Anda di halaman 1dari 18

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH LANDASAN PEDAGOGIK KE-SD/MI-AN


DOSEN PENGAMPU DR. Y. SUYITNO, M.Pd.

OLEH:

Nama : MARFUAH
Kelas :A
NIM : 2220110001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
1. Apa beda makna Mendidik, Mengajar, dan Melatih secara empiric dan
orientasinya masing? (10)
Kata mendidik, mengajar dan melatih tidak asing ditelinga kita selaku pelaku
pendidikan. Ketiga kata itu seolah memiliki makna, namun jika kita telisik sebetulnya
ketiga kata tersebut berbeda makna. Menurut Jarot Wijanarko (2017:107)
mengemukakan bahwa “Mendidik adalah menyampaikan pengajaran, norma-norma
dan nilai-nilai hidup, aturan serta hukum maupun cerita-cerita juga pengalaman yang
mengandung didikan ...”.
Mengajar yakni berbagi ilmu yang sangat bermanfaat demi perkembangan
berpikirnya agar seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Sebagaimana telah
diungkapkan oleh Muhammad Ali dalam Apri Ardianto (2017:33) bahwa “Gaya
mengajar yang dimiliki seorang guru mencerminkan pada saat melaksanakan
pengajaran sesuai dengan pandangannya sendiri dan tidak keluar dari hakikat materi
yang diajarkan”
Melatih yakni mengasah kreatifitas yang ada di dalam diri atau suatu usaha untuk
memperoleh keterampilan dengan melatihkan sesuatu secara berulang-ulang sehingga
menjadikan pembiasaan. Siti Zaenab (2015:100) berpendapat bahwa “Melatih
merupakan sebuah keterampilan atau kecakapan hidup (life skills). Melatih dilakukan
dengan cara menjadi contoh (role model) serta teladan dalam hal moral juga
kepribadian”.
Jika dilihat dari dimensi tujuan, proses, dan hasil perbedaan antara mendidik,
mengajar, dan melatih dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Perbedaan antara Mendidik, Mengajar, dan Melatih
Dilihat dari Dimensi Tujuan, Proses, dan Hasil
Aspek Dimensi
Tujuan Proses Hasil
Mendidik Pendewasaan Berkaitan dengan Terbentuknya
peserta didik agar memberikan karakter, nilai
cakap melaksanakan motivasi untuk nilai dan prinsip
tugas hidupnya belajar dan kerohanian.
sendiri dalam mengikuti Cenderung ranah
rangka mencapai ketentuan atau tata afektif
tujuan hidupnya. tertib yang telah
menjadi
kesepakatan
bersama.
Mengajar Pencapaian tujuan Melakukan Memiliki
pendidikan yang bimbingan, pengetahuan (soft
terumuskan. pengendalian skill) cenderung
pembentukan ranah kognitif
karakter,
memepengaruhi
kearah positif,
Melatih Membekali peserta melatih dilakukan Memiliki
didik menjadi lebih dengan menjadi ketrampilan
siap dan terampil contoh (role (hard skill)
dalam melakukan model) dan Cenderung ranah
aktivitas yang teladan dalam hal psikomotor
diperlukan dalam moral dan
keidupannya atau kepribadian
untuk memecahkan
persoalan yang
dihadapi dalam
pekerjaan.

