Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

ANALISIS HIGHEST BEST USE (HBU)


TANAH JALAN KALIURANG (SELATAN KAMPUS UII)
Tugas Mata Kuliah Teknik Penilaian Aset | Analisis Keuangan | 2023

Disusun Oleh: Sigit Kusdiyanto | Hilda | Septi Restu Utami | Eka Ningtyas | Nurma Niskhafatun K
TUGAS MATA KULIAH TEKNIK PENILAIAN ASET

LAPORAN ANALISIS HIGHEST BEST USE (HBU)


TANAH JALAN KALIURANG (SELATAN KAMPUS TERPADU UII)

Disusun Oleh
Tim 4
Nama NIM
Sigit Kusdiyanto 21213010
Hilda 21213014
Septi Restu Utami 21213017
Eka Ningtyas 21213021
Nurma Niskhafatun Kasanah 21213023

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN ANALISIS KEUANGAN


FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah kosong adalah tanah yang sudah ada dan dapat dijadikan real estate berupa lahan
terbangun dan lahan belum terbangun yang tidak dapat dimanfaatkan secara optimal secara
optimal oleh pemiliknya. Tanah kosong ditampilkan sebagai bagian sebuah proses evolusi
yang dinamis, tetapi keberadaannya tidak untuk mempromosikan pembangunan
lingkungan secara positif. Masalah ini menunjukkan bahwa masih ada klaim hukum yang
belum dieksploitasi atas tanah dari pemiliknya, artinya tanah itu dibiarkan begitu saja.
Tanah merupakan aset atau properti yang unik dan memiliki karakter khusus. Terutama
karena sifat bahaya dan manfaatnya. Bumi selalu menjadi objek yang dalam hidup
digunakan secara maksimal/optimal. Bukti bahwa tidak ada negara karena kebutuhan
masyarakat akan ruang tumbuh secara tidak proporsional cadangan tanah tetap (tidak
produktif) ini terletak di lapangan. Masalah ini Itulah mengapa negara tersebut memiliki
nilai ekonomi yang sangat tinggi. Masalah tanah kosong menuntut peran pemerintah dalam
pengambilan keputusan tentang negaraPenyelenggaraan perekonomian daerah/kota.
Konservasi tanah sebagai sumber daya alam finansial (pendapatan), penting untuk
mempertimbangkan pembangunan menentukan penggunaan lahan yang optimal dan
sesuatu harus dilakukan untuk mengubah opini negatif tentang keberadaan negara bebas
rencana pembangunan Free State yang optimal membutuhkan analisis keuntungan tertinggi
dan terbaik. Subjek penyelidikan adalah tanah yang belum dikembangkan di Jalan
Kaliurang, Besi, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman dengan Metode Penggunaan Tertinggi dan
Terbaik (HBU). Mengetahui alternatif petak yang dapat dikembangkan secara hijau,
dimana nilai tanah tertinggi tercapai.

1.2. Tujuan Penelitian


Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi karakteristik fisik, legal formal, dan peraturan-peraturan yang
terkait dengan lahan.
b. Menganalisis Highest Best and Use (HBU) terhadap lahan.
BAB II

LANDASAN TEORI

Definisi property (asset) secara umum adalah komoditas (benda) atau sesuatu yang memiliki
nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange
value) yang dimiliki oleh badan, organisasi, perusahaan atau perorangan (individu). Harta adalah
barang-barang yang disebut sebagai benda, terdiri dari benda-benda tetap dan bergerak, baik
berwujud maupun tidak berwujud, yang termasuk dalam kekayaan atau kekayaan atau kekayaan
suatu instansi pemerintah, organisasi, unit usaha, atau perseorangan (instansi pemerintah).
Tanah adalah fenomena alam di permukaan bumi yang membentuk zona yang disebut
pedosfer, terdiri dari massa lepas batuan pecah dan lapuk yang bercampur dengan bahan organik.
Tidak seperti mineral, tumbuhan, dan hewan, bumi bukanlah bentuk yang jelas. Di dalam pedosfer
terdapat tumpang tindih dan interaksi antara litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Maka tanah
dapat disebut sebagai fenomena lintas batas antara fenomena alam yang berbeda di permukaan
bumi. Menurut pembentukannya, tanah merupakan hasil transformasi dan transfer mineral dan zat
organik yang muncul di permukaan bumi di bawah pengaruh faktor lingkungan yang bekerja
dalam waktu yang sangat lama dan berbentuk tubuh yang terorganisir morfologi tertentu
(Schroeder, 1984). Lahan kosong atau lahan yang belum dikembangkan, adalah lahan yang secara
fisik tidak memiliki bangunan tetapi memiliki potensi untuk dimanfaatkan (Chapin dan Kaiser
1979:256). Pada dasarnya pengertian ini meliputi tiga variabel yang dapat menjadi ciri tanah
kosong .

