Anda di halaman 1dari 2

Happy Marriage

Question: Apa yang harus dilakukan jika suami salah tapi enggan mengakui dan meminta maaf?
Apakah berlaku hukum bahwa Allah akan ridho kepada istri jika suami ridho, pun sebaliknya?

Semua orang punya ego. Suami ada ego kelelakian, perempuan ada ego keperempuanan.

Ketika suami bersalah, kemudian menuduh suami bersalah. Itulah ego keperempuanan. Ingin suami
merasa salah dan meminta maaf.

Ego suami berupa: merasa tersinggung dan merasa terhina apabila mengakui kesalahannya. Banyak
suami yang merasa jika ia mengakui kesalahannya, ia akan dilecehkan, dihina, dan diinjak-injak oleh
istrinya. Ia merasa tidak berharga lagi di depan istrinya. Bisa jadi ia merasa bersalah, tp ia tidak akan
mengakuinya. Karena jika ia sudah merasa tidak berharga di depan istrinya, ia akan berada dalam situasi
yang sangat berbahaya.

Apabila suami merasa gagal, misal merasa salah kemudian meminta maaf, istrinya kemudian menyalah-
nyalahkan. Kesalahan tsb diungkit terus dan disalahkan terus, maka suami akan merasa gagal sebagai
kepala rumah tangga.

Lelaki yang merasa gagal (ketika merasa tidak berdaya); ia akan berada dalam suasana hipersensitif. Ia
akan merasa semakin terpuruk hidupnya. Tidak nyaman di rumah dan tidak nyaman bekerja. Kegagalan
rumah tangga adalah momen yg lebih menyakitkan bagi suami dibanding kegagalan bisnis.

Jika gagal di rumah, ia merasa tidak punya muka lagi sehingga tidak nyaman di rumah.

Para istri hendaknya memahami bahwa diantara jalan suami meminta maaf adalah dengan berubah. Ia
tidak menyampaikan kepada istri, tetapi mengubah apa yang menjadi kesalahannya. Gengsi perempuan
adalah ketika salah ya harus minta maaf, tapi gengsi laki-laki adalah tahu salah tapi tidak mau meminta
maaf. Dua-duanya ego dan gengsi.

Tuntutan istri agar suaminya meminta maaf membuat suami melakukan defense. Istri jangan
berorientasi untuk meminta suami mengaku dan meminta maaf, tapi cukuplah apabila suami sudah
terlihat berubah, Maka itu adalah caranya meminta maaf.

Istri perlu mengubah respon. Jadikan suami nyaman di rumah. Jangan galak kepadanya.

Sebagai orang beriman, tidak ada seorangpun di bumi untuk melupakan tanggung jawab di mata Allah.
Kalau kita percaya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, yakinlah bahwa kesalahan suami pasti ada
diminta pertanggung jawabannya oleh Allah.

Orientasinya adalah bagaimana memperbaiki hubungan, memperbaiki komunikasi.

Hubungan timbal balik suami – istri apabila salah satunya tidak ridho. Dalam agama, keduanya harus
saling meridhoi satu sama lain. Maka jika istri harus meminta izin jika harus keluar, maka suami juga
harus begitu. Jika suami mengajak istri berhubungan seksual, maka ketika istri mengajak, suami juga
tidak boleh menolak. Hal-hal yang Allah perintahkan kepada suami terhadap istri, berlaku juga
sebaliknya.

Diamnya suami, tersinggungnya suami, adalah suatu pelajaran agar tahu cara mengingatkan. Hal ini
terkait komunikasi suam dan istri. Kadang yang tidak tepat adalah caranya; menegur, mengingatkan, dll.
Jika suami tidak nyaman, hal ini dikarenakan keduanya tidak saling mengerti atas apa yang harus
dilakukan.

Di rumah kita harus ada 3 kata ajaib; tolong, maaf, terimakasih.

Orang meminta maaf tidak selalu karena salah, tapi karena itu adalah kalimat cinta dalam rumah tangga.
Maaf jangan dijadikan sebagai bahasa hokum dalam rumah tangga. Suami/istri terbaik adalah yang
meminta maaf walau tidak bersalah.

Suami yang bahagia berbeda dg suami yang tertekan (pun sebaliknya). Oleh karena itu jangan
menghadirkan ketetertekanan diantara keduanya.

Anda mungkin juga menyukai