LAPORAN TA EDIT (Repaired)
LAPORAN TA EDIT (Repaired)
DISUSUN OLEH :
ii
MOTTO
Usaha dan keberanian tidak cukup tanpa adanya tujuan dan arah perencanaan.
(John F. Kennedy)
Orang yang meraih kesuksesan tidak selalu orang yang pintar. Orang yang selalu
meraih kesuksesan adalah orang yang gigih dan pantang menyerah (Susi
Pudjiastuti)
If you don’t go after what you want, you’ll never have it. And if you don’t ask, the
answer is always no. Also if you don’t step forward, you’re always in the same
place. (Nora Roberts)
iii
PERNYATAAN
iv
PROYEK AKHIR
Oleh
Pembimbing
v
PENGESAHAN
Proyek akhir yang berjudul “Desain dan Manufaktur Incline Conveyor Buah Jeruk
Kapasitas 2000 Kg/Jam” telah disetujui :
Nama : Yoga Bintang Sahara
Nim : 191903101027
Hari, tanggal :
Tempat : Fakultas Teknik Universitas Jember.
Pembimbing
Penguji
Ir. Ahmad Adib Rosyadi, S.T., M.T Dr. Ir. Robertoes Koekoeh Koentjoro
NIP. 198501172012121001 W., S.T.,M.Eng.
NIP. 199003242019031017
Mengesahkan
vi
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Produksi Buah – Buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman .................. 5
Tabel 2.2 Kode Ukuran Berdasarkan Diameter ...................................................... 7
Tabel 2.3 Jumlah Lapisan Belt Yang disarankan .................................................. 15
Tabel 2.4 Penentuan Garis Normal ....................................................................... 22
Tabel 2.5 Perhitungan Inersia ............................................................................... 23
Tabel 2.6 Macam- Macam Bahan Kolom dan Rangka ......................................... 24
Tabel 2.7 Kekuatan Bahan .................................................................................... 25
Tabel 2.8 Berdasarkan Hasil Penelitian Conveyor terdahulu ............................... 35
Tabel 3.1 Analisa Morfologi Mesin Incline Conveyor Kapasitas 2000 Kg/Jam .. 40
Tabel 3.2 Variasi Pilihan Angka ........................................................................... 42
Tabel 3.3 Variasi Pilihan Hopper ......................................................................... 43
Tabel 3.4 Variasi Pilihan Poros............................................................................. 43
Tabel 3.5 Pilihan Variasi Conveyor ...................................................................... 44
Tabel 3.6 Pilihan Variasi Penampang Buah .......................................................... 45
Tabel 3.7 Pilihan variasi Besi Rel ......................................................................... 45
Tabel 4.1 Bagian- Bagian Mesin Incline Conveyor .............................................. 51
Tabel 4.2 Ukuran dan Jumlah Proses Pemotongan Bahan Rangka Utama ........... 56
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Geometri ..................................................................... 62
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kekuatan Rangka ........................................................ 62
xii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proyek akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Membuat dan merencanakan Desain dan Manufaktur incline conveyor buah
jeruk kapasitas 2000 kg/jam.
2. Merencanakan struktur rangka dan hooper incline conveyor buah jeruk
kapasitas 2000 kg/ jam.
3. Merencanakan bagian hooper incline conveyor.
4. Untuk mengetahui bentuk design incline belt conveyor.
1.5 Manfaat
Dari pembuatan proyek akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Untuk mempermudah proses sortir buah jeruk.
2. Mempermudah pemindahan jeruk, meringankan beban.
3. Dapat menjadi solusi dan masukan untuk proses sortir buah.
4. Mempercepat proses sortir buah dalam jumlah banyak.
5. Meningkatkan pengalaman penulis dalam merancang dan membuat suatu
mesin.
4
6. Pada proyek akhir ini juga mampu digunakan sebagai referensi untuk
pengembanagan maupun pembuatan proyek akhir selanjutnya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jeruk
Buah jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia dan
dipercaya tempat tumbuh pertama kali di negeri Cina. Buah jeruk merupakan
tanaman yang dapat tumbuh baik didaerah tropis maupun subtropis. Sejak ratusan
tahun lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau
dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang
Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia.
Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk
dikembangkan, karena usaha tani jeruk memberikan keuntungan yang tinggi,
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani (Soelarso B., 1996).