Kriteria Pengertian
Lahan kosong sebbagai lahan tidak terbangun yang sudah
Lahan Tidak Terbangun diperuntukkan atau diberi haknya tetapi tidak diusahakan
sesuai dengan hak yang diberikan / diterlantarkan (BPN, 1992)
Yaitu lahan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan,
atau hak pakai yang dengan sengaja tidak dipergunakan oleh
Lahan Terlantar pemegang haknya sesuai dengan keadaanya atau sifat dan
tujuan haknya atau tidak dipelihara dengan baik (pasal 3)
(BPN,1998).
Lahan yang sudah mendapatkan hak atau izin lokasi dan sudah
diperoleh haknya baik oleh perusahaan atau badan hukum.
Lahan Tidur
Tetapi belum digunakan sesuai dengan peruntukkannya dalam
izin lokasi (BPN, 1998)

Properti yang mempunyai dua sisi depan terhadap jalan dapat mempunyai nilai yang lebih
tinggi atau lebih rendah dari properti sekitarnya yang hanya mempunyai satu sisi depan terhadap
jalan. Keuntungan dari tanah pojok di pinggir jalan adalah sangat strategis jika dididrikan
bangunan dan aksebilitasnya sangat mudah, karena bisa di capai dari dua sisi jalan yang berbeda,
sedangkan kekurangannya adalah:
1. Arus mobilitas kendaraan cukup tinggi sehingga meningkatkan potensi kecelakaan
2. Harga tanah lebih mahal dan biaya pembangunannya mahal
3. Efek negatif akses terbuka
4. Biaya pajak lebih besar
Salah satu prinsip penilaian yang paling umum digunakan adalah penggunaan tertinggi dan
terbaik yaitu HBU. penggunaan tanah kosong atau peningkatan properti yang secara fisik
memungkinkan, layak secara hukum, layak secara ekonomi dan produktivitas optimal. Dalam
mengevaluasi luas tanah HBU, sangat penting untuk mempertimbangkan rencana pengembangan
produk yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibangun.
Dalam penelitian ini, analisis HBU diperlukan agar dapat mengetahui atau mengidentifikasi
alternatif penggunaan lahan apakah yang terbaik untuk di kembangkan atau di bangun pada lahan
tersebut. Penggunaan tertinggi dan terbaik dari tanah kosong adalah pertimbangan hubungan
antara penggunaan yang ada dan semua kemungkinan pengguna, hal ini digunakan sebagai
panduan untuk perkiraan nilai yang dibutuhkan saat tanah kosong dijual atau telah terjual. Untuk
menentukan penggunaan tertinggi dan terbaik dari sebidang lahan yang kosong terdapat 4
lanngkah pengujian yang harus dilakukan yaitu:
1. Aspek Fisik
a. Lokasi lahan dan gambaran di mana lahan berada
b. Aksesibilitas, keterjangkauan lokasi dengan sarana prasarana dan fasilitas umum di
sekitar
2. Aspek Legal
Kelayakan secara legal diperlukan dalam analisa Highest and Best Use untuk menghindari
adanya penyalahgunaan fungsi guna lahan seperti yang telah ditetapkan menurut peraturan
oleh pemerintah.
a. Zonasi yang menganalisa penggunaan tanah yang tepat untuk dibangun di atasnya
sesuai dengan rencana kota.
b. Kode bangunan, peraturan pemerintah untuk bangunan, yaitu GSB (Garis Setara
Bangunan), KDB (Faktor Dasar Bangunan), KLB (Faktor Bangunan), KDH (Faktor
Area Hijau) dan tinggi bangunan.
3. Aspek Finansial
Kelangsungan keuangan diverifikasi oleh analisis arus kas diskonto, yaitu Pendapatan
investasi dan beban usaha diproyeksikan tumbuh dengan persentase tertentu pada setiap
periode tertentu. Nilai yang berbeda dari setiap periode kemudian digunakan sebagai nilai
sekarang untuk menghasilkan NPV (Net Present Value). Suatu fitur alternatif dikatakan
layak jika NPV-nya positif dan sebaliknya tidak layak jika NPV-nya negatif. Digunakan
untuk memperkirakan arus keuangan yang terlibat dalam perencanaan konstruksi alternatif
dari jenis bangunan yang akan dibangun atau ditempati, sebagai berikut:
a. Pemilihan Alternatif
Dipilih berdasarkan asumsi yang didapat dari pengamatan secara langsung pada
bangunan disekitar lokasi objek sebagai kawasan komersial.
b. Analisa Kelayakan Finansial
Perencanaan finansial menghitung biaya modal, biaya pendapatan, dan biaya dari
setiap alternatif. Biaya Investasi Perencanaan biaya investasi diperlukan untuk
memperoleh gambaran tentang biaya yang dikeluarkan saat membangun sebuah
bangunan secara umum.
1. Pendapatan
2. Pengeluaran
3. Hasil Analisa Aspek Finansial

