Anda di halaman 1dari 18

FIQH WANITA (FIQH AN-NISA')

URGENSI MEMPELAJARI FIQH WANITA

Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Allah swt diantara


jutaan makhluk lainnya. Wanita juga madrasah pertama bagi putra
putrinya. Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam
menghantarkan baik dan tidaknya sebuah bangsa. Wanita sekaligus
hamba Allah swt yang dituntut untuk beribadah kepada Allah dengan
cara yang benar. Begitu sempurna dan indahnya ajaran agama Islam
yang telah mengembalikan kedudukan wanita sesuai kodrat dan
fitrahnya. Islam telah memberikan hak dan kewajibannya sesuai
dengan yang dibutuhkannya. Kewajiban secara aqidah tidak ada beda
antara laki-laki dan perempuan. Keduanya mendapat kewajiban
keimanan dan penghargaan yang sama.
Namun disisi lain Allah memberikan tugas-tugas khusus kepada
kaum wanita yang tidak dibebankan kepada laki-laki. Allah
memberikan tugas kepada mereka untuk hamil, melahirkan, menyusui
dan seterusnya. Oleh sebab itu Allah membentuk fisik mereka sesuai
dengan tugas-tugasnya. Karena adanya tugas-tugas khusus itulah Allah
memberlakukan hukum-hukum yang khusus pula, sehingga ada
diantara sisi ibadah dan mu'amalah perbedaan hukum antara laki-laki
dan perempuan. Dari situ muncullah fiqh yang menjelaskan tentang
hukum-hukum yang terkait dengan kakhususan wanita atau biasa
disebut Fiqh Nisa'.
Fiqh nisa' ini bukan hanya penting difahami oleh kalangan
wanita, namun juga menjadi hal yang penting difahami oleh kalangan
laki-laki, sebab pada prinsipnya laki-lakilah yang menjadi pemimpin
wanita termasuk bertanggung jawab terhadap pemahaman akan urusan
ibadah dan semua hukum yang terkait dengannya.

Adapun urgensi mempelajari fiqh nisa' adalah antara lain:


1. Mendorong wanita agar menjadi sholihah secara pribadi dan
sosial (sholihah fi nafsiha mushlihah lighoiriha)
Menjadi orang sholeh adalah cita-cita setiap muslim. Kesalehan
seseorang tidak hanya ditentukan oleh satu sisi tapi berbagai sisi. Fiqh
nisa' memberikan kontribusi besar terhadap pembentukan wanita
shalehah, bahkan bukan hanya shalehah secara pribadi tapi juga
shalehah untuk lingkungan sosialnya. Sebagai contoh, jika seorang
muslimah mempelajari tentang kewajiban menutup aurat dan menjaga
pandangan kemudian diterapkan dalam kehidupannya, maka amalan ini
akan menjadi point keshalehahan pada dirinya, menyadarkannya akan
pentingnya menda'wahkan kemajiban tersebut kepada orang lain dan
sekaligus menjadi contoh pada masyarakat sekitarnya.

2. Meningkatkan kualitas ummat


Al mar'atu nishful mujtma, walakinnaha aktsaru ta'tsiron fi ishlahil
mujtama, Wanita itu separoh dari masyarakat namun pengaruhnya
lebih besar terhadap perbaikan masyarakat, begitulah kata ulama
terhadap wanita. Bahkan sekarang di negara kita jumlah wanita lebih
banyak dari jumlah laki-laki. Jika sebuah bangsa ingin meningkatkan
kualitas ummat maka harus memperhatikan orang yang mrnjadi
mdrasah pertama bagi bangsa tsb., mereka adalah ibu, dan wanita
secara umum. Hal ini karena dari rahim merekalah akan lahir generasi
berikutnya, dari hati merekalah generasi ini mendapat kasih sayang,
dari tangan merekalah sebuah ummat mendapatkan awal pendidikan
dan dari ilmu merekalah sebuah ummat akan dihantarkan. Jika para
wanita tidak dibekali dengan ilmu-ilmu yang terkait dengan perannya,
maka bisa dibayangkan kerusakan sebuah umat, sangat mungkin, janin
yang ada di perutnya tidak bisa mendengarkan do'a dari ibunya, tidak
mendengar suara indah tilawah al-Qur'an ibunya, tidak mendengar
suara hamdalah, iqamah dan adzan saat dia lahir didunia, atau bahkan
anak-anak perempuan mereka tidak pernah mendapatkan pelajaran dan
arahan yang semestinya dari ibu mereka bagaimana menutup aurat,
bagaimana bersuci, dan tidak mendapatkan arahan bagaimana mereka
mendidik dan menbimbing anak-anak mereka.

