Tanda - tanda longsor tersebut sebenarnya tidak sulit diketahui oleh masyarakat setempat, sehingga
penting kiranya pendidikan mengenal tanda-tanda bencana longsor penting dilakukan sebagai langkah
antisipasi untuk mengurangi risiko dampak yang ditimbulkan.Tanah longsor tentunya bukan hal yang
baru di Indonesia, apalagi di daerah-daerah dengan lereng yang curam. Dampak bencana satu ini
tentunya juga tidak main-main, dari kerugian materi hingga kehilangan nyawa bisa terjadi karena tanah
longsor. Mengenali penyebab tanah longsor bisa berdampak sangat besar, seperti menekan angka
kematian akibat bencana ini, dan juga bisa dijadikan sebuah dasar penanggulangannya. Bagi orang-
orang yang tinggal di daerah lereng atau rawan longsor, mengenali penyebab tanah longsor dan cara
mencegahnya adalah suatu keharusan.

Hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Rembang semalam, membuat sebuah
tebing di Desa Manggar Kecamatan Sluke longsor pada Rabu pagi ini (6/3/2019) sekitar pukul 06.30
waktu setempat.Rumah seorang janda di RT 02 RW 02 bernama Waskinah roboh tertimpa longsoran
tebing setinggi 6 meter yang berada tepat disamping rumahnya. Rumah yang roboh merupakan rumah
bagian belakang. Sedangkan rumah bagian depan mengalami rusak ringan.Janda berusia 37 tahun itu,
tinggal bersama dengan satu orang anaknya yang masih duduk dibangku kelas 1 Sekolah Dasar ( SD ),
dan ibunya Suratmi yang sudah berusia sekitar 70 tahun. Saat kejadian, Waskinah sedang pergi
mengantarkan anaknya ke sekolah di desa setempat. Sedangkan ibunya berada dirumah.Sekdes
Setempat Abdul Khamid mengaku, tinggi tebing yang longsor sekitar 6 meter, dengan panjang longsoran
mencapai 30 meter. Selama musim penghujan sudah terjadi dua kali kejadian.
Namun longsor kali ini merupakan kejadian terparah sejak musim penghujan. Sebelum kejadian wilayah
setempat memang turun hujan yang sangat lebat.Beruntung saat kejadian tidak ada anggota keluarga
yang berada di dalam rumah bagian belakang yang tertimpa longsor.“ Janda, Bu Wasdin usianya 37.
Kondisi rumah yang satu ambruk yang satu berdiri yang ambruk rumah bagian belakang. Yang punya
rumah masih punya ibu tua di rumah tapi gak papa mas. Kejadian kalih ini merupakan yang terparah dari
longsor yang pernah terjadi,” jelas Abdul Khamid.Sementara itu Kasi Kedaruratan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang Pramujo menuturkan setelah
mendapatkan laporan dari pihak desa, pihaknya langsung bergerak menujutempat.bencana.Desa
Manggar Kecamatan Sluke memang merupakan zona merah atau kawasan rawan longsor. Menurut
penuturan perangkat desa setempat saat musim penghujan masyarakat.Sampai dengan berita ini
diturunkan sejumlah warga desa setempat yang nampak terlihat membantu membersihkan material
longsoran yang terdiri dari tanah yang bercampur batu. Meski telah dibangun penebingan, belum
mampu menghalau pergerakan tanah labil.Dari latar belakang tersebut kita dapat memperoleh rumusan
masalah sebagai berikut.

Rumusan Masalah

1.) Mengapa Tanah Longsor Menjadi Bencana Yang Dapat Menimbulkan


kerusakan yang cukup besar?
2.) Apa saja dampak yang diperoleh dari bencana tanah longsor?

3.) Bagaimana cara mengatasi bencana tanah longsor agar tidak terjadi lagi?

4.) Apa yang menjadi faktor terjadinya tanah longsor?

Tujuan Penelitian

••Agar mengetahui penyebab longsor.

••Meringankan beban korban tanah longsor.

•• Menjalin hubungan baik antar desa dan lingkungannya.

•• Menumbuhkan rasa solidaritas dan empati masyarakat kecamatan sluke.

•• Membangun sikap peduli terhadap kondisi lingkungannya.

5&6
Bab 2

Landasan teori
Berikut akan dijelaskan mengenai tanah longsor .
1.1. Pengertian Tanah longsor
Tanah Longsor secara umum adalah perpindahan material
pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah,
atau material laoporan, bergerak kebawah atau keluar lereng.
Secara geologi tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi
dimana terjadi pergerakan tanah seperti jatuhnya bebatuan
atau gumpalan besar tanah. Pada prinsifnya tanah longsor
terjadi bila gaya pendorong padalereng lebih besar daripada
gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh
kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan daya
pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban
serta berat jenis tanah batuan.

