Anda di halaman 1dari 4

Nama : Moh Taufiq Priyadhi

NRP : 214010237

Matkul : manajemen syariah

Kisi-kisi uts

1. Pradigma managemen dalam islam

Managemen merupakan unsur terpenting dalam segmen pemikiran hukum Islam karena ia langsung
bersentuhan dengan pengaturan pranata sosial. Paradigma merupakan konstruk berpikir yang mampu
menjadi wacana untuk temuan ilmiah, yang dalam konseptualisasi Khun menjadi wacana untuk
temuan ilmiah baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa paradigm dapat kita gunakan didalam ilmu sebagai
model, contoh, pola yang dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi berbagai problem serta pola untuk
mencari dan menentukan problem yang ada dalam ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan problem
riset. Managemen di bangun di atas sendi-sendi asas persamaan, keadilan, dan pemenuhan hak dan
kewajiban. Prinsip kesetaraan dalam Islam mesti diapresiasi secara absolute guna memunculkan
sistem yang Islami yang memadukan kebebasan dan pertanggungjawaban. Secara normatif, prinsip-
prinsip di atas sudah disebutkan dalam teks ajaran suci baik al-Qur'n maupun al-Sunnah. Dalam
praktiknya, prinsip-prinsip tersebut perlu diaktualisasikan sesuai konteks perubahan dan
perkembangan masyarakat.Sebagai makhluk sosial, manusia terus melakukan interaksi dengan
linkungan sekitarnya, karenanya, diperlukan perangkat aturan (fiqh) yang dapat mewadahi persoalan-
persoalan interaksi sosial tersebut sesuai prinsip kesetaraan dan kemaslahatan. Untuk keperluan ini,
teori-teori atau norma-norma dalam al-Qur'an maupun al-Hadith perlu diimplementasikan kedalam
kehidupan nyata, kontekstual sesuai dengan realitas perkembangan yang tengah terjadi hampir di
semua lini kehidupan. berbangsa dan bernegara. Dalam segmen menegemen yang Islami ini sangatlah
penting bahwa prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan, keterbukaan, cerdas, inovatif dan kreatif dengan
konsep metafora rasul (sidq, amanah, tablig dan fatanah), dimplementasikan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara

• Ada empat landasan, menurut Zainarti, untuk mengembangkanmanajemen menurut pandangan Islam,
yaitu: kebenaran, kejujuran, keterbukaan, keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama
itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal.

Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada jiwa
kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep
manajemen.Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil.

Batasan adil adalah pemimpin tidak menganiaya bawahan dan bawahan tidak merugikan pemimpin
maupun perusahaan yang ditempati. Bentuk penganiayaan yang dimaksudkan adalah mengurangi atau
tidak memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan.

2. Konsep bisnis rasulullah

KONSEP bisnis Nabi Muhammad SAW menjadi teladan umatnya. Keuntungan yang diraih Nabi
Muhammad SAW melalui cara-cara yang jujur, jauh dari kata dan perbuatan dusta. Serta lebih penting
lagi tidak menjatuhkan usaha orang lain.
Bagi Nabi Muhammad SAW, beliau tidak hanya mementingkan keuntungan semata saja. Lebih dari
itu Nabi Muhammad SAW dalam berbisnis lebih mengutamakan hubungan persaudaraan dan
pertemanan.Dalam berbisnis, pengusaha memang butuh strategi untuk menguasai pangsa pasar dari
kompetitornya. Hal ini diperlukan agar produknya bisa laku di pasaran dan usahanya pun bisa semakin
berkembang dan menghasilkan banyak keuntungan.

Lantas kiat atau cara apa saja yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam berbisnis hingga sukses,
berikut penjelasannya.

1. Konsep Difrensiasi

Salah satu konsep dilakukan adalah dengan melakukan diferensiasi. Diferensiasi adalah sebuah
strategi agar produk menjadi berbeda dengan produk atau perusahaan lain. Esensi dari diferensiasi
adalah agar produk lebih dikenal menjadi sebuah identitas diri.Dilansir dari buku "Strategi Andal dan
Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad" karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo disebutkan
pangsa pasar adalah persentase dari keseluruhan pasar yang dikuasai oleh satu atau lebih produk atau
jasa tertentu yang dikeluarkan sebuah perusahaan dalam kategori yang sama. Untuk menguasai pangsa
pasar, perusahaan memiliki strategi yang berbeda-beda dan menjalankan taktik marketing. Nah konsep
diferensiasi juga diterapkan Nabi Muhammad dalam kegiatan berdagangnya. Dengan kondisi
geografis Semenanjung Arabia yang gersang dan panas, masyarakat Arab akhirnya banyak yang
mencari peruntungan dari berdagang.Namun, sejak awal Nabi Muhammad telah menciptakan
diferensiasi sehingga beliau dikenal bukan sebagai satu di antara banyak pengusaha, tapi sebagai satu-
satunya pengusaha muda dengan hasil perdagangan yang luar biasa.

2. Teknik Silaturahmi

Nabi Muhammad melakukan pemasaran dengan teknik silaturahmi. Teknik pemasaran ini memiliki
ikatan-ikatan yang intim dengan target market tertentu dengan tujuan menciptakan sebuah komunitas
pelanggan dan mengetahui apa saja yang diinginkan konsumen.Nabi Muhammad sangat
menganjurkan melakukan ikatan silaturahmi, tidak hanya dalam lingkup bisnis tapi juga dalam
hubungan persaudaraan dan pertemanan.

3. Bermurah Hati, Tidak Menjatuhkan Harga Dagangan Orang Lain

Dalam berdagang, Nabi Muhammad tidak hanya fokus di kota Mekkah saja, tapi melakukan ekspor
sampai ke negeri Syam seperti Palestina, Syria, Libanon dan Yordania. Namun beliau sangat
menganjurkan untuk selalu bermurah hati, menjauhi sumpah yang berlebihan untuk mempromosikan,
tidak menyaingi harga jual orang lain (perang harga) dan tidak memotong jalur distribusi.Beliau tidak
hanya memikirkan bagaimana caranya menaikkan omzet perdagangan untuk meningkatkan
pertumbuhan perusahaan.

4. Kejujuran

Kejujuran adalah kata kunci Nabi Muhammad SAW dalam menerapkan bisnis atau perniagaannya.
Dengan menerapkan konsep kejujuran ini, kegiatan bisnis akan penuh dengan muatan etika dan moral
yang berakar pada ajaran Al-Quran dan Sunnah.Dalam buku Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis
Nabi Muhammad karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, disebutkan soul marketing
diawali dengan sikap jujur dan harus selalu diutamakan, karena setiap perusahaan pasti menginginkan
pelanggannya setia, sedangkan untuk bisa setia maka kepercayaan harus dibentuk dengan sikap jujur.
Jejak bisnis Nabi Muhammad SAW yang menekankan pada kejujuran memang bukan alat untuk
menciptakan keuntungan yang cepat, karena jika pengusaha ingin cepat untung malah biasanya enggan
untuk jujur dengan sungguh-sungguh. Hanya karena tergiur untuk mendapatkan keuntungan dengan
cepat, pengusaha biasa menebar janji palsu dan omong kosong.

5. Sikap Ikhlas

Selama mengelola perusahaan atau bisnis, seorang pengusaha tentunya tidak bisa lepas sepenuhnya
dari berbagai permasalahan, kegagalan, atau konflik. Tidak jarang pengusaha yang akhirnya berhenti
di tengah jalan dan tidak melanjutkan lagi kegiatan bisnisnya karena merasa tidak mampu lagi. Itu
sebabnya, penting bagi pengusaha untuk memiliki sikap ikhlas dan sabar dalam berbisnis.

Dengan sikap penyerahan diri pada Allah atau bersikap tawakal, seorang pengusaha tidak akan
mengenal kata menyerah. Dia akan terus bergerak dan belajar dari kesalahan yang ia lakukan
sebelumnya. Resiko dalam berusaha, resiko dalam berbisnis akan selalu ada. Itu adalah hal yang tidak
dapat kita hindarkan. Masalahnya adalah bagaimana kita mengelola resiko yang akan datang
menghadang.Dari Anas Ra, ia berkata: Rasulullah bersabda, "Pedagang yang pengecut akan tertutup
(rezekinya), sedangkan pedagang yang berani menanggung resiko usaha akan dibukakan rezeki." (HR.
al-Qadha'i). Selain itu, Nabi Muhammad bersabda, "Jika kalian berserah diri kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa, niscaya Dia menjamin rezekimu sebagaimana Dia menjamin kebutuhan
burung yang terbang di pagi hari dengan perut kosong dan kembali pada sore hari dengan perut
kenyang.

3. Bisnis ala Abdurahman Bin Auf

Salah satu sumber kekayaan Abdurrahman bin Auf diperoleh dari bisnis yang dijalankannya. Sebagai
pebisnis muslim sudah sejatinya belajar bagaimana menjalankan bisnis yang sukses dan berkah seperti
Abdurrahman bin Auf.

Terkait ini sudah dikupas dalam webinar yang digelar Lazismu beberapa waktu lalu. Webinar yang
mengangkat tema “7 Langkah Menjadi Kaya dan Sukses Ala Abdurrahman Bin Auf” menghadirkan
pembicara Ustaz Valentino Dinsi.

Mengutip laman resmi Lazismu.org, berikut 7 rahasia berbisnis sahabat nabi Abdurrahman bin Auf.

1. Menerapkan Sistem Keyakinan atau Believe System

Berdasarkan geografis, saat itu Kota Makkah dan Madinah banyak membutuhkan kebutuhan pokok
dibandingkan dengan pertanian. Maka dari itu, dengan keyakinannya Abdurrahman bin Auf memulai
bisnis kebutuhan pokok.

2. Menjadikan Penduduk Madinah Sebagai Partner Bisnis

Tidak semua bisnis bisa digeluti sendiri, ada kalanya memerlukan partner untuk menunjang aktivitas
bisnis lebih baik. Hal ini juga dilakukan oleh Abdurrahman bin Auf yang kala itu mengajak kaum
Anshar (Madinah) untuk berbisnis kebutuhan pokok.

3. Menjual Barang dengan Kualitas Terbaik

Melihat tata cara Rasulullah SAW dalam berdagang, Abdurrahman bin Auf menjual barang-barang
bisnisnya dengan kualitas yang terbaik.
Dalam berbisnis pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk itu, Abdurrahman
bin Auf memilih SDM terbaik sehingga dapat membangun super tim.

5. Menjadi Pemimpin atau Pengusaha yang Terpercaya

Jujur salah satu kunci dalam kesuksesan berbisnis. Abdurrahman bin Auf terkenal sebagai pebisnis
yang jujur sehingga ia dipercaya oleh banyak orang.

6. Membangun Sistem Bisnis

Abdurrahman bin Auf juga membangun sistem dalam bisnis. Ini untuk memudahkan dalam
menjalankan bisnisnya.

7. Melakukan Sedekah

Dalam menjalankan bisnisnya, Abdurrahman bin Auf getol bersedekah. Sedekah tidak membuat
hartanya berkurang.

4. Manajemen nafsu

Pembahasan ini berawal dari masalah nafsu yang ada di dalam diri manusia. Manusia banyak
melakukan kejahatan dan kerusakan karena menuruti hawa nafsunya, sehingga mengakibatkan
kerusakan dan kejahatan bagi orang-orang lain dan dirinya sendiri. Peranan nafsu sangat
mempengaruhi sehingga setiap manusia mempunyai berbagai keinginan, misalnya ingin hidup bahagia,
ingin jabatan, ingin kaya, ingin terpandang dan sebagainya, sehingga bagi orang–orang yang tidak
memiliki rasa keimanan yang kuat dalam dada, akan menimbulkan perbuatan-perbuatan yang tidak
baik, seperti melakukan manipulasi, korupsi, pembunuhan dan bahkan menghalalkan segala cara agar
tuntutan nafsu terpenuhi, tanpa menghiraukan bahwa perbuatannya itu adalah salah, dan tanpa
memperdulikan kesenangannya itu adalah atas penderitaan orang lain. Terkait permasalah nafsu
ditemukan beberapa tokoh yang memberikan perhatian besar terhadap persoalan nafsu, salah satunya
al-Ghazali. Menurut al-Ghazali nafsu perlu diatur dan dikendalikan atau dimanajemenkan supaya
nafsu senantiasa mengarah kepada keinginan berbuat kebaikan, sehingga membuat peneliti tertarik
untuk mengangkatnya terkait manajemen nafsu menurut al-Ghazali. Maka dari itu penelitian ini
bertujuan untuk menjawab dua permasalahan, yaitu bagaimana keberadaan nafsu dalam diri manusia
dan bagaimana manajemen nafsu dalam permikiran al-Ghazali. Jenis penelitian ini adalah kepustakaan
(library research), menggunakan metode deskriptif, konten analisis dan analisis tematik. Semua data
dalam penelitian ini bersumber dari data primer, yaitu karya-karya dari al-Ghazali, dan data sekunder,
berupa buku maupun bacaan yang berkaitan dengan nafsu menurut al-Ghazali. Hasil penelitian ini
berkesimpulan bahwa keberadaan nafsu pada dasarnya merupakan salah satu fitrah yang diciptakan
Allah dalam diri manusia yang bersifat halus, yang dapat dijadikan sumber dorongan dalam
kelangsungan hidup manusia. Namun, sewaktu-waktu nafsu juga dapat berubah dari dorongan yang
baik yang bersifat positif menjadi dorongan yang mengarah pada sifat-sifat tercela (negatif). Sehingga
manusia membutuhkan manajemen nafsu, dalam permikiran al-Ghazali, perlu kiranya upaya dalam
merencanakan, mengatur, dan mengelola serta mengawasi jalannya proses pengendalian nafsu. Al-
ghazali memberikan beberapa konsep yaitu, membatasi kebutuhan biologis, riyadah dengan sungguh-
sungguh dalam mensucikan jiwa daripada sifat-sifat tercela, berpuasa menahan diri daripada
melakukan kejahatan, serta senantiasa berdzikir disetiap kesempatan untuk mencapai pengendalian
atas nafsu.

Anda mungkin juga menyukai