Anda di halaman 1dari 6

Diskusi dan Sesi Tanya Jawab Kelompok 2

Sesi pertama

Bertanya: Nurhasanah
Pertanyaan: ijtihad Urf yang berarti bolehnya adat dan kebebasan masyarakat
selama itu tidak bertentangan dengan hukum-hukum dalam Alquran dan hadis.
Berikan contoh dari ijtihad Urf itu sendiri seperti apa?
Jawaban: interaksi dengan budaya lain membuat perempuan Jawa mengenal
kewajaran baru dalam berpakaian. Mereka mulai mengenal pakaian yang menutupi
payudara, bahu, dan punnggung. Jenis pakaian itu lalu disebut kebaya. Denys Lomard
dalam bukunya, Nusa Jawa: Silang Budaya, mengatakan bahwa kebaya berasal dari
bahasa Arab. Kata kebaya dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut pakaian
yang menutupi dada, bahu, dan punggung. Hal ini menunjukan bahwa kedatangan
bangsa Arab turut mengubah budaya berpakaian perempuan Jawa, sehingga mereka
menutupi bagian dada, bahu, dan punggungnya. Yang mana kebaya juga merupakan
bagian dari budaya di Indonesia.

Bertanya: Nurul Faizah


Pertanyaan: berdasarkan PPT yang ditampilkan, menjelaskan bahwa Nabi
Muhammad SAW. menjelaskan bahwa pakaian lebih baik berwarna putih. Sedangkan
yang saya lihat masyarakat khususnya di Arab sering menggunakan pakaian berwarna
hitam untuk wanita dan pakaian putih untuk laki-laki. Bisakah saudara menjelaskan
kenapa seperti itu?
Jawaban: sudah menjadi teradisi dan adat istiadat Arab Saudi memberlakukan
aturan berpakaian antara pria memakai baju thobe putih dan wanita memakai abaya
hitam. Warga asing diberikan kelonggaran dalam hal berpakaian tetapi mereka
diharapkan mengikuti adat istiadat setempat terutama bila berada di tempat umum,
khususnya bagi wanita agar tetap memakai abaya. Selain itu, pakaian abaya berwarna
hitam juga diklaim sebagai ajaran Rasulullah yang diriwayatkan Abu Hurairah:
“Perempuan yang mengenakan pakaian yang transparan, yang menyimpang dari
kebenaran dan tidak akan masuk surga, bahkan tidak dapat mencium baunya
sedangkan bau surga itu dapat ditemui dari jarak 500 tahun.” Jadi, perempuan Arab
Saudi akan keluar rumah mengenakan abaya hitam agar saat terkena sinar matahari,
lekuk tubuh mereka tidak akan terlihat.

Bertanya: Annisa Fitriyani


Pertanyaan: berdasarkan PPT yang ditampilkan mengatakan bahwa Rasulullah
SAW. pada as-sunnah tentang hijab bagi perempuan dikatakan “tutuplah aurat mu
dari istri mu atau budak perempuan mu”. Saya pernah baca bahwa hijab itu bagi
budak perempuan akan memberatkan pekerjaan mereka. Hijab seperti apa dan
pekerjaan seperti apa yang memberatkan mereka?
Jawaban: Berhijab adalah salah satu kewajiban muslimah. Sebagian besar ahli
tafsir menjelaskan ayat yang turun pada saat situasi sosial tidak aman dan ramah
terhadap perempuan. Pada saat itu lokasi untuk buang hajat jauh dari rumah, sehingga
banyak perempuan memutuskan keluar tengah malam untuk menuntaskan urusan
tersebut. Namun, di Madinah saat itu masih banyak orang fasik yang suka
mengganggu perempuan, terutama pada malam hari. Supaya aman dan tidak
diganggu, Allah SWT. menyuruh perempuan mukmin untuk menggunakan jilbab
agar terlihat berbeda dengan budak perempuan. Syekh Ali al-Shabuni dalam Rawai’
al-Bayan mengatakan, budak perempuan tidak diperintahkan berhijab karena bisa
memberatkan mereka. Budak pada saat itu dibebankan pekerjaan oleh majikannya
dan sering keluar rumah untuk bekerja, sulit bagi mereka jika ikut diwajibkan
mengenakan hijab. Dengan demikian, perintah mengenakan hijab dilihat dari Asbabul
Nuzul-nya ditujukan untuk melindungi perempuan dari gangguan laki-laki, dan
sekaligus menjadi pembeda antara perempuan merdeka dengan budak perempuan.
Dengan demikian konsekuensi perbedaan dalam persoalan pakaian dan hijab antara
perempuan merdeka dengan budak perempuan adalah bukan merupakan suatu beban
syariat bagi perempuan. Akan tetapi standart kesopanan yang dituntun pola
kehidupan sosial yang berubah-ubah.
Sesi kedua