3. Menyadarkan ummat akan pendidikan dan pembinaan wanita.


Fiqh wanita adalah salah satu bukti akan tingginya perhatian Islam
terhadap pembinaan dan pendidikan wanita. Hal ini karena tema-tema
yang dibahasnya adalah hukum-hukum yang terkait khusus dengan
wanita. Tingginya perhatian syariat islam terhadap hukum-hukum
wanita seharusnya menyadarkan kepada ummat akan perlunya
meningkatkan sisi lainnya yaitu pendidikan dan pembinaan terhadap
mereka. Marilah kita perhatikan hadits berikut:

‫ علموا رجالكم سورة المائدة وعلموا‬: ‫عن مجاهد أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال‬
‫نسائكم سورة النور‬

Dari Mujahid: Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Ajarilah kaum


laki-laki kalian surat al-Maidah dan ajarilah kaum wanita kalian surat
an-Nuur.

Hadits ini menunjukkan ketika ada perintah untuk mengajarkan kaum


laki-laki, diiringi langsung dengan perintah yang sama kepada kaum
wanita, walaupun materinya berbeda. jadi seharusnya difahami jika
hukum-hukum seputar wanita diperhatikan dalam syariat Islam, maka
seharusnya hal ini menjadi pintu pembuka kesadaran ummat untuk
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan lainnya khususnya pemenuhan
hak-hak mereka dalam hal pendidikan dan pembinaan.

PAKAIAN (AL-LIBAAS)
Tujuan Umum
Setelah materi ini disampaikan, diharapkan peserta mampu:
1. Mengetahui batasan aurat dalam islam
2. Memahami urgensi menutup auart dalam kehidupan
3. Mengetahui hukum menutup aurat dalam islan
4. Memahami kewajiban berpakaian secara syar'ie
5. Mengetahui batasan-batasan pakaian syar'ie
6. Berpakaian secara syar'ie

A. Pengertian al-Libas (pakaian)


Secara bahasa ‫ اللباس‬berarti ‫ ستر الشئ‬yang artinya menutupi sesuatu.
Didalam al-qur'an kata ‫ لباس‬terdapat pada ayat ‫وعلمناه صنعة لبوس لكم‬
(QS al Anbiya': 80) dan ‫( هن لباس لكم وأنتم لباس لهن‬QS 2: 187)
         
 
80. dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam
peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).
          
   
187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah
pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.

Secara terminologi ‫ اللباس‬berarti pakaian yang dipakai untuk


menutup aurat seseorang.

B. Pakaian dalam Islam

1. Merupakan sebuah kenikmatan diantara kenikmatan-kenikmatan


dari Allah –subhânahu wa ta`âlâ-.
Diantara kenikmatan yang Allah berikan kepada hambaNya adalah
pakaian. Dengan berpakaian bukan saja menutup auarat yang
mendatangkan pahala tapi juga lebih indah dan sehat. Hal ini
terdapat dalam QS. Al A'raf: 26, yang artinya:
         
          


"Wahai anak cucu adam sesungguhnya Kami telah menyediakan


pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu,
tetapi pakaian takwa itulah yang lebih baik, demikianlah diantara
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat".
Syeikh ar-Razy berkata menafsirkan ayat tsb " Sesungguhnya Allah
ta'ala menciptakan pakaian untuk makhlukNya agar digunakan
untuk menutup auratnya dan sebagai suatu kenikmatan yang besar
kepada hambaNya"

2. Pakaian merupakan tuntutan Fitrah manusia


Secara fitrah setiap manusia malu jika auratnya terlihat oleh orang
lain. Sebagaimana kisah Nabiyullah Adam as. Dalam surat al A'raf
20-21
        
         
        
   

Yang artinya " dan setan membujuk dengan tipu daya. Ketika
mereka mencicipi buah pohon itu tampaklah oleh mereka auratnya,
maka mulailah mereka menutupnya dengan daun-daun surga. "

3. Islam menyuruh berpakaian dan menutup aurat.


Hal ini karena Islam adalah dienul fithrah QS ar-Ruum :30,
           
          
  
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],

[1168] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu
agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama
tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.

al-A'raf: 31
         
       
31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[534], Makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.

