Oleh :
Disusun Oleh :
Menyetujui,
NIP. 196405061987032003
Mengetahui,
A. PENGERTIAN
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia, kondisi dimana seseorang memiliki kadar gula darah tinggi dalam jangka
waktu lama karena disebabkan kadar insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas
berkurang atau ketidakmampuan sel untuk menggunakan insulin (Sandjaja dkk., 2009).
Nefropati Diabetik (ND) merupakan komplikasi mikrovaskular penyakit DM yang
terjadi pada pembuluh darah halus (kecil). Nefropati Diabetik adalah salah satu penyebab
utama gagal ginjal dan kematian tertinggi diantara semua komplikasi DM. Parameter
terjadinya kerusakan fungsi ginjal pada ND yaitu peningkatan kadar kreatinin dan BUN.
Menurut Harun (2007), tatalaksana DM nefropati pada prinsipnya, pendekatan utama melalui
pengendalian gula darah (olahraga, diet, obat anti diabetes), engendalian tekanan darah dan
perbaikan fungsi ginjal.
Hipertensi atau tekanan darah yang tinggi merupakan komplikasi dari penyakit DM
dipercaya paling banyak menyebabkan secara langsung terjadinya Nefropati Diabetika.
Hipertensi yang tak terkontrol dapat meningkatkan progresifitas untuk mencapai fase
Nefropati Diabetika yang lebih tinggi (Fase V Nefropati Diabetika) (Hendromartono, 2009).
E. TUJUAN DIIT
Menurut Wahyuningsih (2013), tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada penderita DM antara
lain sebagai berikut:
1. Mengendalikan kadar glukosa darah dan tekanan darah
2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum.
3. Mencegah menurunnya fungsi ginjal
4. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal
5. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
G. SYARAT DIIT DM
Syarat diet DM menurut Wahyuningsih (2013) antara lain:
1. Energi diberikan cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2. Kebutuhan Protein rendah, yaitu 0,7 g/kgBB, sebaiknya berasal dari sumber protein
bernilai biologis tinggi
3. Kebutuhan Lemak sedang, yaitu 20 - 25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk <
10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh ganda dan 10% dari lemak
tidak jenuh ganda sisanya dari lemak tidak jenuh tungga, asupan kolesterol ≤ 300 mg /
hari
4. Kebutuhan Karbohidrat 60 % dari kebutuhan energi total, karbohidrat kompleks.
5. Penggunaan gula pasir secara terbatas sebaiknya diberikan bersama dengan makanan
utama bukan diantara waktu makan
6. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Fruktosa dalam jumlah 20% dari
kebutuhan energi total dapat menyebabkan kolesterol dan LDL, sedangkan gula
alkohol dalam jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.
7. Asupan serat dianjurkan 25% gr / hari dengan mengutamakan serat larut air (sayur
dan buah)
8. Vitamin tinggi, bila nafsu makan menurun diberikan suplemen vitamin B kompleks,
asam folat serta vitamin C
9. Natrium sedang, tergantung pada tekanan darah, adanya edema dan sekresi natrium
10. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan
melalui keringat dan pernafasan (±500 ml)
H. PENGATURAN MAKAN
BAHAN
DIANJURKAN DIBATASI DIHINDARI
MAKANAN
SUMBER Ayam tanpa kulit, ikan, hewani tinggi lemak Daging dan ikan
susu dan olahannya jenuh (kornet, sosis, yang diawetkan :
PROTEIN
sarden, otak, jeroan, dendeng, ikan asin,
HEWANI telur, daging tidak
kuning telur) sarden
berlemak
Mengandung alcohol
dan soda, susu
kental manis, soft
drink, es krim,
yoghurt, susu
Pagi
Karbohidrat 1 1 1½ 1
Lauk hewani 1 1 1 1
Lauk nabati ½ ½ ½ 1
Sayuran A s S S s
Minyak 1 1 2 2
Snack
Karbohidrat - - - -
Buah 1 1 1 1
Susu - - - -
Siang
Karbohidrat 2 2 2 2
Lauk hewani 1 1 1 1
Lauk nabati 1 1 1 1
Sayuran B S S S s
Buah 1 1 1 1
Minyak 2 2 2 2
Snack
Karbohidrat - - - 1
Buah 1 1 1 1
Susu - - - 1
Minyak - - - 1
Malam
Karbohidrat 1 1½ 2 2
Lauk hewani 1 1 1 1
Lauk nabati 1 1 1 1
Sayuran B 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1
Minyak 1 2 2 2
Protein (gram) 51 55 59 64
Lemak (gram) 36 36 46 53
Almatsier, S. (2010). Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama Jakarta.
Harista, R. A. (2016). Perbedaan Tingkat Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Antara Pria dan Wanita di Puskesmas Kedaton Bandar Lampung.
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/09/Brosur-Diet-Diabetes-Melitus.pdf
Sandjaja, A. 2009. Kamus Gizi: Perlengkapan Kesehatan Keluarga. Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara
Toruan, P. L. 2012. Fat-Loss Not Weight-Loss For Diabetes: Sakit Tapi Sehat. Jakarta:Trans
Media Pustaka.
Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien. Jogjakarta: Graha Ilmu