Anda di halaman 1dari 43

Pertanyaan 1

Nama: Sabarina
Domisili: Cikarang
Usia anak: 3 Tahun 11 Bulan
Pertanyaan:
1. Biasanya Jingga ada dalam pengawasan saat bermain. Satu hari
jingga bermain bersama temannya, bermain sama temannya
bersepeda tanpa diikuti. Ternyata saat bermain keliling ke blok
belakang ternyata dia bertemu seseorang dan saat berjalan jingga
dijambak dan dibilang orang jelek. Ini jingga langsung nangis ke
rmh. Saat ditanya katanya jingga ketemu orang jingga gak tau gak
kenal jingga lagi main sepeda trs tiba tiba jingga di bilang jelek
dan di jambak poninya. Ibu juga bertanya apa jingga ada salah?
Apa jingga ada menyakiti org itu atau merusak mainan org itu,
mgkin dia marah karena jingga injak sesuatu punya org tersebut.
Dan jingga bilang, tidak Ibu jingga, jingga lagi jalan biasa dan
jingga ga kenal itu siapa. Cara menyelesaikan ini bagaimna di
tengah gempuran kalau kita bicara sama orgtuanya takutnya kita di
bilang baper. Padahal ini kasus bullying kan umma? Jingga sendiri
juga nangis mgkn nangis itu karena kaget dan sakit di jambak
karena untuk kosakata jelek itupun jingga belum paham jelek itu
dalam konteks apa? Apa yg harus kita lakukan sebagai orgtua dalam
menghadapi kasus seperti ini.

2. Yang kedua, jingga ini kayana agak tomboy atau gimana? Apa
mungkin karena tetangga terdekat cowo semua, mainnya sama cowo
semua. Jadi yang diinginkan yaa karakter cowok seperti karakter
spidermen dan kurang suka sama kecewecewan. Dan setelah jingga
bisa memilih baju itu dia suka sangat cekcok dulu sama ibu kalau
pakai rok. Jadi selalu pakai celana. Kadang dia suka bilang ibu
pengen peci. Tapi kalau solat selalu berusaha memakaikan mukena.
Bagaimana cara komunikasi paling efektif pada jingga
menyampaikan kalau jingga itu perempuan.

Jawaban:

1. Jika menghadapi kondisi seperti ini, mungkin bisa dilakukan


beberapa tahapan :
-Memberi pemahaman pada sang anak mengenai hal yang terjadi
padanya (Sebisa mungkin untuk menghindari agar sang anak tidak
trauma)
-Mengurangi paparan dari luar, mungkin bisa membatasi main
diluar sementara waktu ..
-Atau mulai dampingi lagi sang anak ketika bermain dengan orang
lain
-Jika perlu coba rubah lingkungannya, misal jika sungkan untuk
berbicara pada sang ibu, maka boleh sedikit demi sedikit kita
paparkan cara pengasuhan kita pada anak tersebut, jelaskan bahwa
hal yang dilakukannya tidak baik dan coba paparkan hal lain yang
bisa menjadikan nya semakin lebih baik daripada sebelumnya
-Namun jika kasusnya sudah terlalu parah, baiknya mulai di
diskusikan dengan orang tuanya. Barangkali orang tua sang anak
tidak sadar bahwa akhlak anaknya di luar seperti itu

2. Berdasarkan fitrah seksualitas, di usia 3-6 tahun anak sudah


memahami apakah ia laki laki atau perempuan. Jika saat ini usianya
masih 3 tahun dan masih ingin menggunakan pakaian sebagaimana
laki laki, harus mulai dibiasakan dan dipaparkan pakaian perempuan
.. walau agak cekcok dulu awalnya, tak mengapa .. gausah di paksa
dulu, bunda masih punya waktu kurang lebih 2 tahun lagi untuk
bantu memahamkan bahwa jingga adalah seorang anak perempuan ..
dan jika bisa mulai kurangi waktu bermain dengan anak laki laki,
jika ada mulai kenalkan dengan anak anak perempuan..

Pertanyaan 2

Nama: Mei
Domisili: Ngawi
Usia anak: 2 Tahun 9 Bulan
Pertanyaan: tdi dijelaskan apabila mau mendidik anak orang tua
harus mengevaluasi diri terlebih dahulu dan tidak melakukan 10
dosa yang sudah dijelaskan tadi, pertanyaannya

1. Apabila orang tua sudah melakukan dan berusaha langkah demi


langkah agar bisa mendidik anak sesuai fitrahnya, namun
lingkungan kurang mendukung, bagaimana caranya agar proses
mendidik secara fitrah itu tetap berjalan dengan baik, apakah yang
terpenting pondasi orang tua kuat dulu atau ada hal yang lainnya?
Terima kasih banyak.

Jawaban:

Jika lingkungan sekitar buruk :


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Kurangi paparan dengan lingkungan tersebut, misalnya jika
biasanya main di luar sekitar 3 jam, mulai kurangi menjadi 2 jam
saja, atau bahkan hanya 1 jam ,,
2. Temani anak saat bermain di luar, mungkin bisa didampingi
anaknya saat ia bermain di luar. Agar kita bisa melihat bagaimana
kondisi lingkungan di saat anak kita bermain

3. Ubah lingkungannya, ubah lingkungan disini bisa dalam 2 artian.


Mencarikan lingkungan baru yang baik untuk anak kita, atau
mengubah lingkungan yang buruk menjadi baik.. misalnya mulai
ajak mereka untuk berkisah bersama, sambil di selipkan pendidikan
fitrah yang telah kita pahami. Jadi secara tidak langsung kita
mendidik anak kita dan anak orang lain..

Jawaban:

1. Untuk kasus ini, jika sang anak merasa nyaman dan juga anak
anak SD nya mengayomi anak (bukan membuly, atau bahkan
mengintimidasi anak) boleh boleh saja umma, tak usah memaksa
untuk bermain dengan anak seusianya jika anak tidak mau .. sambil
berjalan, sambil coba kenali anak lebih jauh, bisa dibuat portofolio
anak ya, dimulai dari permainan apa yang anak sukai, waktu yang
paling banyak dihabiskan untuk apa, dan segala hal lain yang
dibutuhkan untuk lebih mengenal anak sendiri ya umm.. Template
portofolio anak kadang banyak yang jual entah di e commerce atau
beberapa komunitas terkadang menyediakan

Jika lingkungan sekitar buruk :


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Kurangi paparan dengan lingkungan tersebut, misalnya jika
biasanya main di luar sekitar 3 jam, mulai kurangi menjadi 2 jam
saja, atau bahkan hanya 1 jam ,,

2. Temani anak saat bermain di luar, mungkin bisa didampingi


anaknya saat ia bermain di luar. Agar kita bisa melihat bagaimana
kondisi lingkungan di saat anak kita bermain

3. Ubah lingkungannya, ubah lingkungan disini bisa dalam 2 artian.


Mencarikan lingkungan baru yang baik untuk anak kita, atau
mengubah lingkungan yang buruk menjadi baik.. misalnya mulai
ajak mereka untuk berkisah bersama, sambil di selipkan pendidikan
fitrah yang telah kita pahami. Jadi secara tidak langsung kita
mendidik anak kita dan anak orang lain..

Pertanyaan 3

Nama: Oja
Domisili: Lhokseumawe
Usia anak: 3,3th
Pertanyaan:
Assalamualaikum Umma, izin bertanya.

1. Sejak anak saya beranjak Usia 3th dan sudah mulai aktif bermain
di luar (bersosial) di lingkungan sekitar rumah, saya perhatikan
dan sering nemuin anak saya itu yg spt agak "dijauhi" oleh teman
sekitar rumah kami. Padahal yg saya lihat anak saya itu orangnya
ceria, aktif, senang berbicara/bertanya bahkan lebih lancar dr anak
seusia nya. Jadi lama2 sekarang ini kalo keluar rumah untuk main,
dia lebih mencari teman yg usia nya di atas dia yg anak2 SD gtu.
Jd saya bingung sekarang, membiarkan anak terus bermain dgn yg
tidak seusia nya atau mencoba kondisikan anak kembali bermain dgn
teman seusianya? Atau saya yg kurang mengenali anak sya?
Apakah mungkin saya yang tidak tau ada potensi dlm diri anak saya
ini?

Pertanyaan nya Umma, Dalam merawat dan menumbuhkan fitrah


anak saya ini bagaimana solusi terbaiknya dlm aspek FBE terkait
hal tersebut?
Pertanyaan ke 2
2. Anak saya usia 3th. Di pembagian rentang usia dalam aspek
fitrah, artinya anak saya masuk kategori Usia 2-6th.
Saya sebagai ortu yg baru mengenal tentang Fitrah / FBE ini, Apa
Konsep Awal yang bisa saya lakukan sebagai ortu dalam memetakan
seluruh aspek fitrah dan merencanakan kegiatan untuk
menumbuhkan semua aspek fitrahnya?

Syukran Umma
Jawaban:

Bagi bunda bunda yang juga ingin menyimak bagaimana cara


menumbuhkan fitrah di usia 2-6 tahun ya.

di usia 2-6 tahun konsep fitrah nya adalah MENGUATKAN

Saran kegiatan konkrit untuk menumbuhkan fitrah anak di usia 2-6


tahun:
Fitrah keimanan :
- Kenalkan Allah pada setiap moment/kejadian yang terjadi pada
anak dan hubungkan dengan sifat Allah
- Saat Adzan berkumandang, berikan wajah berseri dan siap untuk
melaksanakan ibadah
- Bacakan kisah kisah yang dapat memberikan kesan mendalam
pada Anak
Fitrah Belajar & Bernalar :
- Memberi inspirasi dan semangat belajar di alam dengan melihat,
menyentuh, memegang, mengalami dengan berkesan secara
langsung di alam
- Mendorong abstraksi dan imajinasinya untuk membuat hipotesa
sederhana atas setiap peristiwa
- Membacakan ayat Al-Quran yang berhubungan dengan kejadian
acak pada anak
Fitrah Seksualitas :
- Memakaikan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya
- Kegiatan toilet sesuai dengan jenis kelaminnya
- Bermain peran (Role play) sesuai dengan jenis kelaminnya

Fitrah Estetika dan Bahasa:


- Bacakan kisah kisah yang bersastra baik dan indah
- Kenalkan indahnya sastra kitabullah
- Beri kesempatan anak berekspresi dengan menggambar, bercerita
Fitrah bakat & kepemimpinan :
- Anak memelihara hewan atau merawat tanaman untuk
menguatkan inisiatifnya, adaptifnya, kemampuannya dalam
mengamati dan dalam mengatur (mengendalikan)

Fitrah Jasmani ;
- Jangan beri alat yang justru membuatnya tidak bergerak
- Beri ruang anak untuk bebas bergerak dan aktif
- Anak merasakan makanan dengan rasa yang asli
Fitrah individualitas & Sosialitas :
- Tidak memaksanya untuk berbagi, tapi kisahnya mengenai
indahnya berbagi
- Ajak anak ke panti asuhan, atau bermain dengan anak dari orang
tua yang memiliki gangguan

Pertanyaan 4

Nama: Rizki A
Domisili: Gresik
Usia anak: 3,3 tahun
Pertanyaan:
1. Adik saya (8tahun) senang sekali mengeksplorasi di alam dan
bermain tanpa kenal waktu. Seringkali diingatkan oleh Ummi dan
Abi untuk bermain ditempat yang aman, namun dia kurang
mendengarkan. Abi seringkali memarahinya karena dia tetap
melakukan hal yang sama (bermain di tempat kurang aman tanpa
pengawasan). Pertanyaannya, Bagaimana mengobati hati anak yang
fitrahnya tercederai karena sering dimarahi?
2. Anak saya (3,3 tahun) kadang melihat kejadian dimana
kakak/temannya dipukul agar jera dan tidak mengulangi kesalahan
yang sama. bagaimana sikap yang harus saya ambil ketika anak
saya melihat kekerasan seperti itu? Saya takut hal tersebut
berpengaruh terhadap fitrahnya.

Jazaakillahu khairan.

Jawaban:
1. Jika fitrahnya sudah tercederai khususnya sering dimarahi, ini
dapat diperbaiki dengan memupuk rasa cinta kembali, sering sering
di peluk, di usap ubun-ubunnya, dicium keningnya, pokoknya kasih
sayang dari orang tua di tampakan,,, insyaAllah dengan begitu hati
anak akan kembali menerima, dan orang tua tidak terkesan jahat di
mata anak sendiri.

2. Sebaiknya dijauhkan terlebih dahulu jika sang anak melihat


sesuatu yang demikian, apabila sudah terlanjur sebaiknya di beri
pemahaman kepada anak, bahwa pukulan itu bukan sedang
menyakiti sang kakak/sedang menyakiti temannya .. pukulan itu
tidak sakit, hanya sebagai pengingat saja kepada kakak/teman agar
menjadi anak yang baik.

Pertanyaan 5

Nama : Atik
Domisili : Cikarang
Usia anak : 3 tahun 8 bulan
Pertanyaan:
1. Anak saya saat ini lagi senang-senangnya bermain di luar
dengan teman-temannya. Mungkin ini juga bagian dari fitrah anak
sebagai makhluk sosial. Tetapi seringkali teman-temannya ini hanya
mau bermain dengan anak saya kalau anak saya boleh dipinjamin
mainan. Dan ketika anak saya tidak mengijinkan mainannya
dipinjam, temannya ini seperti menjauhi dan tidak mau bermain
dengan anak saya, parahnya lagi malah membujuk teman-teman yg
lain agar tidak bermain dengan anak saya. Apakah ini juga
termasuk bullying? Bagaimana saya harus menyikapi hal semacam
ini? Jazaakillaahu khairan.
Jawaban:

Ia bun termasuk bullying, mereka mau bermain atas dasar


kebermanfaatan bukan pertemanan. Hal yang harus di sikapi
sebagai orang tua, jangan pernah sekali kali memaksa anak untuk
berbagi mainan ya bunda jika sang anak tidak mau. Karena
berdasarkan fitrah, anak anak usia 3-6 tahun fitrah individualitas
masih tinggi, jadi biarkan saja jika sang anak tidak mau berbagi
atau meminjamkan mainannya jangan di paksa, nanti setelah
usianya 6 tahun insyaAllah egonya akan sedikit berkurang..
mungkin jika ternyata lingkungan sekitarnya tidak sehat, solusinya
adalah bermain dengan sang ibu, atau jika ingin memupuk
sosialitasnya bisa di ajak ke playdate bareng bunda.. bermain
dengan anak anak yang seusianya sambil ambil per tema kegiatan.

Coba tanyakan pada teman temannya,kenapa melakukan hal begitu?


Biasanya mereka begitu karena tidak memiliki mainan yang ada di
rumah anak bunda, sehingga mereka lebih tergiur dengan
mainannya dibandingkan dengan proses bermain bersama anaknya
dan mulai cari lingkungan lain yang baik bila perlu coba cut dengan
anak anak yang masih berteman dengan asas kebermanfaatan
seperti itu.

Pertanyaan 6

Nama: Febriana
Domisili: Palu, Sulawesi Tengah
Usia anak: 17 bulan
Pertanyaan:
Bagaimana cara merawat Fitrah anak yang masih 17 bulan.. kalau
mau diskusi tauhid gitu kan dia belum bisa ngomong. Terus kalau
mau diajak main tapi tetap menjaga fitrah keimanan gtu sejak usia
17 bulan gimana caranya? Apakah ada tools untuk mengajak
bermain atau mengajar yang bisa membangun dan menumbuhkan
fitrah keimanan anak?

Jawaban:
Fitrah keimanan di usia 0-2 tahun
Prinsip Orang Tua :
• Jadilah Ayah dan Ibu yang bersyukur (apapun kondisi anak yang
terlahir, cobalah untuk bersyukur atas hadirnya anak kedunia)
• Tularkan keimanan, belum saatnya mengajarkan (pada usia ini
keimanan hanya ditularkan, seperti saat ibu mengaji al quran, maka
bayi di dekatkan, saat ibu shalat, bayi melihat dan lain sebagainya
• Bermain untuk mengenalkan Allah (jika usianya sudah 1 tahun
lebih, mulai pakai ide bermain yang mengenalkan Allah, seperti
melihat gunung sambil menjelaskan itu ciptaan Allah, membuat
rangkaian bunga yang jatuh kemudian di tempel di kertas sambil
menjelaskan bahwa Allah yang menciptakan bunga itu)

Saran Kegiatan :
• Menyusui Anak sambil lekat menatapnya dan sampaikan padanya
bahwa rezeki ASI adalah dari Allah yang Maha Baik
• Kenalkan Allah pada setiap moment. Kontekskan setiap peristiwa
yang terjadi dengan sifat sifat Allah
• Berikan wajah yang nyaman saat anak menatap kita,
perdengarkan suara yang enak dan nyaman di dengar
Pertanyaan 7

Nama: Anisah Nura


Domisili: Yogyakarta
Usia anak: 22 bulan
Pertanyaan:

Dalam pengasuhan dgn konsep fitrah "lebih santai dlm memahami


tahapan". Namun seringkali tetangga membanding2kan
perkembangan anak 1 dengan lainnya. Bagaimana cara menjelaskan
tanpa merendahkan ataupun emosi?

Jawaban:

Dan pernah suatu ketika anak saya memukul temannya sampai


menangis di playground dengan tiba2 karena temannya
menggunakan mainan yg anak saya pernah pakai (anak saya belum
tau konsep kepemilikan pribadi atau milik bersama). Orang tua anak
tersebut marah2 pada saya dan anak saya. Saya jelaskan maksud
anak saya mukul karena merasa mainan miliknya diambil orang dan
tidak maksud untuk menyakiti. Namun ibu anak tersebut tidak bisa
merespon dgn baik.

Bagaimana cara memberikan pengertian ke orang lain pada kondisi


seperti ini?

jika ada ibu lain membandingkan anak lain dengan anak kita, cukup
tidak hiraukan umma, kembali lagi pengasuhan berbeda beda,
mungkin pengasuhan menurutnya baik, jika kita sudah memahami
betul apa maksud dari pendidikan fitrah, apapun ujian yang
dihadapi, seperti saling mengejek atau menjatuhkan kita akan tetap
santai dalam hal tersebut insyaAllah.. tidak usah dijelaskan jika
memang watak ibunya begitu .. susah menjelaskan kepada orang
lain yang bahkan tidak mau mendengarkan.

Di usia under 3 tahun bahkan 3-6 tahun individualitas anak masih


tinggi, sehingga perilaku pukul memukul perkara mainan itu wajar
adanya bagi orang tua yang paham.. tapi mungkin beberapa orang
tua khawatir akan hal tersebut.
Solusinya agar hal itu tidak terulang, coba dievaluasi perasaan
anaknya bunda, kemudian jelaskan bahwa mainan yang ada di
playground itu milik kakak kakak penjaga semua orang bisa
memainkan, tapi mainan yang ada di rumah itu milik adek ..
perlahan lahan dijelaskan insyaAllah anak akan paham dengan
sendirinya.
Tanggapan 1

Nama : Mei
Domisili : Ngawi
Usia Anak : 2 tahun 9 bulan

Terima kasih umma jawabannya, berarti ketika orang tua sudah


memahami dan mendalami konsep fitrah itu sendiri, mau
bagaimanapun keadaan diluar sana akan bisa teratasi dengan tenang
ya umma, dengan selalu hadir dan mendampingi anak ketika
berkegiatan agar tau kalau lingkungan sekitar baik baik saja,
apakah begitu umma terima kasih.

Jawaban:

Yup betul umma .. begitu .


Makanya konsep fitrah harus didalami terlebih dahulu, saat ada
kondisi yang tidak ideal diluar tidak akan jadi masalah besar
selama anak kita sudah sesuai dengan penumbuhan fitrah sudah
sesuai dengan usianya
Closing Statement

Mari dalami framework pendidikan berbasis fitrah (fbe) dengan


mendalam dan rancang program atau kegiatannya untuk
menumbuhkannya.

Anak yang fitrahnya tumbuh paripurna, maka ia seperti ikan hidup


yang berenang di samudra luas, tak akan menjadi asin tubuhnya
karena ia hidup. Sebaliknya anak yang fitrah dan adabnya tak
tumbuh baik, ia seperti ikan mati, cukup beberapa hari direndam di
air garam untuk menjadi ikan asin.
Sibukkanlah ananda dengan beragam aktifitas produktif baik
spiritual, maupun fisikal juga sosial dll agar ia tak sibuk dengan
kegelapan. Kegelapan hanya ada ketika tiada cahaya, maka fokus
pada mencahayakan cahaya fitrah dan cahaya adabnya.

Anda mungkin juga menyukai