Berdasarkan data produksi buah – buahan dan sayuran menurut jenis
tanaman (Kw) yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Jember data jeruk dari tahun 2017 sebanyak 1.861.240, data tahun 2018 sebanyak
2.352.718, data tahun 2019 sebanyak 3.476.500, data tahun 2020 sebanyak
2.221.147. berdasarkan data yang diperoleh dari badan pusat statistik kabupaten
jember hasil tanaman buah jeruk dari tahun 2017 sampai 2019 mengalami
peningkatan produksi buah (Badan Pusat statistik kabupaten Jember).
Tabel 2.1 Produksi Buah – buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman (Kw.),
2017 - 2020
5
6
Buah jeruk keprok biasanya berbentuk bola oval dan ukuran yang
berbagai macam. Pada produksi buah jeruk, ukuran buah jeruk disusun
berdasarkan kode ukuran . Kode ukuran ditentukan berdasarkan diameter
maksimum buah, sesuai dengan Tabel 2.1. dibawah.
Tabel 2.2 Kode ukuran berdasarkan diameter (BSN, 2009)
Kode Ukuran Diameter (mimimeter)
1 > 70
2 61 – 70
3 51 > 60
4 41 > 50
dengan palet kayu dari satu tahap produksi ke tahap berikutnya. Teknologi
conveyor palet ini masih digunakan sampai sekarang.
maupun hasil produksi dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain. Desain
konveyor tergantung dari jenis material yang akan diangkut serta menyesuaikan
layout yang ada. (Djoko Prasetio, 2008)
Konveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi
memindahkan barang dari satu tempat ketempat yang lain. Konveyor banyak
dipakai industri untuk mentransportasikan barang yang jumlahnya sangat banyak
dan berkelanjutan. Benda kerja merupakan faktor utama dalam menentukan jenis
konveyor dalam hal ini, benda yang diproses berupa material yang setengah jadi
oleh sebab itu harus dijaga kualitasnya pada saat melewati konveyor. Dalam
kondisi tertentu konveyor banyak digunakan karena mempunyai nilai ekonomis
dibanding transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut.( Muhib Zainuri,
2006).
Secara umum jenis conveyor yang ada di industri adalah :
a. Belt konveyor
b. Roller chain konveyor
c. Bucket konveyor
d. Vibrating konveyor
e. Gravity konveyor
bergerak sesuai dengan arah putaran roll. Roller conveyor ini bisa digerakkan
dengan rantai atau belt ,ataupun dengan menggunakan gaya gravitasi tetapi harus
juga diperhitungkan kemiringan maksimumnya.
Roller conveyor merupakan suatu sistem conveyor yang penumpu utama
barang yang ditransportasikan adalah roller. Roller pada sistem ini sedikit berbeda
dengan roller pada conveyor jenis yang lain. Roller pada sistem roller conveyor
didesain khusus agar cocok dengan kondisi barang yang ditransportasikan, misal
roller diberi lapisan karet, lapisan anti karat, dan lain sebagainya. Sedangkan
roller pada sistem jenis yang lain didesain cocok untuk sabuk yang ditumpunya.
(Prabowo D.M. 2018).
Roller mempunyai fungsi sebagai pemindah barang yang akan
ditransportasikan. Saat roller berputar diupayakan tidak bergetar agar tidak
merusak barang yang ditransportasikan. Dimensi roller juga harus sama agar
barang yang diangkut tidak tersendat dan roller dapat menumpu barang dengan
sempurna.
Roller Chain Konveyor adalah sistem mekanik yang berfungsi
memindahkan benda kerja dengan media roller sebagai penggeraknya dan motor
sebagai sumber putarannya. Spesifikasi roller chain conveyor juga harus
disesuaikan dengan dimensi layout yang tersedia, serta jarak antara roller dengan
roller lainnya agar dapat menyesuaikan benda kerja. Rancangan sistem roller
chain conveyor harus mampu menerima beban maksimum yang mungkin terjadi
pada sistem conveyor. (Pribadi 2016)
Minimum and
(B) Belt width maximum
(mm) number of plies (i)
300 3-4
400 3-5
500 3-6
650 3-7
800 4-8
1000 5-10
1200 6-12
1400 7-12
1600 8-12
1800 8-12
2000 9-14
16
2.6 Hopper
Hopper merupakan corong yang terletak dibagian depan dan belakang belt
konveyor. Hopper berfungsi sebagai alat untuk membuat atau mencurahkan benda
atau material yang akan di bawa belt konveyor. Hopper adalah salah satu
komponen tambahan pada mesin penggiling atau pembubuk yang berfungsi
sebagai tempat masuknya bahan baku sebelum terjadinya proses penggilingan
atau pembubukan. Hopper sangat membantu dalam proses penggilingan karena
bentuknya yang kerucut memudahkan masuknya bahan baku dalam proses
penggilingan. (Muhammad Oktakusgara,2013)
ΣF = 0
F1 + Rb = 0
F1=-Rb ......................................................................................................................
