Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

FI29115

JEMBATAN WHEATSTONE

Haidar Mursyid Sumarna

2208521040

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
I. JEMBATAN WHEATSTONE

II. LANDASAN TEORI


Jembatan Wheatstone adalah alat pengukur yang menawarkan presisi dalam
melakukan pengukuran resistansi dengan nilai yang relatif kecil, seperti 1000 ohm. B.
Kebocoran slot kabel/kartu bawah tanah, dll. Jembatan Wheatstone adalah perangkat
yang paling umum digunakan untuk pengukuran resistansi yang akurat dalam rentang 1
hingga 100.000 Ω.
Jembatan Wheatstone terdiri dari resistor R1, R2, R3, dimana resistor tersebut
merupakan resistor yang nilainya diketahui secara tepat dan dapat diatur. Hukum yang
berkaitan dengan prinsip jembatan Wheatstone adalah Hukum Kirchhoff I dan II.Pada
pertengahan abad ke-19, Gustav Robert Kirchoff (1824-1887) menemukan metode
untuk menentukan arus listrik pada rangkaian cabang, yang kemudian dikenal sebagai
hukum Kirchhoff.
Hukum Kirchoff menyatakan: "Jumlah arus kuat yang memasuki sambungan sama
dengan jumlah arus kuat yang meninggalkan sambungan." Penjumlahan I a = I dari
Hukum Kirchhoff II menyatakan: "Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar ggl (E) dan
jumlah penurunan potensial adalah nol."
Besarnya penurunan potensial sama dengan nol berarti tidak ada kehilangan energi
listrik dalam rangkaian, atau dalam arti semua energi dapat digunakan atau diserap.
Metode jembatan Wheatstone dapat digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Cara
ini tidak memerlukan voltmeter dan amperemeter, hanya galvanometer untuk
mengetahui ada tidaknya arus listrik pada rangkaian.

III. METODE PRAKTIKUM


1. Dipastikan jaringan stabil karena praktikum jembatan Wheatstone
dilaksanakan secara virtual
2. Website dengan link: https://phet.colorado.edu/en/simulation/circuit-
construction-kit-dc-virtual-lab dibuka guna melaksanakan praktikum
3. Rangkaian disusun sesuai dengan arahan pada petunjuk praktikum
4. Dicatat data yang dibutuhkan sesuai pada petunjuk praktikum
IV. HASIL PRAKTIKUM
a. Berdasarkan rangkaian tersebut, maka jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
i. Apakah jembatan Wheatstone itu sudah seimbang atau belum?
Bagaimana caraAnda memberikan justifikasi ini?

→Jembatan wheatstone belum seimbang dikarenakan masih ada kuat


araus yang mengalir pada jembatan rangkaian. Jembatan whaetstone yang
seimbang dapat dibuktikan dengan nilai yang muncul pada ammeter sama
dengan nol.
ii. Berapakah arus listrik yang terukur pada ammeter (titik A-B)?
Nilai yang keluar pada Ammeter adalah 0,20 A
iii. Berapakah arus yang mengalir pada tahanan R1, R2, R3, & R4?

R1 R2 R3 R4
Arus (A) 1,67 Ω 5Ω 1,25 Ω 2,5 Ω

iv. Ubah nilai tahanan R2 sehingga jembatan Wheatstone itu seimbang,


berapakah nilainya yang tepat?
→R2 diubah menjadi 3 Ω sehingga jembatan Wheatstone dapat seimbang
v. Tetapkan nilai tahanan R2 = 2 Ω, ubah nilai tahanan R1 sehingga jembatan
Wheatstone itu seimbang, berapakah nilainya?
→R1 diubah menjadi 4 Ω sehingga jembatan wheatstone menjadi
seimbang

vi. Tetapkan nilai keempat tahanan R1 = 6Ω, R2 = 2Ω, R3 = 8Ω, dan R4 = 4Ω,
lalu hubungkan sebuah tahanan yang baru ke R1 (secara seri atau parallel)
agar jembatan Wheatstone menjadi seimbang, maka berapakah nilai
tahanan baru ini? Bagaimana cara Anda menghubungkannya dengan R1
(secara seri atau parallel?) Jelaskan alasan Anda!
→Pada saat ditambahkan sebuah tahanan yang baru pada R1 ( secara seri
maupun pararel) ahsil yang didapatkan bernilai minimal 0,01A sehingga
jembatan Wheatstone tidak seimbang
vii. Atur nilai tahanan-tahanan tersebut menjadi: R1 = 4Ω, R2 = 12Ω, R3 = 2Ω,
dan R4= 6Ω, maka jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apakah jembatan Wheatstone sudah seimbang? Jelaskan alasan
Anda!
→Sudah, dikarenakan hambatan hambatan pada resistor memiliki
perbandingan yang dapat membuat angka pada ammeter sama
dengan nol sehingga jembatan wheatstone dapat dinyatakan
seimbang
2. Berapakah arus yang mengalir pada setiap tahanan?

R1 R2 R3 R4
Arus (A) 2,5 0,83 5 1,66

3. Berapakah beda potensial yang terjadi pada setiap tahanan dan power
supply?

R1 R2 R3 R4 Power supply
Beda pot. (V) 10 9,9 10 9,9 10

4. Berapakah nilai tahanan ekuivalen pada rangkaian ini?


→Melalui rumus rangkaian campuran untuk menentukan hambatan
total, hambatan ekivalen yang didapat adalah sama dengan 4,5Ω
5. Tahanan mana saja yang akan dialiri arus listrik dengan besar yang
sama?
→Tahanan R1 dan R3 memiliki nilai hambatan yang sama karena
memiliki rangkaian yang seri, begitu juga pada tahanan R2 dan R4
6. Bandingkan jumlah arus listrik yang mengalir pada tahanan R1
dan R2terhadap arus listrik yang mengalir pada power supply!

→Perbandingan jumlah arus yang mengalir pada tahanan R1 dan


R2 terhadap arus listrik yang mengalir pada baterai adalah 1,667 Ω
: 0,556 Ω
7. Gunakan voltmeter untuk mengukur beda potensial pada titik A dan
B!
→Beda potensial yang ada pada titik A dan B adalah sama dengan
nol yang berarti tegangan tidak mengalir pada titik A dan B
8. Jika Anda mengganti nilai power supply menjadi 5 volt, berapakah
arus listrik yang mengalir pada titik A-B?

→Arus yang mengalir pada titik A-B adalah sama dengan nol

9. Apabila Anda merubah posisi power supply dengan ammeter


(perhatikangambar dua berikut), maka berapakah arus listrik yang
terbaca pada ammeter?
→Kuat arus yang terbaca adalah sama dengan nol

10. Tuliskan kesimpulan Anda berdasarkan hasil praktikum ini!


→Kesimpulan yang didapat setelah melakukan praktikum
jembatan wheatstone adalah bahwa jembatan wheatstone dapat
dibentuk melakukan rangkaian seri pararel, jembatan wheatstone
hanya akan seimbang bila hambatan hambatan yang ada pada
setuap resistor menunjukan sebuah perbandingan sehingga tidak
terdapat arus yang mengalir pada ammeter yang ada ditengah
rangkaian, dan dapat disimpulkan bahwa jembatan wheatstone
tidak dipengaruhi oleh jumlah dari beda potensial pada power
supply dan jika rangkaian dirubah dengan menukar posisi baterai
dengan ammeter nilai yang keluar akan sama dengan nol jika
perbandingan yang ada pada masing masing hambatan sudah tepat.
V. PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini saya akan melakukan percobaan untuk membuat
rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian jembatan Wheatstone adalah
salah satu rangkaian jembatan daya yang menggunakan (empat) lengan
resistif, sumber baterai dan detektor nol, juga dikenal sebagai galvanometer.
Pertama kita hubungkan rangkaian dengan R1=6Ω, R2=2Ω, R3=8Ω dan
R4=4Ω, tegangan utama masing-masing 10V.
Pada kondisi tersebut jembatan Wheatstone belum stabil dikarenakan ammeter
menunjukan angka yang tidak sama dengan nol, lalu kita menghitung kuat arus
pada setiap tahanan, pada percobaan kedua kita mengubah tahanan R2 yang
sebelumnya bernilai 2 Ω menjadi 3 Ω, sehingga rangkaian jembatan
Wheatstone menjadi seimbang, pada percobaan ketiga R2 tetap bernilai 2 Ω
sedangkan untuk membuat jembatan Wheatstone menjadi seimbang kita
melakukan penyesuaian terhadap R1 yang sebelumnya bernilai 6 Ω menjadi 4
Ω, percobaan keempat dengan mengubah setiap nilai hambatan R1 = 6 Ω,
R2=2 Ω, R3=8 Ω, dan R4=4 Ω, lalu hubungkan sebuah tahanan yang baru ke
R1 pada pararel atau seri sehingga jembatan Wheatstone dapat seimbang.
Setelah melakukan penambahan rangkaian maka dapat disimpulkan bahwa
rangkaian baru dengan resistor seri akan mengubah keseimbangan jembatan
Wheatstone, sehingga angka yang keluar pada ammeter tidak sama dengan nol.
Percobaan kelima kita membuat rangkaian jembatan Wheatstone dengan nilai
tahanan tahanan yang baru R1=4, R2=12, R3=2, R4=6, dengan rangkaian
tersebut jembatan Wheatstone seimbang dan arus yang mengalir pada setiap
tahanan adalah R1=2,5A; R2=0,83A; R3= 5A; R4=1,66A dan nilai pada beda
potensial setiap hambatan adalah R1=10V; R2=9,9V;R3=10V; R4=9,9V; dan
baterai= 10V. Rangkaian ini meimiliki tahanan ekivalen sebesar 4,5 Ω dan
tahanan yang dialirkan kuat arus yang sama bsar adalah R2=R3, dan R2=R4,
perbandingan yang mengalir pada hambatan R1 dan R2 adalah bernilai
1,667:0,556. Setelah diukur beda potensial yang mengalir pada titik A-B
adalah sama dengan 0V jadi dapat disimpulkan bahwa jembatan Weatstone
sudah seimbang dan jika diubah posisi baterai dengan ammeter angka yang
keluar pada ammeter adalah sama dengan nol jadi dapat dijustifikasi bahwa
jembatan Wheatstone seimbang.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan temuan dan materi praktikum serta kajian teoritis yang disusun
oleh peneliti, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Dapat menjalankan banyak alat secara online untuk menghindari risiko
kecelakaan pelatihan. Kemudian temukan keadaan jembatan Wheatstone
ketika mencapai kesetimbangan dimana jembatan Wheatstone seimbang
hanya ketika resistansi masing-masing memiliki rasio sedemikian rupa
sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui ammeter di tengah rangkaian,
dan kita dapat menyimpulkan bahwa besarnya arus tegangan suplai tidak
mempengaruhi jembatan Wheatstone, dan jika rangkaian diubah dengan
mengubah posisi baterai dengan ammeter, output akan menjadi nol jika rasio
masing-masing resistor benar.
Mengetahui prinsip kerja jembatan Wheatstone, menurut hukum Kirchhoff 1
dan 2, arus pada kedua ujung kumparan sama dan seimbang. Oleh karena itu
hasilnya adalah nilai alat nol. Hukum Kirchhoff 1 menyatakan: "Jumlah arus
listrik yang memasuki suatu titik persambungan sama dengan jumlah arus
listrik yang meninggalkan titik tersebut". Hukum Kirchhoff 2 mengatakan:
"Jumlah aljabar dari beda potensial (tegangan) dalam rangkaian tertutup
adalah nol.
DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Fredick J. dan Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga

Flink, R.J dan O.G Brink. 1984. Dasar-dasar Ilmu Instrumen. Jakarta : Binacipta

Lister, Eugene C. 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai