Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT 2022

Pengembangan Usaha Keripik Tempe “MAKIOH”

Oleh :
DPL: DR. Zaki Saptari Saldi

Anggota Kelompok B058:


Angelique Allison 23101910076
Carles P. Lumban Gaol 23601910010
Jamie Nehemia Rynae 13111910072
Jason Tedja Sukmana 13201910035
Josette Claudia Lois 13411910037
Justine Saphira 13121910159
Lionel Lesmana 13111910201
Sarah Anisah Hendriana 13111910295

Universitas Prasetiya Mulya


2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

RINGKASAN PROFIL MITRA USAHA 2


Identifikasi Kemampuan Kepemimpinan Mitra Usaha 3
Identifikasi Kemampuan Berkreasi dari Mitra Usaha 4
Identifikasi Perilaku dan Gaya Hidup Mitra 4
Identifikasi Kapasitas Fungsional Manajemen Bisnis Mitra Usaha 5

RINGKASAN PROFIL USAHA 5

RINGKASAN KONDISI USAHA DAN MODAL KEWIRAUSAHAAN 7


Kekuatan dan Kendala Strategik (secara umum) 7
Kemampuan Mitra Mengenal Lingkungan Industri Usaha 7
Mendefinisikan Visi, Misi, dan Tujuan Usaha 8
Perencanaan dan Model Bisnis 8
Pengenalan Diri Secara Umum 8
Pengenalan Bisnis Secara Umum 8
Kekuatan dan Kendala Operasional (Standar kualitas, ukuran kapasitas, dll) 9
Kekuatan dan Kendala Pemasaran (Penetapan target konsumen, Strategi, dll) 9
Kekuatan dan Kendala Sumber Daya Manusia (jumlah tenaga kerja, pengelolaan tugas, dll) 10
Kekuatan dan Kendala Keuangan (ketersediaan dan pengelolaan keuangan, dll) 10
Kekuatan dan Kendala Pengadopsian Teknologi (penggunaan teknologi dalam bidang
operasional, pemasaran, SDM, manajemen keuangan, dll) 11

ANALISIS RESIKO KEBERLANJUTAN USAHA 11

ANALISIS PERSAINGAN DAN KOLABORASI / PENGEMBANGAN JARINGAN 11

HARAPAN ATAU TARGET MITRA MELALUI PENDAMPINGAN COMDEV 2022 12

STRATEGI UMUM KELOMPOK UNTUK MENDAMPINGI MITRA USAHA 12


Finansial 12
Operasional 13
Marketing 13
Human Resource 14

1
1. RINGKASAN PROFIL MITRA USAHA

Nama Mitra Usaha : Siti Hotimah

Tempat / Tanggal Lahir : 22 Agustus 1986

Usia : 35 Tahun

Pendidikan Terakhir : SMA -Sederajat

Pekerjaan Saat ini : Pengusaha dan Ibu rumah tangga

Pekerjaan Sebelumnya : Kerja di pemerintahan sebagai bagian umum (Bupati)

Alamat Lengkap : GG. KS no. 169 RT.03 RW.01 Dusun Wage (Rumah tinggal)

Nomor Telepon : 082219658736

Jumlah Keluarga : 1 suami dan 4 anak


Nama Suami : Wawan Gunawan (Suami : 43 Tahun)

Pekerjaan Suami : Karyawan Swasta

[ 4 ] Anak [ - ] Cucu
Jumlah Tanggungan*
: [ - ] Saudara
(cantumkan jumlah)
[ - ] Lain-lain
ANAK / CUCU / SAUDARA / Lain-Lain
(1) Anak pertama 16 tahun
(2) Anak kedua 11 tahun

Usia dan Jenis Tanggungan : (3) Anak ketiga 5.5 tahun


(4) Anka keempat 7 bulan

Jenis Tanggungan:
Sekolah dan biaya hidup
Mitra merupakan seorang ibu rumah tangga yang bekerja
untuk membantu suami dalam membutuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Kebutuhan sehari-sehari masih tercukupi dengan
Informasi penting terkait adanya pendapatan ibu dan juga pendapatan dari ayah.
:
kondisi keluarga mitra Namun saat masa pademi pesanan yang berkurang
berpengaruh terhadap pendapatan keluarga. Dalam
menjalankan usahanya mitra dibantu oleh 2 orang saudara
yang bekerja untuk membantu mitra.

2
Sumber pendapatan utama : Mayoritas lebih bergantung pada gaji dari suami namun juga
keluarga dibantu dengan usaha MAKIOH

Rata-rata pendapatan bulanan Rp 5.000.000


:
keluarga
Sumber pendapatan keluarga mitra adalah dari pendapatan
suami dan juga pendapatan dari usaha mitra. Kemudian untuk
kebutuhan sehari hari pengeluaran mitra antara lain: untuk
Pengelolaan Keuangan : kebutuhan makan, kebutuhan akan sekolah, pembayaran
PDAM dan listrik, pembayaran asuransi, pembayaran cicilan
bank, pembayaran BPJS, pembayaran latihan bela diri anak,
dan untuk kebutuhan usaha.
Ada pinjaman ke perbankan (Bank BRI), pinjaman tenor 2
tahun khusus buat KUR Mikro dengan total pinjaman 10 juta
Kepemilikan Hutang :
rupiah. Mulai dipinjam dari tahun lalu (Comdev tahun lalu).
Namun masih dapat tercover hingga saat ini.
Informasi penting lain yang Dalam pendampingan usaha, kendala yang dihadapi ialah
dapat menghambat proses bahwa mitra harus bekerja sambil merawat bayi, kemudian
pendampingan usaha : untuk proses produksi mitra mengalami kendala karena proses
yang manual kurang efektif.

Modal Keterampilan untuk Dulu mitra pernah membuat ketempling singkong, memang
Mengembangkan Usaha (soft memiliki pengalaman membuat camilan
:
maupun hardskill) diluar Aspek
Manajemen
Modal Pengalaman Usaha : Tidak Pernah (Sebelumnya bekerja sebagai pegawai negeri)
(jelaskan)

1.1 Identifikasi Kemampuan Kepemimpinan Mitra Usaha


Dalam menjalankan usahanya, Ibu Siti dibantu oleh dua orang saudaranya
(adiknya) yang dimana mereka bekerja di bagian produksi mulai dari pembuatan adonan
hingga penggorengan keripik sedangkan Ibu Siti lebih fokus pada bagian keuangan,
namun ibu Siti masih selalu bekerja dalam membantu dan mengawasi proses produksi
hingga pengemasan produk selesai.
Dari paparan yang diberikan oleh ibu Siti, ibu Siti merupakan orang dengan
antusiasme yang tinggi, dilihat dari berbagai pelatihan yang ibu ikuti dalam
mensukseskan usahanya. Ibu Siti pernah mengikuti pelatihan izin edar, pelatihan
manajemen keuangan dan pelatihan marketplace, ibu Siti juga mengikuti pelatihan dari
dinas. Selain itu juga ibu siti sangat senang berbagi ilmu dengan orang lain. Dimana ibu
Siti pernah melakukan bekerja sama dengan orang lain untuk memproduksi keripik
tempe yang sama seperti usaha Ibu siti, namun masih kurang berjalan dengan baik,

3
karena orang yang diajari belum bisa memproduksi keripik seperti yang diproduksi oleh
Ibu Siti.
Ibu Siti juga merupakan pengusaha yang konsisten dan selalu optimis
dimana dalam menghadapi masa pandemi dan juga terjadinya perubahan harga dari
bahan usaha. Ibu Siti tetap melakukan produksi keripik dan tetap menjaga kualitas
keripik walau jumlah produksi mengalami penurunan yang cukup drastis.
Berdasarkan pengamatan kami, dalam memecahkan permasalahan Ibu Siti
selalu membahas secara bermusyawarah terlebih dahulu dengan tim sebelum
mengambil keputusan, sehingga jalan keluar yang diambil tepat. karena dilihat dari
alasan mitra dalam menjalankan usahanya adalah untuk mensejahterakan keluarga dan
pekerjanya.

1.2 Identifikasi Kemampuan Berkreasi dari Mitra Usaha


Dari paparan Ibu Siti, sejarah dari usaha yang didirikannya MAKIOH dulunya
merupakan usaha dari nenek beliau yang menjual ketempling singkong, namun karena
makanan khas daerah tersebut memiliki banyak persaingan. akhirnya ibu siti berpikir
untuk membuat sesuatu yang baru, yang pada akhirnya keripik tempe ini berkembang.
Seiring berjalannya usaha, untuk meningkatkan konsumen, ibu Siti melakukan inovasi
pada rasa keripik. Untuk varian rasa dari keripik yang diproduksi awalnya dibuat rasa
original yang namun saat ini varian rasa sudah mulai bertambah, yakni rasa original
untuk orang tua dan rasa pedas untuk anak muda.
Untuk proses penjualan, sebelumnya Ibu Siti telah melakukan penjualan secara
online maupun offline. Dari sini, kami melihat bahwa Ibu Siti selalu ingin melakukan
sebuah hal baru untuk bisa memasarkan produknya kepada pelanggannya.