[534] Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling ka'bah atau ibadat-ibadat
yang lain.
[535] Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-
batas makanan yang dihalalkan.

Ayat ini ditujukan untuk laki-laki dan perempuan . Ibnul Arabi


menjelaskan dalam tafsirnya yang dimaksud dengan ziinah dalam
ayat tersebut adalah pakaian, demikian juga kesepakatan mufassir
tentang makna tersebut

7. Islam Melarang membuka aurat.


Sejalan dengan karateristik Islam adalah dienul fitrah maka Islam
melarang pemeluknya keluar dari fitrah dengan membuka auratnya.
Sebab secara fitri manusia akan malu bila auratnya terbuka untuk
orang lain. Disamping itu aurat yang terbuka pasti akan
menimbulkan efek negatif, baik efek kesehatan, sosial maupun efek
moral.

8. Pakaian merupakan identitas diri


Pakaian merupakan salah satu bentuk tampilan identitas diri. Jika
seorang wanita memakai pakaian muslimah yang menutup semua
aurat wanita, maka akan dengan mudah dikenal identitas
dirinya.bahwa dia adalah seorang muslimah ,apalagi kalau pakaian
tersebut ditambah dengan kakhasan negara atau daerah masing-
masing maka akan diketahui bahwa dia adalah muslimah indonesia
atau muslimah amerika atau muslimah sudan dsb.
9. Pakaian merupakan hiasan manusia.
Disamping beberapa hal diatas pakaian juga berfungsi sebagai
penghias seseorang. Hal ini terdapat dalam QS Al-A'raf: 26.
         
          

26. Hai anak Adam[530], Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu
dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa[531] Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.

[530] Maksudnya Ialah: umat manusia


[531] Maksudnya Ialah: selalu bertakwa kepada Allah.

Jadi jika seorang muslim dan muslimah yang menutup aurat dengan
rapi dan bersih juga serasi maka akan semakin banyak rfahala dan
hikmah yang dia dapat.

C. Mengapa Islam mengatur berpakaian?


Untuk lebih qana'ah dengan aturan Allah, jawaban pertanyaan ini
perlu diketahui oleh setiap muslim dan muslimah, adapun alasannya
sebagai barikut:
1. Sebab Allah yang menciptakan menusia dan Allahlah yang paling
tahu fitrah yang diciptakan. Sedangkan Fitrah manusia itu perlu
berpakaian yang sesuai dengan kehendak penciptanya. Jika Islam
tidak memberikan aturan,maka manusia akan memilih cara
berpakaian yang hanya sesuai dengan hawa nafsunya bahkan
sesuai dengan nafsu setan
2. Sebab Islam itu agama yang syamil. Syumuliyyatul islam
mencakup semua sisi kehidupan muslim.Tidak ada sisi kehidupan
muslim yang tidak tersentuh dengan aturan Islam, termasuk
diantara yang harus diatur adalah cara berpakaian.

E. Syarat-syarat Pakaian Muslimah.

1. Menutupi semua aurat.


Aurat wanita adalah semua anggota badan kecuali muka dan telapak
tangan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surat an-Nuur:31
       
         
         
       
         
         
         
         
      
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,
dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-
putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau
putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.

dan surat al-ahzaab:59.


       
          
    
59. Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.

[1232] Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.

Dari 'Aisyah ra.


‫عن عائشة رضي هللا عنها قالت "أن أسماء بنت أبى بكردخلت على رسول هللا صلى هللا‬
‫ يا‬:‫عليه وسلم وعليها ثياب رقاق فاعرض عنها رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وقال‬
‫ وأشار إلى‬,‫أسماءو إن المراة إذا بلغت المحيض لم يصلح لها أن يرى منها إال هذا وهذا‬
)‫وجهه وكفيه (رواه أبو داود‬
Dari 'Aisyah ra berkata" Sesungguhnya Asma' binti Abu Bakr
menemui rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- saat itu pakaian
dia tipis,maka Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- berpaling
dan bersabda " wahai Asma' sesungguhnya wanita jika telah
mendapatkan haidl tidak patut nampak auratnya kecuali ini dan ini
sambil memberi isyarat pada muka dan tangannya. (HR Abu Daud)

