101 Laporan Pendahuluan - B058
101 Laporan Pendahuluan - B058
Oleh :
DPL: DR. Zaki Saptari Saldi
DAFTAR ISI 1
1
1. RINGKASAN PROFIL MITRA USAHA
Usia : 35 Tahun
Alamat Lengkap : GG. KS no. 169 RT.03 RW.01 Dusun Wage (Rumah tinggal)
[ 4 ] Anak [ - ] Cucu
Jumlah Tanggungan*
: [ - ] Saudara
(cantumkan jumlah)
[ - ] Lain-lain
ANAK / CUCU / SAUDARA / Lain-Lain
(1) Anak pertama 16 tahun
(2) Anak kedua 11 tahun
Jenis Tanggungan:
Sekolah dan biaya hidup
Mitra merupakan seorang ibu rumah tangga yang bekerja
untuk membantu suami dalam membutuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Kebutuhan sehari-sehari masih tercukupi dengan
Informasi penting terkait adanya pendapatan ibu dan juga pendapatan dari ayah.
:
kondisi keluarga mitra Namun saat masa pademi pesanan yang berkurang
berpengaruh terhadap pendapatan keluarga. Dalam
menjalankan usahanya mitra dibantu oleh 2 orang saudara
yang bekerja untuk membantu mitra.
2
Sumber pendapatan utama : Mayoritas lebih bergantung pada gaji dari suami namun juga
keluarga dibantu dengan usaha MAKIOH
Modal Keterampilan untuk Dulu mitra pernah membuat ketempling singkong, memang
Mengembangkan Usaha (soft memiliki pengalaman membuat camilan
:
maupun hardskill) diluar Aspek
Manajemen
Modal Pengalaman Usaha : Tidak Pernah (Sebelumnya bekerja sebagai pegawai negeri)
(jelaskan)
3
karena orang yang diajari belum bisa memproduksi keripik seperti yang diproduksi oleh
Ibu Siti.
Ibu Siti juga merupakan pengusaha yang konsisten dan selalu optimis
dimana dalam menghadapi masa pandemi dan juga terjadinya perubahan harga dari
bahan usaha. Ibu Siti tetap melakukan produksi keripik dan tetap menjaga kualitas
keripik walau jumlah produksi mengalami penurunan yang cukup drastis.
Berdasarkan pengamatan kami, dalam memecahkan permasalahan Ibu Siti
selalu membahas secara bermusyawarah terlebih dahulu dengan tim sebelum
mengambil keputusan, sehingga jalan keluar yang diambil tepat. karena dilihat dari
alasan mitra dalam menjalankan usahanya adalah untuk mensejahterakan keluarga dan
pekerjanya.
4
produk. Sehingga proses produksinya dapat selesai dalam kurun waktu sekitar 5 jam
setiap melakukan proses produksi. Ibu siti pernah ingin ditawarkan untuk melakukan
ekspor produk, karena kekurangan pekerja padahal harus memenuhi kapasitas produksi,
maka ibu Siti pernah mengajak teman dari produksi tempe untuk memproduksi keripik
tempe juga.
Dalam Setiap melakukan produksi, ibu Siti dapat memproduksi 10 kg sampai 25 kg
keripik dengan beberapa varian rasa. Setelah itu Ibu siti melakukan pemasaran produk
secara offline maupun secara online. Ibu Siti menitipkan MAKIOH ke warung dan
menitipkan ke toko oleh-oleh. selain itu ibu Siti juga melakukan penjualan online baik itu
dari grup Whatsapp, Instagram, Tokopedia dan Shopee. Ibu Siti banyak mendapatkan
pesanan melalui grup Whatsapp Namun untuk penggunaan Instagram, Tokopedia, dan
juga shopee masih belum berjalan dengan baik.
Dalam manajemen keuangan, Ibu siti melakukan pencatatan secara manual, namun
pernah belajar mencatat keuangan menggunakan aplikasi namun masih kurang efektif.