4. Produktivitas Maksimum
Penggunaan yang menghasilkan nilai residu tertinggi sesuai dengan tingkat
pengembalian yang dijamin oleh pasar untuk penggunaan tersebut merupakan
penggunaan tertinggi dan terbaik, sehingga opsi dengan NPV positif dianggap layak.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Perolehan Data


Data diperoleh melalui:
1. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari BAPEDA Sleman berupa peta tata ruang
daerah Kawasan Sleman dan google earth.
2. Dokumentasi
Untuk mendukung penelitian yang dilakukan dibutuhkan data pendukung
seperti foto.

3.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data


3.2.1. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan dengan menGangunakan cara:
1. Perencanaan HBU
Perencanaan HBU dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kegunaan
tertinggi yang menguntungkan tanpa mengesampingkan peraturan yang ada.
2. Rekapitulasi data legalitas dan karakteristik tanah
Mengumpulkan data-data yang dikumpulkan berupa data sekunder.
3. Sistem informasi geografis
Software yang mengelola data-data spesial.
4. Review peraturan dan undang-undang
Melihat peraturan dan undang-undang yang terkait dan digunakan dalam
identifikasi penilaian aset.

3.2.2. Metode Analisis Data


Analisis yang digunakan yaitu:
1. Analisis deskriptif kualitatif
Analisis yang digunakan adalah dengan memberikan gambaran-gambaran
setelah melihat data yang telah dikumpulkan.
2. Analisis Keruangan
Analisis yang digunakan adalah dengan melihat hubungan aset dengan
lingkungan disekitarnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Fisik


Bentuk dan Ukuran Lahan
Lahan kosong di Jalan Kaliurang (tanah x) memiliki ukuran seluas 424.09 m² dan
memiliki bentuk menyerupai jajar genjang. Di mana panjang setiap sisi yang berhadapan
memiliki ukuran yang hampir sama. Untuk gambar bentuk dan ukuran lahan kosong (tanah
x) secara grafis ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 4.1. Ukuran dan Bentuk Lahan Kosong (Tanah x)

Topografi
Lahan kosong yang menjadi objek penelitian ini memiliki kontur tanah dengan
permukaan datar atau memiliki kondisi elevasi yang sejajar dengan jalan di sekitarnya.
Tingkat elevasi yang diperkirakan yaitu sekitar 3-5%, sehingga tidak perlu dilakukan
perataan tanah.
Lokasi
Lahan kosong yang kami jadikan sebagai bahan pengamatan terletak di Besi, Sukoharjo,
Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581. Lahan kosong ini
letaknya tidak jauh dari Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia, berikut adalah
denah tempat lahan kosong tersebut:

