Ustadz Herfi Gu
Ustadz Herfi Gu
TA'DIB
Ta'dib sebenarnya bukan 'hukuman'. Ta'dib asal katanya 'adab'. Jika diterjemahkan ke bahasa indonesia
lebih tepatnya adalah untuk beradab, atau untuk menjadikan anak beradab. Maka men-ta'dib anak
haruslah dengan adab.
Setiap ortu harus bisa memilih pola Ta'dib sendiri untuk anak-anaknya sebab setiap anak itu berbeda
(unik).
Hadist Rasulullah: "perintahkan anak kalian untuk sholat pada 7 tahun, dan disiplinkanlah (pukul) ketika
usia 10th, dan pisahkanlah tempat tidur anak laki-laki dan perempuan."
- dilarang memukul anak2 usia di bawah 10th,karena mereka belum baligh. Prinsip yg perlu dipegang
adalah anak-anak tidak salah. Mereka hanya _melakukan kesalahan_
Tidak ada anak yg salah. Yg salah adalah bagaimana caranya kita men-ta'dib nya.
- menghukum anak untuk satu kesalahan harus ditunggu ±3tahun sejak mengingatkannya pertama kali
(untuk menanamkan suatu akhlak butuh waktu setidaknya 3 th)
3. Anak berbuat salah krn kebiasaan dan memori kesalahan yang sudah terbiasa dilakukan - maka
berilah anak teladan yang baik.
Jadi, jika 3 faktor penyebab td belum dilakukan ortu dlm men-ta'dib anak, ortu tidak boleh memukul.
2. Berpaling (cuekin)
4. Menghardik
5. Menghentikan kesalahan
6. Mendiamkan
7. Menyebutkan keburukan
'cambuk' di sini maksudnya alat yg telah disepakati sebelumnya sbg konsekuensi hukuman jika anak
tetep bandel. Cambuk nya harus dipasang/dipajang yg anak2 bisa melihatnya. Setiap anak susah
dinasehati, bilang aja 'apa perlu umik/Abi turunkan cambuk itu?`
Menjewer pun ada kaidahnya: tidak boleh melukai daging, hanya melukai kulit telinganya saja, cukup
sampai menyebabkan panas telinga tanpa meninggalkan bekas luka.
Rasulullah pernah men'jewer' ibnu abbas yg mengantuk ketika sedang shalat tahajjud berjamaah.
Tujuannya untuk membangunkan (maaf ini saya ga sempet nyatet hadist nya...)
Jika sampai harus men-ta'dib anak dh pukulan, ini juga ada kaidahnya:
3. Memukul tidak boleh di daerah yg dilarang (di wajah dan di sekitar alat vital)
#####