Ibu Siti terkadang lupa melakukan input keuangan pada aplikasi sehingga Ibu Siti masih
melakukan pencatatan secara manual di buku.
[ ✔ ] PIRT
Legalitas Perusahaan : [ ] BPOM
[ ] Halal (pengajuan nya gagal, lagi coba lagi)
[ ] SNI
[ ] HACCP
[ ✔ ] HAK MEREK (sedang dalam pengajuan, mengajukan
September 2021)
[ ✔ ] Lain-lain IUMK
Jenis Produk / Layanan : Makanan
5
Nilai Tambah Produk / Layanan : Keripik tempe MAKIOH lebih gurih dan kriuk dibandingkan
yang Ditawarkan dengan yang lain serta tampilan yang lebih bersih.
6
Email Perusahaan / Website [jika : Belum ada
ada]
7
b. Mendefinisikan Visi, Misi, dan Tujuan Usaha
Ibu Siti Hotimah tidak memiliki visi, misi, dan tujuan usaha secara tertulis.
Namun, pastinya ingin mengembangkan usahanya dan menambahkan pendapatan
dari produk yang dijual yaitu keripik tempe serta melalui meningkatkan penjualannya
yang disebabkan oleh pandemi yang membuat pendapatannya menurun. Dengan
naiknya pendapatan diharapkan bisa membantu meringankan beban suami. Beliau
juga memiliki tujuan untuk mensejahterakan keluarga karyawan dan lingkungan
sekitar dengan usahanya ini.
8
mampu untuk membuat kuantitas keripik tempe dengan kuantitas yang banyak
sehingga membuat keputusan untuk merekrut pedagang tempe lainnya tetapi
hasilnya berbeda.
3.2 Kekuatan dan Kendala Operasional (Standar kualitas dan ukuran kapasitas dan jadwal
Produksi, kepemilikan ruang produksi, dll)
Ibu Siti selama ini, mampu untuk memproduksi keripik tempenya bersama
keluarganya per hari 10 sampai 25 kg untuk menambahkan stock. Tetapi, ada beberapa
kendala operasional seperti, memiliki kekurangan tenaga kerja. Beliau sudah pernah
mencoba merekrut pekerja namun produk yang dihasilkan masih kurang memuaskan.
Beliau juga ingin memperpanjang tanggal kadaluarsanya dan masih belum tahu apa yang
harus dilakukan lagi karena dibandingkan dengan kompetitornya, keripik tempenya bisa
tahan sampai 6 bulan sementara MAKIOH hanya 2 bulan.
Ibu Siti menceritakan bahwa kendala dalam memproduksi adalah pengering minyak
(Spinner) memakan banyak waktu serta proses penggorengan tempe. Biasanya per hari,
memproduksi 10 kg dimana beliau mulai dari pagi jam 7 sampai siang jam 12 atau 1.
Sekali-sekali juga bisa memproduksi dalam satu hari sebanyak 25 kg dimana proses
membuatnya dari pagi jam 7 sampai sore sekitar jam 5. Untuk pemesanan offline masih
berlaku di warung, tetapi sayangnya pemesanan online sudah mulai tidak aktif lagi
karena masih belum mengerti sepenuhnya dengan cara memakainya dan
mengiklankannya.
Tabel Rincian Produk dan Harga
Berat Harga
1.5 kg Rp74.999
80 gr 3 pak= Rp34.999
2 pak= Rp28.999
1 pak= Rp14.999
3.3 Kekuatan dan Kendala Pemasaran (Penetapan target konsumen, Strategi, kanal
distribusi, kualitas kemasan, dll)
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ibu Siti, selama ini beliau berfokus untuk
menawarkan produk kripik tempenya melalui aplikasi Whatsapp. Beliau menggunakan
beberapa fitur yang tersedia pada aplikasi whatsapp seperti melakukan pemasaran
dengan memposting story Whatsapp agar pelanggan dapat membeli dagangannya,
selain itu ia juga tergabung dalam beberapa grup Whatsapp yang berisikan komunitas
UMKM di daerahnya dimana ia juga menggunakan grup Whatsapp ini sebagai sarana
untuk memasarkan keripik tempe miliknya. Namun, Bu Siti masih memiliki beberapa
9
kendala khususnya dalam pemasaran produknya secara digital, dimana beliau masih
hanya berfokus pada 1 platform digital yaitu Whatsapp, hal ini akan lebih efektif apabila
beliau juga dapat menambahkan pemasaran produknya di beberapa platform lain
seperti Tokopedia, Instagram, SHopee, maupun Facebook. Walaupun sebelumnya Ibu
SIti mengaku telah pernah mencoba mengoperasikan Instagram, Tokopedia dan Shopee
untuk memasarkan produknya, namun beliau masih merasa kurang yakin dan bingung
dalam bagaimana cara pengoperasian dan trik- trik untuk meningkatkan traffic pada
platform digital tersebut, sehingga akhirnya ia hanya fokus untuk berjualan melalui
Whatsapp.
3.4 Kekuatan dan Kendala Sumber Daya Manusia (jumlah tenaga kerja, kualifikasi tenaga
kerja, pengelolaan tugas, penggajian, dll)
Dalam penerapan sumber daya manusia yang dimiliki oleh MAKIOH, pada masa
awal mula sebelum terjadi pandemic Covid-19, Ibu Siti mampu mempekerjakan 3 tenaga
kerja. Dimana masing- masing tenaga kerja memiliki peranan yang berbeda, dimana 1
anggota dialokasikan untuk mengurus penjualan, 2 anggota dialokasikan untuk proses
pengirisan dan kegiatan operasional serta 1 orang lainnya bertugas untuk mengatur
penggorengan. Setiap pekerja diberikan gaji sesuai dengan banyaknya proses produksi
yang terjadi, jadi semakin banyak produksi yang dihasilkan oleh MAKIOH akan semakin
besar gaji yang diperoleh oleh para pekerja tersebut. Namun, setelah pandemic Covid-19
menyerang, MAKIOH mulai mengalami penurunan pada tingkat produksi yang harus
dihasilkan sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan juga dapat diminimalisir. Oleh karena
itu, kini Ibu Siti hanya mempekerjakan 2 tenaga kerja.
3.5 Kekuatan dan Kendala Keuangan (ketersediaan dan pengelolaan keuangan, sistem
pencatatan, akses pembiayaan, penghitungan laba rugi, dll)
Dalam penerapan manajemen keuangan sendiri, Ibu Siti sebenarnya telah
menggunakan salah satu aplikasi pencatatan akuntansi yaitu BukuKas untuk membantu
proses pencatatan dan mempermudah pembuatan laporan keuangan. Namun, selain itu
Ibu Siti juga melakukan pencatatan secara manual dengan menuliskan hasil penjualan
dan biaya pembelian yang dibutuhkan untuk membuat keripik tempenya. Namun Ibu Siti
masih belum rutin dan konsisten dalam melakukan pencatatan akuntansi melalui aplikasi
BukuKas dan terkadang beliau juga sering lupa untuk mencatatkan langsung transaksi
penjualan dan pembelian pada aplikasi tersebut, sehingga beliau lebih fokus untuk
melakukan pencatatan secara manual menggunakan buku tulis.
10
melalui pemesanan secara face-to-face atau dengan mengontak dirinya melalui
Whatsapp yang dimilikinya.
6. HARAPAN ATAU TARGET MITRA MELALUI PENDAMPINGAN COMDEV 2022 (Hingga akhir Juli
2022)
Harapan dari mitra dari pendampingan ComDev ini adalah untuk mengekspor keripik
MAKIOH. Pihak MAKIOH sendiri sudah pernah mendapatkan pesanan untuk ekspor dalam
jumlah yang cukup banyak, namun MAKIOH tidak dapat menerima pesanan tersebut karena
tidak dapat memenuhi jumlah pesanan yang begitu banyak. Masalah ini pun menjadi salah
11
satu target mitra yaitu untuk meningkatkan kekuatan produksi dan membeli mesin
pemotong tempe untuk mempercepat proses produksi. Setelah itu, mitra juga menargetkan
untuk meningkatkan ketahanan produk keripik tempe mereka dikarenakan pada saat ini
keripik tersebut hanya tahan 2 bulan sedangkan keripik tempe kompetitor mampu bertahan
hingga 6 bulan. Kemudian mitra juga ingin memperluas pemasaran agar dapat menggapai
lebih banyak konsumen dari luar karena pada saat ini pemesanan mitra masih banyak dari
grup komunitas UKM dan wilayah sekitar. Dari semua hal yang sudah disebutkan, mitra
berharap MAKIOH dapat menaikan jumlah pesanan dan sales. Yang terakhir, mitra ingin
mengajukan legalitas perusahaan yang belum dilakukan, contohnya pengajuan ulang Halal
yang pernah gagal sebelumnya.
a. Finansial
Berdasarkan Informasi yang kami dapatkan, tahun lalu mitra usaha sempat berusaha
untuk mengimigrasikan laporan pencatatan keuangan dari manual (buku fisik) ke digital yakni
dengan menggunakan aplikasi digital pencatatan uang bernama “bukukas”. hal ini
merupakan salah satu ide improvement dari kelompok builder community development
2021 mengingat ini adalah kedua kalinya mitra usaha mengikuti program community
development ini. Mitra menyebutkan bahwa penggunaan aplikasi buku kas tersebut hanya
berjalan selama beberapa periode awal, akan tetapi setelah beberapa lama dikarenakan
ketidakbiasaan mitra dalam menggunakan pencatatan keuangan secara digital aplikasi
bukukas pun menjadi semakin jarang digunakan oleh mitra dan secara perlahan, berpindah
lagi ke pencatatan manual.
Solusi yang coba kami kerjakan untuk dapat membuat aspek financing dari mitra
semakin baik, yang pertama adalah dengan memberikan edukasi kepada mitra usaha
mengapa menggunakan aplikasi digital membuat pencatatan menjadi lebih simple dan
pengeluaran mitra lebih dapat dikontrol. Jika diperlukan apabila mitra merasa aplikasi
bukukas dirasa kurang bermanfaat ataupun kurang memiliki fitur yang memudahkan mitra
untuk melakukan pencatatan, maka kami akan mencoba untuk mengganti opsi aplikasi digital
yang dapat membantu pencatatan keuangan lainnya, sehingga penggunaan aplikasi digital
sebagai pencatatan keuangan oleh mitra dapat bermanfaat dan menunjukan perbedaan atau
hasil yang lebih baik lagi.
b. Operasional
Setelah melakukan interview pertama dengan mitra usaha, ditemukan juga beberapa
kendala di bidang operasional, hal tersebut antara lain adalah mitra sempat ditawarkan
untuk dapat mengekspor keripik tempenya keluar negeri akan tetapi dikarenakan kendala di
12
bidang operasional antara lain ketidaksanggupan mitra dalam memenuhi jumlah minimum
quantity yang diajukan oleh pihak pengekspor dan perizinan halal dan lainya yang belum
diterima maka ekspor tersebut belum dapat dilakukan, selain itu kendala lainya yang dialami
mitra dari segi operasional adalah mitra ingin agar daya tahan dari produk dan kualitas rasa
dapat bertahan selama lebih dari 3 bulan, sehingga ia tidak khawatir apabila ingin
memproduksi dalam jumlah besar.
Melihat beberapa kendala yang dialami mitra, solusi yang akan kami coba kerjakan
untuk membuat aspek operasional yang dimiliki oleh mitra usaha menjadi lebih baik lagi
adalah dengan membantu pengurusan perizinan legal seperti halal dan lainya agar dapat
lebih meungkinkan mitra untu melakukanan ekspor dan membuat produk nya semakin
dipercaya oleh masyarakat luas. Selain itu juga membantu mitra usaha dalam membuat daya
tahan dari produk tersebut menjadi semakin tahan lama dan kualitas rasanya piun tidak
berkurang.
c. Marketing
Pada aspek Marketing, dalam memasarkan produknya, mitra usaha telah membuat
aku sosial media instagram untuk produknya, dalam instagram tersebut pun juga tersambung
dengan linktree yang mengubungkan nya ke tokopedia dan shopee milik mitra usaha, akan
tetapi setelah melakukan interview pertama bersama mitra usaha, kami menyadari bahwa
Instagram yang dimiliki oleh mitra usaha kurang digunakan secara maksimal dan penggunaan
e commerce seperti tokopedia dan shopee yang dimiliki oleh mitra usaha pun juga jarang
melakukan transaksi.
Dari permasalahan diatas, kami ingin membantu mitra usaha dalam memasarkan
produknya secara lebih luas lagi yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan sosial media
yang telah dimiliki oleh Mitra usaha seperti dengan digital marketing seperti penerapan jam
posting dan juga mengedukasi mitra usaha tentang apa saja fitur yang dapat digunakan
khususnya dalam instagram business account, dan selain itu juga secara perlahan meng
establish branding yang kuat dari produk mitra usaha yakni dengan cara meningkatkan
pemasaran produk lewat ads/review atau desain packaging yang lebih menarik, dan yang
terakhir juga tidak menutup kemungkinan untuk menambah e commerce baru untuk
digunakan oleh mitra usaha agar dapat mengembangkan bisnisnya lebih lagi.
d. Human Resource
Dari aspek Human resources, sebenarnya belum dapat dikatakan bahwa produk dari
mitra usaha telah memiliki banyak karyawan sehingga memerlukan perhatian khusus pada
aspek ini, akan tetapi terdapat beberapa permasalahan yang juga menyangkut aspek ini salah
satunya adalah ketika hendak memproduksi dalam jumlah besar untuk dapat memenuhi
jumlah minimum quantity yang diajukan oleh pengekspor, mitra usaha sempat mengajak
umkm lainya beserta dengan saudara yang ia miliki untuk dapat membantu dalam
memproduksi keripik tempe dalam jumlah besar, akan tetapi ketika mitra usaha sudah
mengajarkan cara membuat keripik tempe sesuai dengan resep yang biasa nya ia buat, para
umkm lainya tidak dapat memproduksi keripik tempe dengan kualitas rasa yang sama
dengan yang diproduksi oleh mitra usaha kami sehingga dikarenakan hal tersebut mitra
13
usaha tidak dapat mengambil penawaran ekspor yang seharusnya dapat menjadi keuntungan
tambahan baginya dikarenakan ketidakmampuannya dalam menemukan cara untuk
memproduksi keripik tempe dalam jumlah besar.
Berangkat dari permasalahan diatas tentunya dapat dilihat, bahwa kedepannya
apabila MAKIOH yang merupakan brand dari produk mitra usaha kami berkembang dengan
pesat, maka tentunya hal yang serupa pun bisa saja terjadi dan hal ini tentunya diharuskan
memiliki karyawan yang cukup banyak dan pengelolaan sumber daya manusia yang juga baik,
oleh karena itu kelompok kami bermaksud untuk memberikan edukasi kepada mitra usaha
terkait hal tentang pentingnya aspek sumber daya manusia dan bagaimana mengelolanya
mulai dari struktur organisasi terkecil dalam menjalankan sebuah usaha, sehingga nantinya
apabila produk maioh berkebang menjadi perusahaan besar mitra usaha tidak akan kaget
dan sudah memiliki beberapa wawasan tentang mengelola sumber daya manusia.
14