Kelompok 5-Masailul Fiqhiyah-Monogami, Poligami, Homoseksual & Lesbian PDF
Kelompok 5-Masailul Fiqhiyah-Monogami, Poligami, Homoseksual & Lesbian PDF
Homoseksual,
Lesbiyan
Dosen Pengampu : Dr. Arief Hidayat
Affendi, M. Ag
Kelompok : 5
- Eka Aliya Nur’aini (200911012)
- Puja Adzka Nisa (200911019)
1. Pengertian Monogami
“Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah عن عبد هلﻼ ابن أيب مليكة أن املسور بن خمرمة حدثه أنه مسع رسول هلﻼ
dewasa) harta mereka, janganlah kamu menukar yang صلى هلﻼ عليه وسلم على املنرب يقول: ان بين هشام بن املغرية استأذنوا أن
baik dengan yang buruk, dan janganlah kamu makan ينكحوا ابنتهم من علي ابن أيب طالب فال أذن هلم مث ال أذن هلم مث ال أذن
harta mereka bersama hartamu. Sungguh, (tindakan
فامنا ابنيت بضعة,هلم اال ان يريد ابن أيب طالب أن يطلق ابنيت وينكح ابنتهم
menukar dan memakan) itu adalah dosa yang
besar. Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu رواه مسلم. يريبين ما أراهبا ويؤذيين ما آذاها,مين
berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim Beberapa keluarga Bani Hasyim bin al-Mughirah meminta
(bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah izin kepadaku untuk mengawinkan putri mereka dengan Ali
perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau bin Abi Talib ra. Ketahuilah, aku tidak akan mengizinkan,
empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu aku tidak akan mengizinkan, dan aku tidak akan
berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba mengizinkan kecualiAli bin Abi Thalib menceraikan putriku
sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu ,kupersilahkan ia mengawini putri mereka .Ketahuilah,
lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim. (QS. An- putriku itu bagian dari diriku apa yang menyakiti hatinya
Nisa: 2- 3). adalah menyakitiku juga. (HR. Muslim)
4. Dasar Hukum Negara Monogami & Poligami
1) Pengertian homoseksual
Selain dampak secara kesehatan, homoseksual juga berdampak pada kehidupan sosial, politik,
ekonomi, sosiologis, psikologis bahkan juga secara keagamaan. misalnya.
Pertama, suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat pelaku homoseksual, maka akan menimbulkan
hilangnya keberkahan dan rasa aman, karena tersebarnya kerusakan di masyarakat.
Kedua, berdasarkan pesan Al-Qur‟an, bahwa suatu tindakan dosa akan mendatangkan musibah dan
azab bagi pelakuknya di suatu negeri. Jika itu telah terjadi maka azab itu tidak hanya menimpa kaum
yang berdosa saja tetapi juga mengenai pada mereka yang beriman.
Ketiga, dikhawatirkan juga munculnya wabah penyakit akibat perilaku seks menyimpang secara luas
di masyarakat, penyakit-penyakit tersebut bisa menulari siapa saja bahkan kepada seseorang yang
tidak tersangkut sema sekali dengan tindakan menyimpang tersebut.
Keempat, tindakan homoseksual bisa merusak moral dan akhlak, memicu memunculkan goncangan
jiwa dan kelamahan sel-sel syaraf karena pelaku homoseksual hanya mengedapankan pelampiasan
terhadap hawa nafsu saja.
Kesimpulan
Poligami adalah perkawinan seorang suami dengan lebih dari seorang istri dalam
waktu yang bersamaan. Lawan dari poligami adalah monogami. Ada dua ayat pokok
yang dapat dijadikan acuan dilakukannya poligami, yakni QS. al-Nisa’ (4): 3 dan QS.
al-Nisa’ (4): 129. Poligami sudah berjalan seiring perjalanan sejarah umat manusia,
sehingga poligami bukanlah suatu trend baru yang muncul tiba-tiba saja. Para ulama
berbeda pendapat mengenai ketentuan dan hukum poligami. Di antara mereka ada
yang menyetujui poligami dengan persyaratan yang agak longgar dan ada yang
mempersyaratkannya dengan ketat. Di antara mereka juga ada yang melarang
poligami, kecuali karena terpaksa (sebagai rukhshah) dalam kondisi-kondisi tertentu.
Yang pasti hukum Islam tidak melarang poligami secara mutlak (haram) dan juga
tidak menganjurkan secara mutlak (wajib). Hukum Islam mengatur masalah poligami
bagi orang-orang yang memang memenuhi syarat untuk melakukannya. Pelaksanaan
poligami, menurut hukum Islam, harus didasari oleh terpenuhinya keadilan dan
kemaslahatan di antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Namun,
kenyataannya banyak praktik poligami yang tidak mengindahkan ketentuan hukum
Islam tersebut, sehingga masih jauh dari yang diharapkan.
Kesimpulan