Anda di halaman 1dari 5

4 Peristiwa Paling Berdarah di

Indonesia ini Terjadi Pada Masa


Pemerintahan Soeharto
Rizal 174w | Tips

Soeharto mungkin bisa disebut presiden tersukses Indonesia karena langkah-


langkahnya pernah menghasilkan sesuatu yang sangat brilian. Masih ingat kan dulu
enaknya hidup di zaman Soeharto itu seperti apa? Segalanya murah, aman tentram
gara-gara petrus dan lain sebagainya. Kadang kangen masa-masa ini, makanya sampai
ada jargon yang populer belakangan, “Enak zamanku tho?”.

Tak dipungkiri kalau zaman Soeharto itu memang enak. Tapi, kita tak bisa menampik
juga kalau di masa pemerintahannya, yakni 1976 sampai 1998, terjadi banyak
pertumpahan darah, terutama yang berbentuk tragedi-tragedi kemanusiaan. Kalau
dilihat dari sudut pandang ini tentu saja kita bisa bilang jika pemerintahan Soeharto
adalah yang terburuk.

Mengelu-elukan sosok karena jasanya ya wajar, tapi ingat juga keburukan yang
pernah ada agar tidak timbul fanatisme buta. Dan berikut adalah kejadian-kejadian
paling berdarah yang pernah terjadi di masa kekuasaan Soeharto.

1. Kerusuhan Mei 1998


Peristiwa satu ini mungkin salah satu tragedi paling parah sepanjang masa
pemerintahan Soeharto. Ya, sangat parah karena sampai memengaruhi kinerja
pemerintahan pusat. Kejadian ini diduga diawali dari ketidakpuasan rakyat akan
ekonomi Indonesia yang carut marut karena krisis. Soeharto yang dianggap
bertanggung jawab, dipaksa mundur oleh massa yang umumnya adalah mahasiswa.

Kerusuhan Mei 98 [Image Source]Bentrok besar-besaran terjadi dan dari


sini banyak korban berjatuhan. Empat orang tewas serta puluhan
lainnya luka-luka. Kejadian ini juga merembet ke arah anarkisme
kepada orang-orang Tionghoa. Perempuan-perempuan diperkosa lalu
dibunuh, toko-toko milik orang Tiongkok digasak dan lain sebagainya.
Tragedi ini bertemu ujung pastinya ketika Soeharto secara resmi
mengundurkan dirinya.

2. Kerusuhan Tasikmalaya yang Mengerikan


Siapa yang menyangka Tasikmalaya yang adem ayem itu pernah jadi tuan rumah
sebuah tragedi mengerikan. Kejadian ini berlangsung pada tahun 1996 dan tercatat
sebagai salah satu peristiwa paling mengerikan di sepanjang pemerintahan Soeharto.
Masalah sebenarnya hanyalah tindakan polisi yang kurang ajar kepada para pengasuh
pondok di Condong, yakni berupa penyiksaan. Tapi, siapa sangka dari masalah ini
melebar jadi sangat luas.
Kerusuhan Tasikmalaya [Image Source]Awalnya, ada seorang santri yang
dihukum oleh pengurus pondok karena ketahuan mencuri. Kemudian si
santri ini mengadu kepada ayahnya yang seorang Kopral di kepolisian
Tasik. Akhirnya dipanggilah para pengurus pondok dan terjadilah
kekerasan tersebut. Dari kasus ini kemudian melebar gara-gara kabar
burung tentang salah satu ustadz pondok yang dikabarkan tewas
disiksa. Massa yang jumlahnya ribuan pun berkumpul dan melakukan
protes keras.

Tasikmalaya seperti terkena agresi kala itu. Banyak bangunan dibakar, mobil dan
motor digulingkan dan sebagainya. Korban tewasnya mungkin hanya beberapa orang
saja, tapi kerugian ditaksir mencapai angka Rp 85 miliar. Jumlah yang besar sekali
saat itu. Tragedi ini perlahan sirna setelah salah satu pengurus pondok memberikan
pengumuman jika tak ada ustad yang tewas dalam penganiayaan itu.

3. Peristiwa Tanjung Priok yang Kental


Konspirasi
Tanjung Priok juga pernah menjadi tempat tragedi paling berdarah di Indonesia.
Kejadian yang berlangsung di tahun 1984 itu menewaskan beberapa orang serta
melukai puluhan lainnya. Kasus ini dianggap pelanggaran HAM berat meskipun
sampai saat ini belum ada kelanjutan persidangannya.
Tragedi Tanjung Priok [Image Source]Hal yang paling digarisbawahi
dalam tragedi ini adalah tentang aparat yang bertindak sangat
agresif. Massa yang protes dihadiahi dengan tembakan-tembakan yang
membuat beberapa orang tewas seketika. Banyak dugaan kalau kasus ini
kental dengan nuansa politis.

4. Peristiwa Ninja Berdarah


Jawa Timur di tahun 1998 pernah jadi tempat paling mengerikan se Indonesia. Ya, ini
adalah fenomena ninja pembunuh yang sempat booming itu. Setiap ada rumah yang
pintunya kena silang, pasti malamnya salah satu penghuninya akan dibantai. Peristiwa
ini sendiri berawal dari kejadian dukun santet yang dibantai di Banyuwangi.
Fenomena Ninja Jawa Timur [Image Source]Ninja-ninja ini membunuhi
orang-orang alim seperti kyai dan ustad. Bahkan dari beberapa
korbannya juga tokoh setempat. Masyarakat ketakutan pada awalnya,
tapi kemudian mereka melawan dan mulai memburu para ninja-ninja
penyebar teror. Tragedi besar ini akhirnya hilang sendiri seiring
dengan peristiwa 98 yang juga mulai memudar. Ya, banyak yang
mengatakan jika ninja ini adalah isu pengalihan dari tragedi 1998
yang mengerikan itu.

Inilah deretan peristiwa-peristiwa paling berdarah selama masa pemerintahan


Soeharto. Sebagai kepala negara serta mempertimbangkan banyak kegilaan yang
terjadi seperti ini, kita bisa bilang kalau sang pengganti Bung Karno ini gagal.
Beberapa memang tak berhubungan dengannya, namun yang jelas ia tahu apa yang
terjadi, namun tidak mengambil langkah yang lebih berpihak kepada rakyat. Terlepas
dari kengerian yang pernah terjadi, pandang juga sisi baiknya yang sepertinya belum
bisa ditiru presiden-presiden setelahnya.

Anda mungkin juga menyukai