Jurnaladm, Yori Demasto
Jurnaladm, Yori Demasto
Yori Demasto
(Mahasiswa Program S1 Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara)
(E-mail: yoriedemasto@gmail.com)
Abstract
Indonesia's forest fires occurring in Indonesia have disturbed many parties, not only the people
and the country itself but also disturbing other countries, especially the neighboring countries
affected and the losses resulting from the forest fires. Forest fires in Indonesia occur even every
year in the last decade. This becomes a bad judgment against the government and Indonesian
law. Forest fires occur because of many factors, one of which is forest fires conducted by
corporations. It is inevitable that corporations are part of development activities, but
corporations seem to take advantage of the development activities to exploit the environment.
Corporations as forest fires that can cause massive and massive environmental damage.
Government efforts in cracking down on forest burners are set out in the policy of law number
32 of 2009 on environmental protection and management. Law 32 of 2009 provides for strict
provisions on the application of the principle of primum remedium on environmental crime
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan paru-paru bumi sebagai tempat hidup dari berbagai
macam satwa hidup, tumbuhan, dan berbagai Sumber Daya Alam yang
terkandung di dalamnya. Bahkan dapat dikatakan hutan merupakan salah satu
sumber kehidupan makhluk hidup di mana makhluk hidup menggantungkan
hidupnya. Hutan dalam konsep yuridis dirumuskan dalam Pasal 1 Angka (1)
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan, yang menyatakan bahwa hutan adalah suatu
kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Untuk itu setiap orang harus menjaga
kelestarian hutan dengan tidak merusaknya.
Perusakan hutan oleh manusia sering terjadi. Salah satu perusakan
hutan yang sering terjadi adalah pembakaran hutan. Kebakaran hutan di
Indonesia terjadi hampir setiap tahun selama satu dekade terakhir menjadi
1340
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
1)
H. Joni. SP, Tindak Pidana Lingkungan Hidup, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), hal.2.
2)
M. Daud Silalahi, Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, (Bandung:
Alumni, 2001), hal.6-7.
3)
H. Joni. SP, Op.Cit., hal.7.
1341
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
Indonesia adalah negara hukum di mana hal ini tercantum dalam Pasal
1 Ayat (3) Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Oleh karena
itu, hukum memiliki kedudukan dan arti penting dalam menghadapi dan
memecahkan berbagai masalah dalam lingkungan hidup dan merupakan
dasar yuridis bagi pelaksana kebijakan negara yang harus dilaksanakan oleh
pemerintah. Pembukaan lahan dengan membakar secara tegas dilarang dalam
undang-undang. Pengaturan larangan perbuatan pembakaran lahan secara
tegas dimuat dalam Pasal 69 Ayat (1) huruf h Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang
berbunyi: “Setiap orang dilarang melakukan pembukaan lahan dengan cara
membakar”. Selanjutnya di Pasal 108 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ditegaskan
bahwa:
“Setiap orang yang melakukan pembakaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 69 Ayat (1) huruf h dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling sedikit Rp. 3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah) dan paling
banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah)”.
1342
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
4)
H. Joni. SP, Op.Cit., hal.11.
5)
Eddy O.S. Hiarriej, Prinsip-prinsip Hukum Pidana, Edisi Revisi, (Yogyakarta: Cahaya
Atma Pusaka, 2016), hal.16.
6)
Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia: Sebuah Pengantar, (Jakarta: Sinar Grafika,
2006), hal.300.
1343
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
7)
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Cetakan ke-1, (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2004), hal.57.
1344
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
8)
Ibid., hal.32.
9)
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cetakan ke-8, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2004), hal.14.
10)
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hal.54.
11)
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, Argumentasi Hukum, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2005), hal.1.
1345
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
12)
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Test Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005), hal.41.
13)
Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hal.141.
14)
Ibid., hal.142.
1346
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
15)
Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal.52.
16)
Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hal.21.
1347
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
II. PEMBAHASAN
A. Penerapan Primum Remedium Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Primum remedium adalah asas yang merupakan kebalikan dari asas
ultimum remedium. Andi Hamzah mengatakan bahwa pengertian ultimum
remedium adalah bahwa hukum pidana adalah obat terakhir setelah hukum
17)
Ibid., hal.189.
18)
Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hal.93.
19)
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.Cit., hal.137.
1348
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
20)
Peneliti, Wawancara, dengan Prof. Dr. Jur. Andi Hamzah, S.H, (Jakarta: Perumahan
Bukit Pratama, 25 Juni 2018).
21)
Romli Atmasasmita, Op.Cit., hal.192.
1349
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
1350
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
1351
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
1352
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
Terbakar
1353
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
1354
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
1355
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
1356
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
22)
Masrudi Muchtar, Perlindungan dan Pengelolaann Lingkungan Hidup, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2015), hal.134.
23)
H. Joni. SP, Op.Cit., hal.6.
24)
Ibid, hal.11.
1357
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
25)
Masrudi Muchtar, Op.Cit, hal.16.
1358
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
26)
Sutan Remy Sjahdeini, Ajaran Pemidanaan: Tindak Pdana Korporasi dan Seluk-
Beluknya, Cetakan ke-2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2017), hal.16.
27)
H. Joni. SP, Op.Cit., hal.11.
28)
Ibid.
29)
Nyoman Serikat Putra Jaya, Kapita Selekta Hukum Pidana, (Semarang: Badan Penerbit
UNDIP, 2005), hal.253.
1359
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
30)
Helmi, “Hukum Lingkungan Dalam Negara Hukum Kesejahteraan Untuk
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Edisi 4 No. 5 Tahun 2011, hal.93-103.
31)
Masrudi Muchtar, Op.Cit, hal.108.
1360
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
1361
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Penegakan hukum pidana terhadap pelaku pembakaran hutan yang
dilakukan oleh korporasi pertama harus dilihat dari Pasal 28 H Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa
32)
Darwan Prinst, Hukum Acara Pidana Dalam Praktik, (Jakarta: Djambatan, 1998),
hal.135.
1362
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak
konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu
perlindungan lingkungan hidup merupakan hal yang harus diberikan
perhatian serius pada penegakan hukumnya, mengingat perlindungan
lingkungan khususnya hutan merupakan salah satu paru-paru dunia. Tindak
pidana pembakaran hutan yang termasuk dalam ranah hukum lingkungan
hidup. Terkait dengan hal tersebut, maka penegakan hukum lingkungan harus
dilihat sebagai sebuah alat untuk mencapai tujuan. Tindakan tindakan pre-
emptive, preventif dan represif sangat dibutuhkan. Disamping itu kerjasama
pada instansi terkait dengan melibatkan masyarakat menjadi tindakan yang
diperlukan dalam menindak pelaku pembakaran hutan, khususnya korporasi,
hal ini diperlukan demi tercapainya tujuan dari penegakan hukum lingkungan.
Penerapan primum remedium pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dapat dilihat
di Pasal 100 UUPPLH dan Penjelasan Umum angka (6) UUPPLH. ultimum
remedium berlaku untuk tindak pidana formil tertentu, yaitu terhadap
pelanggaran baku mutu air limbah, emisi dan gangguan. Yang berarti di luar
hal tersebut asas yang dapat digunakan adalah asas primum remedium.
Sehingga dapat diartikan bahwa mengenai kasus pembakaran hutan
menggunakan asas primum remedium, karena pembakaran hutan
dikualifikasikan sebagai perusakan lingkungan hidup. Berdasarkan
pengertian dari asas primum remedium yang berarti bahwa hukum pidana
dapat ditegakan di awal atau bersama-sama dengan hukum administrasi dan
hukum perdata. Pengertian tersebut berbanding terbalik dengan pengertian
asas ultimum remedium yang berarti bahwa hukum pidana merupakan upaya
terakhir setelah hukum administrasi dan perdata dinilai tidak berhasil.
Penerapan primum remedium dalam UUPPLH merupakan suatu hal yang
memang dibutuhkan untuk menindak pelaku pembakaran hutan. Akan tetapi
pengawasan terhadap penegakan hukum pidana lingkungan masih harus
ditingkatkan.
B. Saran
1363
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
1364
Yori Demasto
Penerapan Asas Primum Remedium Dalam
Tindak Pidana Pembakaran Hutan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi
Volume 3 Nomor 1, Juli 2020
E-ISSN: 2655-7347
Umar. Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Test Bisnis. (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2005.)
1365