B.
Pendidikan merupakan salah satu hak anak yang mesti terpenuhi. Meskipun
sekolah agama bukan pendidikan formal, namun anak berhak bersekolah seperti
sekolah formal. Karena pengetahuan agama dapat menjadi bekal dia beribadah dan
menjalani kehidupan. Tidak hanya mengikuti apa kata orang atau taklid, tetapi
mengetahui dalih dari apa yang akan diperbuatnya.
C. Feature Perjalanan
Perjalanan saya menuju buffalo hill atau sering disebut Padang Munding
merupakan perjalanan kesekian kalinya bersama kumpulan Remaja Mesjid Al-ikhlas.
Mulanya kami kumpulan perempuan hanya berkeinginan untuk melakukan perjalanan
ke sana, karena guru kami tidak mengizinkan rombongan perempuan dengan alasan
perjalanan yang jauh.
Singkat cerita kamipun diberi izin setelah berulang kali berusaha membujuk
guru kami. Perempuan berangkat menggunakan mobil bak terbuka berjumlah sekitar 20
orang, sedangkan laki-laki menggunakan kendaraan roda dua. Perjalanan menggunkan
kendaraan menghabiskan waktu sekitar dua jam. Kami berangkat pukul 07.00 dan
sampai pukul 09.00. Sebenarnya bukan perjalannnya yang jauh, melainkan karena
menunggu petunjuk arah dari rombongan laki-laki yang berangkat lebih akhir. Juga di
tengah perjalanan ada pemandu kami yang mengalami kecelakaan, motor yang
ditumpanginya bertabrakan dengan pengendara lain yang mengakibatkan anak yang
diboncenginya terjatuh. Namun Alhamdulillah berjalanan bisa dilanjutkan sesuai
rencana karena anak yang terjatuh tidak mengalami luka apapun.
Tepat pukul 11.00 kami sampai di tempat parkir. Lebih tepatnya itu tempat
pengumpulan hasil tani masyarakat sekitar seperti sayuran, yang dimanfaatkan
masyarakat sebagai tempat penitipan kendaraan bagi para pendaki. Perjalanan kami
masih cukup jauh karena perjalanan yang sebenarnya baru akan dimulai. Setelah semua
rombongan laki-laki dan perempuan sampai di tempat penitipan barang, pemandu
langsung memberikan aba-aba untuk bersiap melakukan perjalanan sekitar 2 jam. Kami
pun mengawali perjalan dengan semangat dan sorakan gembira.
Ternyata perjalan yang kami lalui benar-benar menantang. Mata kami tertuju
pada jalan yang kami lihat yaitu jalan terjal ditambah dengan tanjakan yang cukup
tinggi. Kami tertawa sembari meyakinkan diri bahwa kami bisa melawatinya. Sesekali
kami beristirahat untuk meregangkan otot kaki dan meminum air untuk mengembalikan
kekuatan. Perjalan kami terus berlanjut sampai kemudian kami menemukan jalan licin
berbentuk tanah merah. Mata kami benar-benar kagum ketika melihat masyarakat
sekitar yang membawa hasil taninya dengan begitu semangat. Tubuh kami mulai merasa
lelah sehingga sepanjang perjalan kami terus berguman masih jauh?, berapa menit
lagi?, pemandu kami terus mengemangati kami kalau tempatnya sudah dekat padahal
belum terlihat sama sekali.
Anak kecil setingkat Sekolah Dasar kelas 1X yang ikut rombongan kami
menjadi salah satu sumber penyengat kami. Dia begitu gembira dengan perjalannya dan
tidak mengeluh sama sekali. Perjalan itu kami isi dengan berbincang pengalaman
masing-masing di tanah rantau, perkembangan program di tanah lahir dan sesekali
bernostalgia pengalaman perjalanan yang sebelumnya.
Setelah dua jam berlaku tepatnya pukul 11.00 akhirnya kami sampai di tempat
tujuan. Padang rumput yang indah dengan dikelilingi pepohonan rindang yang
membentuk pegunungan. Semua bersorak takbir dengan haru memendangi ciptahan
Tuhan yang luar biasa. Kami beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan yang
disuguhkan saat itu. Setelah setengah jam berlalu kami, para senior mempersiapkan
permainkan untuk mengisi waktu kami sembari menunggu senior laki-laki memasak
makanan yang akan mereka makan. Salah satu kebiasaan kami ketika melakukan
perlakanan itu, rombongan laki-laki membawa bekal makanan yang akan di masak,
sedangkan perempuan membawa bekal makanan yang sudang matang dan siap disantap.
Para junior dengan senangnya berbaris bersama kelompok masing-masing
menunggu permainan dimulai. Permainan yang pertama yaitu lomba memakan kerupuk
dengan cara merangkak sejauh satu meter menuju tempat kerupuk yang digantung, dan
diberi waktu 30 detik perorang untuk memakannya tanpa menggunakan tangan.
Kelompok laki-laki dan perempuan bersaing untuk memenangkan satu juara.
Permainan yang kedua yaitu menggilirkan kelereng, setiap anggota kelompok diberi
sendok berukuran kecil dan digigit oleh gigi juga 10 biji kelereng, kelereng tersebut
harus sampai ke sendok kawan yang paling akhir tanpa menggunakan tangan. Semua
kelompok riang dengan semua permainan. Juara permainan pertama dimenangkan oleh
grup laki-laki, sedangkan permainan kedua dimenangkan oleh grup perempuan.
Setengah jam berlalu dengan cepat dan waktu sholat dzuhurpun tiba. Kami
rombongan perempuan turun menuju sungai mata air untuk berwudhu. Air yang sangat
dingin dan bersih itu menyejukkan wajah kami, kami sampai betah bermain air sampai
pemandu kami memanggil-manggil kami untuk segera naik kembali. Kamipun
rombongan perempuan naik dan melaksanakan sholat berjamaah. Rasanya terharu
ketika selesai salam yang kami lihat disekeliling itu alam yang perlu kita jaga. Kami
menitikkan air mata karena masih bisa menikmati indah cipataan-Nya.
Setelah rombongan perempuan beres melaksanakan sholat, rombongan laki-laki
melaksanakan sholat dan kami membantu pekerjaan laki-laki untuk menyelesaikan
masakan mereka. Setelah mereka selesai sholat, semua masakan telat matang dan siap
untuk dihidangkan. Semua makanan untuk rombongan laki-laki dihidangkan di atas
daun pisang dan kami makan dengan bekal yang kami bawa sambil saling menyicipi
bekal yang dibawa masing-masing.
Setelah selasai makan kami berfoto untuk menyimpan potret kebersamaan kami.
Setelah selasai pemamdu kami mengumunkan bahwa masih ada tempat yang akan kita
singgahi. Sebelum berangkat kami membereskan barang bawaan kami dan
membersihkan sampah yang ada disekeliling tempat kami istirahat.
Ternyata benar kami sampai Pasang Munding tujuan kami. Padang rumput yang
lebih indah dari tempat yang kami singgahi sebelumny, ditambah dengan segerombol
Kerbau. Kami kembali terharu dengan pemandangan yang luar biasa. Menghabiskan
waktu masing-masing untuk mentrafakuri keindahannya. Sebelum pulang kami berfoto
bersama dan mengambil beberapa sampah yang ada di sana. Memang tidak banyak
sampah yang ada di sana, namun beberapa sampah pun akan mendorong orang lain
untuk membuang dan tidak membawanya pulang.
Kami pulang membawa banyak mengalaman. Perjalanan kami bukan hanya
sekedar menghabiskan waktu, namun kembali mengingat ciptaan-ciptaan Tuhan yang
harus kita jaga. Meskipun awalnya itu sededar dalih yang kami lontarkan untuk
mendapat izin, namun sepulang dari sana kami benar-benar sadar untuk selalu
lingkungan.