Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ajeng Gandari Primalia

NIM / Kelas : 20180510441 / C

Mata Kuliah : Jejaring Advokasi Internasional

Dosen Pengampu : Dr. Nur Azizah, M.Si.

Tugas 1
Studi Kasus Advokasi

Advokasi adalah sebuah upaya untuk memperbaiki atau merubah kebijakan publik agar
sesuai dengan kehendak atau kepentingan mereka yang mendesak terjadinya perubahan
tersebut. Jadi, tujuan utama advokasi adalah mempengaruhi pembuatan keputusan agar
diadakan perubahan kebijakan publik. Berbeda dengan revolusi, advokasi didasarkan pada
asumsi bahwa perubahan sistem dan struktur kemasyarakatan yang lebih luas dapat dilakukan
melalui perubahan-perubahan kebijakan publik secara bertahap.1

Dalam upaya untuk memperbaiki atau merubah kebijakan agar sesuai dengan
kepentingan publik, maka advokasi harus melihat kebijakan sebagai sebuah sistem hukum yang
terdiri dari isi hukum yaitu undang-undang atau aturan, secara tertulis, tata laksana hukum,
yaitu semua perangkat kelembagaan hukum, serta budaya hukum yaitu persepsi atau sikap
terhadap isi hukum,2

Kegiatan advokasi harus mempertimbangkan dan menempuh proses-proses yang sesuai,


yaitu proses legislasi rancangan undang-undang sesuai dengan sistem ketatanegaraan yang
berlaku, proses politik dan birokrasi berupa manajemen kepentingan antara kelompok, seperti
lobi atau negosiasi, serta proses sosialisasi dan mobilisasi yang meliputi semua bentuk kegiatan
pembentukan pendapat umum serta tekanan massa yang terorganisir, seperti kampanye,
seminar, pelatihan, hingga unjuk rasa, atau boikot.3

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan advokasi adalah kegiatan bergerak pada semua jenis
dan proses pembentukan kebijakan yang menjadikan pendapat publik sebagai sasarannya,
sehingga kegiatan advokasi memerlukan keterlibatan banyak pihak dengan spesifikasi keahlian

1
Nur Azizah, Advokasi Kuota Perempuan, (Yogyakarta : LP3M UMY, 2013), hal. 11.
2
Ibid., hal. 12.
3
Ibid., hal. 14.
yang berbeda-beda tetapi terorganisir secara sistematis. Kegiatan advokasi, baik di tingkat lokal,
nasional maupun internasional melibatkan berbagai pihak atau organisasi yang dapat
digambarkan dalam segitiga koordinasi sebagai berikut :

Dari pemaparan diatas tampak bahwa kegiatan advokasi melibatkan banyak pihak atau
aktor yaitu kelompok-kelompok aksi yang bertindak sebagai penggagas atau pemrakarsa
advokasi, pihak yang melakukan mobilisasi massa, pihak yang bertindak sebagai penyedia data,
pihak yang bertindak sebagai penyedia dana, pihak yang terlibat dalam proses legislasi maupun
pihak yang bertindak sebagai juru bicara dan lobi yang akan membentuk sebuah jaringan
gerakan advokasi.

Contoh isu yang melibatkan proses advokasi antara lain persoalan polusi air di
Tiongkok yang diadvokasi oleh Greenpeace Untuk mengadvokasi persoalan polusi air di
Tiongkok, Greenpeace Internasional memprakarsai Detox Campaign on Fashion. Agenda
utamanya merupakan pembersihan atau penghilangan bahan-bahan kimia berbahaya dari
produksi industri tekstil di Tiongkok. Kampanye detox tersebut menarget pelaku bisnis yaitu
industri tekstil terkemuka dunia untuk berkomitmen menghilangkan bahan kimia berbahaya
dari produksinya. Selain itu, melalui Detox Campaign tersebut Greenpeace Internasional juga
menarget aktor negara Tiongkok untuk mengadvokasi isu polusi air yang sudah sangat serius
di Tiongkok. Tidak hanya itu, Greenpeace juga mengajak peran serta setiap masyarakat
internasional untuk mennyukseskan Detox Campaign. 4 Sayangnya, sampai saat ini upaya
advokasi menggunakan Detox Campaign di Tiongkok tersebut belum membuahkan hasil.

4
Greenpeace Internasional, 2018, Destination Zero – Seven Years of Detoxing the Clothing Industry,
Greenpeace, diakses dari : https://www.greenpeace.org/international/publication/17612/destination-zero/, pada
tanggal 22 September 2020
Berikut adalah gambaran segitiga koordinasi antar aktor advokasi dalam upaya Detox
Campaign on Fashion di Tiongkok :

Kerja Pendukung

1) Melakukan penelitian terhadap


persoalan polusi air di Tiongkok
2) Mengeluarkan sebuah laporan
penelitian berjudul tajuk Dirty
Laundry yang mendata
persentase serta penyebab polusi
Kerja Garis Depan
air di Tiongkok
3) Meneliti pabrik tekstil di 1) Mensosialisasikan Detox
Tiongkok dan juga negara lain Campaign on Fashion di
yang merupakan sumber limbah beragam negara melalui
terbesar penyebab polusi air beragam media sosial
2) Melakukan gerakan protes
anti bahan kimia berbahaya
pada produk tekstil
3) Mengajak partisipasi para
relawan secara individu lewat
gerakan #PeoplePower
Kerja Basis 4) Menarget komitmen untuk
tidak menggunakan bahan-
1) Mengumpulkan komitmen dari bahan kimia berbahaya dari
berbagai pelaku bisnis untuk berbagai brand fashion
menghilangkan penggunaan ternama di dunia
bahan bahan kimia berbahaya
2) Menggalang dukungan nyata
masyarakat global untuk
mendukung Detox Campaign
3) Berupaya memancing reaksi
pemerintahan Tiongkok untuk
segera menetapkan peraturan
perundang-undangan yang tegas
terkait limbah produksi yang
mencemari lingkungan

Anda mungkin juga menyukai