1.3 Identifikasi Perilaku dan Gaya Hidup Mitra


Setiap hari, Ibu Siti memproduksi keripik tempe sekitar 10 kg sampai 25 kg
tergantung berapa kg yang dijual per harinya dan ingin memperbanyak stok. Jika beliau
memproduksi 10 kg biasanya dari pagi jam 7 sampai siang sekitar jam 12 atau 1 sudah
selesai, sementara itu jika memproduksi 25 kg keripik tempe, beliau membuatnya dari
pagi sampe sore sekitar jam 5. Berdasarkan buku kasnya, per minggunya bisa maksimal
menjual sekitar 14 kg keripik tempe.
Ibu Siti merupakan seorang yang sederhana, beliau selalu termotivasi untuk
senantiasa bekerja keras dalam melakukan usahanya untuk membantu dalam membiayai
kehidupan sehari-hari. Apabila ibu Siti mengalami kendala, Ibu siti tidak pantang
menyerah, beliau selalu ingin mencari hal baru yang dapat dimanfaatkan untuk tetap
melakukan produksi. Selain itu ibu SIti juga orang yang selalu ingin memberikan yang
terbaik pada pelanggannya, dimana beliau selalu menjaga kualitas dari keripik Tempenya.

1.4 Identifikasi Kapasitas Fungsional Manajemen Bisnis Mitra Usaha


Dalam menjalankan usahanya ibu SIti dibantu oleh dua saudaranya. Ibu Siti dan
kedua saudaranya berbagi tugas mulai dari tahap awal hingga proses pengemasan

4
produk. Sehingga proses produksinya dapat selesai dalam kurun waktu sekitar 5 jam
setiap melakukan proses produksi. Ibu siti pernah ingin ditawarkan untuk melakukan
ekspor produk, karena kekurangan pekerja padahal harus memenuhi kapasitas produksi,
maka ibu Siti pernah mengajak teman dari produksi tempe untuk memproduksi keripik
tempe juga.
Dalam Setiap melakukan produksi, ibu Siti dapat memproduksi 10 kg sampai 25 kg
keripik dengan beberapa varian rasa. Setelah itu Ibu siti melakukan pemasaran produk
secara offline maupun secara online. Ibu Siti menitipkan MAKIOH ke warung dan
menitipkan ke toko oleh-oleh. selain itu ibu Siti juga melakukan penjualan online baik itu
dari grup Whatsapp, Instagram, Tokopedia dan Shopee. Ibu Siti banyak mendapatkan
pesanan melalui grup Whatsapp Namun untuk penggunaan Instagram, Tokopedia, dan
juga shopee masih belum berjalan dengan baik.
Dalam manajemen keuangan, Ibu siti melakukan pencatatan secara manual, namun
pernah belajar mencatat keuangan menggunakan aplikasi namun masih kurang efektif.
Ibu Siti terkadang lupa melakukan input keuangan pada aplikasi sehingga Ibu Siti masih
melakukan pencatatan secara manual di buku.

2. RINGKASAN PROFIL USAHA


Tanggal dan Lokasi Pendirian : 2016
Usaha
[ ] Mulai dari awal
[ ] Membeli dari pihak lain
Sejarah Pendirian Usaha : [ ] Warisan orang tua
[ ✔ ] Warisan nenek yang dulunya produksi ketempling
singkong.
[ ✔ ] TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
[ ✔ ] SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
[ ✔ ] NPWP
[ ✔ ] NIB

[ ✔ ] PIRT
Legalitas Perusahaan : [ ] BPOM
[ ] Halal (pengajuan nya gagal, lagi coba lagi)
[ ] SNI
[ ] HACCP
[ ✔ ] HAK MEREK (sedang dalam pengajuan, mengajukan
September 2021)
[ ✔ ] Lain-lain IUMK
Jenis Produk / Layanan : Makanan

Merek Produk / Layanan : MAKIOH (Keripik Tempe)

5
Nilai Tambah Produk / Layanan : Keripik tempe MAKIOH lebih gurih dan kriuk dibandingkan
yang Ditawarkan dengan yang lain serta tampilan yang lebih bersih.

Foto Produk dan Dokumentasi :


lain

Gambar 2.1 MAKIOH bal-balan

Gambar 2.2 Keripik Tempe MAKIOH dalam 3 macam


packaging

Gambar 2.3 Produk MAKIOH

Alamat Perusahaan : Dusun Wage Desa Windujanten, RT 03 RW 01, Kec.


Kadugede, Kab. Kuningan

6
Email Perusahaan / Website [jika : Belum ada
ada]

Rata-rata Omset dan Income Omset: Rp1,741,667 /bulan


dalam 3 bulan terakhir (wajib :
diisi) Net Income: Rp422,333 /bulan

Sumber pemasukan selain dari : Pendapatan suami


usaha

Total aset usaha : Rp 5,000,000

Total net income dalam 3 bulan : Rp1,267,000


terakhir

3. RINGKASAN KONDISI USAHA DAN MODAL KEWIRAUSAHAAN

3.1 Kekuatan dan Kendala Strategik (secara umum)


a. Kemampuan Mitra Mengenal Lingkungan Industri Usaha
Ibu Siti Hotimah terinspirasi menjual keripik tempe karena kebetulan pada
waktu mulai membuatnya, di daerah ibu Siti keripik tempe belum memiliki banyak
saingan. Beliau melakukan riset untuk mencari referensi jenis-jenis makanan ringan
dan menemukan ide untuk membuat bisnis dengan keripik tempe. Sebelum
pandemi, usahanya berjalan dengan lancar lalu setelahnya Ibu Siti mengakui bahwa
ada penurunan penjualan drastis. Kelompok ComDev tahun sebelumnya
membantunya dengan memasarkan MAKIOH di beberapa aplikasi online seperti
menggunakan Instagram, Whatsapp, Shopee, dan Tokopedia, namun beberapa
waktu kemudian sudah tidak mengaktifkannya lagi karena sulit untuk memahaminya.
Karena harga bahan pokok naik, hal tersebut berdampak pada ketidak mampuan
untuk memproduksi sebanyak keripik tempe seperti sebelumnya dan tidak lagi
menjual kepada reseller dengan jumlah yang banyak. Sekarang Ibu Siti masih ingin
mencari jalan agar bisnisnya tetap bertahan dan walaupun percaya bahwa keripiknya
memiliki banyak keunggulannya dibandingkan kompetitor lainnya, beliau
mengkhawatirkan masalah tanggal kadaluarsa dimana produk kompetitornya bisa
bertahan sampai 6 bulan sementari MAKIOH hanya 2 bulan, beliau ingin mencari
tahu bagaimana bisa memperpanjangnya, dan mencoba melakukan penjualan dan
pemasaran secara online lanjut diaktifkan.

7
b. Mendefinisikan Visi, Misi, dan Tujuan Usaha
Ibu Siti Hotimah tidak memiliki visi, misi, dan tujuan usaha secara tertulis.
Namun, pastinya ingin mengembangkan usahanya dan menambahkan pendapatan
dari produk yang dijual yaitu keripik tempe serta melalui meningkatkan penjualannya
yang disebabkan oleh pandemi yang membuat pendapatannya menurun. Dengan
naiknya pendapatan diharapkan bisa membantu meringankan beban suami. Beliau
juga memiliki tujuan untuk mensejahterakan keluarga karyawan dan lingkungan
sekitar dengan usahanya ini.

c. Perencanaan dan Model Bisnis


MAKIOH ini termasuk model bisnis Business to Customer atau B2C dengan
menjual produknya secara langsung dan tidak langsung. Ibu Siti menjual keripik
tempenya di tokonya secara langsung yang ada di dekat rumahnya, juga menjual
keripiknya secara tidak langsung kepada reseller dengan jumlah yang banyak yaitu
sekitar 2 kg, tetapi tanpa kemasan. Tapi sejak pandemi, Ibu Siti tidak lagi melakukan
penjualan tidak langsung karena bahan baku sudah mulai naik, tidak berani untuk
memproduksi dengan kuantitas yang terlalu banyak.

d. Pengenalan Diri Secara Umum


Ibu Siti Hotimah merupakan seorang pengusaha keripik tempe yang lahir
pada 22 Agustus 1986, beliau telah memiliki sebuah keluarga yang terdiri atas 4
orang anak termasuk seorang anak bayi. Hingga kini, beliau fokus menjalankan bisnis
keripik tempe yang diproduksi di rumahnya sendiri, brand dari produk ini bernama
MAKIOH dan usaha ini telah ditekuninya sejak 2016. Sebelum memulai usaha keripik
tempe ini, beliau dahulu bekerja di sektor pemerintahan bagian umum dan beliau
memiliki pengalaman pendidikan terakhir sederajat SMA.

e. Pengenalan Bisnis Secara Umum


MAKIOH merupakan sebuah produk yang bergerak di sektor makanan/ food
business yang berfokus menjual keripik tempe yang dibuat secara homemade dan
menggunakan bahan- bahan alami. Ada 2 jenis rasa yang ditawarkan pada keripik
tempe ini yaitu rasa original dan pedas. Bisnis ini mulai berdiri pada tahun 2016 dan
berlokasi di Kabupaten Kuningan, GG. KS no. 169 RT.03 RW.01 Dusun Wage dan telah
memiliki beberapa sarana marketing yaitu Whatsapp, Instagram, Tokopedia , dan
Shopee. Dari segi kompetisi sendiri, di sekitar desa ini belum ada saingan pada
industri keripik tempe namun di Kuningan secara luas terdapat beberapa pembuat
keripik tempe.
MAKIOH dibandingkan dengan kompetitor lainnya, memiliki beberapa
keunggulan seperti yang dikatakan Ibu Siti, keripik tempenya lebih renyah karena
membuatnya dengan komposisi perbandingan rasio 50:50 antar tapioka dan tempe,
sementara kompetitor lebih banyak tempe. Menurut Ibu Siti, hasil usahanya lebih
bersih dan memiliki potongan tempe dengan ukuran yang lebih besar. Beliau
memiliki banyak penawaran untuk ekspor, tetapi belum sempat terima karena belum

8
mampu untuk membuat kuantitas keripik tempe dengan kuantitas yang banyak
sehingga membuat keputusan untuk merekrut pedagang tempe lainnya tetapi
hasilnya berbeda.

3.2 Kekuatan dan Kendala Operasional (Standar kualitas dan ukuran kapasitas dan jadwal
Produksi, kepemilikan ruang produksi, dll)
Ibu Siti selama ini, mampu untuk memproduksi keripik tempenya bersama
keluarganya per hari 10 sampai 25 kg untuk menambahkan stock. Tetapi, ada beberapa
kendala operasional seperti, memiliki kekurangan tenaga kerja. Beliau sudah pernah
mencoba merekrut pekerja namun produk yang dihasilkan masih kurang memuaskan.
Beliau juga ingin memperpanjang tanggal kadaluarsanya dan masih belum tahu apa yang
harus dilakukan lagi karena dibandingkan dengan kompetitornya, keripik tempenya bisa
tahan sampai 6 bulan sementara MAKIOH hanya 2 bulan.
Ibu Siti menceritakan bahwa kendala dalam memproduksi adalah pengering minyak
(Spinner) memakan banyak waktu serta proses penggorengan tempe. Biasanya per hari,
memproduksi 10 kg dimana beliau mulai dari pagi jam 7 sampai siang jam 12 atau 1.
Sekali-sekali juga bisa memproduksi dalam satu hari sebanyak 25 kg dimana proses
membuatnya dari pagi jam 7 sampai sore sekitar jam 5. Untuk pemesanan offline masih
berlaku di warung, tetapi sayangnya pemesanan online sudah mulai tidak aktif lagi
karena masih belum mengerti sepenuhnya dengan cara memakainya dan
mengiklankannya.
Tabel Rincian Produk dan Harga
Berat Harga

1.5 kg Rp74.999

180 gr 3 pak= Rp34.999


2 pak= Rp28.999
1 pak= Rp14.999

80 gr 3 pak= Rp34.999
2 pak= Rp28.999
1 pak= Rp14.999

3.3 Kekuatan dan Kendala Pemasaran (Penetapan target konsumen, Strategi, kanal
distribusi, kualitas kemasan, dll)
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ibu Siti, selama ini beliau berfokus untuk
menawarkan produk kripik tempenya melalui aplikasi Whatsapp. Beliau menggunakan
beberapa fitur yang tersedia pada aplikasi whatsapp seperti melakukan pemasaran
dengan memposting story Whatsapp agar pelanggan dapat membeli dagangannya,
selain itu ia juga tergabung dalam beberapa grup Whatsapp yang berisikan komunitas
UMKM di daerahnya dimana ia juga menggunakan grup Whatsapp ini sebagai sarana
untuk memasarkan keripik tempe miliknya. Namun, Bu Siti masih memiliki beberapa

9
kendala khususnya dalam pemasaran produknya secara digital, dimana beliau masih
hanya berfokus pada 1 platform digital yaitu Whatsapp, hal ini akan lebih efektif apabila
beliau juga dapat menambahkan pemasaran produknya di beberapa platform lain
seperti Tokopedia, Instagram, SHopee, maupun Facebook. Walaupun sebelumnya Ibu
SIti mengaku telah pernah mencoba mengoperasikan Instagram, Tokopedia dan Shopee
untuk memasarkan produknya, namun beliau masih merasa kurang yakin dan bingung
dalam bagaimana cara pengoperasian dan trik- trik untuk meningkatkan traffic pada
platform digital tersebut, sehingga akhirnya ia hanya fokus untuk berjualan melalui
Whatsapp.

3.4 Kekuatan dan Kendala Sumber Daya Manusia (jumlah tenaga kerja, kualifikasi tenaga
kerja, pengelolaan tugas, penggajian, dll)
Dalam penerapan sumber daya manusia yang dimiliki oleh MAKIOH, pada masa
awal mula sebelum terjadi pandemic Covid-19, Ibu Siti mampu mempekerjakan 3 tenaga
kerja. Dimana masing- masing tenaga kerja memiliki peranan yang berbeda, dimana 1
anggota dialokasikan untuk mengurus penjualan, 2 anggota dialokasikan untuk proses
pengirisan dan kegiatan operasional serta 1 orang lainnya bertugas untuk mengatur
penggorengan. Setiap pekerja diberikan gaji sesuai dengan banyaknya proses produksi
yang terjadi, jadi semakin banyak produksi yang dihasilkan oleh MAKIOH akan semakin
besar gaji yang diperoleh oleh para pekerja tersebut. Namun, setelah pandemic Covid-19
menyerang, MAKIOH mulai mengalami penurunan pada tingkat produksi yang harus
dihasilkan sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan juga dapat diminimalisir. Oleh karena
itu, kini Ibu Siti hanya mempekerjakan 2 tenaga kerja.

3.5 Kekuatan dan Kendala Keuangan (ketersediaan dan pengelolaan keuangan, sistem
pencatatan, akses pembiayaan, penghitungan laba rugi, dll)
Dalam penerapan manajemen keuangan sendiri, Ibu Siti sebenarnya telah
menggunakan salah satu aplikasi pencatatan akuntansi yaitu BukuKas untuk membantu
proses pencatatan dan mempermudah pembuatan laporan keuangan. Namun, selain itu
Ibu Siti juga melakukan pencatatan secara manual dengan menuliskan hasil penjualan
dan biaya pembelian yang dibutuhkan untuk membuat keripik tempenya. Namun Ibu Siti
masih belum rutin dan konsisten dalam melakukan pencatatan akuntansi melalui aplikasi
BukuKas dan terkadang beliau juga sering lupa untuk mencatatkan langsung transaksi
penjualan dan pembelian pada aplikasi tersebut, sehingga beliau lebih fokus untuk
melakukan pencatatan secara manual menggunakan buku tulis.

3.6 Kekuatan dan Kendala Pengadopsian Teknologi (penggunaan teknologi dalam


bidang operasional, pemasaran, SDM, manajemen keuangan, dll)
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Ibu Siti, beliau mengaku bahwa dirinya
masih sulit untuk menerapkan pengadopsian teknologi, khususnya dalam teknologi
digital seperti mengelola account Instagram untuk melakukan pemasaran dan melakukan
penjualan melalui platform marketplace seperti Tokopedia dan Shopee. Sehingga dirinya
cenderung untuk berfokus dalam menjual produknya secara konvensional, langsung

10
melalui pemesanan secara face-to-face atau dengan mengontak dirinya melalui
Whatsapp yang dimilikinya.

4. ANALISIS RESIKO KEBERLANJUTAN USAHA


Berdasarkan interview yang kami lakukan dengan Ibu Siti, kami mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan resiko keberlanjutan usaha milik Ibu Siti yaitu MAKIOH kedepannya. Usaha
MAKIOH merupakan usaha yang diandalkan sebagai salah satu penghasilan utama keluarga. Selain
itu kami juga mengetahui bahwa dalam menjalankan usahanya, masih memiliki beberapa resiko yang
dapat dijadikan titik fokus untuk diperbaiki kedepannya seperti proses penggorengan yang masih
memakan waktu cukup lama dan kurangnya sumber daya manusia. Selain itu, dalam menjalankan
usaha keripik tempenya masih dilakukan secara manual sehingga Ibu Siti harus memiliki time
management yang baik karena disamping itu, Ibu Siti harus mengurus keluarga khususnya anaknya.
Selanjutnya, harga bahan baku yang kian naik juga menjadi salah satu faktor resiko keberlanjutan
usaha keripik tempe Ibu Siti kedepannya karena Ibu Siti pernah membuat keripik tempe dalam
ukuran ball dan harga yang naik tersebut cukup mempengaruhi keputusannya dalam membeli bahan
baku. Kemudian, proses pemasaran yang dilakukan Ibu Siti terkait usaha keripik tempenya juga
belum terlalu luas. Hal ini cukup mempengaruhi engagement customer dan usaha keripik tempe
MAKIOH dalam keberlanjutan usaha milik Ibu Siti.

