قَا َل َر:عَنْ َأبِي ه َُر ْي َرةَ رضي هللا عنه قَا َل
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
membebaskan jual-beli seorang muslim, Allah akan membebaskan
,َ َر َواهُ َأبُو دَا ُود ) ُ َأقَالَهُ هَّللَا ُ َع ْث َرتَه,ُسلِما ً بَ ْي َعتَه
ْ وسلم ( َمنْ َأقَا َل ُم
kesalahannya." Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits shahih َوا ْل َحا ِك ُم, َص َّح َحهُ اِبْنُ ِحبَّان َ َو,اج ْه َ َوابْنُ َم
menurut Ibnu Hibban dan Hakim.
Jika jual-beli telah terjadi, kemudian pembeli menyesal karena َراُؤ هَا+ اِئ َع الَّتِي تَ َّم ِش+ ض َ َتَ ِري َأِل َّن ْالب+ ف ْال ُم ْش ُ يَْأ َس، ِإ َذا تَ َّم ْالبَ ْي ُع
آخ َر َويَرْ َغبُ فِي ِإ ْل َغا ِء َ َت َخا ِطَئةً َأ ْو َأ َّن هُن
mungkin barang yang dibeli itu keliru atau kemungkinan yang lain
َ اك احْ تِ َمااًل ْ َُربَّ َما َكان
dan ia menginginkan pembatalan jual-beli, maka sangat dianjurkan
kepada penjual untuk menerima pembatalan itu. Karena barang siapa َأِل َّن َم ْن َأ ْف َر َغ َع ْن.صى بِ ِش َّد ٍة َأ ْن يَ ْقبَ َل ْالبَاِئ ُع اِإْل ْل َغا َء َ يُو، ْالبَي ِْع
.ْض ُذنُوبِ ِه ِ ب َرفَ َعهُ هَّللا ُ َع ْن بَع ِ التَّاِئ
yang melepaskan beban orang yang menyesal itu, Allah akan
lepaskan bebannya dari pada (sebagian) dosanya.
Khiyar dalam jual beli diperbolehkan oleh Rasulullah Muhammad
Saw. karena memiliki manfaat. Di antara manfaat khiyar adalah
ول هَّللا ِ ُم َح َّم ٍد
ِ + ٍه ِم ْن َر ُس+ اِئ ٌز بِتَ ْو ِجي++ َرا ِء َج+ الش ِّ ع َو+ ِ +ا ُر ْالبَ ْي++ََو ِخي
untuk menghindari adanya rasa tidak puas terhadap barang yang
ك َ +ِا فِي َذل++ بِ َم، ُد ِم ْن ْالفَ َواِئ ِد+ا ْال َع ِدي++َ لَه.لَّ َم+ ِه َو َس+لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي+ص َ
dibeli, menghindari penipuan, dan untuk membina ukhuwah antara ُ َوتَ َجنُّب، تَ َرا ِة++++اِئ ِع ْال ُم ْش++++ض َ َا َع ْن ْالب++++ِّض َ َد ِم الر++++تَ َجنُّبُ َع
penjual dan pembeli. Dengan adanya khiyar, penjual dan pembeli
merasa puas.
ِع ُر+ ي ُْش.ين َ ين َو ْال ُم ْشتَ ِرَ َوبِنَا ِء ِحسِّ اُأْل ُخ َّو ِة بَي َْن ْالبَاِئ ِع، ااِل حْ تِيَا ِل
ِ َضا َع ْن هَ َذا ْال ِخي
.ار َ ين بِال ِّر َ ين َو ْال ُم ْشتَ ِر
َ ُك ٌّل ِم ْن ْالبَاِئ ِع
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi ول هَّللَا ِ ص لى هللا علي ه ِ س ُ عَنْ َر,-ض َي هَّللَا ُ َع ْن ُهمَا ِ َر- َوعَنْ اِ ْب ِن ُع َم َر
wa Sallam bersabda: "Jika dua orang melakukan transaksi jual beli, maka
salah satu dari keduanya berhak untuk khiyar (memilih), selagi keduanya اح ٍد ِم ْن ُهمَا بِا ْل ِخيَا ِر مَا لَ ْم ِ فَ ُك ُّل َو, ( ِإ َذا تَبَايَ َع اَل َّر ُجاَل ِن:وسلم قَا َل
belum berpisah dan keduanya masih berkumpul, atau salah satunya فَِإنْ َخيَّ َر َأ َح ُد ُه َما اَآْل خَ َر, َأ ْو يُ َخيِّ ُر َأ َح ُد ُه َما اَآْل َخ َر,ًيَتَفَ َّرقَا َو َكانَا َج ِميعا
mengajukan khiyar (pilihan) kepada yang lain. Jika salah satunya telah
menetapkan khiyar (pilihannya) atas yang lain, maka transaksi harus ْ َولَ ْم يَ ْت ُرك, َوِإنْ تَفَ َّرقَا بَ ْع َد َأنْ تَبَايَ َعا,ب اَ ْلبَ ْي ُعَ فَتَبَايَ َعا َعلَى َذلِكَ فَقَ َد َو َج
dilaksanakan sesuai dengan khiyarnya. Dan jika keduanya telah berpisah ْ َواللَّ ْفظُ لِ ُم,ق َعلَ ْي ِه
سلِ ٍم َ اح ٌد ِم ْن ُه َما اَ ْلبَ ْي َع فَقَ ْد َو َج
ٌ َ ُمتَّف ) ب اَ ْلبَ ْي ُع ِ َو
setelah melakukan transaksi jual beli, sedangkan salah satu dari keduanya
tidak membatalkan jual beli, maka transaksi telah sah." Muttafaq Alaihi.
Dan lafadznya menurut riwayat Muslim.
PENDAPAT KEDUA: Pendapat Keempat: Alasan berlakunya riba pada emas dan perak
karena keduanya adalah alat untuk jual beli, sedangkan pada
Adapun jumhur ulama’, diantaranya ulama’ keempat mazhab keempat komoditi lainnya ialah karena kempat komoditi tersebut
berpendapat bahwa hukum riba perniagaan berlaku pula pada merupakan bahan makanan yang ditakar atau ditimbang. Dengan
komoditi lain yang semakna dengan keenam komoditi tersebut. demikian bahan makanan yang diperjual belikan dengan cara
Walau demikian, mereka berbeda pendapat tentang makna penyatu dihitung tidak berlaku padanya hukum riba perniagaan. Dan ini
antara keenam komoditi tersebut dengan komoditi lainnya: merupakan pendapat ketiga yang diriwayatkan dari Imam Ahmad
bin Hambal, dan pendapat inilah yang dikuatkan oleh Syeikhul Islam
Pendapat Pertama: Makna (alasan) berlakunya riba pada emas dan Ibnu Taimiyyah. [15]
perak ialah karena keduanya ditimbang, sedangkan alasan pada
keempat komoditi lainnya ialah karena ditakar. Dengan demikian, Pendapat Kelima: Alasan berlakunya riba pada emas dan perak
setiap komoditi yang diperjual belikan dengan di timbang atau karena keduanya adalah emas dan perak [16], baik sebagai alat untuk
jual beli[17] atau tidak, sedangkan pada keempat komoditi lainnya
ialah karena kempat komoditi tersebut merupakan bahan makanan
yang ditakar atau ditimbang. Dan ini adalah pendapat yang dipilih
oleh Syeikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin. [18]
Kelima pendapat diatas memiliki alasan dan dalilnya masing-
masing, dan para ulama’ ahli fiqih telah membahasnya dengan
panjang lebar lengkap dengan diskusi ilmiyyah yang telah mereka
abadikan dalam karya-kaya mereka. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, saya tidak akan menyebutkan dalil masing-masng
pendapat. Akan tetapi saya hanya akan menyebutkan dalil pendapat
yang saya anggap paling kuat, yaitu pendapat kelima.
Al-Kali’ [ ]الكالئsecara bahasa artinya nasiah (tertunda). Dari kata
kala-a ~ yakla-u [ ]كأل – يكألyang artinya tertunda.
Definisi jual beli al-kali bil kali adalah seseorang (si A) menjual
barang miliknya yang masih terutang kepada pembeli (si B) dengan
pembayaran yang masih terutang di tempat orang lain (si C)
Jual beli utang dengan utang adalah jual beli barang sistem inden.
Memesan barang dengan membayar DP kepada penjual, sementara
penjual sama sekali belum memiliki barang itu dan dia bukan
produsen.
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ; ( َأنَّ اَلنَّبِ َّي صلى هللا عليه وسلم-ض َي هَّللَا ُ َع ْن ُه َما ِ َر- َن اِ ْب ِن ُع َم َر ِ َوع
'alaihi wa Sallam melarang jual-beli yang kemudian dengan yang
kemudian, yakni hutang dengan hutang. Riwayat Ishaq dan al-
,ُس َحاقْ َر َواهُ ِإ ) اَل َّد ْي ِن بِال َّد ْي ِن: يَ ْعنِي, نَ َهى عَنْ بَ ْي ِع اَ ْل َكالِِئ بِا ْل َكالِِئ
Bazzar dengan sanad lemah. يف
ٍ ض ِع َ سنَا ٍد ْ َوا ْلبَ َّزا ُر بِِإ
الئ++ع الك++ و بي،دين++و ال++الئ ه++ و الك،ؤخر++اه الم++الكالئ في اللغة معن
و.يئة++ع النس++ بي: ا++ه أيض++ق علي++ و يطل،دين++بالكالئ هو بيع الدين بال
.معنى النسيئة التأخير
َو ْال َكالُِئ بِ ْال َكالِِئ َأ ْن يَبِي َع ال َّر ُج ُل َد ْينًا لَهُ َعلَى َرج ٍُل بِ َد ْي ٍن َعلَى َرج ٍُل
Jual beli al-Kali’ bil Kali adalah seseorang (si A) menjual barang
آخَر
َ
miliknya yang masih terutang kepada pembeli (si B) dengan
pembayaran yang masih terutang di tempat orang lain (si C) ُ ة+ار َك
َ وال َم+راء الج+ار لش+اء عم+ ج.وال+داد الج+أحمد هو صاحب ع
Ahmad pemilik konter telepon selular. Datang Amar hendak أن++ ووعد أحمد ب، في ذلك الوقت لم يكن لدى أحمد البضاعة.""فيفو
membeli telepon selular merk ‘Vivo’. Saat itu Ahmad tidak في.هر++ون ش++تأتي في غض++ وس،نع++تُطلب إلي المص++ائع س++البض
memiliki barangnya, dan Ahmad menjanjikan barangnya akan ألن سيف، طلب عمار من سيف الدين دفع ثمن جواله،غضون ذلك
dipesankan ke produsennya, dan akan datang sebulan lagi. ٌ
.مدين لعمار الدين
Sementara Amar minta yang akan membayar telepon selularnya
.ثم يبرمون العقود والمعامالت وأسعار الصفقات وطرق الجزئية
adalah Saefuddin, karena saefuddin mempunyai hutang ke Amar.
Lalu mereka melakukan akad dan transaksi, deal harga dan berpisah.
Jual beli al-Kali’ bil Kali ada 2 bentuk:
1. Menjual barang yang masih dalam tanggungan (belum ada di
tangan), dengan pembayaran yang tertunda. Seperti transaksi
2. Jual beli salam, namun dijual kembali ke penjual sebelum
barang diserahkan
Contoh:
Misalnya Paimen pesan beras 1 kwintal ke Bejo seharga 200 rb dan
akan dikirim 3 bulan lagi. Paimen bayar 200rb. Sehingga Bejo punya
utang untuk menyerahkan beras 1 kwintal. Hingga waktu 3 bulan,
Bejo belum bisa menyerahkan beras 1 kwintal. Kemudian oleh
mereka melakukan transaksi ulang.
Bejo mengatakan kepada Paimen:
“Saya tidak bisa menyerahkan beras 1 kwintal. Anggap saja, beras 1
kwintal itu sudah ada di kamu, lalu beras itu saya beli lagi dari kamu
seharga 300rb untuk waktu pembayaran selama 2 bulan lagi.”
Kemudian mereka setuju. Akhirnya Bejo membayar 300rb dengan
dicicil selama 2 bulan ke depan.
Berdasarkan keterangan di atas, termasuk jual beli utang dengan
utang adalah jual beli barang sistem inden. Memesan barang dengan
membayar DP kepada penjual, sementara penjual sama sekali belum
memiliki barang itu dan dia bukan produsen.
لى هللا++و ُل هَّللَا ِ ص+ ( نَهَى َر ُس:ا َل++َ ق-ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما ِ ر- َ َوع َِن اِب ِْن ُع َم َر Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam melarang menjual buah-buahan yang belum
) نَهَى اَ ْلبَاِئ َع َو ْال ُم ْبتَا َع,صاَل ُحهَا ِ عليه وسلم ع َْن بَي ِْع اَلثِّ َم
َ ار َحتَّى يَ ْب ُد َو kelihatan baik. Beliau melarang penjual dan pembeli. Muttafaq
َحتَّى:ال+ َ +َاَل ِحهَا? ق+ص َ ِئ َل ع َْن+انَ ِإ َذا ُس++ َو َك: ٍة+َ َوفِي ِر َواي. ِه+ق َعلَ ْي ٌ +َُمتَّف Alaihi. Dalam suatu riwayat: Apabila beliau ditanya tentang buah
َ ت َْذه
َُب عَاهَتُه yang baik, beliau bersabda: "Sampai penyakitnya hilang.
:الشرح Syarah:
ْ َار َحتَّى ي+++
ِ ع َْن بَي-لَّ َم+++ ِه َو َس+++ْلَّى هَّللا ُ َعلَي+++ص-
Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- melarang jual beli
َر+++َظه ِ ع الثِّ َم+++ْ َ نَهَى النَّبِ ُّي buah sampai tampak kematangannya. Beliau melarang penjual dan
.ك ْالبَاِئ ِع َو ْال ُم ْشتَ َرى َ ِ َونَهَى ع َْن َذل،نُضْ ُجهَا pembeli dari jual beli tersebut.
:معاني الكلمات Arti Kata:
ِ ْان َو ْالخَ و
خ ِ ب َوالتِّي ِن َوالرُّ َّم ِ َ فَ ُكلُّ َما يُ َس َّمى ثَ َمرًا َكالتَّ ْم ِر َو ْال ِعن:الثَّ َم َر ِة Buah: Segala sesuatu yang disebut buah-buahan, seperti kurma,
.َو َغي ِْرهَا ِم َّما يُ َس َّمى ثِ َمارًا anggur, buah ara, delima, persik, dan lain-lain disebut buah.
ُصاَل ُحه َ ون ُ فَ ِم ْنهَا َما يَ ُك،صاَل ُح ُك ِّل َش ْي ٍء بِ َح َسبِ ِه َ ظهَ ُر ْ َ ي:يبدو بِ َم ْعنَى Nampak/Terlihat: Kebaikan segala sesuatu tampak sesuai
َو ِم ْنهَا َما،س ِ ون بِاللَّ ْم ُ َو ِم ْنهَا َما يَ ُك، ون بِالطَّع ِْم ُ َو ِم ْنهَا َما يَ ُك،بِاللَّوْ ِن dengannya, ada yang bagus menurut warna, ada yang menurut rasa,
.ون بِالرَّاِئ َح ِةُ يَ ُك ada yang karena sentuhan, dan ada yang menurut baunya.
. َويَ ُكونَ ُمهَيًَّئا لِ َما يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه فِي ِه، ُيب َأ ْكلَه َ َأ ْن يَ ِط:صالحه Kebaikannya: enak untuk dimakan, dan disiapkan untuk apa yang
akan bermanfaat darinya
ْالبَا ِذ ُل لِلثَّ َم ِر:ا ْلبَاِئ ُع
Penjual: pemberi buah
اآْل ِخ ُذ لَهَا:ُا ْل ُم ْبتَاع
Pembeli: Orang yang mengambilnya.