2. Mengapa manusia harus dididik? Apa konsekuensi jika manusia tidak dididik?
Kemukakan alasan/argumen filsafiah dan ilmiahnya tentang pentingnya manusia
dididik. (10)
Jawaban:
Manusia harus dididik karena pada dasarnya manusia dilahirkan tidak berdaya.
Berbeda halnya dengan hewan, seperti sapi yang mampu berjalan setelah beberapa menit
dilahirkan oleh ibunya. Manusia lahir tidak berdaya, tidak bisa langsung bangun dan
berjalan sendiri seperti sapi dan hewan lainnya. Oleh sebab itu, manusia memerlukan
pendidikan (dididik) agar mampu bertahan hidup dan menjalani proses kehidupan.
Peradaban manusia tidak serta merta ada dengan sendirinya. Peradaban yang meliputi
adat istiadat, tata krama, norma sosial dan sebagainya tidak ada dengan sendirinya,
melainkan diturunkan dari generasi sebelumnya.
Menurut Suyitno (2009) berbagai kemampuan yang seharusnya dimiliki manusia
tidak di bawa sejak kelahirannya, melainkan harus diperoleh setelah kelahirannya dalam
perkembangan menuju kedewasaannya. Dalam perjalanan hidupnya, ternyata manusia
memperoleh berbagai kemampuan berkat upaya bantuan pihak lain, namun setelah dia
mampu melakukan sendiri, dengan berbagai potensi yang ia kembangkan, tidak semua
tergantung pada pihak lain.
Manusia“butuh” pendidikan dalam kehidupannya untuk menumbuhkembangkan
potensi-potensi yang ada dalam dirinya (Aliasar, 2011) dan memanusiakan kemanusiaan
manusia (Prayitno, 2011). Setelah kelahirannya, manusia tidak dengan sendirinya mampu
jadi manusia. Untuk menjadi manusia, ia perlu dididik dan mendidik diri. Sehubungan
dengan ini, M.J. Langeveld (dalam Suyitno, 2017) menyebut manusia sebagai Animal
Educandum.
Terdapat 3 asas antropologis yang mengimplikasikan bahwa manusia perlu dididik
dan mendidik diri, yaitu (1) manusia adalah makhluk yang belum selesai menjadi
manusia, (2) tugas dan tujuan manusia adalah menjadi manusia, dan (3) bahwa
perkembangan manusia bersifat terbuka.
Dalam pernyataan manusia perlu dididik dan mendidik diri tersirat makna bahwa
manusia dapat dididik. M.J. Langeveld menyebutnya sebagai Animal Educable. Terdapat
5 asas antropologis yang mengimplikasikan kemungkinan manusia untuk dapat dididik,
yaitu (1) asas potensialitas, (2) asas sosialitas, (3) asas individualitas, (4) asas moralitas,
dan (5) asas.
a. Konsekuensi jika manusia tidak didik antra lain:
1) Menjadi sosok manusia ideal sulit terwujud.
Agar menjadi sosok manusia ideal, manusia perlu mengupayakan
untuk diwujudkan yait dengan cata dididik. Menurut Suyitno (2009) manusia
berada dalam perjalanan hidup, dalam perkembangan dan pengembangan
diri. Ia adalah manusia tetapi sekaligus “belum selesai” mewujudkan dirinya
sebagai manusia (prinsip historisitas). Eksistensinya manusia mengemban
tugas untuk menjadi manusia ideal. Sosok manusia ideal merupakan
gambaran manusia yang dicita-citakan atau yang seharusnya. Sebab itu,
sosok manusia ideal tersebut belum terwujudkan melainkan harus
diupayakan untuk diwujudkan (prinsip idealitas).
2) Manusia akan berkembang ke arah yang kurang atau tidak sesuai dengan
kodrat dan martabat kemanusiaannya (kurang/tidak menjadi manusia).
Menurut Suyitno (2009) manusia memang telah dibekali berbagai potensi
