Anda di halaman 1dari 31

HASIL OBSERVASI MINI RISET

SEPAK BOLA

Disusun Oleh :

Nama : NICHOLAS DANIEL PRATAMA SIBARANI


Nim : 6213111115
Kelas : PJKR III B
Matkul : Pembelajaran sepak bola
Dosen Pengampu : Dr. Nimrot Manalu, M. Kes

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN (FIK)


PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN dan REKREASI (PJKR)
KELAS PJKR III-B
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur, Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan
hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan observasi ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah pembelajaran sepak bola.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini dapat terselesaikan, berkat bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak DR. NIMROT MANALU M.Kes selaku
Dosen Pengampu yang telah membimbing saya dan teman-teman yang senantiasa sudah
membantu.

Penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan masukan atau saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan selanjutnya. kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan dapat menambah pengetahuan kita.

Medan, 20 November 2022

Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Sepak bola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing masing regunya
terdiri dari sebelas orang termasuk seorang penjaga gawang. Sepak bola adalah
permainan yang sangat populer dikalangan masyarakat bahkan mendunia permainan
sepak bola sering dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa, maupun orang tua. Tujuan
dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu atau kesebelasan yaitu berusaha
menguasai bola, memasukan bola ke gawang lawan, dan berusaha mematahkan
serangan lawan untuk melindungi agar tidak kemasukan bola. Berdasarkan pernyataan
yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa permainan sepak bola pada hakikatnya
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional. Seperti dalam kurikulum 2006 Depdiknas (2008:195) dijelaskan sebagai
berikut : Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP/MTS Depdiknas
(2008:168) meliputi aspek sebagai berikut, Permainan dan olahraga meliputi: olahraga
tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor,dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bola voli, tenis
meja, tenis lapang, bulutangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. Seperti yang telah
diketahui di atas bahwa permainan sepakbola merupakan pembelajaran yang harus
diterapkan di sekolah baik di kalangan SD, SMP, SMA serta di perguruan tinggi,
sebagai mahluk sosial manusia tidak dapat dipisahkan dari komunitasnya dan setiap
orang didunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri maka dari itu di dalam pendidikan
jasmani di tuntut untuk saling bekerja sama dalam melakukan segala aktivitasnya untuk
memenuhi kebutuhanya. Seperti yang di jelaskan dalam www.blog/indosdm/2011.com:
Kerjasama (Team Work) adalah : Keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain
secara koopratif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau
saling berkompetisi. Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota
kelompok, bukan pemimpin. Kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok
individu yang menyelesaikan suatu tugas atau proses. Berdasarkan pernyataan yang
diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa Kerjasama bisa terjalin bila ada interaksi
yang baik, yang dilakukan oleh seluruh komponen didalamnya sehingga harapan-
harapan apa yang di inginkan tercapai. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
supaya dalam penyampaian pembelajaranya efektif dan tersampaikan dengan baik
maka dibutuhkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang
akan disampaikan. Seperti yang disampaikan oleh Meyer dalam Juliantine (1985:5)
tentang definisi model : Model adalah suatu penyajian fisik atau konseptual dari system
pembelajaran, serta berupaya menjelaskan keterkaitan berbagai komponen sistem
pembelajaran ke dalam suatu pola/kerangka pemikiran yang disajikan secara utuh.
Suatu model pembelajaran meliputi keseluruhan sistem pembelajaran yang mencakup
komponen tujuan, kondisi pembelajaran, proses belajar-mengajar, dan evaluasi hasil
pembelajaran. Model digunakan untuk dapat membantu memperjelas prosedur,
macammacam model pembelajaran yaitu model pembelajaran koperatif (CL,
Cooperative Learning) pembelajaran berkelompok, kontekstual (CTL, Contextual
Teaching and Learning) pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab
lisan, pembelajaran langsung (DL, Direct learning) disampaikan dengan pembelajaran
langsung, Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning) Model
pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berorientasi pada masalah, Problem Solving model pembelajaran
memecahakan masalah, mengidentifikasi dan akhirnya menemukan solusinya, TGT
(Teams Games Tournament) model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen,
tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap
kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi supaya anak agar
punya rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan
seperti dalam kondisi permainan (games).Duch (1995) menjelaskan bahwa Problem
Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran dengan ciri utama adanya
permasalahan nyata sebagai konteks bagi peserta didik belajar berpikir kritis,
memecahkan masalah, serta memperoleh pengetahuan.
Model pembelajaran Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) mengarahkan siswa untuk mendapatkan ilmu baru dari hasil analisis berbagai
pengetahuan dan pengalaman masa belajar. Untuk memulai model pembelajaran PBL
biasanya dengan mengamati masalah nyata.
Sedangkan Project Based Learning (PjBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek
merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Siswa harus melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Baik Problem Based Learning maupun
Project Based Learning, keduanya merupakan model pembelajaran yang menggunakan
permasalahan nyata sebagai topiknya. Siswa sama-sama wajib menganalisa masalah
dan menemukan solusinya.
Namun bedanya, model pembelajaran Problem Based Learning berfokus pada
memperoleh pengetahuan baru dengan hasil pembelajaran berupa tulisan atau
presentasi. Sedangkan pada Project Based Learning berfokus pada produk akhir
sebagai solusi masalah.
Mengutip dari silabus.web.id, Barrow, Min Liu (2005) dalam Aris Shoimin (2014:130)
membagi beberapa karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
yaitu sebagai berikut:
1.Proses pembelajaran berfokus pada siswa (student-centered) di mana siswa sebagai
orang belajar dengan harapan dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2.Penyajian masalah adalah hal-hal autentik, sehingga siswa dapat dengan mudah
memahami masalah tersebut dan dapat menerapkannya dalam dunia profesional.
3.Siswa mencari sendiri pemecahan masalah melalui berbagai sumber, baik dari buku
maupun informasi lainnya.
4.Pelaksanaan pembelajaran dalam kelompok kecil dengan pembagian tugas dan
penerapan tujuan yang jelas.
5.Guru berperan sebagai fasilitator. Namun, tetap memantau dan mendorong siswa
untuk mencapai tujuan mereka.
6.Hasil akhir adalah solusi dari masalah namun tidak harus dalam bentuk produk, bisa
berupa tulisan atau presentasi.
Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning
1.Produk akhir menjadi fokus dalam pembelajaran Project Based Learning.
2.Project Based Learning berfokus pada pertanyaan dan masalah yang mengarahkan
siswa mencari solusi yang sesuai dengan konsep atau prinsip ilmu pengetahuan.
3.Siswa membangun pengetahuannya dengan melakukan investigasi secara mandiri atau
berkelompok dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
4.Siswa harus aktif dan bertindak sebagai problem solver dari masalah yang dibahas.
5.Kegiatan dibuat menyerupai situasi nyata atau sebenarnya. Aktivitas ini bertujuan
untuk mengembangkan sikap profesional.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini penulis
dapat menguraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah model PBL & PJBL untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam
permainan sepak bola.?
2. Apakah model PBL atau PJBL dapat mengembangkan nilai kerjasma dalam
permainan sepak bola.?
3. Apa tanggapan peserta didik tentang model pembelajaran PBL atau PJBL?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di paparkan di atas, tujuan
penelitian ini yaitu untuk:
1. Untuk mengetahui proses peningkatan model PBL dalam mengembangkan nilai
kerjasama dalam pembelajaran dan permainan sepak bola.?
2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan model PJBL terhadap nilai kerjasma
dalam pembelajaran dan permainan sepak bola.?

BAB II LANDASAN TEORI


A. Problem Based Learning
Efektivitas pembelajaran secara konseptual dapat diartikan sebagai perlakuan dalam
proses pembelajaran yang berdampak pada keberhasilan usaha atau tindakan terhadap
hasil belajar peserta didik. (Rifa’i, 2013). Efektivitas dalam penelitian ini berhubungan
dengan model problem based learning (PBL) terhadap pemahaman konsep dan berpikir
kritis peserta didik SMA pada mata pelajaran fisika. Model pembelajaran merupakan
suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama
lainnya. (rusman, 2010). Model pembelajaran problem based learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang menitik beratkan pada kegiatan pemecahan masalah.
(Dasa ismaimuza, n.d. 2010). Dengan maksud peserta didik secara aktif mampu
mencari jawaban atas masalah-masalah yang di berikan pendidik. Dalam hal ini
pendidik lebih banyak sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu peserta didik
dalam mengkonstruksi pengetahuan secara aktif. (Siregar, 2016). Menurut Dutch dalam
M. taufik amar (1994) menyatakan bahwa PBL merupakan metode instruksional yang
menantang peserta didik agar “belajar dan untuk belajar”, bekerja sama dengan
kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini di gunakan untuk
mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis peserta didik dan inisiatif atas
materi pembelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk berpikir kritis dan
analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pelajaran yang sesuai.
Kelebihan Model Pembelajaran PBL sebagai berikut:
1.Pemecahan masalah dalam PBL cukup bagus untuk memahami isi pelajaran
2.Pemecahan masalah berlangsung selama proses pembelajaran menantang kemampuan
siswa serta memberikan kepuasan kepada siswa.
3.PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran.
4.Membantu proses transfer siswa untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
5.Membantu siswa mengembagkan pengetahuannya dan membantu siswa untuk
bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri.
6.Membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berfikir bukan hanya
sekedar mengerti pembelajaran oleh guru berdasarkan buku teks.
7.PBL menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan di sukai siswa.
8.Memungkinkan aplikasi dalam dunia nyata.
9.Merangsang siswa untuk belajar secara kontinu.

Kekurangan Model Pembelajaran PBL sebagai berikut:


1.Apabila siswa mengalami kegagalan atau kurang percaya diri dengan minat yang
rendah maka siswa enggan untuk mencoba lagi.
2.PBL membutuhkan waktu yang cukup untuk persiapan.
3.Pemahaman yang kurang tentang mengapa masalah-masalah yang di pecahkan maka
siswa kurang termotivasi untuk belajar.
Berpikir kritis mempunyai kemampuan untuk berpendapat dengan cara terorganisasi,
dan mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dari pendapat orang lain.
O‟Daffer dan thornquist mengemukakan, berpikir kritis memiliki beberapa tahapan-
tahapan sebagai berikut: memahami masalah, melakukan pengkajian terhadap bukti
data, asumsi, menyatakan, mendukung suatu kesimpulan, keputusan, atau solusi,
menerapkan kesimpulan, keputusan, atau solusi.(enung sumaryati dan utari sumarmo,
2013).
Indikator berpikir kritis adalah sbb:
1. Memberikan penjelasan sederhana
2. Membangun keterampilan dasar
3. Membuat inferensi
4. Membuat penjelasan lebih lanjut
5. Mengatur strategi dan taktik

B. Project Based Learning


Project based learning (PJBL) adalah model pembelajaran yang menjadikan peserta
didik sebagai subjek atau pusat pembelajaran, menitikberatkan proses belajar yang
memiliki hasil akhir berupa produk. Artinya, peserta didik diberi kebebasan untuk
menentukan aktivitas belajarnya sendiri, mengerjakan proyek pembelajaran secara
kolaboratif sampai diperoleh hasil berupa suatu produk. Itulah mengapa kesuksesan
pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh keaktifan peserta didik. Para ahli boleh saja
memiliki penafsiran arti yang berbeda-beda, namun inti dasarnya tetap sama. Project
based learning adalah model pembelajaran berupa tugas nyata seperti kerja proyek,
berkelompok, dan mendalam untuk mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.

Adapun pengertian project based learning menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1.Menurut Goodman dan Stivers, yaitu pendekatan pengajaran yang dibangun di atas
kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik
yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok.
2.Menurut Made Wena, yaitu model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja
proyek.
3.Menurut Grant, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk
melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik.
4.Menurut Afriana, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan
memberikan pengalaman belajar bermakna bagi peserta didik.
5.Menurut Fathurrohman, yaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek atau
kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
Adapun tujuan project based learning adalah sebagai berikut.
1.Melatih sikap proaktif peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.
2.Mengasah kemampuan peserta didik dalam menguraikan suatu permasalahan di kelas.
3.Meningkatkan keaktifan peserta didik di kelas dalam menyelesaikan permasalahan
yang kompleks sampai diperoleh hasil nyata.
4.Mengasah keterampilan peserta didik dalam memanfaatkan alat dan bahan di kelas
guna menunjang aktivitas belajarnya.
5.Melatih sifat kolaboratif peserta didik

Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan
Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap yang diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum-2006 atau yang sering disebut sebagai Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6tahun.
Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 padaB beberapa
sekolah.Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalahmelakukan perubahan pada kurikulum.Menurut UU No. 20 Tahun 2003tentang
Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum didefiinisikan sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.Kurikulum yang diterapkan Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013 yang
diimplementasikan sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)yang dilakukan secara bertahap.

Menurut Permendikbud No 68 Tahun 2013tentang kerangka dasar dan struktur


kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Kurikulum 2013
dikembangkan bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadidan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan aktif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara dan peradab andunia. Kurikulum 2013 merupakan perangkat mata
pelajaran dan program pendidikan berbasia sains yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan dengan tujuan untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas
bangsa indonesia, dengan system dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Titik beratnya, kurikulum2013 ini bertujuan untuk mendorong peserta didik
atau siswa agar lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mempresentasikan apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah meneerima
materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan
penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan
budaya. Berbeda dengan kurikulumsebelumnya, kurikulum 2013 lebih menekankan
pada ketiga aspek, yaitu menghasilkan peserta didik berakhlak mulia (afektif),
berketerampilan (psikomotorik), dan berpengetahuan (kognitif) yang
berkesinambungan. Sehingga diharapkan agar siswalebih kreatif, inovatif dan lebih
produktif.Kurikulum 2013 mendefinisikan standar kompetensi lulusan (SKL)
sesuaidengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenai kualiikasi kemampuan
lulusan yang mencakupsikap, pengetahuan dan keterampilan.

Acuan dan prinsippenyusunan kurikulum 2013mengacu pada pasal 36 Undang-Undang


No. 20 tahun2003, yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus
memperhatikan peningkatan iman dan takwa; peningkatan akhlak mulia; peningkatan
potensi,kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan
lingkungan;tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja;
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika perkembangan
global;danpersatuan nasional dan nilai.Tujuan Kurikulum 2013 yang diterapkan oleh
Kemendikbud tertuang pada Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka
Dasar Dan Struktur KurikulumSekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah) yang
berbunyi:“Tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman,
produktif,kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.”Dalam tujuan kurikulum
2013, siswa dituntut untuk berpikir lebih kreatif,inovatif, cepat dan tanggap dan selain
itu dalam kurikulum 2013 siswa dilatih untuk menumbuhkan keberanian dalam dirinya.
Siswa akan dilatih kemampuan berlogika dalam memecahkan suatu permasalahan.
Dalam kurikulum 2013 ini juga diberikan atau dimasukkan unsur-unsur kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta unsur keagamaan untuk membentuk
siswa yang berkarakter.Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013, Kurikulum ini
mempunyai empat kompetensi inti yang berisi tujuan dari proses pembelajaran.
Rumusan kompetensi intitersebut tertuang pada Permendikbud No. 69 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas /Madrasah
Aliyah:

• Kompetensi inti sikap spiritual


• Untuk kompetensi inti sikap social
• Kompetensi inti pengetahuan
• Kompetensi inti keterampilan

Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum 2006 (KTSP) yang dilandasi


pemikirantentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan danpedagogi, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif yang
mengemuka.

Menurut Kemendikbud (2014), pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model


pembelajaran yang menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian
aktivitas pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah
informasi atau data, kemudian mengkomunikasikan.
Menurut Majid (2014), proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik
diarahkan agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya),
bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran
diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana
mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan hanya mendengarkan dan
menghafal semata.

Sedangkan menurut Hosnan (2014), pendekatan saintifik adalah suatu proses


pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan.

Dari penjelasan menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik
seperti kemampuan observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi atau data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan hasilnya. Serangkaian hal tersebut nantinya
diharapkan mampu mendorong kemampuan berpikir kritis, analitis, dan sistematis siswa.

Tujuan Pembelajaran Saintifik Adapun metode pembelajaran saintifik memiliki tujuan


sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Salah satu tujuan dari metode pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
dimaksud meliputi adalah keterampilan berpikir kritis, analitis, sintesis, serta mampu
menciptakan ideide yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.

2. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Sistematis

Selain meningkatkan keterampilan berpikir tinggi, siswa diharapkan juga mampu berpikir
runtut dan sistematis setelah belajar dengan metode pembelajaran saintifik ini. Dengan
pola Hal ini nantinya akan mendorong siswa untuk memahami sebuah masalah dan
kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
3. Meningkatkan Pemahaman Konsep

Dalam proses pembelajaran, siswa diharapkan tidak hanya mampu menghafalkan konsep
yang mereka terima. Tetapi lebih dari itu, siswa seharusnya mampu untuk memahami
konsep secara mendalam. Untuk itu, diperlukan pembelajaran saintifik karena dalam
aktivitas pembelajarannya, siswa selalu diminta untuk menemukan dan mengembangkan
konsep secara mandiri.

4. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Selain tiga hal di atas, pembelajaran saintifik diharapkan dapat dapat memberikan
stimulus kepada peserta didik agar lebih aktif dalam berkomunikasi melalui penyampaian
ide, diskusi pemecahan masalah, diskusi pengolahan data, hingga cara
mengomunikasikan hasil pembelajaran secara lisan maupun tulisan.

5. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik diharapkan mampu menciptakan lingkungan

0belajar yang kondusif melalui rangkaian aktivitas yang dirancang secara sistematis.
Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center) seperti pada
metode ini juga diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan
produktif.

6. Meningkatkan Motivasi Belajar

Dengan pendekatan yang menyenangkan, metode pembelajaran saintifik ini diharapkan


mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Kegiatan pembelajaran yang
mengharuskan peserta didik untuk lebih aktif dan inovatif juga dapat menciptakan
suasana belajar yang tidak monoton, sehingga peserta didik tidak merasa bosan.
BAB III

HASIL OBSERVASI

SEKOLAH 1

1. Biodata Sekolah
 Nama : UPT SD NEGERI 060858
 NPSN : 102585228
 Alamat : Jl. Durung No.132
 Desa/Kelurahan : Sidorejo
 Kecamatan : KEC. MEDAN TEMBUNG
 Kab.Kota : KOTA MEDAN
 Provisi : PROV. SUMATERA UTARA
 Status Sekolah : NEGERI
 Bentuk Pendidikan : Sekolah Dasar

2. Biodata Guru Penjas


 Nama : Muhammad Shaleh Lubis S.Pd
 Jabataan : Guru Bidang Studi

3. Hasil observasi dan wawancara


a. Kedalaman pemahaman materi
Pemahaman materi yang disampaikan oleh guru penjas kepada siswa tentang
permainan sepak sudah cukup lengkap mulai dari dasar dasar sepak bola meliputi passing
dan control pada sepak bola menggunakan bola dari bahan pelastik dikarenakan
keterbatasan fisik yang belum stabil.
Menurut guru penjas di sekolah ini, anak sd lebih belajar senang/gembira saat
proses pembelajaran berlangsung, di tambah dengan guru memvariasikan pembelajaran
seperti bermain game per individu, berpasangan dan kelompok.

b. Penyusunan perangkat pembelajaran (rpp, lkpd, media, bahan ajar instrument


penilaian)
Menurut hasil observasi yang saya lakukan guru penjas di sekolah ini, guru penjas
menggunakan rpp yang ia susun sendiri dan menggunakan buku paket kurikulum 2013

c. Respon guru terhadap model pbl dan pjbl


Respon guru terhadap model pbl dan pjbl ini cukup memudahkan penyampaian materi
dan memudahkan pembelajaran terhdap materi yang akan disampaikan.
d. Respon siswa terhadap model pbl dan pjbl
Respon siswa terhadap model pembelajaran pbl dan pjbl siswa lebih belajar
senang/gembira saat proses pembelajaran.

SEKOLAH 2
1. Biodata Sekolah
 Nama : SDS HKBP 1 SIDORAME
 NPSN : 10258821
 Alamat : Jl. Dorowati No. 40
 Desa/Kelurahan : Sidorame Barat li
 Kecamatan : KEC. MEDAN PERJUANGAN
 Kab.Kota : KOTA MEDAN
 Provisi : PROV. SUMATERA UTARA
 Status Sekolah : SWASTA
 Bentuk Pendidikan : Sekolah Dasar
2. Biodata Guru Penjas
 Nama : Rio Silaban S,Si
 Jabataan : Guru Bidang Studi

3. Hasil observasi dan wawancara


a. Kedalaman pemahaman materi
Pemahaman materi yang disampaikan oleh guru penjas kepada siswa tentang
permaina sepak bola suda cukup lengkap mulai dari dasar dasar sepak bola meliputi
passing dan control padda sepak bola. Menurut guru penjas di sekolah ini, anak sd masih
memeiliki banyak keterbatasan dalam melakukan pembelajaran praktek karena IQ siswa
sd yang standard dan keterbatasan fisik yang belum stabil dalam pembelajaran praktek.

b. Penyusunan perangkat pembelajaran (rpp, lkpd, media, bahan aja instrument


penilaian)
Menurut hasil observasi yang saya lakukan guru penjas disekolah ini, guru penjas
menggunkan rpp yang ia susun sendiri.

c. Respon guru terhadap model pbl dan pjbl


Respon guru terhadap model pbl dan pjbl ini cukup memudahkan penyampaian materi
dan memudah pembelajaran terhadap materi yang akan di sampaikan.

d. Respon siswa terhadap model pbl dan pjbl


Respon siswa terhadap model pembelajaran pbl dan pjbl memeiliki banyak kendala
karena siswa yang sulit di atur, fisik yang masih lemah dalam praktek pembelajaran dan
pola pikir yang belum matang.

SEKOLAH 3

1 Biodata Sekolah
 Nama : SDS HKBP 2 SIDORAME
 NPSN : 10258449
 Alamat : Jl. Dorowati No. 35
 Desa/Kelurahan : Sidorame Barat ll
 Kecamatan : KEC. MEDAN PERJUANGAN
 Kab.Kota : KOTA MEDAN
 Provisi : PROV. SUMATERA UTARA
 Status Sekolah : SWASTA
 Bentuk Pendidikan : Sekolah Dasar

2 Biodata Guru Penjas


 Nama : Rio Silaban S,Si
 Jabataan : Guru Bidang Studi

3 Hasil observasi dan wawancara


a. Kedalaman pemahaman materi
Pemahaman materi yang disampaikan oleh guru penjas kepada siswa tentang
permaina sepak bola suda cukup lengkap mulai dari dasar dasar sepak bola meliputi
passing dan control padda sepak bola. Menurut guru penjas di sekolah ini, anak sd
masih memeiliki banyak keterbatasan dalam melakukan pembelajaran praktek karena
IQ siswa sd yang standard dan keterbatasan fisik yang belum stabil dalam pembelajaran
praktek.

b. Penyusunan perangkat pembelajaran (rpp, lkpd, media, bahan aja instrument


penilaian)
Menurut hasil observasi yang saya lakukan guru penjas disekolah ini, guru penjas
menggunkan rpp yang ia susun sendiri.

c. Respon guru terhadap model pbl dan pjbl


Respon guru terhadap model pbl dan pjbl ini cukup memudahkan penyampaian materi
dan memudah pembelajaran terhadap materi yang akan di sampaikan.

d. Respon siswa terhadap model pbl dan pjbl


Respon siswa terhadap model pembelajaran pbl dan pjbl memeiliki banyak kendala
karena siswa yang sulit di atur, fisik yang masih lemah dalam praktek pembelajaran dan
pola pikir yang belum matang.

SEKOLAH 4
1. Biodata Sekolah
 Nama : MIS SUTURUZZULAM
 NPSN : 60703781
 Alamat : Jl. Masjid Dusun XIII RT.001/ RW.001
 Desa/Kelurahan : Bandar Khalifah
 Kecamatan : Percut Sei Tuan
 Kab.Kota : KAB. DELI SERDANG
 Provisi : PROV. SUMATERA UTARA
 Status Sekolah : Depag
 Bentuk Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Swasta

2. Biodata Guru Penjas


 Nama : Adnan Sukri S.Pd
 Jabataan : Guru Bidang Studi

3. Hasil observasi dan wawancara


a. Kedalaman pemahaman materi
Pemahaman materi yang disampaikan oleh guru penjas kepada siswa
tentang permainan sepak sudah cukup lengkap mulai dari dasar dasar sepak bola
meliputi passing dan control pada sepak bola menggunakan bola dari bahan pelastik
dikarenakan keterbatasan fisik yang belum stabil.
Menurut guru penjas di sekolah ini, anak sd lebih belajar senang/gembira
saat proses pembelajaran berlangsung, di tambah dengan guru memvariasikan
pembelajaran seperti bermain game per individu, berpasangan dan kelompok.

b. Penyusunan perangkat pembelajaran (rpp, lkpd, media, bahan ajar instrument penilaian)
Menurut hasil observasi yang saya lakukan guru penjas di sekolah ini, guru penjas
menggunakan rpp yang ia susun sendiri dan menggunakan buku paket kurikulum
2013

c. Respon guru terhadap model pbl dan pjbl


Respon guru terhadap model pbl dan pjbl ini cukup memudahkan penyampaian
materi dan memudahkan pembelajaran terhdap materi yang akan disampaikan.

d. Respon siswa terhadap model pbl dan pjbl


Respon siswa terhadap model pembelajaran pbl dan pjbl siswa lebih belajar
senang/gembira saat proses pembelajaran.

SEKOLAH 5
1. Biodata Sekolah
 Nama : Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah
 Alamat : Jl. Tuamang
 Kecamatan : Medan Perjuangan
 Kab.Kota : MEDAN
 Provisi : PROV.SUMATERA UTARA
 Status Sekolah : Depag
 Bentuk Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Swasta

2. Biodata Guru Penjas


 Nama :
 Jabataan :

3. Hasil observasi dan wawancara


e. Kedalaman pemahaman materi

f. Penyusunan perangkat pembelajaran (rpp, lkpd, media, bahan ajar instrument


penilaian)
Menurut hasil observasi yang saya lakukan guru penjas di sekolah ini, guru penjas
menggunakan rpp yang ia susun sendiri dan menggunakan buku paket kurikulum 2013

g. Respon guru terhadap model pbl dan pjbl


Respon guru terhadap model pbl dan pjbl ini cukup memudahkan penyampaian materi
dan memudahkan pembelajaran terhdap materi yang akan disampaikan.

h. Respon siswa terhadap model pbl dan pjbl


Respon siswa terhadap model pembelajaran pbl dan pjbl siswa lebih belajar
senang/gembira saat proses pembelajaran.
SEKOLAH 6
1. Biodata Sekolah
 Nama : UPT SD NEGERI 060874
 NPSN : 10259375
 Alamat : Jl. Ibrahim Umar No.1
 Desa/Kelurahan : Sei Kera Hilir I
 Kecamatan : KEC. MEDAN PERJUANGAN
 Kab.Kota : KOTA MEDAN
 Provinsi : PROV. SUMATERA UTARA
 Status Sekolah : NEGERI
 Bentuk Pendidikan : Sekolah Dasar

2. Biodata Guru Penjas


 Nama : Muhammad Fahriza
 Jabatan : Guru Bidang Studi

3. Hasil observasi dan wawancara


a. Kedalaman pemahaman materi
Pemahan materi yang di sampaikan oleh guru penjas kepada siswa tentang
permainan sepak bola sudah cukup lengkap, meliputi passing dan control pada sepak
bola. Tetapi masih banyak materi sepak bola yang kurang disampaikan kedapa siswa
alasannya karena prasarana yang kurang mendukung, mulai dari lapangan, kekuatan
fisik tubuh hingga peralatan.
Menurut guru penjas di sekolah ini, anak sd masih memiliki banyak
keterbatasan dalam melakukan pembelajaran praktek karena anak sd belum bisa
mengeluarkan performa terbaik mereka, itu disebabkan karena keterbatasan fisik yang
belum stabil, karena fisik anak sd berbeda dengan fisik anak smp apalagi sma baik dalam
pemahaman materi dan dalam pembelajaran praktek.

b. Penyusunan perangkat pembelajaran (rpp, lkpd. media, bahan ajar instrumen


penilaian
Menurut hasil observasi yang saya lakukan guru penjas di sekolah ini,guru penjas
menggunakan rpp yang ia susun sendiri

c. Respon guru terhadap model pbl dan pjbl


Respon guru terhadap model pbl dan pjbl ini cukup memudahkan penyampaian materi
dan memudahkan pembelajaran terhadap materi yang akan disampaikan.
d. Respon siswa terhadap model pbl dan pjbl
Respon siswa terhadap model pembelajaran pbl dan pjbl memiliki banyak kendala,
karena siswa sd masih banyak yang sulit untuk di atur (bandel), fisik yang masih lemah
dalam praktek pembelajaran

SEKOLAH 7
1.BIODATA SEKOLAH
• NAMA : UPT SD NEGERI 101767
• NPSN : 10214770
• ALAMAT : JL Besar Tembung No 5,
• DESA /KELURAHAAN : Tembung
• KECAMATAN : Percut Sei Tuan
• KAB.KOTA :Deli serdang
• PROVINSI :Sumatera utara
• STATUS SEKOLAH : Negeri
• BENTUK PENDIDIKAN : Sekolah Dasar

2.BIODATA GURU PENJAS


• NAMA :
• JABATAN :
3.HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
a. kedalaman pemahaman materi
Pemahaman materi yang sudah di sampaikan oleh guru penjas kepada siswa
tentang pembalajaran permainan sepak bola sudah sangat lengkap dan
sempurna ,meliputi dasar pembelajaran sepak bola contohnya passing ,control ,dan
dribbling bola .Dan mashi banyak materi pembelajaran sepak bola kepada siswa ,karena
kurang mendukung nya mulai dari faktor lapangan , peralatan pembelajaran dan faktor
fisik tubuh kurang mampu .
Menurut guru penjas disekolah ini , anak sd harus di fokuskan melakukan
pembelajaran praktek supaya anak” ini mengandung bayak keterampilan yang berguna
untuk meningkatkan kecepatan ,daya
tahan ,kekuatan ,kelincahan ,kecepatan ,ketepatan .keseimbangan dan fisik anak” ini
kuat .
b. Penyusunan perangkat pembelajaran ( rpp,lkpd ,media,bahan ajar
instrumen penilaian .
Menurut hasi lobservasi yang saya lakukan guru penjas di sekolah ini ,guru
penjas menggunakan rpp yang ia susun sendiri .
c.Respon guru terhadap model pbl dan pjbl .
Respon guru tterhadap model pbl dan pjbl ini cukup menarik karena metode inoi
memungkinkan bapak dan ibu guru untuk mengembangkan proses pembelajaranyang
inovatif dan bisa menjadi salah satu alternatif dalam melaksanakn kegiatan belajar
mengajar.
d.Respon siswa terhadap model pbl dan pjbl
Respon siswa terhadap model pembelajaran pbl dan pjbl memiliki banyak
kendala , karena siswa sd mashi bayank yang sulit untuk diatur ,dan faktor fisk yang
tidak mendukung atau mashi lemah dalam praktek pembelajaran.

SEKOLAH 8
1. Biodata Sekolah
 Nama : UPT SD NEGERI 060875
 NPSN : 10210016
 Alamat : Jalan durung no 130
 Desa/ Kelurahan :
 Kecamatan : Medan Tembung
 Kab. Kota : Kota Medan
 Provinsi : PROV. SUMATRA UTARA
 Status sekolah : Negeri
 Bentuk pendidikan : Sekolah Dasar
2. Biodata Guru Penjas
 Nama :
 Jabatan : Guru penjas

3. Hasil observasi dan wawancara


A. Kedalaman pemahaman materi

Berdasarkan hasil observasi yang telah saya lakukan di SD NEGERI 060875.


Proses pembelajaran yang di lakukan oleh guru penjas terhadap materi pembelajaran
sepak bola sudah cukup lengkap, karena pembelajaran tersebut meliputi, teknik
dasar passing, control, dan heading. Akan tetapi masih bayak permasalahan atau
kendala yang di temukan dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut guru penjas,
di sekolah SD tersebut siswa masih bayak menemukan permasalahan dalam
melakukan peraktek sepak bola hal tersebut terjadi karena kondisi kekuatan fisik
siswa yang masih belum mampu untuk mengeluarkan performa terbaiknya dan
kondisi sarana yang kurang memadai.
B. Penyusunan perangkat pembelajaran ( rpp, lkpd median bahan ajar dan instrumen
penilaiannya )
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan guru penjas di sekolah ini, menggunakan
rpp yang di susun oleh guru tersebut.
C. Respon guru terhadap model pembelajaran pbl dan pjbl
Respon guru terhadap model pembelajaran pbl dan pjbl sangat baik karena dengan
model pembelajaran tersebut sangat memudahkan penyampaian materi dan
memudahkan pembelajaran terhadap materi yang akan di sampaikan

D. Respon siswa terhadap model pembelajaran pbl dan pjbl


Respon siswa dalam model pembelajaran pbl dan pjbl memiliki bayak
kendala, karena siswa sd masih bayak yang sulit untuk diatur dan kondisi fisik yang
masih lemah dalam praktek pembelajaran

SEKOLAH 9
1. Biodata sekolah
 Nama sekolah : SD swasta zahira

 NPSN : 10262408
 Alamat : Jl. Ibrahim Umar
 Desa/Kelurahan : Sei Kera Hilir I
 Kecamatan: Medan perjuangan
 Kab.Kota: KOTA MEDAN
 Provinsi : Sumatera utara
 Status sekolah : Swasta
 Bentuk Pendidikan : Sekolah dasar

2.Biodata guru penjas


 Nama : Siti Anita S.Pd
 Jabatan : Guru PJOK

3. Hasil observasi dan wawancara


a. kedalaman pemahaman materi
Guru pjok di sd zahira belum menerapkan model pembelajaran PJBL dan PBL karena
sekolah tersebut lebih dominan menerapkan kurikulum K13. Karna menurut guru di SD
tersebut kurikulum K13 ini membuat siswa lebih mudah memahami pelajaran yang saya
berikan.
Karena jika menerapkan pembelajaran pjbl dan pbl menurut guru tersebut akan sangat
sulit di lakukan oleh siswa ,karena pada dasarnya murid sekolah dasar belum mampu
menalar dengan cepat karena siswa sd lebih cenderung bermain,karena anak sd tidak
akan mampu mengontral gairaah bermain nya.
b. penyusunan perangkat pembelajaran (rpp,lkpd,media,bahan ajar instrumen
penilaian)
menurut hasil observasi saya di sd swasta zahira dengan guru pjok di sd tersebut, guru
pjok itu sendiri menggunakan rpp yang ia buat sendiri dan dilengkapi dengan buku paket
kurikulum 2013
c. respon guru terhadapmodel pembelajaran pjbl dan pbl
respon guru pjok di sd swasta zahira, metode pembelajaran pjbl dan pbl masih kurang
efektif diterapkan karena menurut saya pada dasarnya siswa di sekolah dasar belum
mampu untuk menerapkan metode pembelajaran tersebut
d. respon siswa terhadap model pembelajarn pjbl dan pbl
karena guru di sd swasta zahira tidak menerapkan metode pembelajarn pjbl dan pbl.siswa
tidak memiliki respon pada metode pembelajaran ini.

SEKOLAH 10
Biodata Sekolah
• Nama : Noble School Medan
• NPSN : 69896519
• Alamat : Jl. PELITA II NO. 46
• Desa/Kelurahan : Sidorame Barat Ii
• Kecamatan : Kec. Medan Perjuangan
• Kab.Kota : KOTA MEDAN
• Provisi : PROV. SUMATERA UTARA
• Status Sekolah :SWASTA
• Bentuk Pendidikan : Sekolah Dasar

2. Biodata Guru Penjas


• Nama :
• Jabataan : Guru Bidang Studi

1. Hasil observasi dan wawancara


A. Kedalaman pemahaman materi
alah satu hal yang menghambat pembelajaran siswa yaitu kurangnya motivasi semangat
belajar siswa. Guru bukan hanya fokus memberikan materi pembelajaran, tetapi juga
memotivasi siswa agar kembali semangat belajar dan bisa menerima materi pelajaran dengan
baik.Semangat belajar siswa dipengaruhi oleh semangat dalam diri mereka dan lingkungan.
Guru memiliki peranan penting untuk memastikan siswanya paham dengan materi yang
disampaikan

B .Penyusunan perangkat pembelajaran (rpp, lkpd, media, bahan ajar instrument


penilaian)
Pada prinsipnya kedudukan LKPD dalam pembelajaran merupakan bagian dari rpp, khususnya
merupakan bahan ajar yang digunakan siswa pada saat kegiatan inti pembelajaran. Seperti kita
ketahui bahwa langkah-langkah pembelajaran di RPP terbagi menjadi tiga bagian yaitu
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. LKPD sebagai bagian dari RPP dapat
mencakup seluruh kegiatan inti pembelajaran, sebagian kegiatan inti pembelajaran yang berada
pada kegiatan awal, di tengah, atau pada akhir kegiatan inti pembelajaran. Dengan demikian
LKPD menjadi perangkat pembelajaran yang merupakan bagian dari rpp.
C. Respon guru terhadap model pbl dan pjbl
Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan pengetahuan yang
telah atau akan dipelajarinya. Permasalahan yang diajukan pada model Problem Based
Learning, bukanlah permasalahan “biasa” atau bukan sekedar “latihan”. Permasalahan dalam
PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena. Fokusnya adalah bagaimana siswa
mengidentifikasi isu pembelajaran dan selanjutnya mencarikan alternatif-alternatif
penyelesaian.
d.Respon siswa terhadap model pbl dan pjbl
Siswa menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran PBL melaporkan bahwa siswa dan
menanggapi positif terhadap pembelajaran dengan model PBL yang digunakan.
Dalam penelitian ini, yang kami buat adalah pembelajaran PBL untuk
meningkatkan higher order thingking skills (HOTS) HOTS sangat diperlukan oleh peserta
didik guna meningkatkan kemampuannya dalam mengatasi masalah pembelajaran.

SEKOLAH 11
Nama Sekolah : Sekolah Dasar Islam
Terpadu Ummi Aida
:Jl.Meteorologi l
Alamat Sekolah No.8,Indra kasih
Kecamatan : Medan Tembung

Kabupaten/Kota : Medan

Provinsi : Sumatera Utara

Kode Pos : 20111


: Romi Ardiansyah, S.
Nama Guru Pd

Dokumentasi :

Hasil wawancara:

1) Metode apa yang bapak pakai dalam mengajar penjas?


Jawab : Metode Pendekatan Saintifik dan dengan pendekatan komando
2) Bagaimana cara anda sebagai seorang guru dalam Menyusun rpp dan LKPD?
Jawab : seorang guru olahraga harus bisa memodifikasi format RPP yang sudah dibuat
sesuai prinsip efisien, efektif, dan berorientasi kepada murid agar siswa tidak jenuh dalam
pembelanaran bgitu juga denvan lkpdlembaran-lembaran yang digunakan peserta didik
sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi tugas yang dikerjakan oleh
peserta didik baik berupa soal maupun kegiatan yang akan dilakukan peserta didik.
Prinsipnya LKPD adalah tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi
penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi Peserta
Didik yang mengalami kesulitan.
3) Apa yang anda lakukan untuk siswa siswi dalam memberikan pembelajaran ?
Jawab : Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menggunakan metode-metode atau
caracara jitu untuk membuat semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran seperti
bertanya, memperhatikan, menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas dari guru, dan
memberikan pendapat dalam diskusi.Untuk memancing siswa supaya aktif dan terlibat
dalam pembelajaran diperlukan strategi-strategi, sehingga siswwa tidak jenuh dalam
proses pembelajaran

4) Bagaimana menurut bapak pembelajaran dengan model PBL?


Jawab : problem-based learning berpusat pada siswa. Pada metode ini, siswa terjun
langsung pada proses pemecahan masalah, sehingga membentuk kebiasaan belajar mandiri
melalui latihan dan refleksi.Beragam aktivitas dalam pendekatan problem-based learning
meminta siswa untuk berkolaborasi dengan teman sekelasnya untuk menemukan solusi.
Pendekatan kerja sama ini mendorong anak-anak untuk membangun keterampilan seperti
kolaborasi, komunikasi, kompromi, dan mendengarkan.

5) Bagaimana menurut anda jika pembelajaran dilakukan dengan model PJBL?


Jawab : menurut saya bagus karena pjbl merupakan usaha pendekatan pada kegiatan
belajar mengajar dengan memberikan peluang pada peserta didik untuk bisa menggali
pengetahuan sebanyak mungkin. Pun para peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan dengan teknik mencari solusi permasalahan melalui proses investigasi.peserta
didik akan merasakan berbagai pengalaman maupun tantangan berkaitan dengan
kehidupan sehari – hari agar bisa dipecahkan dengan tim dan kelompok masing –
masing.Model pembelajaran Project Based
Learning tidak hanya cenderung fokus pada hasil akhir belajar PBL. Biasanya akan lebih
banyak disandarkan pada penilaian proses peserta didik saat melaksanakan projek dengan
menghasilkan produk.

6) Kurikulum apa yang diterapkan dan dipakai pembelajaran penjas di sekolah ?


