Disusun Oleh: Sigit Kusdiyanto | Hilda | Septi Restu Utami | Eka Ningtyas | Nurma Niskhafatun K
TUGAS MATA KULIAH TEKNIK PENILAIAN ASET
Disusun Oleh
Tim 4
Nama NIM
Sigit Kusdiyanto 21213010
Hilda 21213014
Septi Restu Utami 21213017
Eka Ningtyas 21213021
Nurma Niskhafatun Kasanah 21213023
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Definisi property (asset) secara umum adalah komoditas (benda) atau sesuatu yang memiliki
nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange
value) yang dimiliki oleh badan, organisasi, perusahaan atau perorangan (individu). Harta adalah
barang-barang yang disebut sebagai benda, terdiri dari benda-benda tetap dan bergerak, baik
berwujud maupun tidak berwujud, yang termasuk dalam kekayaan atau kekayaan atau kekayaan
suatu instansi pemerintah, organisasi, unit usaha, atau perseorangan (instansi pemerintah).
Tanah adalah fenomena alam di permukaan bumi yang membentuk zona yang disebut
pedosfer, terdiri dari massa lepas batuan pecah dan lapuk yang bercampur dengan bahan organik.
Tidak seperti mineral, tumbuhan, dan hewan, bumi bukanlah bentuk yang jelas. Di dalam pedosfer
terdapat tumpang tindih dan interaksi antara litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Maka tanah
dapat disebut sebagai fenomena lintas batas antara fenomena alam yang berbeda di permukaan
bumi. Menurut pembentukannya, tanah merupakan hasil transformasi dan transfer mineral dan zat
organik yang muncul di permukaan bumi di bawah pengaruh faktor lingkungan yang bekerja
dalam waktu yang sangat lama dan berbentuk tubuh yang terorganisir morfologi tertentu
(Schroeder, 1984). Lahan kosong atau lahan yang belum dikembangkan, adalah lahan yang secara
fisik tidak memiliki bangunan tetapi memiliki potensi untuk dimanfaatkan (Chapin dan Kaiser
1979:256). Pada dasarnya pengertian ini meliputi tiga variabel yang dapat menjadi ciri tanah
kosong .
Kriteria Pengertian
Lahan kosong sebbagai lahan tidak terbangun yang sudah
Lahan Tidak Terbangun diperuntukkan atau diberi haknya tetapi tidak diusahakan
sesuai dengan hak yang diberikan / diterlantarkan (BPN, 1992)
Yaitu lahan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan,
atau hak pakai yang dengan sengaja tidak dipergunakan oleh
Lahan Terlantar pemegang haknya sesuai dengan keadaanya atau sifat dan
tujuan haknya atau tidak dipelihara dengan baik (pasal 3)
(BPN,1998).
Lahan yang sudah mendapatkan hak atau izin lokasi dan sudah
diperoleh haknya baik oleh perusahaan atau badan hukum.
Lahan Tidur
Tetapi belum digunakan sesuai dengan peruntukkannya dalam
izin lokasi (BPN, 1998)
Properti yang mempunyai dua sisi depan terhadap jalan dapat mempunyai nilai yang lebih
tinggi atau lebih rendah dari properti sekitarnya yang hanya mempunyai satu sisi depan terhadap
jalan. Keuntungan dari tanah pojok di pinggir jalan adalah sangat strategis jika dididrikan
bangunan dan aksebilitasnya sangat mudah, karena bisa di capai dari dua sisi jalan yang berbeda,
sedangkan kekurangannya adalah:
1. Arus mobilitas kendaraan cukup tinggi sehingga meningkatkan potensi kecelakaan
2. Harga tanah lebih mahal dan biaya pembangunannya mahal
3. Efek negatif akses terbuka
4. Biaya pajak lebih besar
Salah satu prinsip penilaian yang paling umum digunakan adalah penggunaan tertinggi dan
terbaik yaitu HBU. penggunaan tanah kosong atau peningkatan properti yang secara fisik
memungkinkan, layak secara hukum, layak secara ekonomi dan produktivitas optimal. Dalam
mengevaluasi luas tanah HBU, sangat penting untuk mempertimbangkan rencana pengembangan
produk yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibangun.