Bertanya: Cesillia Nurul Jannah


Pertanyaan: berdasarkan PPT yang ditampilkan pada bagian ijtihad, disana
menjelaskan mengenai perselisihan antara dua orang dalam masalah ijtihadiyah.
Dimana seorang muslim yang mengikuti satu ijtihad menganggap mereka benar dan
yang lain salah. Menurut kelompok 2 bagaimana cara mengatasi sikap tersebut?
Jawaban: menurut kelompok 2, lebih menekankan pada diri masing-masing
individu untuk tidak saling menyalahkan. Dan juga, bahwa perbedaan pendapat
dalam islam juga hal yang wajar karna itu pasti ada orang yang berbeda pendapat dari
para Ulama. Namun hal ini tak lantas menjadikan orang itu berdosa atau kafir, bila
menyadari hal ini maka seorang muslim/muslimah seharusnya tidak mudah menyebut
muslim lainnya sebagai pendosa. Meskipun begitu, tidak semua orang bisa menyela
Ulama sesuka hati. Dan perbedaan hukum suatu yang lumrah dan telah ada sejak dulu
karna hal tersebut berada pada masalah cabang atau ijtihad dalam ajaran islam.
Sejalan dengan hal tersebut seorang muslim tidak pantas untuk menepi salah satu
pendapat saja, tetapi kita harus mecari sumber lain dan jangan terpaku dengan satu
ijtihad.

Bertanya: Lala Apriani


Pertanyaan: berikan contoh dari ijtihad Maslahah Mursalah!
Jawaban: Misalnya, keuangan negara mengalami defisit dan tidak mencukupi
untuk memenuhi keuangan negara maka bagi pemerintah diperbolehkan atau wajib
mengumpulkan dari orang-orang kaya untuk memenuhi kebutuhan mereka sampai
kebutuhan mencukupi. Dan ada pula dari Umar bin Khattab r.a. sengaja
menumpahkan susu ynag dicampur dengan air guna memberi pelajaran kepada
mereka yang berbuat mengcampur susu dengan air. Sikap Umar itu tergolong dalam
kategori Maslahah, agar orang tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Bertanya: Bella Irma
Pertanyaan: kegunaan ilmu filsafat dalam penafsiran Al-Qur’an itu seperti
apa?
Jawaban: secara termologis, para Ulama mendefinisikan tarfsir sebagai ilmu
yang digunakan untuk memahami Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. dijelaskan arti dan ungkapan hukum maupun hikmanya, cukup
banyak definisi yang diberikan para Ulama terhadap ilmu tafsir tetapi
berbagaidefinisi tersebut berada dalam pandangan bahwa ilmu tafsir adalah ilmu
yang membahas tentang maksud firman Allah SWT. Sejauh yang bisa dipahami oleh
umat manusia, definisi ini meliputi semua yang berdekatan dengan pemahaman arti
dan penjelasan maksud kata-kata yang terdapat didalam ayat-ayat Al-Qur’an.

Izin menanggapi

Bertanya: M. Sawal
Pertanyaan: berdasarkan jawaban dari pertanyaan Cesillia, tolong jelaskan
islam mengajarkan kita cara untuk menyelesaikan permasalah seperti apa?
Jawaban:
a. Anggota kelompok; Aisyah menanggapi, bahwa dengan cara musyawarah.
b. Audiens; Tareq menanggapi, menurutnya bahwa dalam islam
menyelesaikan masalah dengan kita berkumpul atau para Ulama berkumpul
atau mereka yang mengerti dan paham agama berkumpul lalu mereka
mengkajih kembali Sunnah dan Al-Qur’an untuk menemukan cara dan
solusi dari masalah tersebut.
c. Audiens; Nur Fatimah menanggapi, yaitu pertama kita melakukan
musyawarah, lalu yang kedua saling memaafkan dan yang ketiga yaitu
berdamai.
d. Anggota kelompok; Clara menganggapi, melakukan musyawarah, boleh
berbeda pendapat tetapi tidak menyudutkan opini lain, mengharuskan
menghargai perbedaan pendapat, dan boleh berdebat tetapi tidak
menjatuhkan.
Tambahan materi dari Bapak

Intinya adalah bagaimana kita menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah itu sendiri yang berkaitan dengan kebudayaan, kebiasaan dan
adat istiadat kita. Yang sesuai dengan aturan-aturan yang dianjurkan dalam Al-Qur’an
ataupun As-Sunnah. Kalaupun tidak ada, ada dalam ijtihad. Ini berikatan erat dengan
sumber-sumber hukum islam, bagaimana umat islam menerapkan aturan-aturan yang
terdapat pada Al-Qur’an, As-Sunnah ataupun melalui Ijtihad.

Yang pertama, yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan ‘kalamullah’ yaitu perkataan


Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. apabila kita baca menjadi
nilai ibadah. Al-Qur’an adalah undang-undang umat muslim. Karakteristik Al-Qur’an
salah satunya adalah universal, global, menyeluruh. Makanya Islam dikatakan
‘rahmatan lil alamin’ yang artinya rahmat bagi seluruh alam.

Ketika tidak ada sumber hukum yang ditemukan dalam Al-Qur’an, itu ada yang
namanya As-Sunnah. Seluruh yang ditetapkan dan disandarkan kepada Nabi, baik
ketetapan hingga perbuatan adalah sunnah. Maka secara umum ada pembagian
Sunnah Qauliyah (ucapan Rasul), Sunnah Fi’liyah (perbuatan Rasul), dan Sunnah
Taqririyah (ketetapan Rasul). Yang berkaitan dengan ucapan atau perkataan Rasul
adalah Sunnah Qauliyah. Sunnah Fi’liyah dimana segala hal disandarkan kepada
perbuatan Rasulullah, mungkin didalamnya ada perbuatan Rasulullah seperti
bagaimana Rasul wudhu, bagaimana Rasul sholat. Sunnah Taqririyah berkaitan
dengan ketetapan Rasulullah, diamnya Rasulullah. Rasul tidak menyuruh atau
melarang, adalah sunnah Hamiyyah. Secara umum Sunnah dibagi tiga, walau masih
banyak lagi pembagian sunnah. Sunnah adalah sumber kedua setelah Al-Qur’an.
Karna banyak sekali dalam Al-Qur’an itu tidak dijelaskan secara umum, maka
dijelaskan dalam Sunnah.

Setelah tidak adanya Nabi Muhammad, maka adanya Ijtihad. Para ulama bersungguh-
sungguh, mengeluarkan tenaganya untuk mengambil hukum yang tidak ada didalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan mengambil kesepakatan para Ulama. Metode
Qiyas, metode yang membandingkan dan menyamakan. Metode Maslahah mursalah,
kemaslahatan umat. Metode Istihsan, kebaikan. Metode al-Urf, dan sebagainya. Dan
tidak sembarang orang bisa mengambil ijtihad, karna ini banyak terkait persyaratan-
persyaratan.

Dokumentasi Zoom

Anda mungkin juga menyukai