./m m
OLEH :
KELOMPOK 1 / 2 A
A. Muh Hilman 21TIA721
Febyola 21TIA728
Muh. Ihqram Saputra. N 21TIA736
Muh. Zulkifli Ismail 21TIA743
Putri Andini 21TIA750
Sulfiani 21TIA755
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Praktikum....................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum.................................................................................................1
1.3 Manfaat Praktikum...............................................................................................2
1.4 Metode Praktikum................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3
2.1 Lingkungan Kerja.................................................................................................3
2.2 Faktor-Faktor Lingkungan Kerja Fisik................................................................4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM..............................................................9
3.1 Lokasi dan Waktu Praktikum...............................................................................9
3.2 Sampel yang Digunakan .....................................................................................9
3.3 Data yang Digunakan ..........................................................................................9
3.4 Pengolaan Data.....................................................................................................9
3.5 Alat dan Bahan yang Digunakan .........................................................................10
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA..................................11
4.1 Pengumpulan Data ..............................................................................................11
4.2 Pengolahan Data...................................................................................................12
4.3 Perhitungan Faktor Dominan ..............................................................................16
BAB V ANALISIS DAN EVALUASI ...................................................................18
5.1 Uji Normalitas Data ............................................................................................18
5.2 Perhitungan Anova...............................................................................................18
5.3 Perhitungan Faktor Dominan...............................................................................18
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................20
ii
6.1 kesimpulan ..........................................................................................................20
6.2 Saran ....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21
iii
DAFTAR TABEL
iv
MODUL I
DESAIN LINGKUNGAN KERJA
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
c. Menganalisis tingkat kesalahan kerja berdasarkan faktor kebisingan dan alas
kerja
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.2.1 Pencahayaan
Menurut Faritsy (2017) dalam Putra dan Jakaria (2020), pencahayaan yang
kurang dapat menyebabkan mata operator kerja cepat lelah, sehingga bisa
menimbulkan kesalahan kerja. Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk
melihat objek – objek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan.
Kemampuan mata untuk melihat objek dengan jelas ditentukan oleh ukuran objek
derajat kontras antara objek dengan sekelilingnya, luminasi (brightness), serta
lamanya waktu untuk melihat objek tersebut berdasarkan jenis kegiatannya
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Nilai ambang batas pencahayaan
Tingkat
Jenis kegiatan Pencahayaan Keterangan
Minimal (Lux)
Penerangan lingkungan disekitar
Penerangan sekeliling 20 perusahaan yang meliputi jalan dan
halaman perusahaan
Ruang penyimpanan dan peralatan
Pekerjaan kasar dan
50 – 100 atau instalasi yang memerlukan
tidak terus-menerus
pekerjaan kontinyu.
Pekerjaan yang
Penerangan yang cukup untuk
membedakan barang-
100 pekerjaan yang membedakan
barang kecil secara
barangbarang kecil secara sepintas
sepintas
Pekerjaan kasar dan Pekerjaan dengan mesin dan
200
terus menerus perakitan kasar.
Ruang administrasi, ruang kontrol,
Pekerjaan rutin 300
pekerjaan mesin dan perakitan.
Pembuatan gambar atau bekerja
Pekerjaan agak halus 500 dengan mesin kantor, pemeriksaan
atau pekerjaan dengan mesin
Pemilihan warna, pemrosesan
Pekerjaan halus 1000 tekstil, pekerjaan mesin halus dan
perakitan halus
(tidak menimbulkan bayangan)
Mengukir dengan tangan,
Pekerjaan sangat halus 1500
pemeriksaan pekerjaan mesin, dan
perakitan yang sangat halus
4
Tingkat
Jenis kegiatan Pencahayaan Keterangan
Minimal (Lux)
(tidak menimbulkan bayangan)
Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan pekerjaan, perakitan
sangat halus
Intensitas penerangan yang dibutuhkan di masing-masing tempat kerja
ditemukan dari jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat
ketelitian suatu pekerjaan, maka akan semakin besar kebutuhan intensitas
penerangan yang diperlukan, demikian pula sebaliknya. Standar penerangan di
Indonesia telah ditetapkan seperti tersebut dalam Peraturan Menteri Perburuhan
(PMP) No. 7 Tahun 1964, tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan dan
penerangan di tempat keija. Standar penerangan yang ditetapkan untuk di
indonesia tersebut secara garis besar hampir sama dengan standar internasional.
2.2.2 Kebisingan
Menurut Lubis (2015)dalam Putra dan Jakaria (2020), untuk meningkatkan
produktivitas kerja suara yang mengganggu perlu dikurangi. Bunyi bising dapat
mengganggu konsentrasi dalam bekerja, untuk itu suara-suara ribut harus
diusahakan berkurang. Turunnya konsentrasi karena ditimbulkan oleh suara bising
dapat berdampak pada meningkatnya stres karyawan. Ada tiga aspek yang
menentukan kualitas suara bunyi yang bisa menimbulkan tingkat gangguan
terhadap manusia, yaitu:
a. Lama waktu bunyi terdengar.
Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan maka semakin buruk
akibatnya bagi pendengaran (tuli).
b. Intensitas Kebisingan
Intensitas biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang menunjukan
besarnya arus energi persatuan luas dan bataspendengaran manusia mencapai
70 desibel.
5
c. Frekuensi
Frekuensi suara menunjukan jumlah dari gelombang – gelombang suara
yang sampai dengan telinga kita setiap detik yang dinyatakan dalam jumlah
getaran perdetik atau Hertz (HZ).
NAB Kebisingan di tempat kerja berdasarkan keputusan Menteri Tenaga
Kerja No. Kep.51/MEN/1999 yang merupakan pembaharuan dari Surat Edaran
Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/ 1978 besarnya rata-rata adalah 85 dB(A)
untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam/ hari atau 40 jam
seminggu. Besarnya NAB kebisingan yang ditetapkan tersebut sama dengan NAB
untuk negara-negara lain seperti Australia (WHS, 1993), Amerika (ACGIH, 1991)
dalam Putra dan Jakaria (2020). Selanjutnya apabila tenaga kerja menerima
pemaparan kebisingan lebih dari ketetapan tersebut, maka harus dilakukan
pengurangan waktu pemaparan seperti pada tabel 2.2 dibawah.
Tabel 2.2 Batas waktu pemaparan kebisingan per hari
Batas Waktu Pemaparan Per Intensitas
Hari Kerja Kebisingan dB
8 85
4 88
Jam
2 91
1 94
30 97
15 100
7,5 103
Menit
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 Detik 127
0,88 130
0,44 133
0,22 135
0,11 139
6
2.2.3 Termal Kerja
Tubuh manusia selalu mempertahankan keadaan normal tubuhnya sehingga
dapat menyesuaikan diri terhadap peruahan yang terjadi diluar tubuhnya.
Kemampuan menyesuaikan terhadap suhu jika tidak melebihi 20% kondisi panas
dan 35% kondisi dingin. Dalam keadaan normal tubuh manusia mempunyai suhu
yang berbeda; mulut memiliki suhu sebesar 37ºC, dada memiliki suhu sebesar
35ºC dan bagian kaki memiliki suhu sebesar 28ºC. Tubuh manusia akan
menyesuaikan diri apabila kelebihan dan kekurangan panas.
Kondisi optimal manusia dalam bekerja,suhu manusia yang baik berkisar
antara 24 - 27ºC. Untuk negara dengan empat musin, rekomendasi untuk comfort
zone pada musim dingin adalah suhu ideal berkisar antara 19 - 23ºC dan pada
musim panas suhu ideal antara 22 - 24ºC (WHS, 1992; Grantham, 1992 dan
Grandjean, 1993) dalam Puta dan Jakaria (2020)..
Sedangkan untuk negara dengan dua musin seperti Indonesia, rekomendasi
tersebut perlu mendapat koreksi. Sedangkan kaitannya dengan suhu panas
lingkungan kerja, Grandjean (1993) dalam Putra dan Jakaria (2020) memberikan
batas toleransi suhu tinggi sebesar 35-40ºC; kecepatan. Pengaruh tingkat suhu
pada tubuh manusia saat bekerja berbeda - beda seperti berikut:
a. +49ºC =Temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas tingkat
kemampuan fisik dan mental.
b. +30ºC =Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung
untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik.
c. +24ºC = Kondisi optimum.
d. +10ºC = Kelakuan fisik yang extreme mulai.
2.2.4 Warna
Menata warna ditempat kerja perlu dipelajari dan direncakan dengan sebaik-
baiknya. kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataaan
dekorasi. Warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan
pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih dan lain-lain.
Sifat warna dapat merangsang perasaan manusia. Warna berpengaruh terhadap
7
kemampuan mata dalam melihat sebuah objek, juga memberikan pengaruh
seperti:
a. Warna merah: bersifat merangsang
b. Warna kuning memberikan kesan myang terang dan leluasa
c. Warna hijau atau biru memberikan kesan sejuk, aman dan menyegarkan
d. Warna gelap memberikan kesan leluasa dan lain-lain.
8
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
9
3.5 Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Praktikum
No Alat dan Bahan Gambar
1 Stopwatch, berfungsi untuk mengukur
waktu pada saat melakukan praktikum.
10
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
11
4.2.1 Uji Kenormalan Data
Uji Kenormalan data dilakukan dengan menghitung Fa(X), nilai rata-rata,
standar deviasi, nilai Z, nilai Fe(X) dan nilai D. Adapun kriteria pengambilan
keputusan untuk uji kenormalan data adalah sebagai berikut :
a. H0 : Dmaks > Da, data tidak terdistribusi normal
b. H1 : Dmaks < Da, data terdistribusi normal
Adapun langkah-langkah untuk uji kenormalan data sebagai berikut :
a. Hitung nilai Fa(X)
Nomor Data
Fa ( X )=
Total data
0
¿
18
¿0
α=
√∑ (Xi−x ) 2
n−1
¿
√∑ (0−0,44) +(0−0,44) +… .+(2−0,44)
2 2 2
18−1
¿ 0,5
d. Hitung nilai Z
X−x̄
Z=
α
0−0,44
¿
0,5
¿−0,88
e. Hitung nilai Fe(x)
12
Nilai Fe(x) dihitung dengan menggunakan fungsi excel = NORMDIST (N,
x̄ , α , Z ¿ yaitu =NORMDIST (18 , 0,44, 0,5, -0,88) dan didapatkan nilai
Fe(x) = 1
f. Hitung nilai D
D = |Fa(x) – Fe(x)|
=| 0,06 -1 |
= |-0,94|
= 0,94
g. Keputusan
Setelah semua nilai D didapatkan, maka dicari nilai D maks dan
dibandingkan dengan nilai Da yang didapatkan dari table nilai D untuk uji
Kolmogorov-Smimov (sampel tunggal).
Da untuk n 18 dan a = 0,05 adalah 0,30936
Tabel 4.3 Uji Kenormalan Data
No x Fa(x) Z Fe(x) D
1 0 0.056 -0.631 1 0.944
2 0 0.111 -0.631 1 0.889
3 0 0.167 -0.631 1 0.833
4 0 0.222 -0.631 1 0.778
5 0 0.278 -0.631 1 0.722
6 0 0.333 -0.631 1 0.667
7 0 0.389 -0.631 ] 0.611
8 0 0.444 -0.631 1 0.556
9 0 0.500 -0.631 1 0.500
10 0 0.556 -0.631 1 0.444
11 0 0.611 -0.631 1 0.389
12 0 0.667 -0.631 1 0.333
13 1 0.722 0.788 1 0.278
14 1 0.778 0.788 1 0.222
15 1 0.833 0.788 1 0.167
16 1 0.889 0.788 1 0.111
17 2 0.944 2.207 1 0.056
18 2 1.000 2.207 1 0.000
Kesimpulan :
13
Dmaks = 0,94
Da = 0,30936
Dmaks > D maka H0 diterima maka H1 ditolak
“Data percobaan pengaruh faktor ligkungan fisik tidak terdistribusi normal”
14
HA3 : Terdapat efek yang signifikan dari intensitas kebisingan dan alas kerja
terhadap hasil kerja
b. Hasil Uji Anava
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:
Type III
Sum of Mean Partial Eta
Source Squares Df Square F Sig. Squared
Corrected 2.444a 5 0.489 0.978 0.470 0.289
Model
Intercept 3.556 1 3.556 7.111 0.021 0.372
Kebisinga 0.000 1 0.000 0.000 1.000 0.000
n
AlasKerja 2.111 2 1.056 2.111 0.164 0.260
Kebisinga 0.333 2 0.167 0.333 0.723 0.053
n*
AlasKerja
Error 6.000 12 0.500
Total 12.000 18
Corrected 8.444 17
Total
a. R Squared = .289 (Adjusted R Squared = -.007)
c. Tingkat Signifikasi α = 5%
d. H0 ditolak jika Sig < α
e. Sig A1 = 1
Karena Sig A1(1) > α (0,05) maka H01 diterima dan HA1 ditolak, jadi tidak
terdapat efek yang signifikan dari intensitas kebisingan terhadap hasil kerja
pada tingkat signifikasi 5%.
f. Sig A2 = 0,164
Karena Sig A2(0,164) > α (0,05) maka H02 diterima, jadi tidak terdapat efek
yang signifikan dari alas kerja terhadap hasil kerja pada tingkat signifikasi 5%.
g. Sig A3 = 0,723
Karena Sig A3(0,723) > α (0,05) maka H0 diterima, jadi tidak terdapat efek
yang signifikan dari intensitas kebisingan dan alas kerja terhadap hasil kerja
pada tingkat signifikasi 5%.
15
Perhitungan ini akan dicari faktor yang diduga dominan mempengaruhi
operator dalam melakukan percobaan yakni faktor intensitas bunyi
% Kesalahan ¿
∑ a 1 x 100%
na1x∑ s
Dimana:
∑ a 1 = Jumlah kesalahan dalam kegiatan praktikum
n a 1 = Banyaknya data
∑𝑠 = Jumlah percobaan yang berhasil dalam 180 detik
a. Perhitungan Faktor Dominan untuk tingkat kebisingan <75dB
4
% Kesalahan ¿ x 100%
9 x 45
= 0,00987 x 100%
= 0,99%
b. Perhitungan Faktor Dominan untuk tingkat kebisingan >89dB
4
% Kesalahan ¿ x 100%
9 x 45
= 0,00987 x 100%
= 0,99%
Berdasarkan perhitungan faktor dominan untuk tingkat kebisingan, dapat
dilihat bahwa kebisingan <75dB dan kebisingan >89 menghasilkan % kesalahan
sebesar 0,99%.
% Kesalahan ¿
∑ a 1 x 100%
na1x∑ s
16
Dimana:
∑ a 1 = Jumlah kesalahan dalam kegiatan praktikum
n a 1 = Banyaknya data
∑𝑠 = Jumlah percobaan yang berhasil dalam 180 detik
a. Perhitungan Faktor Dominan untuk Alas Kerja Merah
5
% Kesalahan ¿ x 100%
6 x 45
= 0,01851 x 100%
= 1,85%
b. Perhitungan Faktor Dominan untuk Alas Kerja Hitam
3
% Kesalahan ¿ x 100%
6 x 45
= 0,01111 x 100%
= 1,11%
c. Perhitungan Faktor Dominan untuk Alas Kerja Putih
0
% Kesalahan ¿ x 100%
6 x 45
= 0 x 100%
= 0%
Berdasarkan perhitungan faktor dominan untuk alas kerja merah
menghasilkan banyak kesalahan dibandingkan alas kerja lain dengan % kesalahan
sebesar 1,85%.
17
BAB V
ANALISIS DAN EVALUASI
18
terdapat efek yang signifikan dari intensitas kebisingan dan alas kerja terhadap
hasil kerja pada tingkat signifikasi 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya
intensitas kebisingan yang memiliki pengaruh terhadap hasil kerja operator dalam
melakukan perakitan produk.
19
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil analisis untuk uji normalitas data, dapat diketahui
bahwa nilai Dmaks(0,94) > Da(0,30936) sehingga hipotesis untuk H0
diterima, dimana data jumlah kesalahan operator tidak terdistribusi
normal.
b. Berdasarkan hasil analisis untuk perhitungan anava, didapatkan hasil Sig
A1(1) > α (0,05) maka H01 diterima dan HA1 ditolak, jadi tidak terdapat
efek yang signifikan dari intensitas kebisingan terhadap hasil kerja pada
tingkat signifikasi 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya
intensitas kebisingan yang memiliki pengaruh terhadap hasil kerja operator
dalam melakukan perakitan produk.
c. Berdasarkan hasil analisis didapatkan %Kesalahan untuk kebisingan
<75dB sebesar 0,99% dan %Kesalahan untuk kebisingan >89dB sebesar
0,99% yang berarti operator lebih banyak melakukan kesalahan pada saat
tingkat kebisingan <75dB. Berdasarkan analisis didapatkan %Kesalahan
untuk alas kerja merah sebesar 1,85%, alas kerja hitam sebesar 1,11% dan
alas kerja putih sebesar 0%. Sehingga dapat dilihat bahwa alas kerja merah
menghasilkan lebih banyak kesalahan dibanding alas kerja lain.
6.2 Saran
a. Dalam pengambilan data sebaiknya dilakukan dengan benar agar jika
mengolah data tidak ada data yang rusak.
b. Dalam melakukan praktikum sebaiknya melakukan kerja sama yang baik
agar dapat berjalan lancar dan baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Fajri, N., dkk. 2022 . “Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja Penuntun
Praktikum”. Politeknik ATI Makassar.
Putra, B. I., Jakaria, R. B. 2020. “Buku Ajar Analisa dan Perancangan Sistem
Kerja. Umsida Press.
21