2.2 Proses Terjadinya Tanah Longsor

Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai


berikut : air yang meresap kedalam tanah akan menambah
bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap
air yang berperan sebagai bisang gelincir, maka tanah menjadi
licin dan tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti
lereng dan luar lereng.

2.3 Gejala Dan Faktor Penyebab Tanah Longsor

Gejala umum tanah longsor ditandai dengan munculnya


retakan-retakan dilereng yang sejajar dengan arah tebing,
biasanya terjadi setelah hujan, munculnya mata air baru secara
tiba-tiba dan tebing rapuh serta kerikil mulai berjatuhan.

2.3.1.Faktor penyebabnya antara lain :

A. Lereng Terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya
pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air
sungai, mata air, air laut dan angin. Kebanyakan sudut lereng
yang menyebabkan longsor adalah 1800 apabila ujung
lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
B. Ketinggian
Semakin tinggi maka semakin besar potensi jatuhnya tanah.

C. Curah hujan
Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya
penguapan air dipermukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu
mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga
terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan. Ketika
hujan, air akan menyusup kebagian yang retak sehingga tanah
dengan cepat mengambang kembali dan dapat menyebabkan
terjadinya longsor bila tanah tersebut terletak pada lereng yang
terjal.

D. Jenis Tanah

Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau


tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dari sudut lereng
lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi terjadinya tanah
longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat
retan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek
terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.
E. Penggunaan Lahan
Tanah longsor sering terjadi di daerah tata lahan persawahan,
perladangan dan adanya genangan air dilereng yang terjal.
Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat
butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh
dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk
daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar
pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam
dan umumnya terjadi didaerah longsoran lama.

Hipotesis
1.) Karena masyarakat Indonesia suka sekali
menimbulkan kekacauan dengan penggundulan
hutan dan perubahan aliran air tanah yang beresiko
terjadinya tanah longsor
2.) •Lahan Tanah Menjadi kritis
•Pergeseran Tanah
•Terganggunya suatu ekosistem
3.) • Tidak Mendirikan Bangunan diatas tebing
• Dilarang Menebang pohon disekitar lereng
• Tidak Membuat Sawah Diatas Lereng
4.) •Lereng Terjal
•Ketinggian
•Curah Hujan
•Jenis tanah
8

Bab 3

Metode penelitian

Metode Penelitian Studi dalam penelitian ini


berada di Provinsi Jawa Tengah yang terkena
bencana tanah longsor. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif.
penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian
mendeskripsikan data apa adanya dan
menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat
penjelas secara kualitatif. Dalam pengumpulan data
menggunakan data-data seperti hasil penelitian dari
BPBD Jawa tengah, BNPB, media, jurnal dan artikel
imiyah terkait. Penelitian ini bertujuan
mengetahui penyebab dan dampak terjadinya
tanah longsor di Provinsi Jawa Tengah. Hasil
penelitian ini memberikan gambaran secara
spasial dan melihat dari faktor hidrometeorologi
penyebab tanah longsor. Pengelolaan data
penelitian 151 Volume 1, Number 2, Desember
2019 dengan menggunakan dioverlay untuk
melihat daerah mana yang rentan terhadap bahaya
longsor. Data yang digunakan penelitian ini
adalah topografi/kemiringan lereng, keadaan tanah,
penggunaan lahan dan data curah hujan.
9

Bab 4

Pembahasan

Bencana tanah longsor sering terjadi di


Indonesia dan banyakmerenggut korban nyawa
maupun harta. Kondisi topografi Indonesia yang
banyak terdapat kontur pegunungan, merupakan
salah satu faktor utama penyebab terjadinya tanah
longsor. Bencana mampu menimbulkan efek
domino, saling mempengaruhi kehidupan, budaya,
dan kesehatan masyarakat. Bencana mampu
merusak perekonomian masyarakat. Pada tahun
2016 jumlah korban akibat banjir dan longsor di
Jawa Tengah adalah 35 orang tewas, 25 orang
hilang, 14 orang luka-luka, ratusan rumah rusak dan
kerugian ekonomi mencapai miliaran rupiah.Pada
dasarnya upaya penanganan bencana oleh
pemerintah tidak hanya dilakukan pada saat
terjadi bencana tetapi juga kondisi wilayah
setelah bencana mendapatkan perhatian. Dalam
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1
Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
penanggulanagan bencana telah menetapkan
kajian dalam rekonstruksi atau pemulihan dal
penanganan bencana (Pasal 51): (1) Pembangunan
kembali prasarana dan sarana, (2) Untuk
mempercepat pembangunan kembali semua
prasarana dan sarana serta kelembagaan pada
wilayah pasca bencana, Pemerintah Daerah
menetapkan prioritas dari kegiatan rekonstruksi. (3)
Penetapan prioritas pada analisis kerusakan dan
kerugian akibat bencana, (4) Dalam menyusun
rencana rekonstruksi,harus memperhatikan tentang
rencana tata ruang; pengaturan mengenai standar
konstruksi bangunan; kondisi sosial; adat istiadat;
budaya lokal atas ekonomi.Namun dalam
pelaksanaannya Namun dalam pelaksanaannya
BPBD Provinsi Jawa Tengah kurang efektif dalam
melaksanakan tugas tersebut dalam pelaksanaan
pemulihan bencana tanah longsor di wilayahnya,
hal di atas bias dibuktikan dari banyaknya
kerugian yang diperoleh dari kejadian bencana
tanah longsor pertahunnya selalu mengalami
peningkatan. Walaupun dalam kejadian bencana
di tahun 2018 tidak begitu banyak namun
kerugian yang dirasakan masih tetap meningkat
dari tahun-tahun sebelumnya.
10

