Sesi pertama
Bertanya: Nurhasanah
Pertanyaan: ijtihad Urf yang berarti bolehnya adat dan kebebasan masyarakat
selama itu tidak bertentangan dengan hukum-hukum dalam Alquran dan hadis.
Berikan contoh dari ijtihad Urf itu sendiri seperti apa?
Jawaban: interaksi dengan budaya lain membuat perempuan Jawa mengenal
kewajaran baru dalam berpakaian. Mereka mulai mengenal pakaian yang menutupi
payudara, bahu, dan punnggung. Jenis pakaian itu lalu disebut kebaya. Denys Lomard
dalam bukunya, Nusa Jawa: Silang Budaya, mengatakan bahwa kebaya berasal dari
bahasa Arab. Kata kebaya dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut pakaian
yang menutupi dada, bahu, dan punggung. Hal ini menunjukan bahwa kedatangan
bangsa Arab turut mengubah budaya berpakaian perempuan Jawa, sehingga mereka
menutupi bagian dada, bahu, dan punggungnya. Yang mana kebaya juga merupakan
bagian dari budaya di Indonesia.
Izin menanggapi
Bertanya: M. Sawal
Pertanyaan: berdasarkan jawaban dari pertanyaan Cesillia, tolong jelaskan
islam mengajarkan kita cara untuk menyelesaikan permasalah seperti apa?
Jawaban:
a. Anggota kelompok; Aisyah menanggapi, bahwa dengan cara musyawarah.
b. Audiens; Tareq menanggapi, menurutnya bahwa dalam islam
menyelesaikan masalah dengan kita berkumpul atau para Ulama berkumpul
atau mereka yang mengerti dan paham agama berkumpul lalu mereka
mengkajih kembali Sunnah dan Al-Qur’an untuk menemukan cara dan
solusi dari masalah tersebut.
c. Audiens; Nur Fatimah menanggapi, yaitu pertama kita melakukan
musyawarah, lalu yang kedua saling memaafkan dan yang ketiga yaitu
berdamai.
d. Anggota kelompok; Clara menganggapi, melakukan musyawarah, boleh
berbeda pendapat tetapi tidak menyudutkan opini lain, mengharuskan
menghargai perbedaan pendapat, dan boleh berdebat tetapi tidak
menjatuhkan.
Tambahan materi dari Bapak
Intinya adalah bagaimana kita menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah itu sendiri yang berkaitan dengan kebudayaan, kebiasaan dan
adat istiadat kita. Yang sesuai dengan aturan-aturan yang dianjurkan dalam Al-Qur’an
ataupun As-Sunnah. Kalaupun tidak ada, ada dalam ijtihad. Ini berikatan erat dengan
sumber-sumber hukum islam, bagaimana umat islam menerapkan aturan-aturan yang
terdapat pada Al-Qur’an, As-Sunnah ataupun melalui Ijtihad.
Ketika tidak ada sumber hukum yang ditemukan dalam Al-Qur’an, itu ada yang
namanya As-Sunnah. Seluruh yang ditetapkan dan disandarkan kepada Nabi, baik
ketetapan hingga perbuatan adalah sunnah. Maka secara umum ada pembagian
Sunnah Qauliyah (ucapan Rasul), Sunnah Fi’liyah (perbuatan Rasul), dan Sunnah
Taqririyah (ketetapan Rasul). Yang berkaitan dengan ucapan atau perkataan Rasul
adalah Sunnah Qauliyah. Sunnah Fi’liyah dimana segala hal disandarkan kepada
perbuatan Rasulullah, mungkin didalamnya ada perbuatan Rasulullah seperti
bagaimana Rasul wudhu, bagaimana Rasul sholat. Sunnah Taqririyah berkaitan
dengan ketetapan Rasulullah, diamnya Rasulullah. Rasul tidak menyuruh atau
melarang, adalah sunnah Hamiyyah. Secara umum Sunnah dibagi tiga, walau masih
banyak lagi pembagian sunnah. Sunnah adalah sumber kedua setelah Al-Qur’an.
Karna banyak sekali dalam Al-Qur’an itu tidak dijelaskan secara umum, maka
dijelaskan dalam Sunnah.
Setelah tidak adanya Nabi Muhammad, maka adanya Ijtihad. Para ulama bersungguh-
sungguh, mengeluarkan tenaganya untuk mengambil hukum yang tidak ada didalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan mengambil kesepakatan para Ulama. Metode
Qiyas, metode yang membandingkan dan menyamakan. Metode Maslahah mursalah,
kemaslahatan umat. Metode Istihsan, kebaikan. Metode al-Urf, dan sebagainya. Dan
tidak sembarang orang bisa mengambil ijtihad, karna ini banyak terkait persyaratan-
persyaratan.
Dokumentasi Zoom