untuk mampu menjadi manusia, misalnya: potensi untuk beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, potensi untuk dapat berbuat baik, potensi
cipta, rasa, karsa, dan sebagainya. Namun demikian setelah kelahirannya,
bahwa potensi itu mungkin terwujudkan, kurang terwujudkan atau tidak
terwujudkan jika tidak dididik.
3) Manusia menjadi berperilaku kurang/tidak sesuai dengan perilaku manusia
yang seharusnya, baik menurut nilai dan norma agama maupun
budayanya.pengembangan diri.
Sebagi contoh ada yang dipelihara oleh serigala, kijang, kera, dsb. Anak-
anak tersebut berperilaku tidak sebagaimana layaknya manusia, melainkan
bertingkah laku sebagaimana binatang yang memeliharanya. Mereka tidak
berpakaian, agresif untuk menyerang dan menggigit, tidak dapat tertawa, ada
yang tidak dapat berjalan tegak, tidak berbahasa sebagaimana bahasanya
manusia Demikianlah, perkembangan kehidupan manusia bersifat terbuka
atau serba mungkin. Inilah prinsip posibilitas/prinsip aktualitas (Suyitno,
2009).
4) Manusia sulit mengembangkan berbagai potensi yang ada di dalam dirinya.
Dalam perjalanan hidupnya, ternyata manusia memperoleh berbagai
kemampuan berkat upaya bantuan pihak lain, namun setelah dia mampu
melakukan sendiri, dengan berbagai potensi yang ia kembangkan, tidak
semua tergantung pada pihak lain.
5) Manusia menjadi tidak berakhlak mulia, berperilaku tidak sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang bersumber dari agama, masyarakat dan
budayanya. Manusia tidak dapat bersosialisasi dengan baik dengan yang lain.
Menurut Tatang Syarifudin (1994) dan Landasan Pendidikan (2008)
(dalam Suyitno, 2009) sesuai prinsip sosialitas menyatakan bahwa
pendidikan berlangsung dalam pergaulan (interaksi/komunikasi) antar
sesama manusia (pendidik dan peserta didik). Melalui pergaulan tersebut
pengaruh pendidikan disampaikan pendidik dan diterima peserta dididik.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, ia hidup bersama dengan
sesamanya.
6) Manusia dan kemanusiaan akan musnah.
Menurut Suyitno (2009) agar manusia dan kemanusiaan tidak musnah,
maka manusia yang dilahirkan harus diberi bantuan, dan pendidikan
merupakan salah satu bentuk bantuan yang dapat menyelamatkan manusia
dan kemanusiaan atau peradaban.
b. Alasan/argumen filsafiah dan ilmiahnya tentang pentingnya manusia dididik:
1) Secara filsafiah.
Dalam kajian filosofisnya, peserta didik dipandang sebagai manusia
seutuhnya, dimana mereka dipandang manusia yang memiliki hak dan
kewajiban. Dalam pendidikan, hak-hak peserta didik haruslah lebih
dikedepankan atau diutamakan seperti hak mereka untuk mendapatkan
pengetahuan yang sesuai dengan keinginan mereka, hak mereka untuk
mengembangkan potenti-potensi yang ada pada mereka, dimana itu semua
dalam rangka mempersiapkan mereka menjadi manusia yang dewasa.
2) Secara ilmiah.
Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan, baik yang
menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi. Di antara
kebutuhan tersebut adalah kebutuhan biologis, kasih sayang, rasa aman, harga
diri, realisasi diri, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu penting dipahami oleh