2. Tidak membentuk badan (ketat)


Yang dimaksud tidak membentuk disini adalah pakaian yang ketat
sehingga membentuk lekuk tubuhnya walaupun dengan bahan yang
tebal. Dari Imam Ahmad ra. Dari Usamah bin Zaid berkata:
.‫ كانت مما أهدى له دحيه الكلبي‬,‫كسانى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قبطيه كثيفه‬
‫ ما لك ال تلبس القبطيه ؟ فقلت يا‬:‫فكسوتها امراتى فقال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫ فإني أخاف أن تصف حجم‬.‫ فقال مرها أن تجعل تحتها غاللة‬,‫رسول هللا كسوتها امراتي‬
‫عظامها‬
Rasulullah memberi pakaian kepadaku pakaian qibthiyah (dari
mesir), tebal, pakain tsb adalah pemberian dari Dihyah al Kalbi.
Pakain tsb saya berikan kepada istriku. Rasulullah –shallallâhu
`alaihi wa sallam- bersabda: kanapa tidak kamu pakai pakain
qibthiyah? Jawab saya " saya berikan kepada istriku ya rasulullah,
Sabda Rasul " suruh dia agar mengenakan pakaian lapis.
sesungguhnya saya khawatir akan tampak bentuk tulangnya.

3. Tidak transparan.
Salah satu syarat pakaian muslimah adalah tidak transparan. Sebab
kalau transparan akan terlihat warna kulitnya dan bentuk tubuhnya
dengan samar atau terang, Jika demikian maka bagaikan tidak
mamakai pakaian. Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah –
shallallâhu `alaihi wa sallam- bersabda "

,‫ بها الناس‬œ‫صنفان من أهل النارلم أرهما قوم معهم سياط كأذناب البقريضربون‬
‫ ال يدخلون الجنة‬,‫ونساءكاسيات عاريات مميالت مائالت رؤوسهن كأسمة البخت المائلة‬
)‫وال يجدون ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا (رواه مسلم‬
"Dua golongan ahli neraka yang saya belum pernah
menyaksikannya, ada satu kaum memegang cambuk seperti ekor
sapi mereka pergunakan untuk mencambuki manusia, dan wanita
yang berpakain namun hakekatnya dia telanjang, prilakunya
menyimpang dan membuat orang berprilaku menyimpang,
kepalanya bagaikan punuk onta yang miring, mereka tidak masuk
surga dan tidak mencium bau surga,padahal bau surga itu tercium
dari jarak sekian dan sekian "(HR Muslim)

Ada dua pendapat ulama dalam menafsirkan kasiyaat 'ariyaat.


Pendapat pertama menafsirkannya dengan wanita yang menutup
sebagian auratnya tapi membuka aurat yang lainnya. Pendapat
kedua menafsirkannya dengan wanita yang menutupi auratnya
dengan pakaian transparan yang terlihat warna kulitnya, atau terlihat
bentuk tubuhnya walaupun tidak transparan.

4. Tidak menyerupai pakaian laki-laki


Dari Ibnu Abbas ra Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam-
bersabda: ‫لعن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم المتشبهين من الرجال بالنساء و‬
)‫المتشبهات من النساء بالرجال (رواه البخارى‬
"Rasulullah melaknat kaum laki-laki yang menyerupai wanita dan
kaum wanita yang menyerupai laki-laki"

F. Hukum-hukum Berpakaian

1. Wajib: Yaitu pakaian untuk menutup aurat atau melindungi diri


dari hal-hal yang membahayakan (kesehatan, seperti kedinginan
atau kepanasan)

‫ما نأتي منهاوما نذر؟ احفظ‬:‫ عوراتنا‬, ‫قلت يا رسول هللا‬:‫عن حكيم بن حزام عن ابيه قال‬
‫ فإاذاكان القوم بعضهم في‬,‫عورتك إال من زوجتك أوما ملكت يمينك قلت يا رسول هللا‬
‫ فقلت فإن كان أحدنا خاليا؟ قال فإن هللا‬.‫بعض؟ قال إن استطعت أن ال يراها أحدفال يرينها‬
‫تبارك وتعالىأحق أن يستحيا منه (رواه أحمد وأبو دود وابن ماجه والترمذي وحسنه‬
) ‫والحاكم وصححه‬
Dari Hakim bin Hizam dari ayahnya berkata: saya berkata ya
rasulallah, aurat kami, mana yang boleh dilihat dan mana yang tidak
boleh? Jagalah auratmu kecuali kapada istrimu atau hamba
sahayamu, saya berkata: ya rasulullah , jika sebuah kaum campur
yang satu dengan yang lain? Jawab beliau: jika memungkinkan
untuk diupayakan seorang tidak terlihat auratnya oleh yang lain
maka (lakukanlah) untuk tidak melihat aurat orang lain. Saya
bertanya, jika dalam keadaan sendiri? Jawab beliau, sesungguhnya
seharusnya dia lebih malu kepada Allah

2. Sunnah: Yaitu pakaian penutup aurat yang bersih, rapi dan


indah.hal ini karena islam mencintai kebersihan dan keindahan.
Setelah semua aurat tertutup, kaum muslimin juga perlu
memperhatikan kerapian kebersihan dan keindahan. Dari abu
Darda ra. Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- bersabda:

‫إنكم قادمون على إخوانكم فأصلحو رحالكم وأصلحو لباسكم حتى تكونواكانكم شامة فى‬
)‫الناس فإن هللا ال يحب الفحش وال التفحش (رواه أبو داود‬

Sesungguhnya engkau datang menemui saudara-saudaramu. Maka


perbaikilah kendaraanmu perbaikilah pakaianmu sehingga kamu
menjadi pusat perhatian ditengah manusia. Sesumgguhnya Allah
tidak menyukai kotor dan segala bentuk kekotoran.

3. Haram: Yaitu pakaian yang menyerupai lawan jenisnya dan


pakaian dari bahan sutra untuk laki-laki. Dari Umar ra .
Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam- bersabda:

‫ال تلبسو الحريرفإن من لبسه فى الدنيا لم يلبسه فى األخرة (رواه البخاري ومسلم‬

janganlah kalian (kaum laki-laki) memakai sutra, barang siapa


yang memakainya didunia (Allah) tidak memakaikannya di akhirat.

G.Hikmah memakai pakaian muslimah:


1. Mendapatkan ridho Allah swt dan pahala dariNya.
2. Sebagai syiar da'wah
3. memperbaiki moralitas diri dan moralitas masyarakat
4. Menghidari pelecehan wanita
5. Degan berjilbab sesuai syari'at, akan semakin sehat

AT-TABARRUJ (‫)التبرج‬

Tujuan Umum
Setelah mendapatkan materi ini, peserta mampu:
1. Memahami makna Tabarruj
2. Menerima hukum tabarruj
3. Menghindari tabarruj.
4. Merasakann hikmah menghindari tabarruj

A. Pengertian Tabarruj

Tabarruj secara etimologi :‫إظهار المرأة زينتها ومحاسنها للرجال‬


Tabarruj adalah menampakkan perhiasan dan keindahannya untuk
laki-laki lain (Ibnu Mandzur dalam Lisanul arab)
Tabarruj secara terminologi:‫إظهار ماال يجوز إظهاره للرجال األجانب‬
‫من محاسنهن وزينتهن مما يستدعى شهوتهم‬
Menampakkan segala sesuatu yang tidak boleh ditampakkan berupa
kecantikannya (keindahan tubuhnya)didepan laki-laki yang bukan
muhrim sehingga membangkitkan syahwat mereka (laki-laki).

B. Larangan al-Qur'an terhadap Tabarruj

Islam adalah agama yang suci dan senantiasa menjaga kesucian


pemeluknya. Diantara cara Allah swt mensucikan hambaNya adalah
dengan memberikan ketentuan dan batasan-batasan dalam dalam
berpakaian dan berdandan dan berhias. Hal inilah yang akan dibahas
dalam bab Tabarruj. Adapun larangan al-Qur'an terhadap tabarruj
adalah QS al-ahzab:33
         
         
       
yang artinya, "Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan
janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang
jahiliyah dahulu, laksanakan shalat dan tunaikan zakat dan ta'atlah
Allah dan rasulnya. Sesungguhnya Allahbermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kam, wahai ahlulbait dan membersihkan
kamu sebersih-bersihnya" .
Ulama berbeda pendapat menafsirkan tabarruj jahiliyah dalam ayat
tsb. Yang rajih menurut Dr Abdul karim Zaidan adalah
menampakan apa- apa yang tidak boleh ditampakkan kepada
laki-;aki lain berupa keindahannya ataupun hiasannya yang
menyebabkan bangkit syahwatnya
Larangan tabarruj dalam hadits Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa
sallam- bersabda:
) ‫مثل الرافلة في الزينة في غير أهلها كمثل ظلمة يوم القيامة ال نور لها (رواه الترمذى‬
"Perumpamaan wanita yang berbangga.dalam berdandan bukan
untuk suaminya bagaikan kegelapan dihari qiamat yang tidak ada
cahayanya". (HR. Tirmidzi).

‫ ونساء‬,‫قوم معهم سياط كأذناب البقر يضربون بها الناس‬: ‫صنفان من أهل النار لم أرهما‬
)‫(مسلم‬.... ‫كاسيات عاريات مميالت‬

Dua golongan penghuni neraka yang saya belum pernah melihat


keduanya. Suatu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi
yang dipakai untuk mencambuk manusia, dan wanita yang ber
pakaian namun hakekatnya dia telanjang.....(HR Muslim)

C. Diantara Bentuk-bentuk tabarruj


1. Menampakkan keindahan tubuhnya dengan membuka aurat atau
menutup aurat tapi mmembentuk tubuh atau transparan
2. Menutup aurat sebagian dan membuka bagian yang lain.
3. bermake-up saat diluar rumah dengan tidak memakai niqob
(cadar)
4. bermake-up yang berlebihan sampai merubah ciptaan Allah
seperti: mencukur alis, menyambung rambut, dsb
5. memakai minyak wangi yang menyengat yang tercium oleh laki-
laki lain.
D. Hikmah Dilarangnya Tabarruj
1. Terjaga kesucian dan kehormatan muslimah
2. menghindari perbuatan ma'siyat (zina)
3. Menentramkan jiwa baik laki-laki dan perempuan
4. Mewujudkan masyarakat yang bermoral

AL-IKHTILATH (‫)االختالط‬

A.Pengertian Ikhtilath

Ikhtilath secara etimologi berarti mencampur antara satu benda


dengan benda yang lain
Ikhtilath secara terminologis adalah: bercampurnya beberapa
perempuan dengan laki-laki yang bukan muhrim dalam suatu tempat
yang memungkinkan dengan mudah saling bertemu, saling
berpapasan, saling memandang dan saling terlibat dalam
pembicaraan.

B. Hukum Ikhtilath
Apakah hukum asal ikhtilath, ibahah (boleh) atau hadzor (dilarang)
?
Ulama sepakat bahwa hukum asal ikhtilath adalah hadzor (dilarang),
karena adanya hal-hal berikut:
1. Dikhususkannya hukum wanita pergi sendirian dengan syarat-
syarat tertentu.
2. Dikhususkannya hukum wanita berjihad dimedan perang
3. Tidak diwajibkannya wanita sholat jum'ah.
4. Dikhususkannya sebagian manasik haji bagi wanita

C. Kondisi-kondisi Tertentu yang Diperbolehkan Ikhthilath

Dalam kondisi-kondisi tertentu Ikhtilath diperbolehkan dengan


beberapa ketentuan,:
a. Adanya kondisi-kondisi sebagai berikut: Dharurah syar'iyyah,
Hajah syar'iyyah ( kebutuhan syar'ie), Mashlahah syar'iyyah
(kemashlahatan secara syar'ie)
b. Memperhatikan adab-adab syar'ie seperti menjaga suara ,tidak
berbicara dengan bukan muhrim kecuali seperlunya dan tidak
bersentuhan,
c. Menutup Aurat
d. ghadhul bashar (menjaga pandangan)
e. Tidak melakukan kholwat (berduaan)

1.al-Ikhtilath li-adh dhoruroh


Yang dimaksud ikhthilath dlarurah adalah ikhtilath dalam keadaan
yang mendesak (emergency),jika tidak dilakukan hal tersebut akan
menimbulkan bahaya pada sebagian atau banyak pikah. dicontohkan
oleh Imam Nawawi diantaranya sebagai berikut: seorang lelaki atau
lebih menemukan seorang wanita ditengah jalan atau hutan yang
jika ditinggalkan wanita tersebut akan tertimpa bahaya.kemudian
dibawalah wanita tersebut bersamanya untuk diselamtkan.

2. al-ikhtilath li-al hajah


Maksudnya adalah lkhtilath karena kebutuhan-kebutuhan tertentu
( yang dibolehkan syar'ie),diantara bentuknya adalah:
a. al-ikhthilath li-ijra' al mu'amalat asy-syar'ie
Maksudnya adalah ikhktilath untuk keperluan mu'amalah (hubungan
sesama manusia) yang diperbolehkan syar'ie. Diantara bentuknya
adalah jual beli.
b. al-ikhtilath li hajah mubasyarah a'maali al-qadla' (ikhtilath
karena menjalani profesi sebagai hakim)
Menurut madzhab Hanafi, wanita diperbolehkan menjadi seorang
qadhi (hakim) asal bukan perkara kriminal. jika seorang wanita
menjadi qadhi, maka pasti akan berurusan dengan saksi, terdakwa,
dan orang –orang yang terkait dengan perkara yang sedang
dihakimi, mungkin laki-laki atau perempuan. Dengan demikian
ikhthilath bagi hakim tersebut akan sulit dihindari.
c. al-ikhtilath li ghordhi tahammuli asy-syahadah (ikhtilath untuk
persaksian)
Diperbolehkan bagi wanita menjadi saksi dalam urusan harta dan
ha-haknya sebagaimana disebutkan dalam QS.2:282.
         
        
  
282. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya
dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang
saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua
orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu
lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah
kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

[179] Bermuamalah ialah seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya.

Untuk menjadi saksi wanita tersebut harus datang di majlis


persaksian yang mungkin banyak dihadiri kaum laki-laki.
d.al-ikhtilath li ghordhi a'mali al-hisbah
Imam ibn Hazm menjelaskan bahwa kholifah Umar ra menyuruh
salah seorang perempuan untuk menjalankan tugas hisbah di pasar.
Tugasnya adalah mengajak agar transaksi yang dilakukan dipasar
dengan cara yang syar'ie. Dalam menunaikan amanah ini pasti dia
akan bertemu dengan banyak kaum lelaki.
e. al-ikhtilath li ghordhi khidmati adh-dhuyuf (ikhtilath untuk
melayani tamu)
Melayani kebutuhan tamu bagian dari memuliakan tamu. Sedangkan
Islam menganjurkan memuliakan tamu. Diperbolehkan seorang
wanita berikhthilath dengan keperluan menghormati tamu dengan
menyediakan beberapa keperluannya dengan memperhatikan syarat
tambahan dari syarat diatas, sebagai berikut;
- didampingi suami atau muhrimnya
- bentuk pelayanan yang diperbolehkan syar'ie.
Hal ini berdasarkan hadits Imam Bukhari
‫ فما صنع لهم طعاما وال قربه إليهم إال‬, ‫لما عرس أبو أسيد الساعدي دعا النبي وأصحابه‬
‫امراته أم أسيد و بلت تمرات في تور من حجارة من الليل فلما فرغ النبي من الطعام أما‬
‫ تتحفه بذالك (رواه البخاري‬,‫ثته له‬

Ketika Abu Sa'id as Sa'idi walimah, dia mengundang Rasulullah


dan sahabatnya, saat itu tidak ada yang mengolah makanan
sekaligus menyuguhkannya kecuali istrinya yaitu Ummu usaid,pada
malam hari dibasahilah kurma dengan air kemudian diaduk dalam
sebuah bejana dari batu. Setelah Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa
sallam- selesai makan, dia menyuguhkan kepadanya sebagai
hidangan (HR Bukhori)

f. al-ikhtilath lighordhi ikromi adh-dhoif bilakli ma'ahu (ikhtilath


dalam makan bersama dengan tamu karena memuliakannya).
Diperbolehkan seorang wanita makan bersama tamunya atau tamu
suaminya dengan didampingi oleh suaminya atau muhrimnya. Hal
ini berdasarkan hadits berikut:
Ada seorang laki-laki datang kepada rasulullah –shallallâhu `alaihi
wa sallam- maka beliau bersabda " Siapa yang bersedia mengurusi
tamu malam ini? Maka berdirilah seorang dari anshar dan berkata
" saya ya rasulullah" kemudian dia pulang menemui istrinya dan
bertanya " apa yang kita miliki ( untuk menjamu tamu) ? tidak ada
apa-apa kecuali makanan untuk anak-anak kita. Dia berkata hibur
mereka dengan sesuatu (agar tidak minta makan). Jika datang tamu
kita, matikanlah lampu dan tunjukkan seakan-akan kita makan,
setelah tamu mulai makan,berdirilah untuk mematikan lampu.maka
mereka duduk dan mulailah tamunya maka. Esok
harinyadisampaikanlah hal ini kepada Rasulullah –shallallâhu
`alaihi wa sallam- , maka beliau bersabda "Allah ta'jub akan apa
yang kalian lakukan tadi malam (untuk tamu kalian )" (HR Muslim)
g. al-ikhtilath fi as-sayyarat al'umumiyyah ( ikhtilath didalam
kendaraan umum)
Diperbolehkannya ikhtilath disisni jika memang sulit untuk
menghindarinya,namun jika masih mungkin maka tetap harus
diusahakan meminimalisirnya seperti jika perjalanan jauh naik bus,
pesan kepada pengelola tiket agar dicarikan tempat duduk yang
berdampingan dengan sesama jenis. Harus diingat juga bahwa
bepergiannya harus dipastikan bepergian yang bukan ma'siyat.

3. al-ikhtilath lil qiyam bi a'malil jihad


Jihad merupakan dzirwatu sanamil Islam. Wanita diperbolehkan
ambil peran dalam medan yang mulia ini. Adapun bentuk-bentuk
perannya seperti yang diceritakan shohabiyah dalam hadits berikut,
‫ "كنا مع النبي صلى هللا عليه وسلم نسقى ونداوي الجرحى‬:‫عن الربيع بنت معوذ قالت‬
)‫ونرد القتلى إلى المدينة (رواه البخاري‬

Dari Rubayyi' Bintu Mu'awwidz berkata:" Kami bersama Nabi –


shallallâhu `alaihi wa sallam- memberikan minum, mengobati yang
sakit, dan mengantar syuhada' ke madinah."
Dari hadits ini menunjukkan betapa Islam memberikan ruang yang
luas untuk wanita agar bisa meraih kemuliaan disisi Allah –
subhânahu wa ta`âlâ- .Adapun diperbolehkannya ikhthilath dalam
medan ini karena adanya tujuan yang mulia dengan tetap
memperhatikan batasan-batasan yang ada.

4.al-ikhtilath lighordhi istima'i al-wa'dzi wa-al-irsyad (Ikhtilath


dengan tujuan untuk mendapatkan mau'idzoh atau petunjuk).
Diantara ikhtilath yang diperbolehkan adalah jika mereka bersama
dalam sebuah majlis dengan tujuan untuk mendengarkan
nasehat,arahan atau petunjuk.

‫ خرج رسول هللا صلى هللا عليه رسلم يوم عيد فصلى‬:‫عن ابن عباس رضي هللا عنه قال‬
‫ركعتين لم يصلى قبل وال بعد ثم مال على النساء ومعه بالل فوعظهن وأمرهن أن‬
)‫ فجعلت المرأة تلقى القُلب وال ُخرص (رواه البخاري‬, ‫ييتصدقن‬

Dari ibnu Abbas ra: Rasulullah –shallallâhu `alaihi wa sallam-


keluara saat hari raya. Kemudian beliau shalat dua rakaat beliau
tidak shalat sebelum atau sesudahnya kemudian beliau belok
kebarisan kaum wanita dan bersama beliau Bilal. Maka beliau
memberi nasehat kepada mereka dan memerintahkan mereta untuk
bersedekah. Maka para wanita melepas gelang dan anting mereka
(untuk disedekahkan). HR ( Bukhori).
5. al-ikhtilath li ghordhi at-ta'liim ( ikhtilath dalam kelas untuk
ta'lim)
Dr. Abdul Karim Zaidan menjelaskan bahwa proses belajar
mengajar disebuah kelas harus dipisah antara laki-laki dengan
perempuan. Pendapat ini sangat mungkin diterapkan, utamanya jika
kita sebagai pengelolanya. Pemisahan bisa dengan membedakan
shof mereka laki-laki di depan wanita dibelakang, dengan satir atau
kelas lain. Hal ini karena untuk mencapai tujuan yaitu ta'lim bisa
dicapai dengan menghindari ikhthilath, disamping itu frekwensi
pertemuannya tinggi dan pemisahannya lebih mudah dibanding
dengan kondisi pada point-point diatas seperti untuk saksi,
peradilan, peperangan dsb. Dari Abu sa'id al khudzriyyi.
‫فوعدهن‬,‫قالت النساء للنبي صلى هللا عليه وسلم غلبنا عليك الرجال فاجعل لنايوما نفسك‬
)‫(رواه البخاري‬... ‫يوما لقيهن فيه فوعظهن وأمرهن‬

Berkata para wanita kepada nabi –shallallâhu `alaihi wa sallam-


kami kalah (dalam memperoleh kesempatan mendengar taujih
raulullah) dengan kaum laki-laki dihadapanmu. Maka sediakan
waktu engkau buat kami, maka beliau menjanjikan mereka dihari
tsb, kemudian menasehati mereka dan memberi perintah kepada
mereka…..(HR Bukhori).

Anda mungkin juga menyukai