5. ANALISIS PERSAINGAN DAN KOLABORASI / PENGEMBANGAN JARINGAN


Tentunya pada suatu usaha selalu terdapat persaingan. Pada usaha kripik tempe ini, Ibu SIti
telah melakukan analisis terhadap kompetitor dia. Salah satu perbedaannya terdapat pada komposisi
keripik tempenya sendiri, dimana pada usaha Ibu Siti tersebut memiliki komposisi 50-50 antar
tepung tapioka dan tempenya, sedangkan kompetitornya memilh untuk memperbanyak komposisi
tempenya sehingga produk MAKIOH lebih renyah. Produk yang dihasilkan oleh MAKIOH pula lebih
bersih dan lebih besar dari kompetitor. Tetapi keripik tempe MAKIOH tidak dapat bertahan lama jika
dibandingkan dengan keripik kompetitornya dapat bertahan hingga 6 bulan, keripik MAKIOH hanya
bertahan selama 2 bulan.
Selain persaingan, MAKIOH pula terdapat perkembangan, dimana bisnis tersebut telah
mendapat beberapa tawaran agar produk mereka dapat di ekspor. Tetapi, hal ini tidak berhasil
dilaksanakan karena kuantitas yang diminta untuk bisa diekspor sangat besar dan MAKIOH tidak bisa
memproduksi keripik tempe sebanyak itu. Mereka telah mencoba bekerjasama dengan umkm
lainnya tetapi karena sumber daya dan menghasilkan produk yang berbeda, kerjasama ini tidak bisa.

6. HARAPAN ATAU TARGET MITRA MELALUI PENDAMPINGAN COMDEV 2022 (Hingga akhir Juli
2022)

Harapan dari mitra dari pendampingan ComDev ini adalah untuk mengekspor keripik
MAKIOH. Pihak MAKIOH sendiri sudah pernah mendapatkan pesanan untuk ekspor dalam
jumlah yang cukup banyak, namun MAKIOH tidak dapat menerima pesanan tersebut karena
tidak dapat memenuhi jumlah pesanan yang begitu banyak. Masalah ini pun menjadi salah

11
satu target mitra yaitu untuk meningkatkan kekuatan produksi dan membeli mesin
pemotong tempe untuk mempercepat proses produksi. Setelah itu, mitra juga menargetkan
untuk meningkatkan ketahanan produk keripik tempe mereka dikarenakan pada saat ini
keripik tersebut hanya tahan 2 bulan sedangkan keripik tempe kompetitor mampu bertahan
hingga 6 bulan. Kemudian mitra juga ingin memperluas pemasaran agar dapat menggapai
lebih banyak konsumen dari luar karena pada saat ini pemesanan mitra masih banyak dari
grup komunitas UKM dan wilayah sekitar. Dari semua hal yang sudah disebutkan, mitra
berharap MAKIOH dapat menaikan jumlah pesanan dan sales. Yang terakhir, mitra ingin
mengajukan legalitas perusahaan yang belum dilakukan, contohnya pengajuan ulang Halal
yang pernah gagal sebelumnya.

7. STRATEGI UMUM KELOMPOK UNTUK MENDAMPINGI MITRA USAHA


Setelah melakukan interview bersama Ibu Siti selaku mitra usaha, kami mendapatkan
berbagai informasi dan menemukan beberapa kendala yang dialaminya. Oleh karena itu,
sebagai kelompok builder kami berdiskusi dan berikut merupakan strategi kelompok dari
berbagai sektor yang dirasa dapat memberikan solusi penyelesaian terhadap permasalahan
yang dialami oleh mitra usaha.

a. Finansial
Berdasarkan Informasi yang kami dapatkan, tahun lalu mitra usaha sempat berusaha
untuk mengimigrasikan laporan pencatatan keuangan dari manual (buku fisik) ke digital yakni
dengan menggunakan aplikasi digital pencatatan uang bernama “bukukas”. hal ini
merupakan salah satu ide improvement dari kelompok builder community development
2021 mengingat ini adalah kedua kalinya mitra usaha mengikuti program community
development ini. Mitra menyebutkan bahwa penggunaan aplikasi buku kas tersebut hanya
berjalan selama beberapa periode awal, akan tetapi setelah beberapa lama dikarenakan
ketidakbiasaan mitra dalam menggunakan pencatatan keuangan secara digital aplikasi
bukukas pun menjadi semakin jarang digunakan oleh mitra dan secara perlahan, berpindah
lagi ke pencatatan manual.
Solusi yang coba kami kerjakan untuk dapat membuat aspek financing dari mitra
semakin baik, yang pertama adalah dengan memberikan edukasi kepada mitra usaha
mengapa menggunakan aplikasi digital membuat pencatatan menjadi lebih simple dan
pengeluaran mitra lebih dapat dikontrol. Jika diperlukan apabila mitra merasa aplikasi
bukukas dirasa kurang bermanfaat ataupun kurang memiliki fitur yang memudahkan mitra
untuk melakukan pencatatan, maka kami akan mencoba untuk mengganti opsi aplikasi digital
yang dapat membantu pencatatan keuangan lainnya, sehingga penggunaan aplikasi digital
sebagai pencatatan keuangan oleh mitra dapat bermanfaat dan menunjukan perbedaan atau
hasil yang lebih baik lagi.

b. Operasional
Setelah melakukan interview pertama dengan mitra usaha, ditemukan juga beberapa
kendala di bidang operasional, hal tersebut antara lain adalah mitra sempat ditawarkan
untuk dapat mengekspor keripik tempenya keluar negeri akan tetapi dikarenakan kendala di

12
bidang operasional antara lain ketidaksanggupan mitra dalam memenuhi jumlah minimum
quantity yang diajukan oleh pihak pengekspor dan perizinan halal dan lainya yang belum
diterima maka ekspor tersebut belum dapat dilakukan, selain itu kendala lainya yang dialami
mitra dari segi operasional adalah mitra ingin agar daya tahan dari produk dan kualitas rasa
dapat bertahan selama lebih dari 3 bulan, sehingga ia tidak khawatir apabila ingin
memproduksi dalam jumlah besar.
Melihat beberapa kendala yang dialami mitra, solusi yang akan kami coba kerjakan
untuk membuat aspek operasional yang dimiliki oleh mitra usaha menjadi lebih baik lagi
adalah dengan membantu pengurusan perizinan legal seperti halal dan lainya agar dapat
lebih meungkinkan mitra untu melakukanan ekspor dan membuat produk nya semakin
dipercaya oleh masyarakat luas. Selain itu juga membantu mitra usaha dalam membuat daya
tahan dari produk tersebut menjadi semakin tahan lama dan kualitas rasanya piun tidak
berkurang.

c. Marketing
Pada aspek Marketing, dalam memasarkan produknya, mitra usaha telah membuat
aku sosial media instagram untuk produknya, dalam instagram tersebut pun juga tersambung
dengan linktree yang mengubungkan nya ke tokopedia dan shopee milik mitra usaha, akan
tetapi setelah melakukan interview pertama bersama mitra usaha, kami menyadari bahwa
Instagram yang dimiliki oleh mitra usaha kurang digunakan secara maksimal dan penggunaan
e commerce seperti tokopedia dan shopee yang dimiliki oleh mitra usaha pun juga jarang
melakukan transaksi.
Dari permasalahan diatas, kami ingin membantu mitra usaha dalam memasarkan
produknya secara lebih luas lagi yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan sosial media
yang telah dimiliki oleh Mitra usaha seperti dengan digital marketing seperti penerapan jam
posting dan juga mengedukasi mitra usaha tentang apa saja fitur yang dapat digunakan
khususnya dalam instagram business account, dan selain itu juga secara perlahan meng
establish branding yang kuat dari produk mitra usaha yakni dengan cara meningkatkan
pemasaran produk lewat ads/review atau desain packaging yang lebih menarik, dan yang
terakhir juga tidak menutup kemungkinan untuk menambah e commerce baru untuk
digunakan oleh mitra usaha agar dapat mengembangkan bisnisnya lebih lagi.

d. Human Resource
Dari aspek Human resources, sebenarnya belum dapat dikatakan bahwa produk dari
mitra usaha telah memiliki banyak karyawan sehingga memerlukan perhatian khusus pada
aspek ini, akan tetapi terdapat beberapa permasalahan yang juga menyangkut aspek ini salah
satunya adalah ketika hendak memproduksi dalam jumlah besar untuk dapat memenuhi
jumlah minimum quantity yang diajukan oleh pengekspor, mitra usaha sempat mengajak
umkm lainya beserta dengan saudara yang ia miliki untuk dapat membantu dalam
memproduksi keripik tempe dalam jumlah besar, akan tetapi ketika mitra usaha sudah
mengajarkan cara membuat keripik tempe sesuai dengan resep yang biasa nya ia buat, para
umkm lainya tidak dapat memproduksi keripik tempe dengan kualitas rasa yang sama
dengan yang diproduksi oleh mitra usaha kami sehingga dikarenakan hal tersebut mitra

13
usaha tidak dapat mengambil penawaran ekspor yang seharusnya dapat menjadi keuntungan
tambahan baginya dikarenakan ketidakmampuannya dalam menemukan cara untuk
memproduksi keripik tempe dalam jumlah besar.
Berangkat dari permasalahan diatas tentunya dapat dilihat, bahwa kedepannya
apabila MAKIOH yang merupakan brand dari produk mitra usaha kami berkembang dengan
pesat, maka tentunya hal yang serupa pun bisa saja terjadi dan hal ini tentunya diharuskan
memiliki karyawan yang cukup banyak dan pengelolaan sumber daya manusia yang juga baik,
oleh karena itu kelompok kami bermaksud untuk memberikan edukasi kepada mitra usaha
terkait hal tentang pentingnya aspek sumber daya manusia dan bagaimana mengelolanya
mulai dari struktur organisasi terkecil dalam menjalankan sebuah usaha, sehingga nantinya
apabila produk maioh berkebang menjadi perusahaan besar mitra usaha tidak akan kaget
dan sudah memiliki beberapa wawasan tentang mengelola sumber daya manusia.

14

Anda mungkin juga menyukai