Jawab: Kurikulum yang digunakan pada sekolah ini masih Kurikulum 13 (K13) karena
belum semua sekolah dikota medan ini menerapkan kurikulum merdeka belajar terutama
yayasan YPI
AMIR HAMZAH.
7) Bagaimana tanggapan bapak tentang kurikulum merdeka belajar ?
Jawab:Pendapat saya tentang kurikulum merdeka belajar sanggat bagus, karena
sepengetahuan saya lebih menonjolkan minat, bakat dan prestasi setiap siswa-siswi
dilingkungan sekolah dan tidak menuntut siswa untuk dapat menguasai semua
pembelajaran yang pada kurikulum lalu harus dimatangkan kepada semua siswa yang
membuat siswa bosan dan tertekan.
2.PROFIL SEKOLAH 12

Nama Sekolah : SD ISLAM AL ULUM

Alamat Sekolah : Jl. Tuasan No.35

Kecamatan : Medan Tembung

Kabupaten/Kota : Medan

Provinsi : Sumatera Utara

Kode Pos : 20137

Nama Guru : Dedy Saputra Panjaitan S.Pd.

Hasil wawancara :

1) Bagaimana dan apa anda sebagai seorang guru dalam pemberian pelajaran pada setiap
siswa?
Jawab : Yang saya lakukan memberikan Motivasi untuk menemukan ide-ide atau
gagasan dari siswa dalam mengkaji materi.

2) Bagaimana cara anda sebagai seorang guru dalam menyusun rancangan pelaksanaan
pembelajaran dan LKPD?
Jawab : Cara saya dengan melihat materi dan silabus agar terstruktur dalam
penyampaian materi dan untuk LKPD saya melihat bahan ajar atau materi yang telah
sampaikan setelah itu membuat LKPD sesuai dengan tingkat kesulitan dan
kemudahannya pada peserta didik

3) Dengan metode pendekatan apa yang kamu gunakan pada saat mengajar ?
Jawab : Pendekatan yang saya lakukan dalam mengajar ialah sentifik yang dilakukan
secara langsung dengan praktek

4) Bagaimana meneurut anda tentang problem based learning ?

Jawab : Menurut saya sangat bagus Krn cara ini dilakukan secara berkelompok untuk
mengetahui dan menemukan apa masalah dalam setiap materi dan dengan ini umpan
balik dari setiap siswa terlaksanakan
5) Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran project based learning?
Jawab : Sangat bagus krn siswa kita ajak belajar untuk melihat setiap gerak dan
mempelajarinya secara langsung serta siswa-siswi tidak bosan

6) Dari model pembelajaran project based learning dan problem based learning tersebut
manakah yang mudah diterapkan pada tingkat sekolah menegah pertama ?
Jawab : Kedua model tersebut sangat diperlukan apalagi saya di bidang olahraga Krn
dengan kedua model ini siswa dapat belajar mengeluarkan ide-ide dan kreatifitas siswa

3.PROFIL SEKOLAH 13
Nama Sekolah : SD ISLAM TERPADU AR – RAYHAN
SCHOOL
Alamat Sekolah : Jl. Garu

Kecamatan : Medan Amplas

Kabupaten/Kota : Medan

Provinsi : Sumatera Utara

Kode Pos : 20136

Nama Guru : Agus Irwanta Tarigan,S.Pd.

Hasil wawancara :

1) APA ANDA LAKUKAN UNTUK SISWA SISWI DALAM MEMBERI


PEMBELAJARAN
?
Jawab : Saya membuat persiapan bahan pembelajaran (RPP) dan saya memberikan Motivasi
untuk menemukan ide-ide atau gagasan dari siswa dalam mengkaji materi.

2) BAGAIMANA CARA ANDA MENYUSUN RANCANGAN PELAKSANAAN


PEMBELAJRAN DAN LKPD ?
Jawab : Menyesuaikan dengan berbagai aspek, seperti materi, kemampuan siswa, serta
keadaan alat dan sarana pembelajaran. LKPD sebagai bagian dari RPP dapat mencakup
seluruh kegiatan inti pembelajaran, sebagian kegiatan inti pembelajaran yang berada
pada kegiatan awal, di tengah, atau pada akhir kegiatan inti pembelajaran. Dengan
demikian LKPD menjadi perangkat pembelajaran yang merupakan bagian dari rpp.

3) DENGAN METODE PENDEKATAN APA ANDA MENGAJAR?


Jawab : Saintifik dan inklusi untuk mengetahui tingkat kemampuan setiap siswa

4) BAGAIMANA MENURUT ANDA TENTANG PROBLEM BASED LEARNING?


Jawab : Menurut saya sangat bagus untuk di terapkan dalam pembelajaran karena Problem
Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasih masalah adalah model pengajaran yang
bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.

BAB IV

Dokumentasi

BAB V

PENUTUP

Simpulan
Penerapan Project Based Learning dalam proses pembelajaran sangat penting karena
dapat meningkatkan prestasi belajar, kemampuan berfikir kritis, kemandirian, dan
pemahaman siswa pada materi akuntansi.Model Project Based Learning merupakan
pendekatan pendidikan yang berfokus pada kreatifitas berfikir, pemecahan masalah,
dan Interaksi antara siswa dengan teman sebaya untuk menciptakan dan menggunakan
pengetahuan baru. Hal ini selaras dengan Project Based Learning adalah sebuah model
atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual
melalui kegiatankegiatan yang kompleks. Maka model pembelajaran Project Based
Learning merupakan model pembelajaran yang mengacu pada kemampuan siswa
membangun pemikirannya sendiri untuk menyelesaikan proyek yang dikerjakan yang
telah diberikan guru. Selama proses pembelajaran berlangsung guru membimbing siswa
agar termotivasi untuk menyelesaikan proyek permasalahan yang diberikan guru dan
diharapkan dengan penerapan model pembelajaran Project Based Learning dapat
menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran, memudahkan siswa untuk
memahami materi akuntansi keuangan dan lembaga sehingga mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa.

Saran
Bagi para guru, metode pembelajaran ini sebaiknya diterapkan disekolah karena sangat
cocok dengan kurikulum 2013. Guru juga harus dapat memfasilitasi kebutuhan siswa
dalam proses pembelajaran, selalu membimbing dan memantau aktivitas siswa dalam
perencanaan proyek,membuat proyek, serta merancang penilaian terhadap proyek yang
dilakukan oleh siswa dan juga membantu siswa untuk dapat berpikir kritis, sehingga
problem based learning juga dapat diterapkan disekolah dan untuk siswa tidak akan
mengalami kesulitan dalam menemukan solusi dari masalah yang akan ditemukan
nantinya.

Anda mungkin juga menyukai