Anda di halaman 1dari 2

Survei Centre for International Governance Innovation (CIGI) dan Ipsos menyatakan bahwa 50% masyarakat

dunia setuju bahwa Internet bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kebebasan berpendapat. Hanya 13%
yang menganggap Internet justru mengurangi kebebasan berpendapat dan 37% yang menganggap Internet
tidak memiliki dampak apapun. Dan survei ini dilakukan pada 21 Desember 2018 hingga 10 Februari 2019 di
25 negara dengan sampel 25.229 pengguna internet.

Indonesia berada di peringkat kelima setelah Nigeria, Tusnisia, dan Afrika Selatan. Sebanyak 66% responden
menyetujui media sosial dapat meningkatkan kebebasan berpendapat. Hanya 8% responden yang
menganggap media sosial dapat mengurangi kebebasan berpendapat sedangkan 25% responden menganggap
medsos tidak berdampak apapun.

1. Memberikan kebebasan berpendapat (Essuy)


Internet hadir dengan membawa begitu banyak perubahan salah satunya adalah cara berpendapat
dari masyarakat. Di era sebelumnya, internet menjadi satu hal yang umum, masyarakat cenderung
sulit dalam menyampaikan pendapat mereka. Penyampaian pendapat masih terbatas pada ruang
dan waktu seperti harus menyampaikan melalui forum, pertemuan, atau ruang kelas dan
sebagainya.Namun, dengan hadirnya internet, masyarakat menjadi mudah dan terbantu dalam
menyampaikan isi pikiran mereka di berbagai media sosial. 
Survei Centre for International Governance Innovation (CIGI) dan Ipsos menyatakan bahwa 50%
masyarakat dunia setuju bahwa Internet bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kebebasan
berpendapat. Hanya 13% yang menganggap Internet justru mengurangi kebebasan berpendapat
dan 37% yang menganggap Internet tidak memiliki dampak apapun. Dan survei ini dilakukan pada
21 Desember 2018 hingga 10 Februari 2019 di 25 negara dengan sampel 25.229 pengguna internet.
Melalui survei ini maka menjadi jelas bahwasannya, kehadiran Internet di tengah kehidupan
masyarakat berpengaruh karena membawa perubahan-perubahan termasuk dalam menyampaikan
akan pendapat. 

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/06/14/survei-cigi-media-sosial-dapat-meningkatkan-
kebebasan-berpendapat

Mochammad Zuliansyah pada tahun 2010, dimana disertasinya yang berjudul “3D topological relations for
3D spatial analysis” telah ditemukan bukti plagiarisme. Mochammad Zuliansyah terbukti melakukan plagiat
dari disertasi yang dibuat oleh Siyka Zlatanova yang berjudul “On 3D Topological Relationship”.

Penelitian yang dilakukan oleh Mulyana pada tahun 2010 pada mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa
Daerah dan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta yang sedang mengerjakan tugas
akhir juga ditemukan beberapa tindak plagiat. Jenis-jenis plagiarisme yang dilakukan sangat bervariasi,
diantaranya adalah duplikasi judul, substansi, teori, data dan referensi.

Keberadaan Teknologi Informasi saat ini sangat berperan penting dalam segala aspek kehidupan
masyarakat. Perkembangan teknologi secara tidak langsung memaksa masyarakat untuk mengikuti
dan menerima perkembangannya. Hal ini diiringi dan didukung dengan jaringan Internet yang
membantu masyarakat untuk lebih mudah mengakses berbagai informasi sesuai kebutuhannya.
Namun dalam berbagai kemudahan mengakses informasi, masi terdapat hal negatif yang dilakukan
oleh masyarakat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, hal ini yakni dengan adanya praktek
Plagiarisme. Praktek Plagiarisme bukan menjadi hal yang baru dalam pemanfaatan informasi.
Praktek Plagiarisme juga banyak terjadi dikalangan akademis, misalnya pada kalangan siswa
sekolah menengah atas maupun para mahasiswa/i. 

Contoh salah satu kasus plagiarisme di kalangan mahasiswa/i (perguruan tinggi) yakni kasus yang
terjadi di tahun 2010 oleh Mochammad Zuliansyah yang terbukti melakukan plagiarisme pada
disertasi yang dibuat oleh Siyka Zlatanova. Suatu Penelitian yang dilakukan oleh Mulyana pada
tahun 2010 pada mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Daerah dan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta, yang sedang mengerjakan tugas akhir juga ditemukan beberapa
tindak plagiat didalamnya. Melalui contoh kasus dan juga hasil penelitian yang ada menunjukan
bahwa praktik plagiarisme, merupakan suatu tindakan yang sering dilakukan oleh banyak insan
masyarakat demi kemudahannya memperoleh informasi yang dibutuhkan, dan hal itu melekat juga
dalam dunia akademik.

Anda mungkin juga menyukai