Potongan II dengan 0 ≤ x ≤ b
Gambar 2.12 Diagram Bidang Geser dan Bidang Momen (Sumber : Trian F.N
2018 )
5) Menentukan tegangan lentur(bending)
σ= M.y/l ...................................................................................................................
Keterangan:
Σ= Tegangan lentur yang terjadi pada batang (kg.mm²)
M=Momen lentur yang dialami pada batang (kg.mm²)
Y=Jarak serat terjauh pada sumbu batang (mm)
22
∑ Ai ∑
Ai.yi
Ii = Momen inersia(mm4)
sistem gaya dalam keseimbangan resultan semua gaya dan resultan semua momen
terhadap suatu titik = 0, persyaratan yang harus dipenuhi adalah: Σ Fy = 0, Σ Fx =
0, dan Σ M = 0 (Tood,1984).
2.8.2 Bahan Rangka
Pada tabel 2.6 menunjukkan macam-macam bahan kolom dan rangka yang
dibentuk khusus dan lebih banyak digunakan untuk struktur baja antara lain:
Tabel 2.6 Macam-macam Bahan Kolom dan Rangka (Shigley, 1999)
No. Nama Gambar
1. Baja profil sama kaki
dan tidak sama kaki
ketangguhan. Beberapa faktor penting untuk mengetahui bahan yang dapat dan
mampu dilas, yaitu:
a. Sifat fisik dan sifat kimia bahan untuk bagian hendak dilas termasukcara
pengelasan, metode pemberian bentuk, dan perlakuan panas.
b. Tebal bagian yang hendak disambung, dimensi dan kekuatan konstruksi
yang hendak dibuat serta teknologi metode las yaitu sifat dan susunan
elektroda, urutan pengelasan, perlakuan panas yaitu sebelum dan sesudah
pengelasan.
2.10.4 Perhitungan Kekuatan Las
Sambungan las dengan menggunakan las pada konstruksi rangka banyak
mengalami tegangan, terutama tegangan lentur dan tegangan geser. Oleh karena
itu perlu adanya perhitungan pada daerah sambungan yang dirasa kritis,sehingga
diperoleh konstruksi rangka yang kuat untuk mengetahui tegangan maksimum
yang terjadi pada rangka adalah sebagai berikut (Niemen, 1981).
a. Menentukan momen lentur
Mb = F .y
Dimana:
Mb = momen lentur (N.mm)
F = gaya(N)
y = panjang benda yang mendapat beban kegaris normal (mm)
Begitu juga dengan mur dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan
fungsinya, yaitu mur hexagonal nut yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari, mur square nut yang digunakan dalam industri berat, mur castellated
nut yang memiliki mekanisme pengunci sebagai pelengkap, dan mur lock
nut yang biasanya digunakan sebagai mur kedua dan berfungsi sebagai mur
pengunci.
…………………………........…….............
Keterangan :
D = Diameter yang diperlukan(mm)
W = Beban rencana (N)
Keterangan :
Z = Jumlah ulir yang diperlukan (mm)
= Diameter efektif ulir dalam (mm)
31
……………………...…...................................................
Keterangan :
𝜏b = Tegangan geser akan ulir mur (N/ )
W = Beban (N)
d1 = Diameter inti(mm)
k = Konstanta ulir metris ≈ 0,84
p = Jarak bagi (mm)
𝑧′ = jumlahulir(mm)
i. Tegangan geser akan ulir dalam adalah
𝑤
𝜏𝑛 𝜋.𝐷.𝑗.𝑝.𝑧1...............................................................................................
Keterangan :
𝜏𝑛 = Tegangan geser akan ulir dalam (N/
W = Beban (kg)
D = Diameter ulir dalam
j = Konstanta jenis ulir metris ≈ 0,75
p = Jarak bagi (mm)
𝑧′ =Jarak bagi(mm)
j. Persyaratan kelayakan dari baut dan mur yang direncanakan
𝜎 ≤ qa………………..........................................………......................
≤ ...............................………………..............…..................