Bab 5
Penutup
Desa Manggar Adalah Desa Yang Rawan bencana
tanah longsor, kerusakan yang terjadi pada tanah
longsor seperti kerusakan rumah, pergeseran
tanah.cara penanggulanganya yaitu dengan
melakukan mitigasi non-struktural dan
peminimalisasi resiko bencana.Reboisasi dengan
menggunakan tanaman/pohon yang lebih bisa
menyerap air dan menahan tanah dari longsoran
juga dilakukan untuk mitigasi bencana tanah
longsor ini. Mitigasi lain yang dilakukan oleh
pemerintah yaitu dengan melakukan kegiatan
sosialisasi kepada warga masyarakat dan anak-anak
korban bencana ini.Untuk anakanak,penyembuhan
trauma itu sangat penting karena akan
mempengaruhi kepribadiannya di masa depan.
11
kesimpulan
Bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah
Provinsi Jawa Tengah membuktikan bahwa adanya
bahaya dan ancaman kehidupan masyarakat.
Dampak bencana yang ditimbulkan telah
merusak infrastruktur, merugikan harta benda
dan menghilangkan nyawa manusia. Perlindungan
masyarakat terhadap bahaya dan ancaman
bencana tanah longsor haruslah mendapatkan
prioritas dan mendesak untuk dilakukan demi
melanjutkan keberlanjutan kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat. Mitigasi dan
kesiapsiagaan masyarakat yang tinggal di wilayah
rawan bencana perlu ditingkatkan untuk
mencegah dan mengatasi dampak bencana yang
ditimbulkan. Pengetahuan dan kapasitas
masyarakat tentang penaganan bencana perlu
menjadi perhatian. Semakin masyarakat siap
menghadapi bencana, maka risiko dan dampak
bencana dapat ditanggulangi dengan baik.
Selanjutnya pemerintah penting untuk melibatkan
diri secara aktif terutama dalam tahap
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi
bencana longsor.

12

Saran

Setelah melihat kesimpulan di atas, dirasa


perlu untuk dikemukakan beberapa saran dalam
mitigasi atau pengurangan bencana tanah longsor
di Kabupaten Rembang sebagai berikut:
Masyarakat yang tinggal di kawasan dengan risiko
bencana tanah longsor tinggi hendaknya
meningkatkan kesadaran mitigasi bencana tanah
longsor, hal itu dapat dilakukan dengan tidak
melakukan pengalihan fungsi lahan dari lahan
dengan tanaman pohon keras menjadi lahan
sayuran, mayoritas mata pencarian di kedua desa
adalah petani. Namun sistem pertanian masih
dengan sistem konvensional yang tidak
memperhatikan dampak yang diakibatkan, sebagai
contoh adalah penggunaan pupuk kimia yang akan
membuat tanah kehilangan kegemburannya,
lamban laut juga akan berakibat juga pada massa
gerak

tanah. Sebagai salah satu solusi adalah dengan


mengubah sistem pertanian dari konvensioanl
menjadi sistem pertanian yang memperhatikan
ekologi, hasil pertaniannya juga memiliki profit yang
lebih tinggi sebagai contoh harga sayuran organik
lebih mahal. Kopi juga bisa menjadi komoditi
unggulan meski dalam jangka waktu pendek tidak
meyakinkan, namun dalam jangka panjang bertani
kopi bisa menjadi mata pencarian dengan profit
tinggi dengan tetap memperhatikan ekologi.

13

Daftar Pustaka
Mitigasi daerah Rawan Tanah Longsor Informasi
Geografis. Jurnal Teknik Lingkungan, 9(2), 118-126.
Menggunakan Teknik Pemodelan Sistem.

https://www.jawapos.com/jpg-today/11/02/2019/
januari-2019-125-bencana-tanah-longsor-terjadi-di-
jateng/

Anda mungkin juga menyukai