Anda di halaman 1dari 4

Ukkasyah bin Mihshan

Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi (bahasa Arab: ‫عكاش ة بن محص ن األس دي‬ , juga ditulis
dengan Ukasyah, wafat di Buzakhah, Najd, 12 H (633, usia 45)) adalah
seorang sahabat Nabi Muhammad. Ukkasyah adalah satu sahabat yang
khusus didoakan Nabi dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah:

َ ‫ْت َرسُو َل هَّللا ِ صلى هللا عليه وس لم يَقُ و ُل " يَ ْد ُخ ُل ِم ْن ُأ َّمتِي ُز ْم َرةٌ هُ ْم َس ْبع‬
‫ُون‬ ُ ‫َس ِمع‬
َ ‫ َوقَ ا َل َأبُ و هُ َر ْي َرةَ فَقَ ا َم ُع َّك‬." ‫ضا َءةَ ْالقَ َم ِر لَ ْيلَةَ ْالبَ ْد ِر‬
‫اش ةُ ب ُْن‬ ِ ُ‫ ت‬،‫َأ ْلفًا‬
َ ‫ضي ُء ُوجُوهُهُ ْم ِإ‬
" ‫ قَ ا َل‬.‫ع هَّللا َ َأ ْن يَجْ َعلَنِي ِم ْنهُ ْم‬ ُ ‫ص ٍن اَأل َس ِديُّ يَرْ فَ ُع نَ ِم َرةً َعلَ ْي ِه فَقَا َل يَا َرسُو َل هَّللا ِ ا ْد‬
َ ْ‫ِمح‬
‫ع هَّللا َ َأ ْن يَجْ َعلَنِي‬
ُ ‫ار فَقَا َل يَا َر ُس و َل هَّللا ِ ا ْد‬ ِ ‫ص‬َ ‫ ثُ َّم قَا َم َر ُج ٌل ِم َن اَأل ْن‬." ‫اللَّهُ َّم اجْ َع ْلهُ ِم ْنهُ ْم‬

َ َ‫ فَقَا َل " َسبَق‬.‫" ِم ْنهُ ْم‬.


ُ‫ك ُع َّكا َشة‬

Aku mendengar Rasululah ‫ﷺ‬ bersabda, “Tujuh puluh ribu orang dari
umatku akan masuk surga (tanpa hisab). Wajah mereka bersinar seperti
bulan purnama.” Ukkasyah bin Mihshan al-Asadi kemudian berdiri,
membuka kain penutup kepalanya, dan berkata, “Wahai Rasulullah,
berdoalah kepada Allah agar menjadikanku di antara mereka.”
Rasulullah berdoa, “Ya Allah, jadikanlah dia di antara mereka!”
Kemudian seorang laki-laki dari kaum Ansar berdiri dan berkata,
“Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikanku di
antara mereka.” Maka Rasulullah menjawab, “Ukkasyah sudah
mendahuluimu.”

— HR Bukhari 6542


Ungkapan “Ukkasyah sudah mendahuluimu” ( ‫ )سبقك (به ا) عكاشة‬kemudian dipakai
dalam bahasa Arab apabila seseorang akan melakukan sesuatu, tetapi sudah
ada orang yang mendahuluinya

Nasab

Ukkasyah bin Mihshan bin Hurtsan bin Qais bin Murrah bin Kabir (di
Al-Asqalani, hlm. 440 bukan disebutkan Kabir, tetapi Bukair) bin
Ghanam bin Dudan bin Asad bin Khuzaimah. Bani Ghanam keturunan
Bani Asad bin Khuzaimah adalah sekutu Bani Abdu Syams di Mekah

Menganut Islam

Ukkasyah memeluk Islam di awal masa dakwah Nabi Muhammad.


Ukkasyah, yang ketampanannya dikenal bangsa Arab ketika itu, tidak
luput dari siksaan orang-orang suku Quraisy karena telah memeluk
Islam. Setelah Nabi Muhammad mendapat perintah (diizinkan) untuk
berhijrah menghindari penyiksaan sukunya, Ukkasyah mengikuti para
sahabat lain hijrah ke Madinah.

Di Madinah, Ukkasyah mengikuti Perang Badar, tahun 2 H (624), dan


berbagai perang lain bersama Nabi. Pada bulan Rabiul awal, 6 H,
Ukkasyah dikirim Nabi dalam sebuah ekspedisi memimpin empat puluh
orang sahabat ke wilayah Ghamar, yaitu sumber air milik Bani Asad.
Ekspedisi ini kemudian dikenal dengan nama Ekspedisi Ghamar atau
Ekspedisi Ukkasyah bin Mihshan.

Ukkasyah mati terbunuh di Perang Riddah yang terjadi di Nejd, 12 H.


Dia mati di tangan Thulaihah al-Asadi. Meskipun demikian, Thulaihah
kembali memeluk Islam.
Jaminan Surga untuk Ukasyah dan Ranting yang
Jadi Pedang
Rasulullah SAW memberikan jaminan surga untuk Ukasyah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Orang-orang yang pertama masuk Islam dan
mempercayai kerosulan Nabi Muhammad saw yang hanya segelintir orang itu disebut
dengan assabiqunal awwalun. Orang-orang yang tergolong dalam assabiqunal
awwalun ini kelak  dijanjikan atas diri mereka surga. 
 
Dari Jabir bin Abdillah RA dia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Orang-orang
yang ikut baiat Ridwan, yang dilakukan dibawah pohon tidak ada satu pun yang
masuk neraka." (HR Abu Dawud).
 
Sebagaimana Firman Allah SWT : "Sesungguhnya Allah telah ridho terhadap orang-
orang mukmin ketika mereka  berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah
mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka
dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)."
(QS Al-Fath ayat 18). 
 
Selain assaniqunal awwalun, ada juga sahabat-sahabat lain yang telah dijanjikan
surga dan Ukasyah bin Mihshan adalah salah satunya. Ukasyah bin Mihshan al Asadi
merupakan seorang sahabat dari kalangan Muhajirin yang berasal dari Bani Abdu
Syams.   
 
Dalam buku Dahsyatnya Hari Kiamat Ibnu Katsir berujar, suatu ketika Nabi
Muhammad saw bercerita kepada para sahabatnya. Bahwa di hari kiamat nanti,
Rasulullah akan memperlihatkan umatnya yang begitu banyak kepada para nabi
terdahulu.  
 
"Umat-umat diperlihatkan kepadaku lalu seorang Nabi melintas bersama umatnya,
nabi lainnya melewat bersama beberapa orang, nabi lainnya melewat bersama sepuluh
orang, nabi lainnya melewat bersama lima orang, dan seorang nabi melewat bersama
satu orang. Selanjutnya, aku melihat ternyata ada kerumunan orang banyak, aku
bertanya: Wahai Jibril, apakah mereka umatku? " (Jibril menjawab) Bukan, tetapi
lihatlah ke ufuk. Aku pun melihat ke ufuk, ternyata ada kerumunan orang banyak.
(Jibril berkata) "Mereka itu umatmu. Jumlah mereka 70 ribu yang pertama kali tidak
dihisab dan diazab". Aku bertanya: "Mengapa?" Jibril menjawab: "Mereka tidak
berobat dengan besi panas, tidak meminta diruqyah, tidak meramal dengan burung,
dan mereka bertawakal kepada Tuhannya." (HR Muslim)
 
Lalu Ukasyah berdiri seraya berkata, "Mohonkan kepada Allah agar aku menjadi
bagian dari mereka," Rasulullah berdoa:" Ya Allah, jadikanlah Ukasyah bagian dari
mereka."
 
Selanjutnya, salah seorang sahabat juga ikut berdiri sambil berkata, "Mohonkanlah
kepada Allah agar (juga) menjadikanku bagian dari mereka." Rasulullah bersabda :
"Ukasyah telah mendahuluimu." 
 
Dikutip dari wikipedia, Ukasyah telah bersama Rasulullah dan bergabung dalam
perang Badar. Perang pertama yang dilakukan umat Islam dengan 313 pasukan
melawan seribu pasukan kaum kafir Quraisy. Atas izin Allah SWT, dengan
perkebakalan dan persenjataan yang terbatas umat Islam memenangkan perang itu. 
 
Dalam buku Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, Perang Badar telah melahirkan
pahlawan-pahlawan Islam di medan perang dan Ukasyah bin Mihshan bin Harsan Al-
Asadi salah satunya. Begitu dahsyatnya Ukasyah bertempur memerangi kafir Quraisy
hingga pedangnya patah. Ukasyah mendekati Rasulullah dan Rasulullah pun melihat
kondisi pedang Ukasyah. Lalu Rasulullah saw membawakan sebuah ranting pohon,
dan bersabda, "Berperanglah dengan ini wahai Ukasyah." 
 
Ukasyah menerima kayu pemberian Rosulullah. Ukasyah mulai mengayunkannya dan
kembali berperang. Saat itulah, atas izin Allah SWT, batang kayu itu berubah menjadi
pedang yang panjang dan kokoh yang terbuat dari besi berwarna putih. Ukasyah
semakin yakin dengan pedangnya dan meneruskan pertempurannya dengan
menggunakan pedang itu hingga Allah SWT memberikan kemenangan kepada kaum
Muslimin.  
 
Ukasyah memberikan nama pedangnya Al-Aun. Pedang itu selalu berada di
tangannya dan digunakan dalam berbagai pertempuran bersama ataupun tanpa
Rasulullah. Hingga pertempuran terakhirnya ar-Riddah, Ukasyah mati syahid dalam
perang melawan orang-orang murtad dengan menggenggam pedangnya. Ukasyah
gugur di medan perang satu tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW.
 
Kehebatan Ukasyah di medan perang juga mendapatkan pujian Rasulullah saw.
Rasulullah bersabda, sebagaimana diceritakan kepadaku oleh keluarganya,
 
"Di antara kita ada sebaik-baik penunggang kuda." Orang-orang bertanya, "Siapakah
orangnya, Rasulullah?" Beliau bersabda, "Ukkasyah bin Mihshan."
 
Dhirar bin Azwar al-Asadi berkata, "Orang itu adalah bagian dari kami." Rasulullah
saw kemudian bersabda, "la bukan bagian dari kalian, melainkan bagian dari kami,
sebagai persekutuan."
 
Ukasyah dibunuh Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi di masa kepemimpinan Kholifah
Abu Bakar as-shidiq. Thulaihah al Asadi sempat masuk Islam namun kemudian
murtad dan mengaku menjadi Nabi di hari-hari terakhir Rasulullah. Tetapi kemudian
menjadi sadar dan kembali masuk Islam. 
 
Suatu ketika Umar bin Khatab bertemu dengan Thulaihah, ia berkata, "Apakah
engkau yang telah membunuh orang yang saleh, Ukasyah bin Mihshan?"   
 
Thulaihah menjawab, "Ukasyah menjadi orang yang bahagia (mati syahid) karena
diriku, dan aku menjadi orang celaka karena dirinya. Tetapi aku memohon ampun
kepada Allah SWT." 

Anda mungkin juga menyukai