Anda di halaman 1dari 4

Nama : David Sabirin

NIM : 20/464096/SV/18415
Kelas : PBN51
Resume Riset Pasar
Chapter 2
Desain Penelitian dan Mengkontrol Kesalahan Penelitian

Desain Penelitian
Desain penelitian adalah prosedur untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam
menyusun masalah penelitian. Desain penelitian beranekaragam tergantung pada jenis
penelitian. Umumnya desain dikaitkan dengan tiga jenis penelitian, diantaranya :
1. Studi Eksplorasi
Studi ini bertujuan untuk identifikasi masalah, perumusan masalah yang tepat dan
perumusan tindakan alternatif baru. Studi eksplorasi ini sering digunakan sebagai
tahap pengantar studi yang hasilnya digunakan untuk membawa fokus ke studi yang
lebih besar dan untuk mengembangkan teknik khusus yang akan digunakan. Beberapa
hal yang termasuk dalam studi eksplorasi, sebagai berikut :
 Pencarian sumber informasi sekunder tidak terbatas pada sumber eksternal
melainkan dapat dilakukan terhadap catatan perusahaan.
 Wawancara dengan Narasumber yang berpengetahuan.
 Periksa situasi untuk menentukan hal apa lagi yang dapat dipelajari terkait
sifat masalah dan variabelnya
2. Studi Deskriptif
Studi deskriptif berkaitan dengan menggambarkan karakteristik atau fungsi pasar.
Misalnya, studi analisis penjualan menggambarkan penjualan berdasarkan wilayah,
jenis, ukuran atau model produk, dan sejenisnya. Dalam pemasaran, studi deskriptif
juga dilakukan pada bidang berikut ini :
 Riset produk  mengidentifikasi perbandingan fitur dan spesifikasi produk
 Riset promosi  mendeskripsikan karakteristik demografi konsumen
 Riset distribusi  menentukan jumlah dan lokasi suplier yang menangani
produk yang dipasok oleh pedagang grosir vs yang dipasok oleh pusat
distribusi.
 Riset harga  mengidentifikasi harga pesaing berdasarkan wilayah geografis.
3. Studi Kausal
Studi kausal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dari apa yang diprediksi
atau "alasan mengapa" yang mana diperlukan guna mengetahui hubungan faktor-
faktor penyebab ini dengan hasil/efek yang prediksi. Terdapat tiga dasar yang dapat
digunakan untuk menarik kesimpulan tentang studi kausal ini, diantaranya :
 Variasi asosiatif merupakan ukuran dari sejauh mana kemunculan dua variabel
terkait. Terdapat dua jenis variabel asosiatif yaitu association by presence
untuk mengukur sejauh mana kehadiran satu variabel dikaitkan dengan
variabel lain. Sedangkan untuk association by change lebih kearah perubahan
tingkat satu variabel dikaitkan dengan perubahan tingkat yang lain.
 Urutan peristiwa hubungan kausal ini terkait sebab harus mendahului akibat.
 Tidak adanya kemungkinan penyebab lain

Jenis Kesalahan yang Mempengaruhi Desain Penelitian


Dalam proses riset pemasaran terdapat potensi kesalahan yang dapat muncul kapan saja.
Setiap proyek penelitian tentunya harus dapat memberikan informasi yang seakurat mungkin.
Untuk memaksimalkan akurasi mengharuskan kesalahan studi total diminimalkan. Total
study error memiliki dua komponen, sebagai berikut :
 Sampling eror ini mengacu pada kesalahan variabel yang dihasilkan dari spesifikasi
peluang populasi dari elemen sesuai dengan rencana sampling.
 Kesalahan non-sampling terdiri dari semua kesalahan lain yang terkait dengan proyek
penelitian. Kesalahan ini sifatnya variatif dan sering dianggap menghasilkan semacam
bias. Bias dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai sebenarnya dari apa yang
sedang diukur dengan perkiraan peneliti tentang nilai sebenarnya.

Maka dari itu, peneliti perlu mempertimbangkan waktu dan biaya serta harus membuat
keputusan yang melibatkan tradeoff antara kesalahan sampling dan non-sampling. Biasanya
kesalahan non-sampling jauh lebih besar daripada kesalahan pengambilan sampel acak dalam
berkontribusi terhadap kesalahan survei total. Berikut ini jenis kesalahan yang dapat
mempengaruhi desain penelitian, yaitu
1. Kesalahan Spesifikasi Populasi
Jenis kesalahan terjadi karena ketidaktepatan peneliti dalam memilih populasi
untuk mendapatkan data. Secara umum, semakin homogen populasi, semakin kecil
kesalahan pengambilan sampel. Disamping itu, dengan bertambahnya ukuran sampel,
kesalahan pengambilan sampel juga dapat berkurang.
2. Kesalahan Pilihan Responden
Kesalahan pemilihan ini kerap kali terjadi, biasanya dalam mengambil sampel
sering terdiri dari teman dan rekan yang memiliki tingkat kemiripan karakteristik
dengan populasi yang diinginkan. Di samping itu, kesalahan pemilihan ini
mencerminkan orang-orang yang paling mudah dijangkau, berpakaian lebih baik, dan
memiliki rumah yang lebih baik atau kepribadian yang lebih menyenangkan. Sampel
jenis ini jarang mewakili populasi yang diinginkan.
3. Kesalahan Bingkai/kerangka penelitian
Kerangka sampling adalah pengambilan sampel yang mewakili semua anggota
populasi. Biasanya daftar calon responden yang akan dijadikan sampel. Kerangka
yang baik itu perlu mengidentifikasi setiap anggota populasi dan tidak memasukkan
anggota yang tidak termasuk dalam populasi yang diinginkan.
4. Kesalahan Nonrespons
Kesalahan nonresponse dapat terjadi ketika sampel yang diperoleh berbeda dari
sampel asli yang dipilih. Ada dua cara di mana nonresponse dapat terjadi :
 Noncontact (ketidakmampuan untuk menghubungi semua anggota sampel)
 Penolakan (tidak menanggapi beberapa atau semua item pada instrumen
pengukuran).
Kesalahan seperti muncul di hampir setiap survei dari ketidakmampuan untuk
menjangkau responden.
5. Kesalahan Informasi Pengganti
Dalam penelitian diperlukan informasi sebagai pengganti karena biasanya
terdapat responden yang tidak mampu, tidak jelas atau enggan dalam memberikan
informasi yang diminta. Untuk itu, peneliti perlu memperoleh satu atau lebih jenis
informasi pengganti yang diyakini dapat berguna dalam penelitian.
6. Kesalahan pengukuran
Kesalahan pengukuran berpotensi muncul pada setiap tahap proses pengukuran,
mulai dari pengembangan instrumen hingga analisis temuan. Tahapan di mana
kesalahan dalam memperoleh informasi, sebagai berikut :
 Tahap transmisi  kesalahan terjadi karena kata-kata pertanyaan atau
persiapan bahan nonverbal, atau cara responden menafsirkan pertanyaan.
 Tahap respon  kesalahan pada tahap ini terjadi karena kesalahan responden
memberikan informasi, pewawancara salah mengartikannya, atau terjadi
kesalahan pencatatan.
 Tahap Analisis  kesalahan pada tahap analisis terjadi biasanya dalam
pengeditan dan pengkodean yang salah, ringkasan deskriptif, dan salah
menafsirkan.
7. Kesalahan Eksperimental
Dalam mengukur dampak dari satu atau lebih variabel independen dengan
beberapa variabel dependen yang diminati, biasanya peneliti sambil mengendalikan
pengaruh semua variabel lain (yaitu, asing). Sehingga hasilnya bukanlah efek dari
variabel independen tetapi efek dari situasi eksperimen itu sendiri.

Metode untuk Menghadapi Potensi Kesalahan


Terdapat dua pendekatan dasar untuk menangani potensi kesalahan, diantaranya :
1. Meminimalkan kesalahan melalui presisi dalam desain penelitian
Meminimalkan kesalahan dalam pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
meningkatkan ukuran sampel. Jika pengurangan kesalahan nonsampling ini melebihi
peningkatan kesalahan pengambilan sampel, maka akan terjadi pengurangan
kesalahan total.
2. Mengukur atau memperkirakan kesalahan atau dampaknya
Memperkirakan atau mengukur kesalahan total memang tidak mudah, terutama
sifat kesalahan non sampling. Ada teori pengambilan sampel yang memungkinkan
peneliti untuk memperkirakan kesalahan, namun tidak sebanding untuk kesalahan
non-sampling. Sehingga perkiraan subjektif atau penilaian harus dibuat.

Memilih Desain Penelitian


Pemilihan desain terbaik tidak jauh beda dengan memilih alternatif dalam pengambilan
keputusan. Nilai yang diharapkan dan biaya informasi harus ditentukan untuk setiap opsi
desain. Desain penelitian yang baik akan menghasilkan informasi untuk memecahkan lebih
dari satu masalah, nilai yang diharapkan harus ditentukan untuk semua masalah yang berlaku
dan dijumlahkan. Desain penelitian dengan hasil penelitian tertinggi, positif, dan diharapkan
harus dipilih.

Anda mungkin juga menyukai