Dalam penelitian ini, analisis HBU diperlukan agar dapat mengetahui atau mengidentifikasi
alternatif penggunaan lahan apakah yang terbaik untuk di kembangkan atau di bangun pada lahan
tersebut. Penggunaan tertinggi dan terbaik dari tanah kosong adalah pertimbangan hubungan
antara penggunaan yang ada dan semua kemungkinan pengguna, hal ini digunakan sebagai
panduan untuk perkiraan nilai yang dibutuhkan saat tanah kosong dijual atau telah terjual. Untuk
menentukan penggunaan tertinggi dan terbaik dari sebidang lahan yang kosong terdapat 4
lanngkah pengujian yang harus dilakukan yaitu:
1. Aspek Fisik
a. Lokasi lahan dan gambaran di mana lahan berada
b. Aksesibilitas, keterjangkauan lokasi dengan sarana prasarana dan fasilitas umum di
sekitar
2. Aspek Legal
Kelayakan secara legal diperlukan dalam analisa Highest and Best Use untuk menghindari
adanya penyalahgunaan fungsi guna lahan seperti yang telah ditetapkan menurut peraturan
oleh pemerintah.
a. Zonasi yang menganalisa penggunaan tanah yang tepat untuk dibangun di atasnya
sesuai dengan rencana kota.
b. Kode bangunan, peraturan pemerintah untuk bangunan, yaitu GSB (Garis Setara
Bangunan), KDB (Faktor Dasar Bangunan), KLB (Faktor Bangunan), KDH (Faktor
Area Hijau) dan tinggi bangunan.
3. Aspek Finansial
Kelangsungan keuangan diverifikasi oleh analisis arus kas diskonto, yaitu Pendapatan
investasi dan beban usaha diproyeksikan tumbuh dengan persentase tertentu pada setiap
periode tertentu. Nilai yang berbeda dari setiap periode kemudian digunakan sebagai nilai
sekarang untuk menghasilkan NPV (Net Present Value). Suatu fitur alternatif dikatakan
layak jika NPV-nya positif dan sebaliknya tidak layak jika NPV-nya negatif. Digunakan
untuk memperkirakan arus keuangan yang terlibat dalam perencanaan konstruksi alternatif
dari jenis bangunan yang akan dibangun atau ditempati, sebagai berikut:
a. Pemilihan Alternatif
Dipilih berdasarkan asumsi yang didapat dari pengamatan secara langsung pada
bangunan disekitar lokasi objek sebagai kawasan komersial.
b. Analisa Kelayakan Finansial
Perencanaan finansial menghitung biaya modal, biaya pendapatan, dan biaya dari
setiap alternatif. Biaya Investasi Perencanaan biaya investasi diperlukan untuk
memperoleh gambaran tentang biaya yang dikeluarkan saat membangun sebuah
bangunan secara umum.
1. Pendapatan
2. Pengeluaran
3. Hasil Analisa Aspek Finansial
4. Produktivitas Maksimum
Penggunaan yang menghasilkan nilai residu tertinggi sesuai dengan tingkat
pengembalian yang dijamin oleh pasar untuk penggunaan tersebut merupakan
penggunaan tertinggi dan terbaik, sehingga opsi dengan NPV positif dianggap layak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Topografi
Lahan kosong yang menjadi objek penelitian ini memiliki kontur tanah dengan
permukaan datar atau memiliki kondisi elevasi yang sejajar dengan jalan di sekitarnya.
Tingkat elevasi yang diperkirakan yaitu sekitar 3-5%, sehingga tidak perlu dilakukan
perataan tanah.
Lokasi
Lahan kosong yang kami jadikan sebagai bahan pengamatan terletak di Besi, Sukoharjo,
Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581. Lahan kosong ini
letaknya tidak jauh dari Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia, berikut adalah
denah tempat lahan kosong tersebut:
Lahan ini langsung berbatasan dengan jalan, pada sisi timur berbatasan dengan Jalan
Kaliurang dan pada sisi selatan berbatasan dengan Gang Mawar jalan menuju
perkampungan. Sisi sebelah barat dan utara berbatasan dengan rumah warga. Untuk lebih
jelasnya sebagai berikut:
a. Utara: Toko Snack Brilian Yogyakarta dan gang buntu
b. Timur: Jalan Kaliurang
c. Barat: Bangunan rumah warga
d. Selatan: Gang Mawar perkampungan Besi, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4.3. Gambar Visual Batas-batas Tanah x, (a) batas utara,
(b) batas timur, (c) batas barat, (d) batas selatan
Untuk gambar pada kedua jalan yang berbatasan langsung dengan lahan kosong tersaji
(a) (b)
Gambar 4.5. Karakteristik Jalanan di Sekitar Lahan X
(a) Jalan Kaliurang, (b) Gang Mawar Memasuki Kampung
Lahan tersebut dapat ditempuh dengan berbagai macam transportasi (umum dan
pribadi) transportasi umum yang dapat digunakan yaitu Teman Bus dan Ojek Online.
Untuk tempat pemberhentian terletak di sebelah selatan lahan kosong tersebut ± 500 m dan
dapat ditempuh dalam waktu 3 menit. Untuk menggunakan transportasi umum Ojek Online
dapat langsung menuju ke lokasi tersebut.
Fasilitas Umum, Sarana dan Prasarana di Sekitar Objek
Di sekitar objek mudah ditemui berbagai macam fasilitas umum dan sarana prasarana.
Fasilitas umum, sarana dan prasarana di sekitar tanah x serta jarak, arah, dan waktu tempuh
dijelaskan secara detail dalam tabel 4.2.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4.5. Fasilitas Umum dan Sarana Prasarana Sekitar Tanah x. (a) Universitas Islam
Indonesia (sumber : https://www.detik.com/), (b) Metro Kampus UII Jakal (sumber :
https://halallife.id/), (c) Warung Kopi Klotok (sumber : https://kulinear.hops.id/), (d) Pusat
Rehabilitasi YAKKUM (sumber : https://www.yakkum-rehabilitation.org/)
Kondisi Saat Ini
Kondisi terkini, ada sebagian lahan yang digunakan warga sekitar untuk membuang dan
membakar sampah. Namun, secara menyeluruh lahan kosong tersebut ditumbuhi
pepohonan besar dan rumput-rumput liar. Luas tanah yang ditumbuhi yaitu 420 m² atau
hampir 100% dari total luas tanah x.
5.1. Kesimpulan
Tanah x memiliki luas 424.09 m² miring ke arah selatan. Tanah ini memiliki aksesibilitas
yang baik dan memiliki kedekatan dengan sejumlah fasilitas umum dan sarana prasarana
pendukung.
1. Tanah x merupakan milik Mr. X.
2. Terdapat beberapa peraturan yang harus dipatuhi dalam menentukan keputusan
highest and best use dari tanah ini.
3. Penggunaan tertinggi dan terbaik dari tanah x digunakan sebagai pertokoan (retail
use) yang nantinya akan difungsikan sebagai tempat usaha, mulai dari bidang kuliner,
jasa atau perkantoran yang akan dibagi menjadi 3 gerai.
5.2. Saran
1. Tanah tersebut dapat segera difungsikan sesuai kegunaan tertinggi dan terbaiknya.
2. Sebisa mungkin meminimalisir konflik sosial yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Sudibyanung, Dewi, A.R. and Christine, R.V. (2020), “Buku Ajar Dasar-dasar Penilaian Aset dan
Properti - Konsepsi Nilai”, STPN Press, Yogyakarta
Mulyana, E.W. (2019,) ‘‘Penentuan Penggunaan Lahan Kosong dengan Analisis Highest and Best
Use (HBU)’’, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Yogyakarta.