Abstrak
Seiring perkembangan zaman kebutuhan akan penggunaan lahan pun semakin meningkat. Penggunaan
terhadap lahan dapat berupa berbagai macam jenis bangunan atau properti seperti perkantoran, pertokoan,
perumahan, apartemen, hotel dll. Salah satu lahan yang berada di tempat strategis yaitu salah namun tidak
dimanfaatkan untuk dibangun properti diatasnya yaitu lahan kosong yang berada di Jl. Gajah Mada, Kec.
Jelutung, Kota Jambi dengan luas 4.560 𝑚2 lahan ini berada di dekat jalan kolektor primer sehingga memiliki
aksesibilitas yang tinggi selain itu kawasan ini juga merupakan kawasan permukiman penduduk dan juga
terdapat berbagai jenis bangunan seperti ruko, tempat ibadah, rumah makan dll. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk menentukan penggunaan lahan di Jl. Gajah Mada, Kec. Jelutung, Kota Jambi adalah dengan
metode Highest and Best Use (HBU). Analisa Highest and Best Use (HBU) adalah suatu analisa tentang
penggunaan lahan tertinggi dan terbaik dari suatu lahan kosong ataupun lahan yang sudah terpakai namun
tidak digunakan secara optimal. Analisa ini terdiri dari beberapa aspek yaitu aspek legal, aspek fisik, aspek
finansial dan aspek produktivitas maksimum. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini didapatkan
bahwa pertokoan merupakan alternatif properti yang paling menguntungkan jika didirikan pada lahan kosong
tersebut. Adapun penambahan nilai lahan dari nilai awal perkantoran memberikan kenaikan harga lahan
sebesar 72% atau sebesar Rp 13.194.870,71/m2 dan apabila didirikan pertokoan memberikan kenaikan harga
lahan sebesar 73% atau sebesar Rp 14.093.101,48/m2.
Highest and Best Use (HBU) tercipta karna adanya Konsep penilaian Highest and Best Use
persaingan pada pasar tentang ditempat seperti apa bertujuan untuk mendapatkan nilai tertinggi dan
seharusnya properti dibangun. Aspek finansial yang terbaik dari suatu properti yang secara legal
dimaksud meliputi perencanaan investasi, diijinkan, secara fisik memungkinkan, layak secara
pendapatan, pengeluaran, dan analisa aliran kas finansial dan mempunyai produktivitas yang
dengan menggunakan metode Net Present Value. maksimum. (The Appraisal Institute, 2001).
Oleh karena itu, dalam HBU diuji empat
2.2 Jenis-Jenis Properti kriteria yaitu:
Properti merupakan konsep hukum yang 1. Aspek legal
mencakup kepentingan, hak dan manfaat yang Aspek legal adalah aspek yang berhubungan
berkaitan dengan suatu kepemilikan dari tanah dengan hukum maupun Undang – Undang yang
beserta pengolahan dan pembangunannya (Hidayat berlaku berdasarkan ketetapan pemerintah. Dalam
dan Harjanto, 2003). Jenis properti dapat Highest and Best Use (HBU) harus memenuhi syarat
disimpulkan berdasarkan lima jenis, adapun jenis tentang peraturan bangunan, penataan wilayah,
properti serta fungsi dan contohnya adalah sebagai maupun peraturan lingkungan. Setiap bangunan
berikut: harus memenuhi persyaratan peruntukan Tata Guna
a. Residensial, Berfungsi untuk hunian atau Lahan, Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai
rumah untuk keluarga terpisah, rumah untuk Bangunan, Koefisien Dasar Hijau, Maksimum
beberapa keluarga. Contoh: Rumah, Apartemen Ketinggian Lantai, Garis Sempadan Bangunan, dan
dll. Jarak Bebas antara Bangunan.
b. Bangunan komersial, Berfungsi untuk
menghasilkan keuntungan. Contoh Mall, Pasar 2. Aspek fisik
grosir, Hotel, Pertokoan, Perkantoran dll. Aspek fisik adalah salah satu tinjauan yang
c. Industri, Berfungsi untuk tempat produksi. dilakukan dengan cara memperhatikan fisik lahan
Contoh: Pabrik, bangunan penelitian, seperti lokasi tanah, ukuran tanah yang meliputi
pengembangan dll. panjang dan lebar tanah dan bentuk tanah. Adapun
d. Pertanian, Berfungsi untuk tempat aspek fisik yang ditinjau yaitu sebagai berikut:
penyimpanan hasil pertanian. Contoh: Gudang, a. Analisa aspek fisik berdasarkan lokasi lahan,
Peternakan, Pengolahan kayu, Pertambangan dalam aspek ini digambarkan bagaimana lokasi
dll. lahan berada dan lingkungan sekitar lahan.
e. Khusus, Berfungsi untuk tujuan khusus dan b. Analisa aspek fisik berdasarkan ketersediaan
terbatas. Contoh: Bandar udara, Ruang fasilitas umum, dalam aspek ini meliputi
pertemuan, Rumah sakit, Sekolah dll. fasilitas umum apa saja disekitar lahan seperti
masjid, ketersediaan listrik dll.
2.3 Konsep HBU c. Analisa aspek fisik berdasarkan aksesibilitas,
Konsep penilaian pada metode Highest and dalam aspek ini ditinjau apakah lahan mudah
Best Use (HBU) adalah mendapatkan nilai tertingi diakses oleh kendaraan baik umum maupun
dan terbaik terhadap pemanfaat sebuah lahan pribadi.
sehingga dapat didapatkan keuntungan penggunaan d. Analisa aspek fisik berdasarkan ukuran dan
lahan secara maksimum. Dalam Highest and Best bentuk lahan, aspek ini berisi gambaran fisik
Use (HBU) diuji empat aspek yaitu aspek legal, maupun luasan lahan yang ditinjau.
aspek fisik, aspek finansial, dan produktivitas
maksimum. Menurut Prawoto (2015) analisa 3. Aspek finansial dengan metode Net
Highest and Best Use (HBU) dapat dilakukan baik Pesent Value (NPV)
itu pada lahan kosong maupun pada properti yang Aspek finansial dilakukan untuk
akan dikembangkan seperti penjelasan berikut: mempertimbangkan apakah jenis properti yang akan
1. Analisa Highest and Best Use (HBU) pada dibangun mendatangkan keuntungan terlebih pada
lahan kosong dapat dilakukan dengan pemilik lahan. Dalam aspek finansial ada beberapa
mengambil lahan yang memang kosong atau hal yang ditinjau yaitu sebagai berikut:
dapat diasumsikan bahwa tanah tersebut a. Biaya Investasi
kosong dengan merobohkan bangunan yang Biaya investasi merupakan biaya yang
ada diatasnya. dikeluarkan untuk membangun sebuah proyek yang
2. Analisa Highest and Best Use (HBU) pada mana biaya investasi terdiri dari nilai lahan, nilai
properti yang dikembangkan juga dapat bangunan dan isinya serta biaya biaya lain.
dilakukan, seperti pusat perbelanjaan yang Perencanaan biaya investasi yang diperlukan dalam
awalnya ramai menjadi sepi pengunjung perencanaan bangunan ini diperhitungkan dengan
sehingga akan dianalisa apakah pusat melakukan pendekatan (perencanaan biaya secara
perbelanjaan tersebut harus tetap dipertahankan kasar) untuk memberikan gambaran biaya yang
atau direnovasi atau bahkan dirobohkan dengan harus dikeluarkan untuk pembangunan alternatif
mengganti bangunan lain. properti yang akan dianalisa. Investasi dibedakan
menjadi tiga macam yaitu investasi jangka pendek,
investasi jangka menengah, dan investasi jangka lingkungan. Yang meliputi dua aspek yaitu zoning
panjang. dan building code.
4.3 Analisa Aspek Finansial 4. analisa arus kas dengan metode net present value
Analisa aspek finansial meliputi biaya (NPV)
investasi, pendapatan, pengeluaran dan arus kas Analisa metode net present value (NPV)
terdiskon. dilakukan dengan mengurangi pendapatan dengan
1. Perencanaan biaya investasi pengeluaran tiap tahun selama masa investasi
sehingga didapat aliran kas bersih. Investasi yang
123 Buletin Utama Teknik Vol. 17, No. 2, Januari 2022
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
layak ditunjukkan dengan NPV bernilai positif dan 2. Properti yang cocok didirikan pada lahan kosong
sebaliknya bila NPV bernilai negatif maka investasi yang terletak di Jl. Gajah Mada, Kec. Jelutung,
tidak layak dilakukan. Hasil kelayakan finansial Kota Jambi yang memiliki luas 4.560 m2
dapat dilihat pada Tabel 6. berdasarkan produktivitas tertinggi adalah
pertokoan dengan nilai produktivitas lahan
Tabel 6. Kelayakan finansial sebesar Rp 19.093.101,48/m2 dengan persen
Uraian Alternatif kenaikan nilai lahan sebesar 73%.
Perkantoran (Rp) Pertokoan (Rp)
5.2 Saran
Investasi 80.778.879.490 80.778.879.490 1. Penilai usaha yang memiliki karakteristik
Pendapatan 13.623.163.392 13.686.549.000 seperti usaha properti dapat menggunakan
pertahun analisa menggunakan metode Highest and Best
Pengeluaran 3.773.372.127 3.411.163.187 Use sebelum mendirikan bangunan.
pertahun 2. Perlunya penelitian lebihlanjut tentang
NPV 6.192.073.604,47 3.085.406.445,35 penilaian terhadap lahan kosong.
Pengujian Layak Layak
(Sumber: Hasil olahan penulis) Daftar Pustaka