Gambar 4.2. Lokasi Tanah x di Tepi Jalan Kaliurang

Lahan ini langsung berbatasan dengan jalan, pada sisi timur berbatasan dengan Jalan
Kaliurang dan pada sisi selatan berbatasan dengan Gang Mawar jalan menuju
perkampungan. Sisi sebelah barat dan utara berbatasan dengan rumah warga. Untuk lebih
jelasnya sebagai berikut:
a. Utara: Toko Snack Brilian Yogyakarta dan gang buntu
b. Timur: Jalan Kaliurang
c. Barat: Bangunan rumah warga
d. Selatan: Gang Mawar perkampungan Besi, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman
(a) (b)

(c) (d)
Gambar 4.3. Gambar Visual Batas-batas Tanah x, (a) batas utara,
(b) batas timur, (c) batas barat, (d) batas selatan

Gambar 4.4. Peta Blok di Sekeliling Tanah X


Aksesibilitas
Lahan kosong (tanah x) ini terletak di sudut antara 2 jalan, yaitu Jalan Kaliurang dan
Gang Mawar memasuki perkampungan. Tentunya karakteristik dari kedua jalan tersebut
berbeda, dengan penjelasan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1. Karakteristik Jalanan di Sekeliling Lahan X


Lebar Jumlah
Jalan Material Kualitas Akses
(m) Arah
Jalan Kaliurang Aspal Baik 4 2 Bebas
Gang Mawar Paving block Baik 6 2 Terbatas

Untuk gambar pada kedua jalan yang berbatasan langsung dengan lahan kosong tersaji

(a) (b)
Gambar 4.5. Karakteristik Jalanan di Sekitar Lahan X
(a) Jalan Kaliurang, (b) Gang Mawar Memasuki Kampung

Lahan tersebut dapat ditempuh dengan berbagai macam transportasi (umum dan
pribadi) transportasi umum yang dapat digunakan yaitu Teman Bus dan Ojek Online.
Untuk tempat pemberhentian terletak di sebelah selatan lahan kosong tersebut ± 500 m dan
dapat ditempuh dalam waktu 3 menit. Untuk menggunakan transportasi umum Ojek Online
dapat langsung menuju ke lokasi tersebut.
Fasilitas Umum, Sarana dan Prasarana di Sekitar Objek
Di sekitar objek mudah ditemui berbagai macam fasilitas umum dan sarana prasarana.
Fasilitas umum, sarana dan prasarana di sekitar tanah x serta jarak, arah, dan waktu tempuh
dijelaskan secara detail dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2. Fasilitas Umum dan Sarana Prasarana di Sekitar Tanah x


Jarak Waktu Tempuh
Lokasi Nama Arah
(meter) (menit)
Masjid Darul Islam
Tempat Ibadah 150 Utara 1
Tegalmanding
Tempat Ibadah Masjid Ulil Albab UII 650 Utara 2
Sarana
Universitas Islam Indonesia 650 Utara 2
Pendidikan
Sarana SD-SMP Islam Al-Azhar Cairo
900 Selatan 2
Pendidikan Yogyakarta
Sarana BRI Corporate
400 Utara 1
Pendidikan UniversityYogyakarta
Sarana
STIKES Panti Rapih 250 Utara 1
Pendidikan
Pusat
RAFA UII Jogja 20 Utara 1
Perbelanjaan
Pusat
Metro Kampus UII Jakal 150 Utara 1
Perbelanjaan
Pusat
Fashion Story 1100 Selatan 3
Perbelanjaan
SPBU SPBU UII 450 Selatan 1
Taman/ ruang
terbuka Embung UII 2300 Utara 5
hijau (RTH)
Sarana
RSU Gramedika 10 1100 Selatan 3
Kesehatan
Sarana
Pusat Rehabilitasi YAKKUM 350 Selatan 4
Kesehatan
Sarana
Rumah Sakit Panti Nugroho 2700 Utara 5
Kesehatan
Wisata Kuliner Warung Kopi Klotok 3000 Utara 8
Sarana Olahraga GOR UII 1900 Utara 6
Sarana Olahraga Meteor Futsal & Billiard 1100 Selatan 3
Bank Bank BRI 350 Utara 1

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 4.5. Fasilitas Umum dan Sarana Prasarana Sekitar Tanah x. (a) Universitas Islam
Indonesia (sumber : https://www.detik.com/), (b) Metro Kampus UII Jakal (sumber :
https://halallife.id/), (c) Warung Kopi Klotok (sumber : https://kulinear.hops.id/), (d) Pusat
Rehabilitasi YAKKUM (sumber : https://www.yakkum-rehabilitation.org/)
Kondisi Saat Ini
Kondisi terkini, ada sebagian lahan yang digunakan warga sekitar untuk membuang dan
membakar sampah. Namun, secara menyeluruh lahan kosong tersebut ditumbuhi
pepohonan besar dan rumput-rumput liar. Luas tanah yang ditumbuhi yaitu 420 m² atau
hampir 100% dari total luas tanah x.

4.2. Informasi Legal Formal


Dapat diketahui jika lahan kosong yang berada di lokasi tersebut merupakan
kepemilikan dari Mr. X. Objek analisis ini memiliki dokumen kepemilikan yang berupa
Sertifikat Hak Milik. Lahan ini terletak di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik yang
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Yogyakarta.
Sertifikat Hak Milik atau SHM merupakan hak atas tanah yang memberikan wewenang
untuk mendayagunakan tanah yang bersangkutan. Dari sudut keleluasaan dalam
pemanfaatan, seluruh hak atas tanah yang ada dapat dibuktikan dengan Sertifikat Hak Milik
dan menempati kasta tertinggi serta bermanfaat paling besar pula bagi pemiliknya.

4.3. Kriteria Memungkinkan Secara Hukum (Legally Permissible)


1. Zoning
a. Peruntukan Tanah
Jika ditinjau berdasarkan Perda Kabupaten Sleman No. 13 Tahun 2021 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Sleman Tahun 2021-2041 dan laporan rencana
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Sleman Timur 2021 –2040, maka
sesungguhnya tanah x berada dalam kawasan perkotaan. SehinGanga peruntukkan
dan penggunaan lahan harus disesuaikan dengan peraturan tata ruang terkait.
Untuk lebih rincinya, berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
(RDTRK) Sleman Timur tahun 2021-2040 maka objek identifikasi properti
termasuk pada zona kawasan permukiman perkotaan.
b. Hak Atas Tanah
Tanah x adalah tanah milik Mr. X dengan status Hak Milik Pribadi.
2. Building Code
a. Kesesuaian dengan peraturan
Berdasarkan Perda Kabupaten Sleman No. 13 Tahun 2021 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Sleman Tahun 2021-2041 dan Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan (RDTRK)Sleman Timur 2021 –2040, serta berdasarkan RTBL
(Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan) Ngemplak persyaratan yang harus
dipenuhi antara lain:
1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal 60%.
2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah 1,2 - 2 dan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) maksimal 40%
3. Garis Sepadan Jalan (GSJ) (Jalan Kaliurang = 5,5 m)
4. Garis Sempadan Bangunan (GSB) 3,9m dan 4,15m (Rumus 1⁄2 x lebar jalan
“mengacu rtrw kabupaten sleman”)
5. Tinggi bangunan maksimal 33 m
Mengacu pada persyaratan tersebut di atas, maka dilakukan perbandingan
pada data hasil observasi dengan persyaratan di atas. Sehingga didapatkan
hasil sebagai berikut:
6. KDB
Mengacu pada ketentuan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang
mensyaratkan maksimal 60%, maka tanah di selatan Rafa UII Jogja yang
memiliki luas ±502 m2. hanya dapat dibangun bangunan dengan luas lantai
dasar maksimum seluas 301,2 m2.
7. Garis Sempadan Jalan (GSJ) depan
Karena tanah di sebelah selatan Rafa UII Jogja berada di pojok dan
berbatasan dengan jalan utama yaitu Jalan, Jalan . Kaliurang, mengacu pada
ketentuan Garis Sempadan Jalan (GSJ) maka tanah x harus dibangun
minimal berjarak 10 meter dari tepi jalan kearah halaman dari Jalan
Kaliurang.
8. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Mengacu pada KDB= 301,2 m2 dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB =
maksimal 2) 301,2 x 2 = 602,4 maka bisa dibangun bangunan maksimal 2
lantai
9. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Mengacu pada ketentuan Garis Sempadan Bangunan (GSB) , maka tanah x
harus dibangun dari tepi jalan raya minimal berjarak 5,5 meter di sebelah
barat Jalan Kaliurang.
10. Tinggi Bangunan
Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK), batasan
maksimal tinggi bangunan adalah 33 meter, dengan asumsi jarak per lantai
adalah 4-meter mengacu pada KLB maka tanah x bisa dibagun max. 8 lantai
dengan total tinggi 32 meter.

Gambar 4.10. GSJ dan GSB

4.4. Analisis Highest and Best Use (HBU)


Berdasarkan informasi yang didapatkan dari tetangga pemilik tanah x, tanah tersebut
tidak ada rencana pembangunan, tetapi berdasarkan analisis yang dilakukan oleh kelompok
kami yang berlandaskan atas karakteristik legal formal dan hukum perundang-undangan
maka terdapat alternatif penggunaan tertinggi dan terbaik dari tanah tersebut. Dari diskusi
yang kami lakukan maka tanah yang berada di selatan Rafa UII Jogja (tanah x) paling
sesuai jika dibangun pertokoan (retail use) dengan biaya pembangunan sebesar Rp
527.100.000,00 untuk disewakan kepada penyewa atau pemilik usaha dengan
mempertimbangkan lokasi yang dekat dengan jalan raya, kampus dan fasilitas umum
lainnya. Ruko ini nantinya akan difungsikan sebagai tempat usaha, mulai dari makanan,
jasa atau perkantoran yang akan dibagi menjadi 3 gerai. Setiap ruko memiliki luas 10 x 3
m.
Tanah x merupakan tanah pojok yang memiliki dua akses jalan yaitu Jalan Kaliurang
dan Jalan Pamungkas serta memiliki dua akses gang yaitu Gang Mawar dan Gang Banteng.
Maka jika nantinya akan membuat sebuah bangunan maka akses jalan masuk utama yang
kami ambil adalah dari Jalan Kaliurang. Sekitar lahan x terdapat beberapa objek yang
berdekatan dengan lahan, objek itu antara lain Rafa UII Jogja, UII, dan Embung UII.
Kampus UII difungsikan sebagai area pendidikan yang dapat digunakan untuk belajar.
Aktivitas fisik yang dilakukan oleh masyarakat membuat mereka perlu untuk memenuhi
kebutuhan dasar yaitu makan dan minum serta kebutuhan jasa lainnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Tanah x memiliki luas 424.09 m² miring ke arah selatan. Tanah ini memiliki aksesibilitas
yang baik dan memiliki kedekatan dengan sejumlah fasilitas umum dan sarana prasarana
pendukung.
1. Tanah x merupakan milik Mr. X.
2. Terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi dalam menentukan keputusan
highest and best use dari tanah ini.
3. Penggunaan tertinggi dan terbaik dari tanah x digunakan sebagai pertokoan (retail
use) yang nantinya akan difungsikan sebagai tempat usaha, mulai dari bidang kuliner,
jasa atau perkantoran yang akan dibagi menjadi 3 gerai.

5.2. Saran
1. Tanah tersebut dapat segera difungsikan sesuai kegunaan tertinggi dan terbaiknya.
2. Sebisa mungkin meminimalisir konflik sosial yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Sudibyanung, Dewi, A.R. and Christine, R.V. (2020), “Buku Ajar Dasar-dasar Penilaian Aset dan
Properti - Konsepsi Nilai”, STPN Press, Yogyakarta

Mulyana, E.W. (2019,) ‘‘Penentuan Penggunaan Lahan Kosong dengan Analisis Highest and Best
Use (HBU)’’, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai