Anda di halaman 1dari 8

The Divine Message of The DNA (Tuhan dalam Gen Kita)

Karya: Kazuo Murakami,Ph.D

Resentor: Fiqram Iqra Pradana

Kazuo Murakami adalah salah satu ilmuwan yang berasal dari Jepang. Kazuo
mengkhususkan dirinya untuk mendalami perihal gen. Lebih tepatnya meneliti kaitan antara
kondisi psikologis (cara berpikir) dan kondisi fisik (gen). Keseriusannya dalam mendalam ini
membuat beliau mendirikan Institute for the study of the Mind-Gene Relationship dengan fokus
penelitian untuk membuktikan hipotesis bahwa kebahagiaan, keceriaan, inspirasi, rasa syukur,
dan doa dapat mengaktifkan gen-gen yang bermanfaat.

Ada dua hal khusus yang ingin dibagikan Kazuo dalam buku ini. Pertama adalah
penemuan luar biasa bahwa gen kita tidak tetap, tetapi dapat berubah-ubah akibat dari berbagai
faktor. Contohnya, olahraga secara teratur akan menyalakan gen yang bermanfaat yang berakibat
meningkatnya kekuatan otot dan kesehatan, dan pada saat yang sama juga memadamkan gen
yang merugikan. Selanjutnya, sebuah penemuan bahwa gen-gen tertentu dapat teraktivasi oleh
tawa, dan membuktikan untuk pertama kali bahwa emosi positif dapat memicu tombol genetik.

Kedua adalah sebuah sudut pandang ilmuwan mengenai apa yang memungkinkan segala
keajaiban di sekeliling kita ini. Orang-orang berbicara mengenai ‘hidup’ seolah kehidupan
adalah sesuatu yang sederhana, tetapi tidak ada seorang manusia pun yang dapat bertahan hidup
hanya melalui usaha secara sadar. Dengan diatur oleh cara kerja hormon dan sistem saraf yang
otomatis, seluruh fungsi vital kita, termasuk pernapasan dan peredaran darah, bekerja setiap
waktu untuk menjaga agar kita tetap hidup tanpa adanya usaha khusus maupun campur tangan
dari pihak kita. Sepertinya memang hampir tidak mungkin jika pengaturan yang begitu hebat ini
terjadi hanya secara kebetulan. Sesuatu yang besar pasti berada di balik keselarasan dunia kita
ini.

Buku ini pertama kali terbit di Jepang pada tahun 1997 dengan judul Inochi No Angou
lalu diterbitkan ulang di Indonesia pertama kali pada tahun 2007. Buku ini terdiri dari 197
halaman terdiri dari 6 bab, secara berturut-turut sebagai berikut: Memecahkan Kode Misteri
Kehidupan, Aktifkan Gen Anda, Sikap dan Lingkungan Dapat Mengubah Gen Anda, Pelajaran
Mengenai Kehidupan dari dalam Lab, Keajaiban Cetak Biru Kehidupan dan Menggabungkan
Ilmu Pengetahuan dengan Ketuhanan.

Pendahuluan

Kita semua memiliki bayangan tentang apa yang di maksud dengan ‘gen’, namun
nyatanya kita sama sekali tidak tahu banyak mengenainya. Hingga beberapa dekade yang lalu,
istilah faktor keturunan (hereditas) hampir sama artinya dengan nasib atau takdir. Karakteristik
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya tidak dapat diubah. Hampir semua
orang mempercayainya. Padahal hasil temuan terbaru para ilmuwan menunjukkan bahwa
lingkungan dan faktor-faktor eksternal lainnya sesungguhnya dapat mengubah cara kerja gen
kita. Lebih tepatnya, kita sekarang tahu bahwa gen-gen yang dorman (tak aktif) dapat diaktifkan.

Selain menyebabkan pembelahan sel dan mentransmisikan sifat-sifat dari orang tua ke
anak, gen bekerja tanpa henti pada tingkatan yang jauh lebih langsung. Contohnya, kita tidak
akan dapat berbicara tanpa berfungsinya gen kita, yang memainkan peran penting dalam
menyaring informasi linguistik dari otak. Bukti bahwa kita tidak berubah menjadi sapi saat kita
memakan daging sapi juga diakibatkan oleh gen.

Untuk setiap satu orang anak, terdapat tujuh puluh triliun kombinasi gen yang mungkin
terjadi. Oleh karena itu, perkawinan antara seorang wanita cantik dan seorang lelaki pintar tidak
menjamin akan lahirnya seorang genius yang tampan. Anda ada di dunia ini karena kebetulan
Anda terpilih dari tujuh puluh triliun kemungkinan yang berbeda. Itu menunjukkan betapa
istimewanya Anda.

Teknologi genetik telah mencapai titik di mana kita dapat menciptakan duplikat yang
sama dari hewan-hewan tingkat tinggi. Misalnya kelahiran domba Dolly pada tahun 1997.
Keberhasilan ini secara teori, sebuah duplikat genetik dari seorang manusia dapat dihasilkan dari
sel apapun yang diambil dari bagian mana pun dari tubuh seseorang. Contohnya, sebuah sel dari
Syahrini, seorang penyayi Indonesia, dapat digunakan untuk menciptakan lebih dari satu
individu dengan fisik yang sama persis namun bukan berarti menghasilkan replika yang sama
persis karena fisik saja yang sama namun kepribadian dan struktur otaknya pasti akan berbeda.

Di Jepang terdapat sebuah peribahasa yang mengatakan bahwa “Penyakit datang dari
pikiran.” Dengan kata lain, cara berpikir kita dapat menyebabkan kita sakit, atau sebaliknya
membantu kita memulihkan diri. Disinilah persisnya gen ikut campur tangan. Gen yang bekerja
pada tubuh seseorang hanya sekitar 5 hingga 10 persen selebihnya gen kita tidak aktif (dorman).

Cara mengaktifkan gen tersebut adalah dengan menjalani setiap hari semaksimal
mungkin dengan sikap yang positif yang penuh antusiasme dan vitalitas. Kazuo menyebut hal ini
“hidup dengan gen yang menyala”, atau “pemikiran genetik”. Keadaan mental seperti ini
mengaktifkan gen-gen baik dan menonaktifkan gen-gen buruk

Memecahkan Kode Misteri Kehidupan

Tubuh kita terdiri dari banyak sekali sel. Dalam setiap kilogram berat badan kita, terdapat
sekitar satu triliun sel. Jadi kalau berat tubuh Anda sekitar enam puluh tiga kilogram, berarti
jumlah sel dalam tubuh Anda sekitar enam puluh tiga triliun sel.

Sekitar lima puluh tahun yang lalu, sebuah penemuan penting dihasilkan: Bahwa semua
makhluk hidup menggunakan kode genetik yang sama. Hal ini berarti bahwa semua makhluk
hidup –lumut, bakteri E.coli, tanaman, simpanse, atau manusia- bekerja sesuai dengan prinsip
yang sama. Unit terkecil dari semua makhluk hidup adalah sel; gen menentukan fungsi dari sel;
dan gen bekerja sesuai dengan sebuah prinsip umum. Hal ini membuktikan bahwa semua
makhluk hidup bermula dari satu buah sel.

Kode genetik manusia tersusun lebih dari tiga miliar “huruf-huruf kimia”, semua
tersimpan dalam untai-untai berukuran mikroskopik yang memiliki berat hanya satu per 200
miliar gram dan lebar hanya 1/500.000 milimeter –namun jika direganggangkan, mereka
memiliki panjang sekitar tiga meter.

Gen mengontrol dan memimpin kerja sel termasuk mengontrol produksi dan
kematiannya. Gen berada dalam nukleus (inti sel). Nukleus sel mengandung asam
deoksiribonukleat atau deoxyribonucleid acid (DNA), yaitu zat yang kita sebut sebagai gen.
DNA terdiri dari dua untai berbentuk spiral, yang menjadi permukaan tempat terdapatnya
molekul-molekul yang namanya dapat disingkat menjadi empat huruf: A, T, C, dan G. Ini adalah
kode genetik kita, dan dipercayai, mengandung semua informasi yang diperlukan untuk
membentuk kehidupan.

Nukleus dari satu buah sel manusia memiliki tiga miliar huruf-huruf ini. Hidup kita
benar-benar bergantung pada informasi yang luar biasa banyaknya yang tersimpan dalam DNA
kita itu.

Gen dalam setiap nukleus sel menyimpan banyak sekali informasi, termasuk instruksi
yang menyebutkan bagaimana cara kerjanya dalam situasi-situasi tertentu dan kapan ia harus
berhenti bekerja. Para ahli genetik menyebut ini sebagai mekanisme nyala/padam.

Kapankah gen bergantian antara menyala atau padam? Sebagian dari mereka diaktifkan
setelah lewatnya suatu periode waktu tertentu. Contohnya adalah gen-gen yang mengatur
pertumbuhan atau rambut pada wajah pada masa pubertas menjadi aktif. Hasilnya, anak-anak
lelaki menjadi semakin maskulin dan anak-anak perempuan menjadi semakin feminim. Diduga,
lingkungan sekitar maupun keadaan emosi dan mental kita dapat mempercepat maupun
menghambat proses ini.

Walaupun gen dilengkapi dengan begitu banyak informasi, tidak seluruhnya informasi itu
digunakan. Gen dalam nukleus ditranskripsikan kepada setiap RNA bila diperlukan. RNA dalam
sel dengan segera diterjemahkan menjadi protein dan enzim, yang merupakan zat-zat paling
penting bagi aktivitas sel. Namun, pada saat yang sama, mereka juga mencegah dibacanya
informasi yang tidak perlu.

Fakta bahwa beberapa kemampuan tertentu tidak muncul secara spontan melainkan
tersimpan secara laten di dalam gen kita adalah sebuah penemuan yang revolusioner. Untuk
menjelaskan fenomena ini, Jacob dan Monod mengajukan sebuah hipotesis bahwa ada gen
struktural yang membentuk protein dan gen regulator yang menyalakan atau memadamkan gen
tersebut. Hipotesis ini kemudian terbukti dan dikenal sebagai Teori Operan.

Gen selalu aktif setiap menit. Setiap detik dalam kehidupan kita, dan jika mereka berhenti
bekerja, kita pun akan mati saat itu juga. Semua yang terjadi dalam tubuh kita adalah hasil dari
reaksi-reaksi kimia. Mungkin untuk menyebut hidup sebagai reaksi kimia memang tidak
menyenangkan, namun hal ini memang benar secara ilmiah.

Mereka mengklaim bahwa apa pun mungkin terjadi jika hasrat Anda untuk mencapainya
cukup kuat. Namun, tanpa adanya semacam reaksi kimia untuk membuat hal tersebut
memungkinkan, Anda tetap tidak akan dapat melakukan apa pun, tak peduli betapa besar Anda
menginginkannya. Sesungguhnya, setiap proses kehidupan adalah hasil dari reaksi kimia yang
ditujukan untuk mengatasi situasi tertentu. Inilah yang dimaksud dengan “hidup”.

Aktifkan Gen Anda

Dalam dunia nyata, zat yang terorganisasi dipercaya memiliki kecenderungan alami
kearah penguraian atau pembusukan. Hal ini dikenal dengan hukum peningkatan entropi. Hal ini
berlaku pada dunia materi secara keseluruhan. Sejak saat kelahiran, kita bergerak menuju
kehancuran dan kematian. Satu-satunya alasan yang masuk akal mengenai hal ini adalah
keberadaan gen dalam diri kita yang cenderung bergerak secara alami menuju penguraian.
Sesungguhnya, tubuh kita terlahir dengan dilengkapi oleh sebuah program untuk mematikan sel.

Jika gen kita tiba-tiba bekerja dengan kemampuan penuh, hasilnya adalah kematian
mendadak karena gen-gen itu akan rusak. Namun, biasanya gen kita bekerja untuk menjaga agar
kita tetap hidup dan mencegah peningkatan entropi.

Contohnya, sebagai sebuah buku, kamus memiliki sebuah fungsi yang spesifik. Tetapi
apa yang terjadi jika Anda merobek semua halamannya dan menyebarkannya ke sekeliling
ruangan? Jumlah total yang membentuk buku itu sama sekali tidak berkurang, tetapi materi itu
sudak tidak lagi berfungsi sebagai kamus. Seperti inilah yang disebut dengan peningkatan
entropi. Namun, jika Anda mengumpulkan semua halaman yang tersebar dan dengan susah
payah menempelkan mereka menjadi satu lagi, kamus itu akan kembali pada kondisinya semula.
Ini adalah pengurangan entropi.

Jika menerapkan prinsip entropi pada konsep pikiran positif dan negatif, wajarlah untuk
menganggap bahwa berpikir positif menyebabkan pengurangan entropi, sementara berpikir
negatif menyebabkan peningkatan entropi. Seperti hasil penemuan yang telah dipublikasikan
oleh Kazuo dalam jurnal Diabetes Care pada Mei 2003 dan jurnal Psychotherapy and
psychosomatics pada 2006 mengenai pengaruh tawa pada ekspresi gen. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa tawa memiliki efek yang menguntungkan bagi tingkat glukosa darah. Dua
puluh tiga gen teraktivasi berkat tawa. Ditambah lagi, salah satu gen teraktivasi yaitu D4
dopamin (DRD4), dapat dikaitkan dengan terhampatnya enzim adenylyl cyciase, yang
memegang peranan dalam meningkatkan tingkat glukosa darah.

Ada satu cara cara berinteraksi dengan gen yang sangat disarankan agar Anda panjang
umur: secara teratur teruslah merasa benar-benar tergerak dan terinspirasi secara mendalam.
Orang-orang sering menangis saat benar-benar merasa tergerak. Kazuo percaya bahwa perasaan
nyaman adalah indikasi bahwa gen-gen baik telah diaktifkan. Banyak manula yang menyebutkan
bahwa emosi yang mendalam adalah kunci dari umur yang panjang. Hal yang sama juga terjadi
pada orang-orang yang tampak lebih muda daipada usia mereka.

Sikap dan Lingkungan Dapat Mengubah Gen Anda

Lingkungan baru dapat beraksi sebagai katalis. Seperti yang dialami oleh Kazuo yang
menceritakan kisahnya dalam bab ini. Ia dulunya ketika menjadi asisten professor di Jepang, ia
tidak mengalami perkembangan berarti karena lingkungan di Jepang terlalu mendewakan guru
atau professor sehingga tidak ada murid atau asisten untuk berani melakukan inisiatif. Tetapi
ketika Kazuo memberanikan diri berpindah ke Amerika untuk belajar maka disitula perubahan
pesat terjadi dalam dirinya. Lingkungan yang kompetitif memaksanya untuk mengerahkan
semua tenaga dan kecerdasan yang dimiliki secara maksimal.

Bagi manusia, pertumbuhan dicapai melalui perpindahan. Perubahan yang drastis pada
lingkungan dan ditemukannya hal-hal baru dapat menciptakan kesempatan yang sempurna bagi
aktivasi sel-sel dorman. Jika Anda terus tinggal di satu tempat dan melakukan pekerjaan yang
sama tanpa mengubah lingkungan Anda atau orang-orang yang berinteraksi dengan Anda, semua
yang lain juga akan tetap statis, termasuk sudut pandang Anda.

Selain perubahan lingkungan, informasi adalah faktor lain yang dapat mengubah hidup
Anda. Mengatakan bahwa informasi adalah penting mungkin terdengar ketinggalan zaman dalam
masyarakat informasi saat ini. Namun, informasi yang dimaksud disini adalah informasi yang
didapat secara langsung dari percakapan pribadi, sumber yang sering terabaikan.

Informasi dalam dunia ilmiah terdiri dari dua macam: Informasi resmi yang tersedia dari
sumber-sumber yang asli dan terpercaya, dan informasi tidak resmi yang didapat dari sumber-
sumber berupa kenalan pribadi. Informasi sangatlah penting bagi kesuksesan dalam penelitian
ilmiah. Semakin ahli sang ilmuwan, semakin besarlah usaha yang ia lakukan agar menjadi yang
pertama mendapatkan informasi terpercaya yang belum dipublikasikan.

Sebuah aspek lain dari lingkungan yang membantu menyalakan gen-gen bermanfaat
adalah lingkungan yang menghargai kerja keras. Mengetahui bahwa Anda akan mendapatkan
kembali apa yang Anda tanam memotivasi orang-orang untuk bekerja lebih keras.

Orang-orang yang sukses dan telah mendapatkan hasil yang mereka inginkan memiliki
satu hal yang sama. Mereka memiliki pandangan yang positif dalam hidup. Ia juga mampu
mengabdikan dirinya semata-mata untuk pekerjaan yang tengah dikerjakannya tanpa
mengkhawatirkan masa depan. Ini merupakan ciri-ciri orang yang gennya telah menyala.

Pelajaran Mengenai Kehidupan dari Dalam Lab

Dalam setiap penemuan, Anda sering menemukan cerita yang menarik di baliknya.
Sebagai contoh, ambil saja penggabungan sel. Teknologi masa kini memungkinkan kita untuk
menggabungkan sel-sel manusia dengan fungi, tetapi kemungkinan ini ditemukan semata-mata
karena kecelakaan. Seorang mahasiswa tengah melakukan percobaan, namun usahanya selalu
gagal walaupun ia mematuhi kata demi kata instruksi profesornya. Karena frustasi, ia pun
memasukkan suatu zat yang sepertinya benar-benar tidak ada hubungannya dengan instruksi
tersebut. Fusi atau penggabungan pun terjadi dan sebuah penemuan baru ditemukan.

Kazuo menyebut aspek di balik layar ini sebagai “ilmu pengetahuan malam” yang
merupakan kebalikan dari “ilmu pengetahuan siang”, yang terdiri dari kuliah, meneliti objek-
objek di bawah mikroskop, atau mempresentasikan temuan riset dalam berbagai pertemuan. Ilmu
pengetahuan siang bersifat rasional dan objektif dengan logika yang jelas dan teratur. Di lain
pihak, ilmu pengetahuan malam mengambil petunjuk-petunjuk penting dari intuisi, inspirasi, dan
pengalaman-pengalaman yang tidak biasa.

Orang-orang Jepang sering berkata, “Keinginan yang bersungguh-sungguh dapat


mencapai langit,” tetapi pengalaman menyebabkan saya beranggapan bahwa mungkin pemikiran
yang sungguh-sungguh seperti itu sebenarnya dialirkan menuju gen dalam sel-sel kita dan bukan
ke langit.

Keajaiban Cetak Biru Kehidupan

Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, setiap gen mengandung informasi yang
sangat banyak yang sebanding dengan beribu-ribu buku. Karena gen adalah cetak biru yang
mendasari setiap organisme hidup, isi gen tidak pernah berubah kecuali dalam situasi yang tidak
biasa, misalnya mutasi.

Informasi genetik tersimpan dalam kode empat basa yang terwakili dengan huruf-huruf
A, T, C, dan G. Urutan merekalah yang memberi instruksi untuk sintesis protein. Setiap gen
mengandung lebih dari tiga miliar huruf-huruf kimia ini. Tetapi, jika satu saja huruf ini hilang
dari urutannya, protein itu tidak akan dapat dibentuk sesuai dengan instruksinya. Contohnya,
seorang bayi akan terlahir tanpa tangan jika gen yang penting bagi pembentukan tangan tersebut
rusak.

Kecenderungan untuk mengantuk pada malam hari dan bangun pada pagi hari, atau
sebaliknya kecenderungan makhluk-makhluk nokturnal untuk aktif setelah matahari terbenam,
menunjukkan adanya gen yang mengontrol perputaran ini. Gen ini disebut “gen jam”, dan
ditemukan pertama kali pada tikus pada tahun 1977 oleh sebuah tim riset di Universitas
Northwestern di Amerika Serikat.

Kita yakin bahwa gen terkait dengan berbagai macam perilaku. Kita akan memahami
lebih banyak mengenai hal ini dalam waktu dekat dengan terus berjalannya riset. Hal ini bisa
menimbulkan kemungkinan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dengan mengubah gen
dan karakternya. Tetapi, kita juga tidak boleh lupa bahwa pada manusia, faktor-faktor
lingkungan juga memegang peranan yang penting. Mengubah gen seseorang tidak akan berarti
jika gen tersebut tidak teraktivasi.

Dalam teori evolusi Darwin, manusia, hewan, dan tumbuhan berevolusi selama bermiliar-
miliar tahun. Konsep utamanya adalah kelangsungan hidup yang paling layak melalui seleksi
alam. Hanya yang cukup kuat beradaptasi pada lingkungan yang terus berubahlah yang dapat
bertahan. Pada dasarnya, mekanisme yang terlibat dalam evolusi adalah perubahan genetik.

Gen kita mengandung informasi genetik dari masa lalu kita, termasuk gen-gen milik ikan
dan reptil. Sementara dalam rahim, fetus berubah dengan cepat melalui tahap-tahap
perkembangan evolusi manusia. Dengan kata lain, embrio mengulang seluruh rangkaian evolusi,
yang menunjukkan bahwa sejarah evolusi tercetak dalam gen kita.

Motoo Kimura, seorang ahli genetik yang terkenal dengan teori evolusi netral yang ia
kembangkan sebagai reaksi atas teori Darwin, menyatakan bahwa kemungkinan sesosok
makhluk hidup dapat dilahirkan sama dengan kemungkinan satu orang memenangi lotre seratus
juta dollar berturut-turut selama satu juta kali. Seharusnya kita menyadari kenyataan bahwa
lahirnya kita saja adalah suatu prestasi yang ajaib.

Semakin mempelajari topik ini, Kazuo terkagum-kagum akan sistem yang begitu indah
menyusun tubuh manusia. Kenyataan bahwa informasi teramat kecil yang terkandung dalam sel
kita bisa memengaruhi karakter, tingkah laku, kesehatan, dan penyakit telah menawan hati
Kazuo sebagai seorang ilmuwan. Adanya cetak biru kehidupan ini begitu mengagumkan
sehingga beranggapan bahwa tentunya semua ini memiliki asal mula yang ilahi. Hal ini membuat
Kazuo sangat menyadari adanya keberadaan “Sesuatu yang Agung”.

Menggabungkan Ilmu Pengetahuan dengan Ketuhanan

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, menjadi semakin sulit untuk menentukan apa
yang berguna dan apa yang berbahaya bagi masyarakat. Inilah mengapa bioteknologi, termasuk
rekayasa genetika, telah menjadi fokus begitu banyak perdebatan dan mengapa kelahiran domba
hasil klon pertama di Inggris pada 1997 memicu kontroversi internasional.

Modifikasi genetik tidak melanggar hukum-hukum alam, juga tidak menjadikan hal tidak
mungkin menjadi mungkin. Sebenarnya, modifikasi genetik menjadikan yang sebelumnya
hampir tidak mungkin menjadi mungkin. Namun, sedikit peringatan memang diperlukan. Sama
seperti makanan sehat jika dimakan secara berlebih bisa menjadi berbahaya, teknologi ini pun
pada dasarnya memiliki resiko. Apa pengaruhnya terhadap masa depan kita akan bergantung
pada bagaimana teknologi ini digunakan.

Kazuo sering dibanjiri oleh perasaan takjub dan kagum dalam penelitian akan informasi
genetik. Siapakah yang mungkin dapat menuliskan cetak biru kehidupan yang begitu indah ini?
Rasanya tidak mungkin jika informasi ini terjadi hanya karena kebetulan. Oleh karenanya,
mengakui bahwa hal ini adalah suatu keajaiban yang jauh melebihi pengertian atau kapasitas
manusia. Hal ini membawa pada keputusan akan adanya sesuatu yang lebih besar. “Sesuatu yang
Agung”.

Ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dalam abad ini. Setiap orang bebas untuk
menetapkan keyakinan mereka pada ilmu pengetahuan jika memang itu pilihan mereka, tetapi
ilmu pengetahuan sendiri tidak akan dapat memecahkan segalanya. Pada saat yang sama, jurang
pemisah antara agama dan ilmu penegtahuan terus melebar, dan manusia modern yang telah
terbiasa akan pemikiran-pemikiran ilmiah tidak lagi yakin pada ajaran-ajaran agama.

Di era modern ini memang tidak lagi mungkin menerima suatu agama yang dipenuhi oleh
tradisi-tradisi yang ketinggalan zaman, tetapi pada saat yang sama kita pun tidak boleh
menyandarkan seluruh keyakinan kita pada ilmu pengetahuan. Jadi, apakah yang dapat kita
lakukan? Kazuo memberikan tiga saran yang berguna dalam hidup yaitu (1) memiliki niat yang
mulia, (2) hidup dengan rasa terima kasih, dan (3) berpikir positif.

Anda mungkin juga menyukai