32
Dimana perancangan baut dan mur dapat diterima apabila harga 𝜎 dan
(≤) lebih kecil dari .
k. Menentukan tegangan lentur
= . / . ............................................................................................
Keterangan:
= Tegangan lentur yang terjadi pada batang (kg.mm²)
= Momen lentur yang dialami pada batang (kg.mm²)
y = Jarak serat terjau dari sumbu tampang (mm)
= Momen Inersia (𝑚𝑚4 )
2.12.6 Toolset
Toolset merupakan sejumlah peralatan perkakas di lapangan untuk
membantu proses pengerjaan pembuatan suatu produk benda kerja. Toolset
biasanya berisi tang, obeng – dan + serta yang lainnya.
Selatan ”
38
39
8. Penitik
9. Tang
10. Obeng + dan –
11. Kunci pas 1 set
12. Penggaris siku
13. Sarung tangan
14. Jangka sorong
15. Penggaris
16. Amplas 360 – 500 cc-cw
17. Meteran
18. Tang rivet
19. Palu
20. Mesin las SMAW 900 W
21. Reducer WPA 1:20
22. Motor 0,5 Hp
23. VSD ATV 320 Schneider
24. Busur
25. Kikir
26. Gunting plat
27. Jangka sorong ketelitian 0,05 mm
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan mesin incline conveyor
sebagai berikut :
1. Besi hollow ukuran 40mm x 40mm x 2mm
2. Besi kanal C ukuran 150mm 50mm x 3mm
3. Besi L siku ukuran 30mm x 30mm x 2mm
4. Pillowblock UC 01 dan UC 02
5. Mur dan Baut ukuran M6, M8, M12
6. Ring
7. Cat besi dan Thinner
40
8. Dempul
9. Mata bor ukuran 6mm, 8mm, 10mm, 12mm
10. Mata gerinda
11. Rivet
12. Poros ulir penyetel 170mm x 12mm
13. Plat galvanis
14. Belt conveyor PVC
15. V-belt tipe A 360
16. Poros roller ukuran 530mm x 10mm
17. Karet pelipit kaca
18. Roller ukuran 490mm x 35mm
19. Elektroda 6013
20. Poros motor ukuran 17mm
Tabel 3.1 Analisis Morfologi Mesin incline conveyor buah jeruk kapasitas 2000
kg/jam
No Variabel Varia
n
A B C
Gambar 3.13
Belt Gambar 3.14 Plat Gambar 3.15 Pipa
Conveyor Galvanis Besi
42
Dari uraian diatas, maka besi hollow dipilih sebagai jenis besi yang
dipakai untuk konstruksi karena memiliki bentuk yang kompak sehingga mudah
untuk disesuaikan dengan bentuk konstruksi, cukup kokoh dan harganya tidak
terlalu mahal.
43
2. Hopper
Tabel 3.3 Variasi Pilihan Hopper
Varian Kelebihan Kekurangan
Incline Belt Hopper menempel pada rangka Kapasitas dari hopper
Hopper konveyor, sehingga mengurangi lebih sedikit
biaya untuk pembuatan rangka
hopper
Vibratory Bentuk hopper lebih besar dan Membutuhkan biaya
Conveyor lebih besar juga kapasitasnya tambahan untuk
pembuatan rangka hopper
Dari uraian diatas, maka incline belt hopper dipilih sebagai jenis hopper
pada mesin incline conveyor buah jeruk kapasitas 2000 kg/jam karena bentuk dari
hopper lebih simple dan tidak benyak memakan tempat.
3. Poros
Tabel 3.4 Variasi pilihan poros
Varian Kelebihan Kekurangan
Dari uraian diatas, maka besi as dipilih sebagai bahan untuk poros pada
mesin incline conveyor buah jeruk kapasitas 2000 kg/jam karena harga bahan
lebih murah dan pada umumnya biasa digunakan sebagai bahan untuk pembuatan
poros.
4. Conveyor
Tabel 3.5 Pilihan variasi conveyor
Varian Kelebihan Kekurangan
Dari uraian diatas, maka belt conveyor dipilih sebagai tipe conveyor untuk
pengangkut pada mesin incline conveyor buah jeruk kapasitas 2000 kg/jam
karena belt conveyor dapat dibeli sehingga memudahkan dan mengurangi waktu
pembuatan dan mudah dalam perawatan dan pemasangan. Belt conveyor di
rencanakan menggunakan belt yang mempunyai siku-siku sebagai
penampanguntuk buah jeruk agar dapat diangkut.
45
5. Penampang buah
Tabel 3.6 Pilihan variasi penampang buah
Varian Kelebihan Kekurangan
Belt conveyor Mekanisme kerja lebih baik dan Biaya mahal dan sulit
terlihat elegan. dalam pengerjaan dan
pemasangan
Pipa besi Bentuk pipa sesuai dengan bentuk Harga sangat mahal,
grader sehingga lebih mudah menimbulkan getaran,
dalam pemasangannya membutuhkan ketelitian
dalam pemasangan.
Dari uraian diatas, maka dipilih plat galvanis sebagai penampang buah jeruk
karena lebih mudah untuk dibentuk dan aman untuk buah jeruk.
6. Besi Rel
Baja Profil WF Bobotnya yang tidak terlalu berat Harga mahal dan tidak
(Wide flange) dengan tingkat kepadatan cocok untuk dibuat rangka
strukturnya tinggi mesin
46
Dari uraian diatas, maka dipilih profil besi kanal CNP sebagai bahan
pembuatan rangka rel mesin incline conveyor buah jeruk kapasitas 2000 kg/jam
karena bahannya lebih ringan dan lebih murah.
a. Kontruksi rangka
b. Perencanaan hopper
c. Proses pengelasan
d. Pemilihan mur dan baut
e. Perancangan elemen mesin
f. Poros
g. Motor listrik
47
50
51
Tegangan geser yang diijinkan τ𝑎 = 1,4 kg/𝑚𝑚2 , karena harga τ𝑏 dan τ𝑛 kurang
dari tegangan geser yang diijinkan τ𝑎 , maka mur dan baut tersebut telah
memenuhi syarat.
F
τ𝑏 = π 3
32
d
45297,5
724,76 = 3,14 3
32
d
45297,5
d3 =
71,11
d3 = 637,759
3
d = √637,759
d = 8,6 mm
Nilai perhitungan diameter roll adalah ≥ 8,6 mm , sehingga untuk mendapatkan
keamanan roll maka diambil diameter roll sebesar 50 mm.
Berdasarkan data pengujian pada tabel diatas, semua data pada setiap
pengujian tidak melebihi batas standar dari yang dibutuhkan alat untuk dapat
beroperasi dengan baik. Artinya, pengujian geometri dari rangka sesuai dengan
yang direncanakan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan dan pembuatan mesin incline conveyor
buah jeruk maka dapat disimpulkan:
a. Rangka mesin incline conveyor buah jeruk memiliki ketinggian 1500 mm
dan panjang besi rel 1900 mm. Bahan rangka yang digunakan yaitu besi
hollow dengan ukuran 40 mm x 40 mm x 2 mm, dan bahan rangka besi rel
yaitu besi kanal C dengan ukuran 150 mm x 50 mm x 3 mm.
b. Pengelasan dilakukan menggunakan mesin las SMAW dengan jenis
elektroda RD-260 diameter 2,6 mm.
c. Mur dan baut yang digunakan adalah jenis ulir metris M12 dan M8 dengan
bahan baja liat 0,2% C.
d. Berdasarkan hasil pengujian kapasitas Incline conveyor sekali angkut
adalah 100 kg.
e. Kapasitas hopper pada mesin Incline conveyor buah jeruk adalah 34 kg.
f. Diameter roll yang digunakan adalah 500 mm x 50 mm.
5.2 Saran
Saran dalam perancangan dan pembuatan mesin incline conveyor buah
jeruk, antara lain:
a. Menentukan sudut inklinasi yang sesuai dengan kebutuhan.
b. Dalam pemilihan belt conveyor sebaiknya agar memilih bahan belt sesuai
perencanaan.
c. Penelitan selanjutnya / pengembangan dari alat incline conveyor buah
jeruk sebaiknya rangka penopang bias dibuat memanjang dan memendek
agar bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Y.,, Syafri, 2017. Perancangan Bark B,elt Conveyor 27B Kapasitas 244
Ton/Jam. Jurnal Universitas Riau, Kampus Bina Widya Panam, Pekanbaru,
28293.
Kesy, A., Fitria, G., dan Shanty, R. (2019). Perancangan Belt Conveyor sebagai
Alat Material Handling Pada Terminal Peti Kemas Surabaya. 2(2), 69-75.
Ir. Soni, W. (2013). Analisa Kekuatan Sambungan Las pada Puli Penggerak Belt
Conveyor. Jurnal Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung.
Sularso & Kiyokatsu Suga . 2013. Dasar Perencanaan dan Pemilihan , Elemen
Mesin Cetakan kesebelas . Jakarta : Pradnya Paramita.
Zulfadli, M., (2021). Perancangan Mesin Sortir Buah Jeruk Berkapasitas 800 KG /
Jam. Jurnal Teknik Mesin UMSU.
Muhammad Fikri, U. 2009. Analisa Daya Mesin Belt Conveyor. Jurnal Teknologi
Industri USU.
Anisa, W., 2018. Perancangan Ulang Belt Conveyor Untuk mesin Penghancur
Batu Dengan Kapasitas 30 Ton / Jam. Institut Teknologi Surabaya.
Dedi, S., Rancang Bangun Prototype Belt Coneveyor. Jurnal Teknik Mesin
UMSU.
https://asiacon.co.id/blog/bahan-bangunan/beda-besi-wf-dan-h-beam. [Diakses
20 April 2022]
64
65
Sularso dan K. Suga. 2018. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Cetakan kesebelas. Jakarta: Pradnya Paramita.
Irvan., 2017. Rancang Bangun Alat Roller Bender. Jurnal Politeknik Negeri
Padang
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN
66
67
∑F = 225,816 x 10
= 2258,16 N
68
2258,16 N
F =
2
= 1129,08 N
q = w/L
= 1129,08/650
= 1,73 N/mm
w = q.L
= 1,73 . 650
= 1124,5 N
∑MB = 0
RA .650 - w.325 = 0
RA . 650- 1124,5 . 325 = 0
RA . 650 - 365425,5 = 0
365425,5
RA =
650
RA = 562,25 N
∑MA = 0
w.325 - RB. 650 = 0
1124,5 . 325 - RB. 650 = 0
365425,5
RB =
650
RB = 562,25 N
∑V = 0
RA + RB = w
562,25 N + 562,25 N = 1124,5 N
1124,5 N = 1124,5 N (OK)
Menentukan momen
∑MA = 0
∑MB = 0
Mx = RA . x – ½.q.x2
Mx = 562,25. x – ½.1,73.x2
Mx = 562,25. x – 0,865.x2
M0 = 562,25. 0 – 0,865.02 = 0 N.mm
M1 = 562,25. 1 – 0,865.12 = 561,385 N.mm
M325 = 562,25. 325 – 0,865.3252 = 91365,625 N.mm
b2
h1 x
h2 C(x,y)
1
1,5
Menentukan centroid
(𝐴1 . 𝑥1 )+(𝐴2 .𝑥2 )
𝑥1 =
𝐴1 + 𝐴2
(1600 mm. 20)+(1296 mm2 . 20)
=
1600 mm2+1296 mm2
= 20 mm2
Tegangan yang terjadi pada rangka profil hollow ukuran 40 x 40 x 2 mm berbahan
St 37
𝑀𝑏
𝜎 = . c (x,y)
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
31487,95 kg.mm
= . 20
73365,33 kg.mm
= 8,58 kg/mm2
Bahan rangka menggunakan profil siku St-37. Sifat-sifat mekanis bahan
dapat diperoleh yaitu, tegangan leleh (σm) = 120 MPa, tegangan batas (σu) = 140-
410 MPa, dan faktor keamanan (n) =1,67(Zein, M.A. 2018).
Menentukan tegangan izin:
𝜎
𝜎𝑖𝑧𝑖𝑛 = 𝑢
𝑛
410
=
1,67
= 245,5 MPa = 24,55 kg/mm2
Nilai yang diperoleh telah sesuai syarat yaitu 𝜎 = 8,58 kg/mm2 ≤ 𝜎𝑖𝑧𝑖𝑛 =
24,55 kg/mm2, maka ukuran batang profil hollow 40 x 40 x 2 mm mampu
menahan beban alat.
𝜋2 .𝐸.𝐼
Pcr =
4𝑙 2
3,142 .210000 . 73365,33
=
4. 6502
= 89884,07 N
= 8988,407 kg
Tegangan kritis
Pcr
𝜎𝑐𝑟 =
𝐴
8988,407 kg
=
304 𝑚𝑚2
= 29,567 kg/mm2
Beban ijin
Pcr
Pijin =
𝑛
8988,407 kg
=
1
= 8988,407 kg
Berdasarkan uraian diatas Pcr = 8988,407 kg ≤Pijin= 8988,407 kg yang berarti
telah memenuhi syarat.
= 8,58 kg/mm2
73
= 67,07 kg
Menentukan Bahan Baut dan Mur
Bahan baut dan mur yang direncanakan dari baja karbon rendah dengan
kadar karbon 0,2% C yaitu St-37, σa = 140 - 410 N/𝑚𝑚2 ≈ 28 kg/𝑚𝑚2 . Sehingga
didapatkan faktor keamanan (sf ) 8 - 10 ≈ 10. Tekanan permukaan yang di izinkan
qa = 3 kg/𝑚𝑚2 (Zein, M.A. 2018).
Kekuatan Tarik yang diizinkan
σa
σa =
Sf
28 kg/mm2
=
10
= 2,8 kg/𝑚𝑚2
Kekuatan Geser yang Diijinkan
τ𝑎 = 0,5 .σ𝑎
= 0,5 . 2,8 kg/mm2
= 1,4 kg/𝑚𝑚2
Dengan mengetahui besar beban maksimum dan besar tegangan geser
yang diijinkan, maka diameter inti baut (d) yang dihitung adalah:
4Wbaut
d ≥√
π .τa .0,64
4 . 67,07
≥√
3,14 . 1,4 . 0,64
≥√9,537
≥ 3,088 mm
Dari perhitungan diatas maka dapat dipilih 𝑑1 dengan cara melihat table
B.3 ukuran standar ulir kasar metris untuk menentukkan diameter baut. Disini
75
diambil D = 12 mm. Sehingga ulir baut dan mur yang dipilih ulir metris kasar
dengan ukuran standar M12 dan didapat standar dimensi sebagai berikut:
Dimensi luar ulir dalam(D) = 12 mm
Jarak bagi(p) = 1,75 mm
Diameter Inti (𝑑1 ) = 10,106 mm
Tinggi Kaitan(𝐻1 ) = 0,974 mm
Diameter efektif ulir dalam (𝑑2 ) = 10,863 mm
Dari data diatas dapat ditetapkan untuk perhitungan ulir dalam dimana
untuk ulir metris harga k ≈ 0,84 dan j ≈ 0,75. Jumlah ulir Z yang diperlukan
adalah:
Menurut standar (Sularso, 2018):
H ≥ (0,8 − 1,0) . D
≥ (0,2) . 12
≥ 2,4 mm
Karena standar tinggi mur lebih dari sama dengan 2,4 maka tinggi mur
yang diambil adalah 6,56 mm sehingga jumlah ulir mur (Z) adalah
𝐻
Z =
𝑃
6,56
=
1,5
= 4,37
Tegangan geser akan Ulir Baut τ𝑏 adalah:
𝑊𝑏𝑎𝑢𝑡
τ𝑏 =
π .𝑑1 .k.p.𝑧
67,07 kg
=
3,14 . 10,106 mm . 0,84 . 1,75 mm. 4,37
= 0,383 kg/𝑚𝑚2
Tegangan geser akan ulir Mur τ𝑛 adalah:
W𝑏𝑎𝑢𝑡
τ𝑛 =
π .D.j .p.z
67,07 kg
=
3,14 . 12 mm . 0,75 . 1,75 mm . 4,37
= 0,362 kg/𝑚𝑚2
76
= 2,8 kg/𝑚𝑚2
Kekuatan Geser yang Diijinkan
τ𝑎 = 0,5 .σ𝑎
= 0,5 . 2,8
= 1,4 kg/𝑚𝑚2
Dengan mengetahui besar beban maksimum dan besar tegangan geser
yang diijinkan, maka diameter inti baut (D) yang dihitung adalah:
4W𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Dbaut ≥√
π .σa .0,64
4 . 40,629 kg
≥√
3,14 .1,4 kg/𝑚𝑚2 .0,64
≥√57,773
≥ 7,6 mm
Dari perhitungan diatas maka dapat dipilih d1 dengan cara melihat table
B.3 ukuran standar ulir kasar metris untuk menentukan diameter baut. Disini
diambil D = 8 mm. Sehingga ulir baut dan mur yang dipilih ulir metris kasar
dengan ukuran standar M8 dan didapat standar dimensi sebagai berikut:
Dimensi luar ulir dalam (D) = 8 mm
Jarak bagi (p) = 1,25 mm
Diameter Inti (d1 ) = 6,647 mm
Tinggi Khaitan (H1 ) = 0,677 mm
Diameter efektif ulir dalam (d2 ) = 7,188 mm
Dari data diatas dapat ditetapkan untuk perhitungan ulir dalam dimana
untuk ulir metris harga k ≈ 0,84 dan j ≈ 0,75.
Menurut standar (Sularso, 2018):
H ≥ (0,8 − 1,0) . D
≥ (0,2) . 8 mm
≥ 1,6 mm
Karena standar tinggi mur lebih dari sama dengan 1,6 mm maka tinggi
mur yangdiambil adalah 5,15 mm sehingga jumlah ulir mur (Z) adalah
78
𝐻
Z =
𝑃
5,15
=
1,25
= 4,12
Tegangan Geser akan Ulir Baut τ𝑏 adalah:
W𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
τ𝑏 =
π .𝑑1 .k.p.𝑧
40,629 kg
=
3,14. 6,674 mm . 0,84 . 1,25 mm . 4,12
= 0,448 kg/𝑚𝑚2
Tegangan geser akan ulir Mur τ𝑛 adalah:
Wtotal
τ𝑛 =
π .D.j .p.z
40,629 kg
=
3,14 . 8mm . 0,75mm . 1,25mm . 4,12
= 0,418 kg/𝑚𝑚2
Maka : τ𝑎 ≥ τ𝑏 ≈ 1,4 kg/𝑚𝑚2 ≥ 0,448kg/𝑚𝑚2
τ𝑎 ≥ τ𝑛 ≈ 1,4 kg/𝑚𝑚2 ≥ 0,418 kg/𝑚𝑚2
Harga τ𝑏 dan τ𝑛 memenuhi syarat yang ditentukan, sehingga mur dan baut
yang dipilih adalah M8 dengan ketinggian mur 5,15 mm dan dari bahan baja liat
dengan kadar karbon 0,2% C.
Vbalok 2 = p.l.t
= 500mm x 300mm x 55,75mm
= 8362500 mm3
= 0,008 m3
Vtotal = Vbalok 1 + Vbalok 2 + Vtrapesium
= 0,022 m3 + 0,008 m3 + 0,005 m3
= 0,035 m3
Vjeruk = 4/3 πr
= 4/3 . 3,14 . 27,8753
= 90680 mm3
= 0,00009 m3
Kapasitas Hopper
Vtotal
=
Vjeruk
0,035m3
= x 88,25 gram/m3
0,00009m3
Diasumsikan ukuran plat yang digunakan dengan panjang (l) 500 mm, lebar (b)
50 mm dan tebal (h) 1 mm.
A =b.h
= 30 . 2
= 60 mm2
F = 905,95 N/mm2 . 500 mm2
80
= 45297,5 N
τ (tegangan geser) = 0,5 s/d 0,8 . τ tmax
τ = 0,8 . 905,95 N/mm2
τ = 724,76 N/mm2
Mb
τ =
Wb
F
τ = π 3
d
32
45297,5
724,76 = 3,14 3
32
d
45297,5
d3 =
71,11
d3 = 637,759
d = 3√637,759
d = 8,6 mm
Nilai perhitungan diameter roll adalah ≥ 8,6 mm sehingga untuk mendapatkan
keamanan roll maka diambil diameter poros sebesar 50 mm.
LAMPIRAN B. DAFTAR TABEL
Tabel B.1 Tegangan yang diizinkan untuk sambungan las konstruksi baja
menurut din 4100
Baja
St 37 St 52
Bahan Bahan
Kampuh Kualitas Kampuh Tegangan
HZ
H H
[N/m H
Z Z
m2 ]
Kampuh Semua kualitas Tekan dan 16 24 27
180
temu,Kampuh kampuh Lentur 0 0 0
K dengan Bebas dari retak dan Tarik dan 16 24 27
180
kampuh sudut kesalahan lainnya Lentur 0 0 0
ganda,Kampuh Kualitas kampuh
steg K dengan tidak diketahui 13 17 19
150
kampuh sudut 5 0 0
ganda
Kampuh steg– Semua kualitas Tekan dan
HV dengan lentur, tarik 13 17 19
150
kampuh sudut dan lentur, 5 0 0
tengan total
Kampuh- Semua kualitas Geser
13 17 19
kampuh 150
5 0 0
lainnya
Sumber : Niemen. 1999. Elemen Mesin Jilid 1. Erlangga: Jakarta
81
82
Tabel B.5 Spesifikasi elektroda terbungkus dari baja lunak (AWS A5.1-947)