pendidik agar tugas-tugas kependidikannya dapat berjalan secara baik dan
lancar (Samsul Nizar, 2002, hal : 48-50).
3. Mengapa mempelajari Pedagogik harus didasari oleh pemahaman Filsafat
Pendidikan? Minimal ada 3 komponen Pendidikan yang dibahas dalam Filsafat
Pendidikan, mohon dijelaskan secara rinci. Bagaimana hubungan Filsafat
Pendidikan terhadap Pedagogik? (10)
Jawaban :
Mengapa mempelajari pedagogic harus didasari oleh pemahaman filsafat
Pendidikan? Karena kita sebagai seorang pendidik harus memiliki kompetensi guru
salahsatunya yaitu kompetensi pedagogik. Sedangkan dalam pedagogik harus terlebih
dahulu memahami awal dari suatu ilmu dan memahami kodrat manusia dalam belajar.
Sehingga sebagai seorang guru harus mempunyai pemikiran yang kritis dalam
merancang dan menyempurnakan system, bagaimana cara mengajar yang baik dan
bagaimana mengimplementasikan ilmu dalam suatu pembelajaran.
Komponen Pendidikan yang dibahas daam filsafat Pendidikan sebagai berikut :
a. Ontologi Pendidikan
Ontologi Pendidikan membahas pertanyaan tentang hakikat dari pendidikan,
seperti apa itu pendidikan, apa tujuannya, dan apa esensi dari proses pendidikan. Filsafat
Pendidikan membahas ontologi pendidikan untuk memberikan dasar konseptual dan
teoritis yang dapat digunakan untuk merancang program pendidikan yang berkualitas dan
efektif.
b. Aksiologi Pendidikan
Aksiologi Pendidikan membahas pertanyaan tentang nilai-nilai pendidikan dan
tujuan moral yang ingin dicapai melalui proses pendidikan. Filsafat Pendidikan
membahas aksiologi pendidikan untuk memberikan dasar moral dan etis yang dapat
digunakan untuk memandu keputusan tentang nilai-nilai yang seharusnya ditekankan
dalam program pendidikan.
c. Epistemologi Pendidikan.
Epistemologi Pendidikan membahas pertanyaan tentang bagaimana seseorang
memperoleh pengetahuan dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat diajarkan dan
diperoleh oleh orang lain. Filsafat Pendidikan membahas epistemologi pendidikan untuk
memberikan dasar teoritis yang dapat digunakan untuk merancang dan
mengimplementasikan strategi pengajaran yang efektif.
Hubungan Filsafat Pendidikan dan Pedagogik adalah bahwa Pedagogik
merupakan aplikasi praktis dari teori dan prinsip-prinsip Filsafat Pendidikan. Pedagogik
menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip Filsafat Pendidikan untuk merancang
program pendidikan yang efektif dan efisien, serta mengimplementasikan strategi
pengajaran yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Tanpa dasar pemikiran yang kuat dari Filsafat Pendidikan, sulit untuk
merancang program pendidikan yang efektif dan berkualitas tinggi. Oleh karena itu,
pemahaman Filsafat Pendidikan sangat penting bagi para pendidik dan profesional
pendidikan untuk mengembangkan program dan strategi pendidikan yang berhasil dan
efektif.
4. Apa yang sesungguhnya dipelajari oleh peserta didik, sehingga tugas mendidik
itu tidak bisa melepaskan diri dari kajian Filsafat Pendidikan? Kemukakan
konsep-konsep pandangan filsafat Pendidikan yang bisa menjadi rujukan untuk
mendidik manusia ke tingkat martabat unggul di masa yang akan datang. (15)
Jawaban:

Konsep-konsep pandangan filsafat Pendidikan yang menjadi rujukan untuk


mendidik manusia ke tingkat martabat unggul di masa yang datang. Filsafat Pendidikan
memberikan dasar teoritis dan konseptual terhadap pemahaman arti dan tujuan dari
pendiidkan serta Langkah apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan Pendidikan
tersebut. Implementasinya di sekolah siswa yang belajar tidak hanya dididik materi
pelajaran saja namun juga dididik Pendidikan karakter sehingga harapannya akan
menjadi manusia yang unggul dimasa yang akan datang.
Beberapa konsep dan pandangan filsafat pendidikan yang dapat menjadi rujukan untuk
mendidik manusia ke tingkat martabat unggul di masa yang akan datang antara lain:
a. Humanisme Pendidikan: Konsep ini menekankan pentingnya nilai-nilai
kemanusiaan dalam pendidikan, termasuk pengembangan keterampilan
emosional, sosial, dan moral peserta didik. Humanisme pendidikan menempatkan
manusia sebagai subjek dan objek utama dalam pendidikan, dengan fokus pada
pengembangan potensi manusia secara menyeluruh dan holistik.
b. Konstruktivisme Pendidikan: Konsep ini menekankan pentingnya interaksi antara
peserta didik dan lingkungannya dalam proses pembelajaran. Konstruktivisme
pendidikan berpendapat bahwa peserta didik secara aktif membangun
pengetahuan dan pemahaman mereka melalui interaksi dengan lingkungan fisik
dan sosial.
c. Realisme Pendidikan: Konsep ini menekankan pentingnya pengetahuan yang
objektif dan faktual dalam pendidikan, serta pentingnya membentuk kemampuan
kritis dan rasionalitas peserta didik. Realisme pendidikan berpendapat bahwa
pengetahuan yang tepat dan akurat adalah prasyarat penting untuk membangun
pemahaman dan keterampilan yang efektif.
d. Perenialisme Pendidikan: Konsep ini menekankan pentingnya pengembangan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan reflektif pada peserta didik. Perenialisme
pendidikan berpendapat bahwa pendidikan harus berfokus pada pengembangan
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis, serta memahami
konsep-konsep dasar yang mendasari semua bidang ilmu pengetahuan.
Dengan memahami dan mengiplementasikan konsep tersebut harapannya akan terjadi
keseimbangan antara filsafat pendidikan dengan pendidikan yang ditujukan kepada
siswa di sekolah.
5. Mengapa mempelajari landasan historis itu menjadi salah satu prinsip dalam
studi pedagogik, sehingga kita dapat memahami latar belakang dan dampaknya
mengapa system Pendidikan kita seperti ini. Jelaskan secara rasional dan kritis!
(10).
Jawaban
Sejarah/historis adalah suatu keadaan atau kejadian pada masa lampau dimana
adanya peristiwa yang menjadi sebuah acuan untuk mengembangkan suatu kegiatan atau
kebijakan pada saat ini. Mempelajari sejarah sangatlah penting karena dengan
mempelajari sejarah manusia memperoleh banyak informasi dan manfaat sehingga
menjadi lebih arif dan bijaksana dalam menentukan sebuah kebijakan.Sejarah
adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang didasari
oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang
mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan
sebagainya.
Sedangkan pendidikan adalah sebuah proses yang arif dan terencana dan
berkesinambungan guna mendorong atau memotivasi peserta didik dalam
mengembangkan potensi anak. Pendidikan juga sebagai usaha sadar yang sistematis
selalu bertolak dari sejumlah landasan.dalam hal ini landasan histori pendidikan di
indonesia akan memberikan arah atau kebijakan terhadap pembentukan manusia di
indonesia.
Seorang ahli pendidikan sebelum menangani pendidikan maka terlebih dahulu
mereka memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat nasional maupun
internasional. Dengan melihat sebuah sejarah maka mereka bisa melihat tujuan dari
pendidikan tersebut apakah sudah cocok dengan kondisi pada saat ini. Guna membantu
pendidik dalam mengenal pendidikan maka dalam makalah ini akan dibahas landasan
historis pendidikan di indonesia, Sejarah pendidikan di dunia dan Pendidikan di
Indonesia masa kini serta Berbagai problematika yang dicatat sejarah terkait pendidikan
Hal ini bertujuan agar Mengetahui landasan historis Pendidikan Nasional Indonesia,
mengetahui Sejarah pendidikan di dunia dan Pendidikan di Indonesia masa kini serta
mengetahui problematika pendidikan di Indonesia masa kini.
Landasan historis memberikan peranan yang penting karena dari sebuah landasan
historis atau sejarah bisa membuat arah pemikiran kepada masa kini. Menurut Pidharta,
sejarah/historis adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau
kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-
informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita,
bentuk dan sebagainya.
Dengan demikian, setiap bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia untuk maju,
pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut pada masa yang
lampau. Demikian juga halnya dengan bidang pendidikan. Sejarah pendidikan
merupakan bahan pembanding untuk memajukan pendidikan suatu bangsa.
6. Mengapa studi Pedagogik mengasumsikan kajian Psikologi Perkembangan
sebagai landasan praktek dan teori Pendidikan? Jelaskan secara rasional. (10)
Jawaban :
Studi Paedagogik mengasumsikan kajian psikologi perkembangan sebagai
landasan praktek dan teori pendidikan karena tidak dipungkiri bahwa antara proses
perkembanagn dan proses pembelajaran sangat berkaitan, sehingga setiap guru atau
pendidik pada umumnya selayaknya mengetahui seluruh proses dan perkembangan setiap
peserta didik, dengan segala aspek dan faktor yang memengaruhinya. Beberapa manfaat
yang bisa didapat antara lain:
a. Guru dapat memberikan layanan dan bantuan serta bimbingan yang tepat
kepada siswa dengan pendekatan yang relevan dengan tingkat
perkembangannya.
b. Guru dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya
kesulitan belajar siswa tertentu.
c. Guru dapat mempertimbangkan waktu yang tepat dalam memulai aktivitas
proses belajar mengajar.
d. Guru dapat menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik peserta didik.

7. Jelaskan mengapa dalam praktek pendidikan seorang guru harus berteori? Apa
peranan teori pendidikan dalam praktek pendidikan dan pembelajaran?Apa yang
mungkin terjadi jika guru tanpa teori dalam praktek pendidikan dan
pembelajarannya? (10)
Jawaban :

Dalam praktek pendidikan seorang guru harus berteori karena Teori pendidikan
merupakan landasan dalam pengembangan praktik pendidikan, misalnya pengembangan
kurikulum, proses belajar-mengajar dan manajemen sekolah. Kurikulum dan
pembelajaran memiliki keterkaitan dengan teori pendidikan atau dalam penyusunan suatu
kurikulum dan rencana pembelajaran ini mengacu pada teori pendidikan. Menurut
Muhammad Surya, teori merupakan suatu perangkat prinsip-prinsip terorganisasi
mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan.
Penguasaan teori ini dimaksudkan agar guru mampu mempertanggungjawabkan
secara ilmiah perilaku mengajarnya di depan kelas. Secara luas teori belajar selalu
dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau dengan kata lain, apabila berbicara
masalah belajar, berarti membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada
beberapa aspek yang harus mendapat perhatian. Aspek-aspek tersebut yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Melalui teori-teori pembelajaran ini, guru akan memahami
berbagai cara bagaimana peserta didik belajar dan seterusnya menghubungkan prinsip
dan hukumnya dengan teknik mengajar untuk mencapai pembelajaran yang berkesan.
Peranan teori pendidikan dalam praktek pendidikan dan pembelajaran adalah:
a. Sebagai sebuah alat untuk membantu menjelaskan suatu. Teori merupakan
penyederhanaan dari gejala-gejala kehidupan supaya mudah kita pahami dan kita
jelaskan. Teori akan membantu kita memahami suatu gejala dan membedakan diri
dengan penjelasan yang lain. Meskipun demikian perbedaan antara dua teori atau
lebih yang berbeda tidak menutup kemungkinan ada suatu hal yang beririsan. Dan
suatu teori yang baik diharapkan menghilangkan irisan-irisan itu sekecil mungkin,
untuk memberikan perbedaan antara seperangkat penjelasan dengan lainnya yang
memiliki karakternya masing-masing.
b. Menurut Stephen Little John teori berperan untuk mengorganisir/meringkaskan
pengetahuan, memusatkan perhatian pada variabel-variabel dan hubungan-
hubungannya, mengklarifikasi apa yang diobservasi, dan memberikan bantuan
observasi.
c. Teori belajar dan pembelajaran akan sangat membantu guru, supaya memiliki
kedewasaan dan kewibawaan dalam hal mengajar, mempelajari muridnya,
menggunakan prinsip-prinsip psikologi maupun dalam hal menilai cara
mengajarnya sendiri.
Yang mungkin terjadi jika guru tanpa teori dalam praktek pendidikan dan
pembelajarannya antara lain:
a. Guru tidak mampu menjelaskan dengan baik sesuai fakta ilmiah.
b. Siswa kesulitan dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru.
c. Siswa mengalami miskonsepsi tentang suatu konsep yang dijelaskan tanpa teori.
d. Guru tidak memahami perkembangan peserta didik baik kognitif, afektif, dan
psikomotirik.
e. Guru kesulitan dalam menghadapi masalah yang dialami peserta didik selama
proses belajar mengajar.
f. Jika seorang guru hanya praktik mengajar tanpa mau mempelajari teori, ia akan
cenderung menyalahkan kebijakan dari pemerintah.
8. Jelaskan masing-masing komponen dalam pendidikan dan kaitannya antar
komponen tersebut, yaitu rumusan Tujuan Pendidikan, Pendidik dan Peserta
didik, Isi pendidikan, Alat pendidikan utama, dan Kontekstual pendidikan (10)

Jawaban :
a. Tujuan Pendidikan adalah sasaran atau segala sesuatu yang hendak dicapai dalam
kegiatan pendidikan yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kretaif dan mandiri serta menjadi warga Negara
yang demokratis dan bertanggungjawab.
Merumuskan tujuan pendidikan berarti merencanakan suatu target atau
sasaran yang akan dicapai setelah kegiatan pendidikan itu berlangsung. Dengan
demikian, rujuan pendidikan merupakan visi pendidikan yang ditetapkan
sebelumnya. Rumusan tujuan pendidikan biasanya dipengaruhi oleh latar
belakang tertentu, baik dalam kaitannya dengan negara, ideologi, agama, maupun
latar belakang kehidupan sosial masyarakat (Munir Yusuf, 2018: 29).
b. Pendidik dan Peserta didik.
Pengertian pendidik Secara harfiah adalah orang yang mendidik. Yakni orang
yang memberikan ilmu, pengetahuan baru bagi orang lain secara kontinyu dan
berkesinambungan.
Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar si anak tersebut
bisa menuju ke arah kedewasaan. Pendidik juga bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasarannya adalah anak didik.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan
informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
c. Isi/Kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum adalah rancana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan
pelajaran serta metode yang digunakan, sebagai pedoman dalam kegiatan proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pentingnya peranan kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang penting dalam penyelanggaraan
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum adalah suatu rencana
yang dijadikan sebagai pedoman atau Pegangan dalam kegiatan proses belajar
mengajar (Sukmadinata: 2009).
Menurut Oemar Hamalik (dalam Hari Prabowo, 2014), terdapat tiga peranan
penting kurikulum, yaitu sebagai berikut; 1). Peranan konservatif. 2). Peranan
Kreatif 3). Peranan Kritis dan Evaluatif .
d. Alat Pendidikan.
Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan
untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu. Alat pendidikan
merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi
pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Selain dari pada itu alat
pendidikan juga bisa diartikan segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha
pendidikan. Dalam praktek pendidikan, istilah alat pendidikan sering
diindentikkan dengan media pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat
lebih luas dari pada media. Namun yang dimaksud disini adalah alat pendidikan
bukan media pendidikan.
Alat pendidikan adalah langkah-langkah yang diambil demi kelancaran
proses pelaksanaan pendidikan . Jadi, alat pendidikan itu berupa usaha dan
perbuatan yang secara konkrit dan tegas dilaksanakan, guna menjaga agar proses
pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil. Namun secara umum, alat
pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan
e. Situasi pendidikan (kontekstual) pendidikan.
Pendidikan kontekstual adalah konsep pendidikan yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
9. Mengapa rumusan tujuan pendidikan ada dalam Filsafat Pendidikan suatu
bangsa? Jelaskan bagaimana landasan filsafiah dan ilmiah yang anda gunakan! (5)

Jawaban :

Rumusan tujuan pendidikan ada dalam filsafat pendidikan suatu bangsa karena
rumusan tujuan dalam pendidikan sangat penting, merumuskan tujuan pendidikan berarti
merencanakan suatu target atau sasaran yang akan dicapai setelah kegiatan pendidikan itu
berlangsung. Dengan demikian, rujuan pendidikan merupakan visi pendidikan yang
ditetapkan sebelumnya. Rumusan tujuan pendidikan biasanya dipengaruhi oleh latar
belakang tertentu, baik dalam kaitannya dengan negara, ideologi, agama, maupun latar
belakang kehidupan sosial masyarakat (Munir Yusuf, 2018: 29).

Tujuan pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan


kehidupan bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini bukan semata-mata kecerdasan
yang hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual saja, melainkan kecerdasan
meyeluruh yang mengandung makna lebih luas. Seperti yang tertuang dalam UU No.20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 berbunyi:

”…bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Tujuan pendidikan menurut undang-undang dapat diartikan lebih luas menjadi
sebuah tatanan perilaku individu dalam peranya sebagai warga Negara. membentuk anak
menjadi warga negara yang baik. Karena pendidikan merupakan bimbingan terhadap
perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka masalah pokok bagi
pendidikan ialah memiliki sebuah tindakan agar dapat mencapai sebuah tujuan.
Sumber utama pengetahuan tentang rumusan tujuan pendidikan itu dirujuk berasal dari
filsafat hidup bangsa itu sendiri (falsafah Pancasila ).
Tujuan pendidikan untuk masing-masing negara berbeda, sehingga kualitas dan
kepribadian yang ingin dicapai juga berbeda karena dipengaruhi oleh ideologi suatu
negara. Sehingga dengan ideolagi yang berbeda maka tujuan pendidikan masing-masing
negara berbeda. Unsur-unsur dalam pendidikan meliputi beberapa hal yang saling terkait.
Unsur-unsur tersebut antara laian: tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik, pendidik,
interaksi edukatif, isi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Tujuan pendidikan dalam
sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas yaitu untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Secara rasional yang
membedakan dari tujuan pendidikan untuk masing-masing negara berbeda yaitu standar
kurikulum yang dipakai dengan landasan/dasar UU yang berlaku di sebuah negara.

10. Bagaimana menurut Anda tentang peranan Filsafat Pendidikan, Filsafat Ilmu,
dan Pedagogik dalam penyelenggaraan pendidikan di SD pada khususnya?
Jelaskan secara tegas peranan masing-masing! (10)

Jawaban :
a. Peranan filsafat pendidikan
Menurut saya peran filsafat pendidikan dalam dunia pendidikan
memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi
masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan
pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai
konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar
materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada
diri peserta didik.
b. Peranan filsafat ilmu
Peranan filsafat ilmu dalam dunia pendidikan menurut saya filsafat ilmu
memberikan kontribusi atau masukan kepada para ilmuwan agar memiliki
landasan berpijak yang kuat, sehingga diharapkan terjalinnya kerjasama yang
harmonis antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya untuk memecahkan
persoalan-persoalan kemanusiaan yang ada.
c. Peran Pedagogik dalam dunia pendidikan
Menurut saya pedagogik dalam dunia pendidikan sangat penting.
Pentingnya belajar Ilmu Pedagogika dalam kerangka pendidikan Dasar pada
khususnya, dan dalam pendidikan guru secara umum karena ilmu pedagogika
sangat dibutuhkan oleh seorang guru karena ia bertugas tidak hanya untuk
mengajar akan tetapi untuk menyampaikan atau menginformasikan
pengetahuannyadi sekolah, tetapi lebih kepada memberikan tugas untuk
mengembangkan kepribadian peserta didiknya. Selain itu guru juga harus
meningkatkan dan mengembangkan mental dan ketrampilan peserta didiknya.
Jika guru mampu menguasai ilmu pedagogika maka akan dengan mudah
membimbing anak ke arah tujuan tertentu agar mampu mandiri untuk
menyelesaikan masalah dalam hidupnya
DAFTAR PUSTKA

Aliasar. 2011. Bahan Kuliah Kuliah Pasca Sarjana S3 Universitas Negeri Padang.
………..Angkatan 2011.
Ardianto, Apri., Widodo, Budhi. (2017). Hubungan Antara Gaya Mengajar Guru,
……….Keaktifan Siswa Dan Bimbingan Belajar Di Luar Sekolah Dengan Prestasi
……….Belajar Fisika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika. 3(1): halaman 32-43.
Condon, E. c. 1973. Introduction to Cross Cultural Communication. New Brunswick,
……….NJ:Rutgers University Press.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor
………20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas RI : Jakarta.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/195009081981011-
.............Y._SUYITNO/BUKU_PEDAGOGIK.pdf. Diakses 8 Mei 2023 pukul 16.00 wib
https://hudanuralawiyah.wordpress.com/2011/11/25/teori-teori-pendidikan,di akses pada
tanggal 8 Mei 2023 pukul 17.01 wib
https://www.kompasiana.com/akhmedzfaqotz1992/5eaa9847097f3626266256d3/pengerti
..........an-evaluasi-dan-peran-evaluasi-dalam-dunia-pendidikan?page=all diakses 8 Mei
2023 16.53 wib
https://www.kompasiana.com/triteguhnani/550ec75fa33311b82dba847b/seberap penting-
peranan-teori-pembelajaran. Diakses pada tanggal 8 Mei 2023 pukul 16.54 wib.
Prayitno. 2005. Hak dan Kewajiban Pendidikan Anak. Padang: UNP Press
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam. Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,
…….(Jakarta:Ciputat Pers,2002), h. 48-50
Sinolungan, A.E. (1997). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Gunung
…….Agung.
Wijanarko, Jarot. (2017). Mendidik Anak Dengan Hati. Jakarta: Bumi Bintaro Permai.
Yusuf, Munir. (2018). Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: Lembaga Penerbit Kampus
……IAIN Palopo.
Zaenab, Siti. (2015). Profesionalisme Guru PAUD Menuju NTB Bersaing: (Pengantar
……Manajemen Pendidikan, Praktik, Teori, dan Aplikasi). Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai